Anda di halaman 1dari 5

LEMBAGA PENJAMIN

SIMPANAN
Sejarah Lembaga Penjamin Simpanan
• Akhir 1997 terjadi likuidasi 16 bank yang diikuti dengan krisis moneter pada tahun 1998
yang mengakibatkan krisis kepercayaan masyarakat terhadap system perbankan
• Pemerintah memberikan jaminan atas seluruh kewajiban pembayaran bank, termasuk
simpanan masyarakat (blanket guarantee) (Keppres Nomor 26 Tahun 1998 tentang
Jaminan Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum dan Keppres Nomor 193 Tahun
1998 tentang Jaminan Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Perkreditan Rakyat)
• Sejak tahun 1998 hingga Pebruari 2004 program penjaminan pemerintah dilaksanakan
oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)
• Setelah berakhirnya tugas BPPN pada 27 Pebruari 2004, pelaksanaan program penjaminan
pemerintah dialihkan ke Menteri Keuangan berdasarkan Keppres No 17 Tahun 2004,
Menteri Keuangan diberi wewenang untuk membentuk unit pelaksana penjaminan
pemerintah dalam lingkungan Departemen Keuangan. Berdasarkan hal tersebut Menteri
Keuangan membentuk Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (UP3).
• Tanggal 22 September 2004 dibentuk Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) berdasarkan UU
Nomor 24 Tahun 2004, dengan melakukan program penjaminan terbatas (Limited
Guarantee)
Perkembangan Penjaminan

• Tahun 1998 sampai dengan sebelum 22 september 2004


menjamin semua jaminan (blanket guarantee)
• Mulai 22 september 2004 melakukan program penjaminan
terbatas (limited guarantee)
– 22 september 2004 besarnya jaminan : Rp 5 milyar.
– 22 maret 2006 besarnya jaminan : Rp 1 milyar
– 22 maret 2007 besarnya jaminan : Rp 100 juta
– Oktober 2008 besarnya jaminan Rp 2 milyar
Ruang Lingkup LPS:
• LPS merupakan lembaga penjamin (deposit insurance
corporation) yang memberikan perlindungan sebagian besar
penyimpan.
• Pengertian sebagian besar penyimpan yang dianut
berdasarkan UU LPS adalah atas dasar kepemilikan simpanan
masyarakat yang terbesar porsinya. Kepemilikan tersebut
diatas adalah berdasarkan jumlah rekening yang ada dalam
system perbankan.
Fungsi LPS:
• Menjamin simpanan nasabah
• turut aktif dalam memelihara stabilitas perbankan sesuai
dengan kewenangannya
Ada 3 kriteria yang berdasarkan UU Nomor 24 Tahun 2004
dikatagorikan sebagai simpanan yang tidak layak bayar:
• Apabila data simpanan tidak tercatat pada bank
• Penyimpan merupakan pihak yang diuntungkan secara tidak
wajar
• Penyimpan merupakan pihak yang menyebabkan bank
menjadi tidak sehat

Anda mungkin juga menyukai