Euthanasia
Disusun Oleh :
1. Cindi Cita Ulihikma (010)
2. Putri Nurfiani Zahra (018)
Hukum Euthanasia
Pengertian Macam
01 Euthanasia 02 Euthanasia
Pengertian Euthanasia
Euthunasi berasal dari bahasa yunani, dari akar kata
“eu” yang artinya baik, tanpa penderitaan, dan
“tanathos” yang artinya mati. Jadi “euthunasia”
artinya mati dengan baik, atau mati dengan tanpa
penderitaan atau mati cepat tanpa derita.
Pengertian Euthanasia
● Secara harfiah Euthunasia terdiri dari dua kata: eu dan thanasia. Eu berarti “baik”, dan thanasia berarti “mati”.
Euthunaia berarti mati secara baik, atau mati secara secara tenang. Euthanasia atau euthanatos yang diterjemahkan
secara bebas sebagai mati dengan baik tanpa penderitaan. Kematian ini ditujukan kepada mereka yang secara medis
tidak lagi mempunyai harapan untuk sembuh dan penyakitnya telah membuat pasien menderita, sedangkan batas waktu
penderitaan itu tidak jelas sampai berapa lama lagi. Oleh karena itu, untuk alasan kemanusiaan dan belas kasih yang
besar maka seseorang dapat memilih untuk mengakhiri.
● Pengertian Euthanasia menurut para ahli
1. John Suryadi dan S. Koencoro mengemukakan bahwa menurut arti bahasa euthunasia itu adalah obat untuk
mati dengan tenang.
2. dr. Med. Ahmad Ramli dan K. St. Pamoentjak, euthunasia berarti mati suci derita.
3. Sautinius dalam buku Vitaceasarum merumuskan bahwa euthanasia adalah mati cepat tanpa derita.
4. Richard Lamerton, euthanasia pada abad ke-20 ditafsirkan sebagai pembunuhan atas dasar belas kasihan
(mercy killing). Juga diartikan sebagai perbuatan membiarkan seseorang mati dengan sendirinya (mercy dead),
atau tanpa berbuat apa-apa membiarkan orang mati.
5. Euthanasia Study Group suatu Commissie dari Gazond Heidsraad (Belanda): euthanasia adalah dengan
sengaja tidak melakukan sesuatu untuk memperpanjang hidup seorang pasien atau sengaja melakukan sesuatu
untuk memperpendek hidup atau mengakhiri hidup seseorang pasien dan ini dilakukan untuk kepentingan
pasien sendiri.
Dari pengertian tersebut di atas dapat diambil intisari
bahwa euthunasia adalah usaha, tindakan dan bantuan
yang dilakukan oleh seorang dokter untuk dengan
sengaja mempercepat kematian seseorang, yang
menurut perkiraannya sudah hampir mendekati
kematian, dengan tujuan untuk meringankan atau
membebaskannya dari penderitaannya.
—Pengertian Euthanasia
02
Macam Euthanasia
Euthunasia dapat dibedakan menjadi beberapa macam,
sesuai dengan dari mana sudut pandangnya atau
cara melihatnya.
Macam-Macam Euthanasia
A. Euthunasia dilihat dari B. Euthunasia dilihat
cara dilaksanakannya : dari permintaan :
Euthunasia Euthunasia
Pasif Voluntir
Euthunasia
Euthunasia
Involuntir
Aktif
Euthunasia Dilihat dari Cara Dilaksanakannya
● Euthunasia pasif
Euthunasia pasif adalah perbuatan menghentikan atau mencabut segala tindakan atau pengobatan yang perlu untuk
mempertahankan hidup manusia. Menghentikan atau mencabut segala tindakan atau pengobatan yang sedang
berlangsung untuk mempertahankan hidupnya. Seorang pasien yang sedang menjalani perawatan, guna kelangsungan
hidupnya dilakukan tindakan medis melalui berbagai cara termasuk memberikan obat.
● Euthunasia aktif
Euthunasia aktif adalah perbuatan yang dilakukan secara medik melalui intervensi aktif oleh seorang dokter dengan
tujuan untuk mengakhiri hidup manusia. Euthunasia aktif ini dapat pula dibedakan atas:
1.) Euthunasia aktif langsung (direct)
Euthunasia aktif langsung adalah dilakukannya tindakan medik secara terarah yang diperhitungkan akan mengakhiri
hidup pasien atau memperpendek hidup pasien. Jenis euthunasia ini dikenal juga sebagai mercy killing.
2.) Euthunasia aktif tidak langsung (indirect)
Euthunasia aktif tidak langsung adalah saat dokter atau tenaga kesehatan melakukan tindakan medik untuk meringankan
penderitaan psien, namun mengetahui adanya resiko tersebut dapat memperpendek atau mengakhiri hidup pasien.
Euthunasia Dilihat dari Permintaan
01 02 03
Berpindah ke alam baka Pada waktu hidup akan Mengakhiri penderitaan
dengan tenang dan berakhir, diringankan hidup seseorang dengan
aman, tanpa penderitaan si sakit sengaja atas permintaan
penderitaan, buat yang dengan memberikan obat pasien dan/atau
beriman dengan nama penenang permintaan dari pihak
Allah SWT di bibir keluarganya
Euthanasia dalam
Kode Etik Kedokteran
o Dalam hubungannya dengan kode etik kedokteran, R. Soeprono dalam suatu diskusi
panel mengenai euthanasia menjabarkan, bahwa segala perbuatan dokter terhadap si sakit
itu bertujuan memelihara kesehatan dan kebahagiaannya. Dengan sendirinya ia harus
mempertahankan dan memelihara kehidupan manusia.
o Telah diungkapkan bahwa euthanasia itu pernah terjadi di beberapa negara di dunia. Di
Indonesia disinyalir berkembang euthanasia negatif. Padahal di tanah air kita ini yang
berasaskan Pancasila yang sekaligus beragama, seharusnya tidak menerima euthanasia
apalagi melakukannya. Tapi kasus euthanasia itu disinyalir sering terjadi di tanah air kita,
yakni pada rumah sakit yang sudah memiliki Intensive Care Unit (ICU)/
o Terlepas dari benar tidaknya praktek euthanasia telah terjadi di Indonesia, masalah ini
menjadi cukup penting dikaji untuk mendapatkan solusinya. Sebab sebagai negara hukum,
tentu saja ada konsekuensi pertanggungjawaban akan sesuatu perbuatan yang dijalankan
oleh setiap warga negaranya atas dasar profesinya.
04
Hukum Euthanasia
Menurut Syariat Islam
Faktor agama akan sangat menentukan sikap seseorang
terhadap derita sakit dan
juga nyeri yang dialamainya
Euthanasia dalam
Hukum Islam
1. Euthanasia Aktif
o Syariah Islam mengharamkan euthanasia aktif, karena termasuk dalam kategori
pembunuhan sengaja (al-qatlu al-‗amad), walaupun niatnya baik yaitu untuk
meringankan penderitaan pasien. Hukumnya tetap haram, walaupun atas permintaan
pasien sendiri atau keluarganya.
o Dalil-dalil dalam masalah ini sangatlah jelas, yaitu dalil-dalil yang mengharamkan
pembunuhan. Baik pembunuhan jiwa orang lain, maupun membunuh diri sendiri
o Firman Allah SWT :
َالله َح َّر َم ال َّ ِتي الن ّ َ ْف َ ت
َ س ْقتُل ُوا َوال ُ َّ قال
ِبال َْح ِ ّ ِإ
Artinya : “Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (untuk
membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar.” (QS Al-An‘aam : 151)