Anda di halaman 1dari 100

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

IMUNOLOGI DASAR

Sub Judul
Nama Kota, Tanggal

1
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Pendahuluan
• Kondisi sistem kekebalan tubuh menentukan
kualitas hidup.
• Bayi , pembentukan sistem kekebalan
tubuhnya belum sempurna, memerlukan ASI
untuk membantunya.

2
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• Semakin dewasa, sistem kekebalan tubuh


terbentuk sempurna.
• Lanjut usia, sistem kekebalan tubuh secara
alami menurunpenyakit degeneratif /
penyakit penuaan.

3
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• Stres dan pola hidup modern  polusi


• Diet tidak seimbang, kelelahan menurunkan
daya tahan tubuh memerlukan antibodi.
• Gejala < daya tahan tubuh sering terabaikan
 timbul berbagai penyakit infeksi, penuaan
dini pada usia produktif.

4
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Learning outcomes
• SISTEM IMUN
• SEL-SEL SISTEM IMUN
• KOMPLEMEN
• ANTIGEN –ANTIBODI
• SITOKIN
• REAKSI HIPERSENSIVITAS
• INFLAMASI
• AUTOIMUNITAS DAN DEFISIENSI IMUN
5
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Pengertian
• Imunitas atau kekebalan
– sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh
terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan
membunuh patogen serta sel tumor.
• Respon imun
– Kumpulan respon thd substansi asing yg terkoordinasi
• Sistem imun
– Sel & molekul yg bertanggung jawad dlm imunitas

6
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Imunologi ?
• ilmu yang mempelajari antigen, antiobodi dan
fungsi pertahanan tubuh host yang
diperantarai oleh sel, terutama yg
berhubungan ;
– imunitas thd penyakit
– reaksi biologis
– hipersensitifitas, alergi dan penolakan benda asing

7
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

DEFINISI
• Immunology (Latin): Immunis + Logos
• Imunologi (Immunology): Studi tentang mekanisme
biologis dari Seluler, Molekular serta fungsional
Sistim Imun.
• Sistim Imun (Immune System): Sistim yang terdiri
dari Molekuler, Seluler, Jaringan dan Organ yang
berperan dalam proteksi/ kekebalan tubuh
• Imunitas (Immunity): Proteksi dari Penyakit Infeksi

8
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

SISTEM IMUN
1. Bawaan (the innate immune system )
 respon imun non spesifik
2. Diperoleh (the adaptive/acquired immune
system)
 respon imun spesifik

9
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

SEL-SEL SISTEM IMUN NON SPESIFIK


1. Sel Fagosit
• Fagosit mononuklier
– Sel monosit
– Sel makrofag hasil differensiasi sel monosit di berbagai jaringan fagosit
profesional dan sel APC (Antigen Presenting Cell)
•Fagosit polimorfonuklier
• –Neutrofil Soldiers of the body 7-10 jam
• –Eosinofil melawan inf parasit
• –Basofil bagian terkecil mediator
• •Fagosit frustasi pelepasan lisozim keluar sel

10
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Fungsi sistem imun


• Melindungi tubuh dari penyebab penyakit
 menghancurkan dan menghilangkan
mikroorganisme (bakteri, parasit, jamur,
dan virus, serta tumor)

11
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• Menghilangkan jaringan /sel mati /rusak 


perbaikan jaringan
• Mengenali dan menghilangkan sel yang
abnormal.
• Sasaran utama yaitu bakteri patogen dan
virus. Sistem imun yang sehat adalah sistem imun
yang seimbang , bisa meningkatkan
kemampuan tubuh dalam melawan penyakit.

12
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Respon Imun
• Deteksi dan mengenali benda asing
• Komunikasi dengan sel lain untuk berespons
• Rekruitmen bantuan dan koordinasi respons
dan destruksi /supresi penginvasi

13
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

KEKEBALAN

ALAM (Natural) DIDAPAT (Acquired)

AKTIF PASIF

ALAM BUATAN ALAM BUATAN


(Kongenital)

SAKIT VAKSINASI TRANSPLASENTA SERUM HIPERIMUN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN Reaksi respon imun terhadap
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin antigen

Antigen
Toleransi

Respon imun

Alamiah Adaptif /diperoleh


(Nonspesifik) (spesifik)

Humoral Seluler Humoral Seluler


MACAM RESPON IMUN 2. Diperoleh (the
1. Bawaan (the innate adaptive/acquired immune
immune system ) system)

 respon imun non  respon imun spesifik


spesifik
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

SISTEM IMUN

NONSPESIFIK (alamiah) SPESIFIK (adaptif)

FISIK LARUT SELULAR HUMORAL SELULAR

• BIOKIMIA : Lisozim, SEL B : SEL T :


• Kulit Sebaseous, • IgG • Th1
FAGOSIT :
• Saluran Asam lambung, Sel MN, PMN • IgA • Th2
pernapasan Laktoferin, Asam • Sel NK
• Saluran cerna neuraminik • Sel MAST • IgM • Ts/Tr/Th3
• Membran • HUMORAL :
mukosa
• Basofil • IgD • Tdth
Komplemen, Inter
feron, Crp • IgE • CTL/Tc
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

JENIS-JENIS SISTEM IMUN


1. Sistem imun non spesifik, natural / sudah ada dalam tubuh
/pembawaan (PERTAHANAN FISIK, KIMIAWI DAN BIOLOGIS)

– Pertahanan tubuh terdepan dalam melawan mikroorganisme.


– Non spesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu.

Terdiri dari:
a) Pertahanan fisik/mekanik
Kulit, selaput lendir , silia saluran pernafasan, batuk, bersin 
mencegah berbagai kuman patogen kedalam tubuh.

17
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Fisik
- Tersebar diseluruh tubuh
- Sumsum tulang, timus, darah, KGB, limpa, sal nafas, saluran cerna, sal
kemih dan jaringan
- Berasal dari sel prekursor multipoten dalam sumsum tulang

Kulit Membran mukosa


•Barier fisik • Barier fisis
•Barier kimiawi • Barier kimiawi
•Flora bakterial

Saluran pernapasan Saluran cerna


• Membran mukosa • Membran mukosa
• Epitel bersilia • Asam dan basa
• Flora bakterial
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

b) Pertahanan biokimia
• Sekresi mukosa saluran nafas, kelenjar
sebaseus kulit, kel kulit, telinga, spermin
dalam semen.
• HCL (dalam cairan lambung) , lisozim (dalam
keringat, ludah , air mata dan air susu) 
melindungi tubuh dari kuman gram positif.
19
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

- lisozim (keringat, ludah, air mata, ASI) menghancurkan


dinding sel kuman gram positif
- Laktoferin & asam neuraminik (ASI)  anti bakterial E coli
& staphylococus
- HCl, enzim proteolitik, empedu  lingkungan ~ cegah
infeksi bakteri
- Laktoferin & transferin (dr makrofag)  ikat zat besi
- Lisozim (dr makrofag)  hancurkan kuman gram negatif

20
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• ASI (laktoferin dan asam neuraminik) 


antibacterial terhadap E. coli dan
staphylococcus.
• Lisozim dari makrofag  menghancurkan
kuman gram negatif .
• Laktoferin dan transferin (dalam serum) 
mengikat zat besi.
21
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

c)  Pertahanan humoral (dg perantara antibodi)


• Komplemen (sekelompok protein plasma inaktif
yg bersirkulasi dlm darah)
– Menghancurkan sel membran bakteri
– Faktor kemotaktik (mengarahkan makrofag ke
tempat bakteri).
– Memudahkan   makrofag mengenal dan
memfagositosis (opsonisasi).
22
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• Protein fase akut


- kadar me pd infeksi akut, kerusakan jaringan
- Cara kerja
- opsonisasi  C-Reactive Protein (CRP) melapisi bakteri
 shg mudah dikenali & dimakan oleh makrofag 
fagositosis >>

23
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• Interferon
– Glikoprotein sebagai respons terhadap infeksi
virus.
– Sifat anti virus dengan menginduksi sel-sel sekitar
yang terinfeksi resisten terhadap virus.
– Mengaktifkan Natural Killer cell (sel NK).

24
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• C-Reactive Protein (CRP)


– Dibentuk tubuh saat infeksi
– Sebagai opsonin dan dapat mengaktifkan
komplemen.
– Protein yang kadarnya cepat meningkat (100 x
lebih) setelah infeksi / inflamasi akut.
– Dg bantuan Ca++ mengikat berbagai molekul
bakteri dan jamur.
25
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

d) Pertahanan seluler
• Fagosit
– Sel mononuclear (monosit dan makrofag) & sel
polimorfonuklear (neutrofil) sistem pertahanan
utama non spesifik.
– Antibody dapat meningkatkan fagosistosis
(opsonisasi).
– Antigen yang diikat antibody  mudah dikenal
oleh fagosit kemudian dihancurkan.
26
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

- Sel fagosit : monosit, makrofag, neutrofil, eosinofil

- Sel nul : sel Natural Killer


- Sel mediator : basofil, mastosit, trombosit

Mastosit
Sel Natural Killer
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Proses fagositosis
1. Kemotaksis  gerakan sel fagosit ke tempat
infeksi
2. Menelan
3. Memakan (fagositosis)  pembentukan
fagosom
4. Membunuh  lisozom, H2O2, mieloperoksida(
membentuk fagolisosom)
5. Mencerna

28
Fagositosis
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

1
Chemotaxis/bergerak Pathogen Fagosit/memakan

3 4 5
Menyerangan Membunuh Mencerna
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• Natural Killer cell (sel NK)


– Ditemukan dalam sirkulasi dan tidak mempunyai
ciri sel limfoid dari sistem imun spesifik disebut
sel non B non T (sel NBNT) atau sel poplasi ketiga.
– Menghancurkan sel yang mengandung virus / sel
neoplasma
– Interveron berpengaruh dalam mempercepat
pematangan dan efek sitolitik sel NK.

30
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

2. Sistem imun spesifik atau adaptasi

• Sistem komplek yg memberikan respon imun (humoral


dan seluler) utk menghadapi agent asing spesifik
(bakteri, virus, toksin dsb).
• Mengenal benda asing  sensitiasi sel-sel imun .
• Berpapasan kembali dengan benda asing yang sama,
 dikenal lebih cepat  dihancurkan .
• Kemampuan mengenal benda asing/antigen  spesifik
menghancurkan antigen yg sdh dikenal sebelumnya.

31
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• Cara sistem ini didapat :


1. Aktif
2. Pasif
• Dasar  INGATAN/MEMORI !!

32
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS
Respon imun NU SURABAYA
spesifik
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Sel B menemukan Sel B menunggu aktivasi Kemudian sel B


antigen dan menangkap dari sel T helper mengktivasi sel plasma
dan sel memori

Kmd sel plasma memproduksi Sel antibodi memfagosit Sel memori mengingat
antibodi untuk menyerang antigen terus apbl ada antigen
antigen yang sama
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

a)      Sistem imun spesifik humoral


– Diperankan Limfosit B / sel B berasal dari sel asal
multipoten.
– Rangsangan benda asing  berproliferasi dan
berkembang menjadi sel plasma yang dapat
menbentuk zat anti /antibody.
– Antibody yang dilepas dapat ditemukan didalam
serum.  pertahanan tehadap infeksi virus,
bakteri (ekstraseluler), dapat menetralkan
toksinnya.

34
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

b)      Sistem imun spesifik selular


– Limfosit T atau sel T berasal dari sel asal yang
sama dari sel B.
– Timus (timosin) , sebagai hormon Berpengaruh
terhadap diferensiasi sel T diperifer.
– Fungsi utama ; pertahanan terhadap bakteri yang
hidup intraseluler, virus, jamur, parasit, dan
keganasan.

35
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

SEL T
• Dibentuk di sumsum tulang,
pematangan di timus
• Mempunyai petanda permukaan
 membedakan dg sel B 
pemeriksaan rosette (+)
• Mempunyai petanda CD (cluster
differentiation)  sel T dlm
berbagai fase pertumbuhan
• Mempunyai petanda fungsional
 concanavalin A &
phytohemaglutinin
36
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Fungsi :
• membantu sel B memproduksi antibodi
• mengenal & menghancurkan sel terinfeksi
virus
• mengaktifkan makrofag dlm fagositosis
• mengontrol ambang & kualitas sistem imun
Jenis :
sel Th (helper), Ts (supresor), Td (delayed
hypersensitivity), Tc (cytotoxic)
37
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Sel B

SEL B
• Dibentuk & dimatangkan di sumsum tulang
• Imunitas yang diperantarai antibodi
• Tinggal di limfe dan kelenjar limfe, beredar di darah dan limfe

• Rangsangan antigen I  terbentuk IgM


• Selanjutnya akan terjadi switching  Ig A, Ig E. Ig D, Ig G
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

Sirkulasi limfosit
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Thymus

Sumsum tulang

Blood stream

Kelenjar
Limpa
limfe
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Imunitas spesifik dapat terjadi sebagai berikut:


• Alamiah
– Pasif  pemindahan antibody/sel darah putih
dari badan seorang ke orang lain, misalnya;
melalui plasenta dan kolostrum dari ibu ke anak.
– Aktif  mikroorganisme secara alamiah masuk
kedalam tubuh dan menimbulkan pembentukan
antibody .
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• Buatan  
– Pasif  Memberikan serum, antibody, antitoksin,
(tetanus, difteri, gangren gas, gigitan ular dan
difesiensi imun atau pemberian sel yang sudah
disensitisasi pada tuberkolosis dan hepar).
– Aktif  ditimbulkan dengan vaksinasi melalui
pemberian toksoid tetanus, antigen mikro
organism baik yang mati maupun yang hidup.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

 ANTIGEN DAN ANTIBODI


1. Antigen
a)   Pengertian
• molekul asing yang dapat menimbulkan respon imun
spesifik dari limfosit pada manusia dan hewan. 

Sifat
• Melekatkan Ab pd antigenic determinant/epitop
• Merangsang pembentukan Ab
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

b)     Letak Antigen


– Ditemukan di permukaan seluruh sel,
– Biasanya berat molekul besar misal protein /
polisakarida.
– Mengandung banyak protein dan polisakarida
yang bersifat antigen bisa bakteri, virus, protein,
karbohidrat, sel-sel kanker, dan racun.

44
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Karakteristik
– Asing (berbeda dari self )  utk menimbulkan
respon imun, molekul harus dikenal sebagai
nonself.
– Ukuran molekul
• Biasanya protein berukuran besar. 
– Kompleksitas kimiawi dan struktural tertentu

45
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

– Determinan antigenic (epitop)


• Unit terkecil dari antigen kompleks yang dapat diikat antibody

• Antigen dapat mempunyai satu atau lebih determinan. 


• Suatu determinan mempunyai ukuran lima asam amino atau
gula.
– Tatanan genetic penjamu
•  Dua strain binatang dari spesies yang sama dapat merespon
secara berbeda terhadap antigen yang sama karena
perbedaan komposisi gen respon imun.

46
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

– Dosis, cara dan waktu pemberian antigen


• Respon imun tergantung banyaknya antigen yang
diberikan ( jumlah dosis, cara dan waktu pemberian,
termasuk interval diantara dosis yang diberikan)

47
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• Syarat antigen yg baik :


- BM besar  40.000
- Kekakuan struktur
- Keasingan molekul
- Larut/tidak
- Kecepatan dihancurkan sel tubuh
- Jumlah antigen
48
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

d)     Pembagian Antigen

• Secara fungsional
– Imunogen, yaitu molekul besar (disebut molekul
pembawa).
– Hapten, yaitu kompleks yang terdiri molekul kecil.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• Pembagian antigen menurut epitop


– Unideterminan, univalent yaitu hanya satu jenis
determinan atau epitop pada satu     molekul.
– Unideterminan, multivalent yaitu hanya satu
determinan tetapi dua /lebih determian tersebut
ditemukan pada satu molekul.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

– Multideterminan, univalent yaitu banyak epitop


yang bermacam-macam tetapi hanya satu dari
setiap macamnya (kebanyakan protein).
– Multideterminan, multivalent yaitu banyak
macam determinan dan banyak  dari setiap
macam pada satu molekul (antigen dengan berat
molekul yang tinggi dan kompleks secara kimiawi).
(Baratawidjaja 1991: 14)

51
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• Pembagian antigen menurut spesifisitas


– Heteroantigen, yaitu antigen yang terdapat pada jaringan dari
spesies yang berbeda.
– Xenoantigen yaitu antigen yang hanya dimiliki spesies tertentu.
– Alloantigen (isoantigen) yaitu antigen yang spesifik untuk
individu dalam satu spesies.
– Antigen organ spesifik, yaitu antigen yang dimilki oleh organ
yang sama dari spesies yang berbeda.
– Autoantigen, yaitu antigen yang dimiliki oleh alat tubuh sendiri
(Baratawidjaja 1991: 14-15; Sell      : 9–10).
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• Pembagian antigen menurut ketergantungan


terhadap sel T
– T dependent yaitu antigen yang memerlukan
pengenalan oleh sel T dan sel B untuk dapat
menimbulkan respons antibodi.  Contoh adalah
antigen protein.
– T independent yaitu antigen yang dapat merangsang
sel B tanpa bantuan sel T untuk membentuk antibodi. 
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• Pembagian antigen menurut sifat kimiawi


– Hidrat arang (polisakarida)
• Umumnya imunogenik. 
• Glikoprotein dapat menimbulkan respon imun
terutama pembentukan antibodi. 
• Respon imun yang ditimbulkan golongan darah ABO,
mempunyai sifat antigen dan spesifisitas imun yang
berasal dari polisakarida pada permukaan sel darah
merah.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

– Lipid
• Biasanya tidak imunogenik, menjadi imunogenik bila
diikat oleh protein carrier. 
• Dianggap sebagai hapten, sebagai contoh adalah
sphingolipid.

55
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

– Asam nukleat
• Tidak imunogenik, menjadi imunogenik bila diikat oleh
protein carrier. 
– Protein
• Kebanyakan protein adalah imunogenik, pada umunya
multideterminan univalent.(Baratawidjaja 1991: 15)
•  
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

2. Antibodi
a)   Pengertian
• Protein immunoglobulin yang disekresi oleh
sel B yang teraktifasi oleh antigen.
• Tersusun dari protein untuk melawan sel-sel
asing .
• Diproduksi oleh sel-sel B
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

b)     Fungsi
– Mengikatkan diri pada antigen.
– Membusukkan struktur biologi antigen dan
menghancurkannya.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

c)      Sifat Antibodi


– Membuat antibodi spesifik
– Mengetahui polanya berdasarkan perasaan.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

ANTIBODI
Sekarang molekul antibodi di
sebut imunoglobulin
Dibentuk oleh sel plasma dr
limfosit B
Macam/bentuk:
1. Ig M
2. Ig G
3. Ig A
4. Ig D
5. Ig E
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin
BENTUK-BENTUK ANTIBODI

Klas Tempat Fungsi


IgG Bentuk antibodi utama Mengikat patogen, mengaktifkan
di sirkulasi komplemen, meningkatkan
fagositosis
IgM Di sirkulasi, antibodi Aktifkan komplemen,
terbesar menggumpalkan sel
IgA Di saliva dan susu Mencegah patogen menyerang sel
epitel traktus digestivus dan
respiratori.
Ig D Di sirkulasi dan Menandai kematuran sel B
jumlahnya paling
rendah
Ig E Membran berikatan Bertanggung jawab dalam respon
dengan reseptor basofil alergi dan melindungi dari serangan
dan sel mast dalam parasit cacing
jaringan
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Sistem imun non spesifik & spesifik  tidak dapat dipisahkan


secara tegas

Respon imun  terkendali   Autoimun, keganasan


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

Klasifikasi Antibodi
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• IgG (Imuno globulin G)


– Dihasilkan dalam waktu beberapa hari,
– Masa hidup beberapa minggu sampai beberapa
tahun.
– Beredar dalam tubuh,banyak terdapat pada darah,
sistem getah bening, dan usus.
– Mengikuti aliran darah, langsung menuju musuh
dan menghambatnya.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

– Mempunyai efek kuat anti-bakteri dan penghancur


antigen.
– Melindungi tubuh terhadap bakteri dan virus,
menetralkan asam yang terkandung dalam racun.
– Mampu menyelip di antara sel-sel dan
menyingkirkan bakteri serta musuh mikroorganis
yang masuk ke dalam sel-sel dan kulit.
– Dapat masuk ke plasenta ibu hamil dan
melindungi janin dari kemungkinan infeksi.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• IgA (Imuno globulin A)


– Terdapat pada daerah peka tempat tubuh melawan
antigen (air mata, air liur, ASI, darah, kantong-kantong
udara, lendir, getah lambung, dan sekresi usus).
– Secara struktur, IgA mirip satu sama lain.
– Mendiami bagian tubuh yang paling mungkin dimasuki
mikroba.
– Melindungi janin dari berbagai penyakit ( dalam
kandungan dan setelah kelahiran).
– IgA tidak terdapat dalam bayi yang baru lahir, tetapi
terdapat dalam ASI akan melindungi sistem pencernaan
bayi terhadap mikroba.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• IgM (Imuno globulin M)


– Terdapat pada darah, getah bening, dan pada
permukaan sel B.
– Antibodi pertama yang dihasilkan tubuh untuk
melawan musuh.
– Janin dalam rahim mampu memproduksi IgM
pada umur kehamilan enam bulan. Jika janin
terinfeksi kuman , produksi IgM janin akan
meningkat.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• IgD (Imuno globulin D):


– Terdapat dalam darah, getah bening, dan pada
permukaan sel B.
– Tidak mampu bertindak sendiri-sendiri,
menempelkan dirinya pada permukaan sel-sel T,
membantu sel T menangkap antigen.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• IgE (Imuno globulin E)


– Beredar dalam aliran darah.
– Bertanggung jawab memanggil para prajurit
tempur dan sel darah lainnya untuk berperang.
– Kadang menimbulkan reaksi alergi pada tubuh. 
kadar IgE tinggi pada tubuh mengalami alergi.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Proses Pembentukan Antibodi


• Terbentuk secara alami di dalam tubuh
diwariskan dari ibu ke janinnya melalui
inntraplasenta.
• Antibody yang dihasilkan bayi masih sangat
rendah, berkembang seiring perkembangan
seseorang.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• Pembentukan antibody karena terpapar


dengan antigen yang menghasilkan reaksi
imunitas :
– Saat antigen (bakteri salmonella) masuk  tubuh
merespon (karena dianggab benda asing).
– Bakteri ini sifatnya interseluler  tidak sanggup
untuk di hancurkan dalam makrofag karena
bakteri ini juga memproduksi toksin sebagai
pertahanan tubuh.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

e)  Reaksi Antigen dan Antibodi

• Lingkungan terdapat substansi bermolekul kecil


yang bisa masuk ke dalam tubuh  bisa menjadi
antigen bila melekat pada protein tubuh (hapten)
• Substansi tersebut lolos dari barier respon non
spesifik (eksternal / internal), masuk dan
berikatan dengan sel limfosit B yang akan
mensintesis pembentukan antibodi.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• Sebelum ketemu dengan antigen, sel-sel-B


menghasilkan IgM dan IgD yang tergabung
pada membran plasma (berfungsi sebagai
reseptor antigen).
• Sebuah antigen merangsang sel untuk
membuat immunoglobulin yang memiliki
daerah pengenalan spesifik untuk antigen itu.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• Limfosit membentuk immunoglobulin untuk


antigen yang sama.
• Pemaparan kedua terhadap antigen yang
sama memicu respon imun sekunder yang
segera terjadi dan meningkatkan titer antibodi
yang beredar sebanyak 10 sampai 100 kali
kadar sebelumnya.

73
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• Sifat molekul antigen yang memungkinkannya


bereaksi dengan antibodi disebut
antigenisitas.
• Kesanggupan molekul antigen untuk
menginduksi respon imun disebut
imunogenitas.
•  
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• Kategori Interaksi antigen-antibodi antara lain:


– Primer
Interaksi tingkat primer adalah saat kejadian awal
terikatnya antigen dengan antibodi pada situs
identik yang kecil, bernama epitop.
– Sekunder
Interaksi tingkat sekunder terdiri atas beberapa
jenis interaksi, di antaranya:
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• Netralisasi  jika antibodi secara fisik dapat


menghalangi sebagian antigen menimbulkan effect yang
merugikan.
– Contoh adalah dengan mengikat toksin bakteri, antibody
mencegah zat kimia ini berinteraksi dengan sel yang rentan.

• Aglutinasi  jika sel-sel asing yang masuk, misalnya


bakteri atau transfusi darah yang tidak cocok berikatan
bersama-sama membentuk gumpalan
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• Presipitasi  jika komplek antigen-antibodi


yang terbentuk berukuran terlalu besar,
sehingga tidak dapat bertahan untuk terus
berada di larutan dan akhirnya mengendap.

77
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• Fagositosis  jika bagian ekor antibodi yang


berikatan dengan antigen mampu mengikat
reseptor fagosit (sel penghancur)
memudahkan fagositosis korban yang
mengandung antigen tersebut.
• Sitotoksis  saat pengikatan antibodi ke antigen
juga menginduksi serangan sel pembawa antigen
oleh killer cell (sel K).
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

– Tersier  munculnya tanda-tanda biologik dari


interaksi antigen-antibodi yang dapat berguna
atau merusak bagi penderitanya.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

SISTEM KOMPLEMEN
• Sistem yang terdiri dari seperangkat kompleks
protein yang satu dengan lainnya sangat
berbeda.
• Pada kedaan normal beredar di sirkulasi darah
dalam keadaan tidak aktif, yang setiap saat
dapat diaktifkan melalui dua jalur ( jalur klasik
dan jalur alternatif).
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• Aktivasi sistem komplemen menyebabkan


interaksi berantai yang menghasilkan berbagai
substansi biologik aktif yang diakhiri dengan
lisisnya membran sel antigen.
• Aktivasi sistem komplemen tersebut selain
bermanfaat bagi pertahanan tubuh, juga dapat
membahayakan bahkan mengakibatkan
kematian,
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• Bila aktivasi komplemen akibat endapan


kompleks antigen-antibodi pada jaringan
berlangsung terus-menerus,  kerusakan
jaringan dan menimbulkan penyakit.
• Komplemen sebagian besar disintesis di dalam
hepar oleh sel hepatosit, dan juga oleh sel fagosit
mononuklear yang berada dalam sirkulasi darah.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• Komplemen C l juga dapat di sintesis oleh sel epitel


lain diluar hepar.
• Komplemen yang dihasilkan oleh sel fagosit
mononuklear akan disintesis ditempat dan waktu
terjadinya aktivasi.
• Sebagian dari komponen protein diberi nama
dengan huruf C: Clq, Clr, CIs, C2, C3, C4, C5, C6,
C7, C8 dan C9 berurutan
83
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

1.  Aktivasi Komplemen
a) Aktivasi komplemen jalur klasik
– Aktivitas C1 inhibitor
– Penghambatan C3 konvertase Pembentukan C3
konvertase dihambat oleh beberapa regulator.  
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

b)     Aktivasi komplemen jalur alternatif


– Disebut jalur properdin,
– terjadi tanpa melalui tiga reaksi pertama yang
terdapat pada jalur klasik (C1 ,C4 dan C2) , tidak
memerlukan antibodi IgG dan IgM. 
– Pada keadaan normal ikatan tioester pada C3
diaktifkan terus menerus dalam jumlah yang
sedikit
– Komplemen C3 dipecah menjadi frclgmen C3a dan
C3b. Fragmen C3b bersama dengan ion Mg++ dan
faktor B membentuk C3bB.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

– Fragmen C3bB diaktifkan oleh faktor D menjadi C3bBb yang aktif (C3
konvertase)
– Pada keadaan normal reaksi ini berjalan terus dalam jumlah kecil
sehingga tidak terjadi aktivasi komplemen selanjutnya. Lagi pula C3b
dapat diinaktivasi oleh faktor H dan faktor I menjadi iC3b, dan
selanjutnya dengan pengaruh tripsin zat yang sudah tidak aktif ini
dapat dilarutkan  dalam plasma.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• Tetapi bila pada suatu saat ada bahan atau zat yang dapat mengikat dan
melindurlgi C3b dan menstabilkan C3bBb sehingga jumlahnya menjadi banyak,
maka C3b yang terbentuk dari pemecahan C3 menjadi banyak pula, dan
terjadilah aktivasi komplemen selanjutnya. Bahan atau zat tersebut dapat
berupa mikroorganisme, polisakarida (endotoksin, zimosan), dan bisa
ular. Aktivasi komplemen melalui cara ini dinamakan aktivasi jalur
alternatif.

87
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

– Antibodi yang tidak dapat mengaktivasi jalur klasik misalnya


IgG4, IgA2 dan IgE juga dapat mengaktifkan komplemen
melalui jalur alternatif.
– Jalur alternatif mulai dapat diaktifkan bila molekul C3b
menempel pada sel sasaran. Dengan menempelnya C3b
pada permukaan sel sasaran tersebut, maka aktivasi jalur
alternatif dimulai; enzim pada permukaan C3Bb akan lebih
diaktifkan, untuk selanjutnya akan mengaktifkan C3 dalam
jumlah yang besar dan akan menghasilkan C3a dan C3b
dalam jumlah yang besar pula.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

– Pada reaksi awal ini suatu protein lain, properdin dapat ikut
beraksi menstabilkan C3Bb; oleh karena itu seringkali jalur ini
juga disebut sebagai jalur properdin. Juga oleh proses aktivasi ini
C3b akan terlindungi dari proses penghancuran oleh faktor H dan
faktor I. Tahap akhir jalur alternatif adalah aktivasi yang terjadi
setelah lingkaran aktivasi C3. C3b yang dihasilkan dalam jumlah
besar akan berikatan pada permukaan membran sel. Komplemen
C5 akan berikatan dengan C3b yang berada pada permukaan
membran sel dan selanjutnya oleh fragmen C3bBb yang aktif
akan dipecah menjadi C5a dan C5b. Reaksi selanjutnya seperti
yang terjadi pada jalur altematif (kompleks serangan membran).
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

2.      Efek Biologik Komplemen


• a)      Sitolisis
– Pada aktivasi sitolisis ini (kompleks serangan
membran) yang berfungsi adalah C5-C9. Proses lisis ini
dapat melalui jalur alternatif maupun jalur klasik.
• b)     Sifat biologik aktif
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Opsonisasi dan peningkatan fungsi fagositosis


• Fagositosis yang diperkuat oleh proses opsonisasi C3b dan
iC3b mekanisme pertahanan utama terhadap infeksi
bakteri dan jamur secara sistemik
• Fagositosis lebih meningkat jk bakteri juga berikatan
dengan antibodi IgG atau IgM.
• Melekatnya antibodi dan fragmen komplemen pada
reseptor spesifik yang terdapat pada sel fagosit juga
memacu untuk terjadinya fagositosis.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Anafilaksis dan kemotaksis


• C3a, C4a dan C5a disebut anafilatoksin oleh karena dapat memacu
sel mast dan sel basofil untuk melepaskan mediator kimia 
meningkatkan permeabilitas dan kontraksi otot polos vaskular.
• Reseptor C3a dan C4a terdapat pada permukaan sel mast, sel
basofil, otot polos dan limfosit.
• Reseptor C5a terdapat pada permukaan sel mast, basofil, netrofil,
monosit, makrofag, dan sel endotelium.
• Melekatnya anafilatoksin pada reseptor yang terdapat pada otot
polos kontraksi otot polos .
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• C5a mempunyai reseptor yang spesifik pada


permukaan sel-sel fagosit shg dapat menarik sel-
sel fagosit tersebut bergerak ke tempat
mikroorganisme, benda asing atau jaringan yang
rusak (kemotaksis).
• C5a dapat merangsang metabolisme oksidatif dari
sel fagosit meningkatkan daya untuk
memusnahkan mikroorganisme atau benda asing.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Proses peradangan
• Kombinasi dari semua fungsi akibatkan
terkumpulnya sel-sel dan serum protein yang
diperlukan untuk terjadinya proses dalam
rangka memusnahkan mikroorganisme atau
benda asing tersebut (peradangan).
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Pelarutan dan eliminasi kompleks imun


• Kompleks imun dalam jumlah kecil selalu terbentuk dalam
sirkulasi
• Meningkat bila terdapat peningkatan antigen.
• Kompleks imun berlebihan dapat mengendap pada dinding
pembuluh darah, mengaktivasi komplemen dan menimbulkan
kerusakan jaringan.
• Pembentukan kompleks imun bila berlebihan, dapat membuat
ikatan antigen-antibodi yang sudah terbentuk menjadi lemah.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• Untuk menetralkan terbentuknya kompleks


imun yang berlebihan sistem komplemen
dapat meningkatkan fungsi fagosit.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

3.      Regulasi
• Aktivasi komplemen dikontrol melalui tiga
mekanisme utama, yaitu
– komponen komplemen yang sudah diaktifkan,
– adanya beberapa inhibitor yang spesifik misalnya
C1 esterase inhibitor, faktor I dan faktor H,
– pada permukaan membran sel terdapat protein
yang dapat merusak fragmen komplemen yang
melekat.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

• Regulasi jalur klasik Regulasi jalur klasik


terutama terjadi melalui 2 fase, yaitu melalui
aktivitas C1 inhibitor dan penghambatan C3
konvertase.
•  
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Regulasi jalur alternatif


• Jalur altematif juga di regulasi pada berbagai
fase oleh beberapa protein dalam sirkulasi
maupun yang terdapat pada permukaan
membran.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Anda mungkin juga menyukai