Anda di halaman 1dari 34

Hak Atas

Kekayaan
Intelektual
Ninda Sulistiani XII OTKP 2
Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

Hak Paten dalam


01 Kewirausahaan 02 Hak Cipta

Ruang Lingkup
03 HAKI
01
HAK PATEN
dalam
Kewirausahaan
Mengenal Hak Paten
Paten merupakan jenis persetujuan suatu perusahaan atau
distributor tunggal dari suatu merek dagang yang
memberikan hak ekslusif kepada pihak yang bersangkutan
dengan imbalan royalti serta menyesuaikan prosedur operasi
standar. Menurut UU Hak Paten No. 14 Tahun 2001 (UU
Hak Paten 2001), hak paten diberikan untuk penemuan yang
memenuhi syarat kebaruan, mengandung langkah inventif,
dan dapat diterapkan dalam industri selama 20 tahun.
Subjek Paten
Ketentuan mengenai subjek Paten diatur dalam Pasal 10 UU
No. 14 Tahun 2001 tentang Paten. Dalam ketentuan tersebut,
dinyatakan bahwa yang berhak memperoleh Paten adalah
inventor atau yang menerima lebih lanjut hak inventor yang
bersangkutan. Jika suatu invensi dihasilkan oleh beberapa ecara
bersama sama, hak atas invensi tersebut dimiliki secara
bersama-sama oleh para inventor yang bersangkutan, kecuali
jika terbukti lain. Jika terbukti lain yang dianggap sebagai
inventor adalah seorang atau beberapa orang yang untuk
pertama kali dinyatakan sebagai inventor dalam permohonan.
Hak Pemegang Paten
1) Mereka yang dikatakan pemegang paten dapat memiliki hak eksklusif dalam
melaksanakan paten yang dimilikinya sehingga orang lain dilarang
melaksanakannya tanpa persetujuannya.
2) Mereka yang dikatakan pemegang paten berhak atas memberikan sebuah
lisensi kepada orang lain berdasarkan perjanjian yang terdapat dalam surat
perjanjian lisensi.
3) Atas temuannya, pemegang paten berhak untuk melakukan gugatan atas ganti
rugi melalui pengadilan negeri setempat, kepada siapa pun, yang dengan
sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan yang telah dijelaskan dalam butir
I di atas.
4) Pemegang paten berhak untuk melakukan tuntutan kepada orang yang dengan
sengaja dan tanpa hak melanggar hak pemegang paten dengan dasar
melakukan suatu tindakan yang telah dijelaskan dalam butir a di atas.
Kewajiban Pemegang Paten
1) Mereka yang mempunyai hak paten tentu harus membayar
semua biaya pemeliharaan paten atau yang biasa disebut
biaya tahunan.
2) Wajib dalam melaksanakan paten yang berlaku di wilayah
Indonesia, kecuali pelaksanaan paten yang demikian
dilakukan secara ekonomi hanya layak dalam skala regional
serta terdapat adanya pengajuan permohonan tertulis dari
pemegang paten dan permohonan tersebut harus disertai
dengan berbagai alasan serta bukti yang sudah diberikan oleh
instansi yang berwenang dan telah disetujui oleh Ditjen
Syarat-syarat Penemuan yang Dapat Dipatenkan
Berikut berbagai syarat penemuan yang dapat dipatenkan berdasarkan Pasal 2 ayat
(1) UU Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten:
1. Bersifat Baru
Penemuan baru merupakan penemuan yang sangat berbeda dengan penemuan
lainya dan memang baru pertama kali ada. Penemuan ini juga perlu dibuktikan
dengan mengetahui teknologi tersebut telah diumumkan atau belum, baik di
Indonesia maupun di luar negeri. Secara lebih lengkap, teknologi tersebut
dianggap telah diumumkan apabila dalam jangka waktu 6 bulan sebelum tanggal
penerimaan telah dipertunjukkan dalam suatu pameran internasional di Indonesia
atau di luar negeri secara resmi atau telah digunakan di Indonesia dalam rangka
percobaan dengan tujuan penelitian dan pengembangan.
Syarat-syarat Penemuan yang Dapat Dipatenkan
2. Mengandung Langkah Inventif
Penemuan dianggap mengandung langkah inventif apabila seorang penemu
memiliki keahlian di bidang yang ditekuninya sehingga dapat menghasilkan
produk yang tidak diduga sebelumnya. Penilaian ini harus dilakukan dengan
memperhatikan keahlian yang ada pada saat permohonan diajukan.
3. Dapat Diterapkan dalam Skala Industri
Sebaiknya, sebuah penemuan dapat diterapkan dalam skala industri. Maksudnya,
penemuan tersebut memang dilaksanakan untuk keperluan industri. Selain itu,
sesuai dengan paten yang dimohonkan. Bentuknya juga dapat berupa produk atau
alat baru yang memiliki nilai kegunaan praktis. Tentunya nilai kegunaan praktis ini
disebabkan oleh bentuk, konfigurasi, konstruksi, atau komponennya.
Pengalihan Isu
Hak paten merupakan hak yang dimiliki seseorang supaya tidak
diklaim oleh orang lain. Namun, ada kalanya Anda dapat
mengalihkan hak paten kepada orang lain layaknya hak milik. Hal
tersebut ditegaskan dalam Pasal 66. Pasal tersebut menjelaskan
bahwa hak paten dapat dialihkan karena beberapa hal berikut.
 Pewarisan.
 Hibah.
 Wasiat.
 Perjanjian tertulis.
 Sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan.
Pengalihan Isu
Setiap pihak dapat mengajukan permohonan lisensi (wajib) kepada
Ditjen HAKI untuk melaksanakan paten setelah lewat waktu 36
bulan terhitung sejak tanggal pemberian paten.
Lisensi-wajib akan berakhir apabila:
 Alasan yang dijadikan dasar bagi pemberian lisensi-wajib tidak
ada lagi,
 Penerima lisensi-wajib tidak melaksanakan lisensi-wajib tersebut
atau tidak melakukan usaha persiapan yang sepantasnya untuk
segera melaksanakannya, dan
 Penerima lisensi-wajib tidak lagi menaati syarat dan ketentuan
lainnya termasuk pembayaran royalti yang ditetapkan dalam
Pembatalan Paten
Seperti dengan hak milik, hak paten juga dapat dibatalkan.
Pembatalan hak paten dalam undang-undang ditegaskan bahwa ada
tiga macam pembatalan hak paten, yaitu batai demi hukum, batal atas
permohonan pemegang paten, dan adanya gugatan.
02

HAK CIPTA
Sejarah Hak Cipta
 Pada tahun 1958, Perdana Menteri Djuanda menyatakan Indonesia
keluar dari Konvensi Bern agar para intelektual Indonesia bisa
memanfaatkan hasil karya cipta, dan karsa bangsa asing tanpa
harus membayar royalti.
 Pada tahun 1982. Pemerintah Indonesia mencabut pengaturan
tentang hak cipta berdasarkan Auteurswet 1912 Staatsblad Nomor
600 Tahun 1912 dan menetapkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
1982 tentang Hak Cipta, yang merupakan undang-undang hak cipta
pertama di Indonesia. Undang-undang tersebut kemudian diubah
dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987, Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 1997, dan terakhir dengan Undang-Undang
Sejarah Hak Cipta
 Pada tahun 1994, pemerintah meratifikasi pembentukan Organisasi
Perdagangan Dunia (World Trade Organization – WTO), yang
mencakup pula Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual
Propertyrights – TRIPS (“Persetujuan tentang Aspek-Aspek
Dagang Hak Kekayaan Intelektual”). Ratifikasi tersebut
diwujudkan dalam bentuk Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994.
 Pada tahun 1997, pemerintah meratifikasi kembali Konvensi Bern
melalui Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1997 dan
meratifikasi World Intellectual Property Organization Copyrights
Treaty (“Perjanjian Hak Cipta WIPO”) melalui Keputusan Presiden
Nomor 19 Tahun 1972.
Dasar Hukum Hak Cipta
Hukum tentang hak cipta dapat ditemukan di Pasal 2, 3, dan 4 UU No. 19 Tahun 2002. Pasal
tersebut berbunyi sebagai berikut.
a. Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang hak cipta untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya yang timbul secara otomatis setelah suatu
ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
b. Pencipta dan/atau pemegang hak cipta atas karya sinematografi dan program komputer
memiliki hak untuk memberikan izin atau melarang orang lain yang tanpa persetujuannya
menyewakan ciptaan tersebut untuk kepentingan yang bersifat komersial.
c. Hak cipta yang dimiliki oleh pencipta yang setelah penciptanya meninggal dunia, menjadi
milik ahli warisnya atau milik penerima wasiat, dan hak cipta tersebut tidak dapat disita,
kecuali jika hak itu diperoleh secara melawan hukum.
d. Hak cipta yang tidak atau belum diumumkan yang setelah penciptanya meninggal dunia,
menjadi milik ahli warisnya atau milik penerima wasiat, dan hak cipta tersebut tidak dapat
Hak Cipta yang Dilindungi dan Tidak Dilindungi
oleh Pemerintah
Dilindungi Tidak Dilindungi
 Buku, pamflet, perwajahan karya  Hasil karya yang belum diwujudkan
tulis, uang diterbitkan, dan semua dalam bentuk nyata.
hasil karya tulis lainnya.  Ide, prosedur, sistem, metode,
 Ceramah, kuliah, pidato, dan konsep, prinsip, temuan atau data
ciptaan sejenis lainnya. walaupun telah diungkapkan,
 Alat peraga yang dibuat untuk dinyatakan dengan digambarkan,
kepentingan pendidikan dan ilmu dijelaskan, atau digabungkan dalam
pengetahuan. sebuah ciptaan.
 Dll  Putusan pengadilan atau ketetapan
hakim dan kitab suci atau simbol
Cara Pendaftaran Hak Cipta

Berikut berbagai tahapan dalam melakukan pendaftaran


hak cipta.
1) Mengisi formulir pendaftaran ciptaan rangkap dua.
2) Surat permohonan pendaftaran ciptaan dengan
mencantumkan: nama dan kewarganegaraan.
3) Uraian ciptaan rangkap dua
Manfaat Merek Dagang
Menurut Keller dalam Tjiptono (2005), merek bermanfaat bagi produsen. Adapun
manfaat merek bagi produsen adalah sebagai berikut.
1) Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan
produk bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian sediaan dan
pencatatan akuntansi.
2) Bentuk proteksi terhadap fitur atau aspek produk yang unik. Signal tingkat
kualitas bagi para pelanggan yang puas sehingga mereka bisa dengan mudah
memilih dan membelinya lagi di lain waktu.
3) Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari
para pesaing
4) Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas
pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen.
03
RUANG
LINGKUP
HAKI
Sejarah Hak Cipta
Zaman dahulu, tahun 600 sebelum Masehi, seseorang dari Yunani
bernama Peh Riad menemukan dua tanda baca, yaitu titik (.) dan
koma (,). Anaknya bernama Apullus menjadi pewarisnya dan pindah
ke Romawi. Pemerintah Romawi memberikan pengakuan,
perlindungan, dan jaminan terhadap karya cipta ayahnya itu. Setiap
penggunaan, penggandaan, dan pengumuman atas penemuan Peh
Riad. Apullus memperoleh penghargaan dan jaminan sebagai
pencerminan pengakuan hak tersebut. Apullus ternyata orang yang
bijaksana, dia tidak menggunakan seluruh honorarium yang
diterimanya. Honor titik (.) digunakan untuk keperluan sendiri sebagai
ahli waris, sedangkan honor koma (,) dikembalikan ke pemerintah
Pengertian Hak Cipta
Pengertian hak cipta menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2002, yaitu “Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau
penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak
ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak
mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku” (Pasal 1 Butir 1).
Pengertian hak cipta menurut Pasal 2 UUHC “Hak Cipta adalah hak
khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan
atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin untuk itu
dengan tidak mengurangi pembatasan pembatasan menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku.”
Kedudukan Hak Cipta
Mengenai kedudukan hak cipta, sudah ditetapkan pula oleh
UUHC bahwa hak cipta dianggap sebagai benda bergerak
(pasal 3 ayat (1)).
Khusus mengenai perjanjian, Pasal 3 ayat (2) menyaratkan
harus dilakukan dengan akta, dengan ketentuan bahwa
perjanjian itu hanya mengenai wewenang yang disebut di
dalam akta tersebut. Pentingnya akta perjanjian adalah tidak
lain dimaksudkan untuk memudahkan pembuktian peralihan
hak kita apabila terjadi persengketaan di kemudian hari.
Masa Berlakunya Hak Cipta
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3
Bersifat Orisinal Bersifat Pengaruh Waktu
Derivatif
Bentuk karya cipta Pelindungan Karya cipta yang
yang sifatnya asli atau hukum atas kualitasnya tidak
original, perlindungan
hukumnya berlaku
karya cipta yang begitu tahan,
selama hidup pencipta bersifat tiruan perlindungan
dan terus berlanjut berlaku selama hukumnya
sampai dengan 50 50 tahun. berlaku selama
tahun setelah pencipta 25 tahun
meninggal.
Hak dan Wewenang Menuntut

Penyerahan hak cipta atau seluruh ciptaan ke pihak lain


tidak mengurangi hak pencipta atau ahli waris untuk
menuntut seseorang yang tanpa persetujuannya, yaitu
sebagai berikut.
• Meniadakan nama pencipta yang tercantum pada
pencipta itu.
• Mencantumkan nama pencipta pada penciptaannya.
• Mengganti atau mengubah judul ciptaan.
• Mengubah isi ciptaan
Hak Kekayaan Industri (Industrial Property
Rights
a. Paten (Patent)
Paten merupakan hak khusus yang diberikan negara kepada
penemu atas hasil penemuannya di bidang teknologi untuk jangka
waktu tertentu melaksanakan sendiri penemuannya tersebut atau
memberikan pesetujuannya kepada orang lain untuk
melaksanakannya.
b. Merek (Trademark)
Merk adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-
angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut
Hak Kekayaan Industri (Industrial Property
Rights
c. Rancangan (Industrial Design)
Rancangan dapat berupa rancangan produk industri dan rancangan industri.
Rancangan industri adalah suatu kreasi bentuk, konfigurasi, atau komposisi,
garis atau warna, atau gabungan dari semuanya yang berbentuk tiga dimensi dan
mengandung nilai estetika serta dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau
dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, atau
komoditas industri, dan kerajinan tangan.
d. Rahasia Dagang (Trade Secret)
Informasi rahasia dagang adalah informasi di bidang teknologi atau bisnis yang
tidak diketahui oleh umum dan mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam
kegiatan usaha serta dijaga kerahasiaannya oleh pemiliknya.
Hak Kekayaan Industri (Industrial Property
Rights
e. Indikasi Geografi (Geographical Indications)
Indikasi geografi adalah tanda yang menunjukkan asal suatu barang
karena faktor geografis (faktor alam atau faktor manusia dan
kombinasi dari keduanya telah memberikan ciri dan kualitas
tertentu dari barang yang dihasilkan).
f. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (Layout Design of Integrated
Circuit)
Denah rangkaian, yaitu peta (plan) yang memperlihatkan letak dan
interkoneksi dari rangkaian komponen terpadu (integrated circuit),
Hak Kekayaan Industri (Industrial Property
Rights
g. Perlindungan Varietas Tanaman (Plant Variety Protection)
Perlindungan varietas tanaman adalah hak khusus yang diberikan
negara kepada pemulia tanaman atau pemegang PVT atas varietas
tanaman yang dihasilkannya untuk jangka waktu tertentu
menggunakan sendiri varietas tersebut atau memberikan
persetujuan kepada orang atau badan hukum lain untuk
menggunakannya.
Sifat Hukum HAKI

Hukum yang mengatur HAKI bersifat teritorial, pendaftaran


ataupun penegakan HAKI harus dilakukan secara terpisah di
masing-masing yurisdiksi bersangkutan. HAKI yang
dilindungi di Indonesia adalah HAKI yang sudah
didaftarkan di Indonesia. Dasar hukum HAKI antara lain
sebagai berikut.
Dasar Hukum HAKI
Perjanjian Internasional
1)Berne Convention 1883-Hak Cipta.
2)Paris Convention 1886-Paten, Merek, Desain Industri. (Agreement Trade
Related
3)Perjanjian TRIPs (Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual
Property Rights)-WTO 1994
4)Konvensi lainnya yang berkaitan dengan teknis antara lain WCT, WPPT,
MadridProtokol, dan PCT.
Undang-Undag Nasional
1) UU No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.
2) UU No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.
3) UU No. 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
Pentingnya HAKI
Secara umum, disepakati bahwa Hak Atas Kekayaan
Intelektual (selanjutnya disebut HAKI) memegang peranan
penting dalam pertumbuhan ekonomi saat ini. Pada hasil
kajian World Intellectual Property Organization (WIPO)
dinyatakan pula bahwa HAKI memperkaya kehidupan
seseorang, masa depan suatu bangsa secara material,
budaya, dan sosial.
Sejarah Perkembangan Perlindungan
HAKI di Indonesia
Secara historis, peraturan perundang-undangan di bidang HAKI di
Indonesia telah ada sejak tahun 1840. Pemerintah kolonial Belanda
memperkenalkan undang undang pertama mengenai perlindungan
HAKI pada tahun 1844. Selanjutnya, pemerintah Belanda
mengundangkan Undang-Undang Merek tahun 1885, Undang Undang
Paten tahun 1910, dan Undang-Undang Hak Cipta tahun 1912.
Indonesia yang pada waktu itu masih bernama Netherlands East-Indies
telah menjadi anggota Paris Convention for the Protection of Industrial
Property sejak tahun 1888, anggota Madrid Convention dari tahun 1893
sampai dengan 1936, dan anggota Berne Convention for the Protection
of Literaty and Artistic Works sejak tahun 1914. Pada zaman
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai