AIR LIMBAH
KELOMPOK 5
S1 ILMU KEPERAWATAN (5C)
ANGGOTA KELOMPOK
IMA TUKIRAH
WAHYU DWI YULIYANTI
SITI TINA SAFTINAH
SEPTI CANDRANINGTIAS
MELLA ROSALIA
AGUSTIN OKTAFIANI
DELA WIDIYANINGSIH
MUHAMMAD YUNUS
ZALFA AYU RAMADHANI
PENGERTIAN
1. Menurut Peraturan Pemerintah RI No.82 tahun 2001, air limbah
adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwjud cair.
2. Limbah cair atau air buangan ( waste water ) dalah cairan buangan
yang berasal dari rumah tangga, perdagangan, perkantoran, industri
maupun tempat-tempat umum lainnya yang biasanya mengandung
bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan atau
kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan hidup.
3. Kombinasi dari cairan atau air yang membawa buangan dari
perumahan, institusi, komersial, dan industri bersama dengan air
tanah, air permukaan, dan air hujan.
SUMBER LIMBAH CAIR
1. Limbah Cair Domestik Limbah cair domestik adalah hasil buangan
dari perumahan, bangunan perdagangan, perkantoran, dan sarana
sejenisnya. volume limbah cair dari daerah perumahan bervariasi,
dari 200 sampai 400 liter per orang per hari, tergantung pada tipe
rumah.
2. Limbah cair industri Limbah cair industri adalah buangan hasil
proses/sisa dari suatu kegiatan/usaha yang berwujud cair dimana
kehadirannya pada suatu saat dan tempat tidak dikehendaki
lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomis sehingga
cenderung untuk dibuang
Pengelolaan Limbah Cair
Sistem pengelolaan air limbah yang diterapkan harus memenuhi
persyaratkan berikut :
1. Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber air
minum.
2. Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan.
3. Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup di
air di dalam penggunaannya sehari-hari.
4. Tidak dihinggapi oleh vektor atau serangga yang menyebabkan
penyakit.
5. Tidak terbuka dan harus tertutup.
6. Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap.
TAHAPAN PENGOLAHAN AIR
LIMBAH
1. Pengolahan Primer (Primary Treatment)
2. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)
3. Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)
4. Desinfeksi (Desinfection)
5. Pengolahan Lumpur (Slude Treatment)
Pengolahan Primer (Primary Treatment)
Penyaringan (Screening)
Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan
disaring menggunakan jeruji saring.
Pengapungan (Floation)
Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan berupa minyak atau lemak.
Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat menghasilkan
gelembung- gelembung udara berukuran kecil (± 30 – 120 mikron). Gelembung udara
tersebut akan membawa partikel –partikel minyak dan lemak ke permukaan air limbah
sehingga kemudian dapat disingkirkan.
Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)
Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan organik melekat dan
tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa serpihan batu atau plastik, dengan
dengan ketebalan ± 1 – 3 m. limbah cair kemudian disemprotkan ke permukaan media dan
dibiarkan merembes melewati media tersebut. Selama proses perembesan, bahan organik yang
terkandung dalam limbah akan didegradasi oleh bakteri aerob. Setelah merembes sampai ke dasar
lapisan media, limbah akan menetes ke suatu wadah penampung dan kemudian disalurkan ke
tangki pengendapan.
Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses pengendapan untuk memisahkan
partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme dari air limbah. Endapan yang terbentuk akan
mengalami proses pengolahan limbah lebih lanjut, sedangkan air limbah akan dibuang ke
lingkungan atau disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya jika masih diperlukan
Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)
Pada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke sebuah
tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob.
Proses degradasi berlangsung didalam tangki tersebut selama beberapa jam, dibantu
dengan pemberian gelembung udara aerasi (pemberian oksigen). Aerasi dapat
mempercepat kerja bakteri dalam mendegradasi limbah. Selanjutnya, limbah
disalurkan ke tangki pengendapan untuk mengalami proses pengendapan, sementara
lumpur yang mengandung bakteri disalurkan kembali ke tangki aerasi. Seperti pada
metode trickling filter, limbah yang telah melalui proses ini dapat dibuang ke
lingkungan atau diproses lebih lanjut jika masih dperlukan.
Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)