Anda di halaman 1dari 23

ASKEP ULKUS DEKUBITUS

NAMA KELOMPOK 1:
1.Sentia Marti Labobar 19019
2. Nuriqlima H.lahabato 19031
3. Jamila Zakhia iklima kamarula 19054
4. Ripka yuli Kristin Nenobesi 19024
5.Nurfadila Dama 19055
6. Dewista Abdulah 19056
7. Suhasniatri sukarno 19033
8.Bertoldus Babo 19059
9. Mediatrix Maru 19026
10. Fiana Tete 19010
11. Linda Wendikbo 19043
12. Melva Fordatkosu 19020
13. Nurlina Aminudin 19009
14. Ade Irma 19034
15. Mirfa yana 19037
A. Epidemiologi

 Di negara maju, presentasi terjadinya decubitus mencapai sekitar 11% dan


terjadi dalam dua minggu pertama perawatan. Prevelensi ulkus decubilitus
stadium II atau lebih pada pasien rawat akut dirumah sakit berkisar antara 3
sampai 11 persen, dengan indensin selama perawatan di rumah sakit antara
1-3 persen. Pada pasien yang diperkirahkan harus berbaring atau duduk
selama paling 1 minggu, preverensi ulkus stadium II atau lebih meningkat
hingga 28 persen, dengan insidensi selama perawatan berkisar antara 7 dan
29,5 persen. Ulkus decubitus umumnya terjadi pada 2 minggu pertama
perawatan di rumah sakit, dan pada pasien yang mengalami ulkus, 54
persennya timbul setelah masuk rumah sakit. Prevalensi ulkus decubitus pada
lanjut usia yang dirawat kemudian dilaporkan dirumah sakit.
B. Etiologi

1. Faktor intrinsik
Penuaan(regenerasi sel lemah ), sejumlah penyakit yang menimbulkan seperti
DM,status gizi, underweight atau kebalikanya overweigt. Selain
penuaan,regerensi sel pada kulit menjadi lebih lambat sehingga kulit akan tipis
(tortore dan anagnostakos,1990).
 Kandungan kolagen pada kulit yang berubah menyebabkan elastisitas kulit
berkurang sehingga rentan mengalami deformasi dan kerusakan.
 Kemampuan system kardiovaskuler yg menurun dan system arteriovenosus yg
berkurang kompoten menyebabkan penurunan perfusi kulit secaraprogresif.
Lanjut….

 Sejumlah penyakit yg menimbulkan seperti DM yang menunjukkaninsufisiensi kardiovaskuler


perifer dan penurunan fungsi kardiovarkuler seperti pada system pernapasan menyebabakan
tingkat oksigenisasi darah pada kulit menurun.
 Status gizi, underweight atau kebalikan overweight.
 Anemia.
 Hiporalbuminemia yg mempermudahkan terjadinya dekubilitus dan memperjelek penyembuhan
dekubilitus, sebaliknya bila ada dekubilitus akan menyebabkan kadar albumin darah menurun.
 Penyakit-penyakit neurologis, penyakit-penyakit yg merusak pembuluh darah, juga
mempermudah dan memperjelek dekubilitus.
2. Faktor eksternal
Kebersihan tempat tidur,alat-alat tenun yang kusut dan kotor, atau peralatan medik yang
menyebabakan penderita terfiksasi pada suatu sikap tertentu, duduk yang buruk, posisi yang tidak
tepat, perubahan posisi yang kurang baik.
C. jenis-jenis ulkus dekubilitus

1. Ulkus decubitus
2. Ulkus vena kaki
3. Ulkus iskemik
4. Ulkus diabetikum
D. Patofisiologis

Tekanan daerah pada kapiler berkisar antara 16-33 mmHg. Kulit akan tetap
utuh karena sirkulasi darah terjaga, bila tekanan padanya masih berkisar pada
batas-batas tersebut, tetapi sebagai contoh bila seorang penderita immobilitas/
terpencang pada tempat tidurnya secara pasif dan berbaring diatas Kasur busa
maka tekanan daerah sacrum akan mencapai 60-70 mmHg dan daerah tumit
mencapai 30-45 mmHg.
Tekanan akan meimbulkan daerah iskemik dan bila berlanjut terjadi nekrosis
jaringan kulit. Seorang yang terpaksa berbaring berminggu-minggu tidak akan
megalami dekubilitus selama dapat mengganti posisi beberapa kali jamnya.selain
factor tekanan, ada beberapa factor mekanik tambahan yang dapat memudahkan
terjadinya dekubilitus;
Faktor terenggannya kulit akibat daya luncur antara tubuh dengan alas
tempatnya berbaring akan menyebbakan terjadinya iskemia jaringan setempat.
Keadaan ini terjadi bila penderita imobilitas, tidak dibaringkan terlentang
mendatar, tetapi pada posisi setengah duduk. Ada kecederunggan dari tubuh
untuk meluncur kebawah. Sering kali hal ini dicegah dengan memberikan
penghalang. Misalnyabantal kecil/balok kayu pada kedua telapak kaki, upaya ini
hanya akan mencegah pergerakan dari kulit, yang Sekarang terfikasi dari alas,
tetapi rangka tulang tetap cederung maju kedepan. Akibatnya terjadinya garis-
garis penekanan/peregangan pada jaringan subkutan yang seakan-akan
tergantung pada tempat-tempat tertentu,dan akan terjadi penutupan arteriole
dan arteri-arteri kecil akibat terlalu teregang bahkan sampai robek. Tenaga
mengguting ini disebut shering forces.
Lanjut…

Sebagai tambahan dari shering forces ini, pergerakan dari tubuh diatas alas
tempatnya berbaring, dengan fiksasi kulit pada permukaan alas akan
menyebabkan terjadinya lipatan-lipatan kulit (skin folding).terutama terjadi
pada penderita yang kurus dengan kulit yang kendur. Lapisan-lapisan kulit yang
terjadi ini dapat menarik/mengacaukan (distorsi)dan menutup pembuluh-
pembuluh darah.
E. Manifestasi klinis

1. Tanda cidera awal adalah kemerahan (hiperemis ) yang tidak hilang apabila
ditekan ibu jari.
2. Pada cidera yang lebih berat dijumpai ulkus dikulit.
3. Timbul rasa nyeri.
4. Demam.
5. Peningkatan leukosit.
6. Edema.
F. Penataklasanaan

1. Observasi keadaan kulit


Pemeriksaan dengan cara inspeksi, visual, dan taktil pada nyeri akut dilakukan untuk menentukan
karakteristik kulit normal pasien dan setiap area yg potensial atau actual mengalami kerusakan.
Tanda peringakatan dini yang menunjukkan kerusakan jaringan akibat tekanan adalah lecet atau
bintil-bintil penanggung beban berat tubuh mungkin disertai hyperemia.
2. Mobilisasi
Pasien harus memiliki rentang gerak yang adekuat untuk bergerak secara mandiri ke bentuk posisi
yang lebih terlindungi.
3. Status nutrisi, untuk mempercepat penyembuhan luka dekubitius lakukan diet TKTP.
4. Nyeri ,manajemen nyeri dalam perawatan pasien luka decubitus.
5. Infeksi
Dapat diberikan antipiretik dan antibiotic spektrum bila dapat ulkus,maka antibiotic diberikan
sesuai hasil ulkus.
G. Asuhan keperawatan

1.Pengkajian
1) Identitas
2) Keluhan utama
3) Riwayat keperawatan sekarang
4) Riwayat keperawaatan dahulu
5) Riwayat keperawatan keluarga
6) Pola fungsi
a) Aktifitas/ istrahat
Tanda:penurunan kekuatan, ketahanan,keterbatasan rentang gerak,pada area yang sakit gangguannya
misalnya otot perubahan tunas.
b) Sirkulasi
Tanda: hipoksia, penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cidera,vasokontriksi perifer umum
dengan kehilangan nadi,kulit putih dan dingin, pembentukan edema jaringan .
Lanjut…..

c) Eliminasi
Tanda: keluaran urin menurun adalah tidak adanya pada fase darurat, warna mungkin hitam kemerahan, bila terjadi mengidentifikasi kerusakan
otot.
d) Nutrisi dan cairan
Tanda: edema jaringan umum,anoreksia,mual dan muntah.
e) Neurosensori
Gejala:area kebas/kesemutan
f) Pernapasan
Gejala: menurunnya fungsi medulla spinalis,edema medulla, kerusakan neurology,paralysis abdominal dan otot pernapasan.
g) Integritas ego
Gejala: masalah keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan.
Tanda: ansietes,menangis,ketergantungan, menarik diri,marah.
h) Keamanan
Tanda: adanya fraktur akibat dilokasi (jatuh,kecelakaan, kontraksi otot tetanik,sampai dengan syok listrik).
7. Pemeriksaan diagnostic
a. kultur: pertumbuhan mikroorganisme tiruan atau sel-sel jaringan
b. Albumin serum : protein utama dalam plasma dan cairan serosa lain.
Lanjut….

2. Diagnosa keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan gangguan keseimbangan unsulin, makan,dan aktivitas jasmani.
b. Resiko infeksi berhubungan dengan dekstruktif jaringan (pada luka
dekubilitus)
c. Kerusakan integritas kulit
d. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan menurunya sirkulasi
darah ke jaringan factor mekanis (tekanan ekstrnal dan gaya tarikan)
e. Nyeri akut berhubungan dengan destruksi jaringan (luka dekuibilitus )
3. Perecanaan (NCP)
Lanjut…intravensi
Lanjut…intravensi
Lanjut…..
Lanjut…..

3. Evaluasi keperawatan
a. Perawatan luka ulkus dapat menjaga kelembapan dan meningkatkan
regenerasi sel jaringan
b. Tidak terjadi infeksi
c. Klien mampu melakukan mobilisasi secara mandiri
d. Tidak terjadi pelebaan luka
e. Klien tidak menjadi tidak percaya diri
H. Health education

 kita sebagai perawata harus jelaskan kepada pasien ulkus dekubilitus


disebakan oleh tekanan pada kulit dalam jangka waktu yang lama,na biasa
dicegah dengan mengubah posisi tubh secara berkala untuk mengurangi
tekanan secara terus-menerus pada area tubuh tertentu.
 Kemudian kita juga jelaskan kepada pasien bahwa pasien itu harus
mendapatkan asupan nutrisi dan cairan yang cukup,tidak merokok,serta
mengelola stress dengan baik untuk mencegah munculnya luka dekubilitus
atau bed seros.
 Dan pasien harus mengunakan Kasur antidekubitus dan pengolesan lesion pada
kulit agar kulit tetap lembap juga dapat membantu mencegah ulkus
decubitus.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai