Anda di halaman 1dari 30

Analisis Butir Tes

(Tingkat kesukaran,
Daya Pembeda,
Analisis Pengecoh)
01 Pengertian Analisis Butir Tes

02 Karakteristik Analisis Butir Tes

03 Kriteria Analisis Butir Tes


Pengertian Analisis Butir Tes

1. 3.
Menuurut Suharsimi Menurut Daryanto, analisis
Arikunto menyatakan bahwa kualitas butir soal adalah
analisis kualitas tes kegiatan yang dilakukan
merupakan kegiatan untuk untuk mengidentifikasi soal-
mengkaji soal pada setiap 2.
soal baik, kurang baik dan
item atau butirnya guna Menurut Sumarna soal jelek dan memperoleh
mengetahui kualitas dari Surapranata petunjuk untuk melakukan
setiap butir soal tersebut. mengemukakan bahwa perbaikan.
analisis kualitas soal
dilakukan untuk
mengetahui berfungsi
tidaknya sebuah soal.
Kesimpulan

4. Berdasarkan definisi para ahli di atas,


Menurut Nitko, kegiatan dapat disimpulkan bahwa analisis
menganalisis kualitas butir soal kualitas butir soal merupakan suatu
merupakan kegiatan yang harus kegiatan yang bertujuan untuk mengkaji
dilakukan pendidik untuk dan mengidentifikasi setiap butir soal
meningkatkan mutu soal yang telah
guna mengetahui kualitas setiap butir
ditulis. Kegiatan ini merupakan
proses pengumpulan, peringkasan, soal tersebut. Hasil dari proses mengkaji
dan penggunaan informasi dari dan mengidentifikasi soal dapat
jawaban peserta didik untuk digunakan untuk melakukan perbaikan
membuat keputusan tentang setiap dan penyempurnaan pada setiap butir
penilaian. soal.
Pendekatan untuk
menganalisis butir soal

Pendekatan dengan teori Pendekatan dengan teori


Tes Klasik Tes Modern
Pendekatan Klasik

Analisis butir soal dengan pendekatan klasik dapat dilakukan


menggunakan Program Iteman. Dengan melihat beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi, penyusunan tes dituntut untuk
mengikuti pedoman penyusunan tes dan melakukan ujicoba.
Kemudian berdasarkan hasil ujicoba, respon peserta dianalisis
menggunakan Program Iteman untuk mendapatkan karakteristik
butir soal. Data hasil analisis dengan Program Iteman dianalisis
kembali menggunakan instrumen penilaian butir soal yang
memenuhi syarat sebagai alat ukur yang baik

Menurut Suryabrata (1999) menyatakan bahwa analisis butir


soal mencakup telaah soal atau analisis kualitatif dan analisis
terhadap data empirik hasil ujicoba atau analisis kuantitatif
 Analisis butir soal secara kualitatif menekankan
penilaian dari ketiga segi yaitu materi, konstruksi, dan
bahasa. Namun demikian dalam pembahasan ini
dikhususkan untuk menjelaskan analisis butir soal
secara kuantitatif.

 Analisis kuantitatif sering disebut dengan analisis


item yang menghasilkan karakteristik atau parameter
butir dan tes, yaitu: tingkat kesukaran, daya beda dan
distribusi jawaban dan kunci setiap butir, serta
reliabilitas dan kesalahan pengukuran dalam tes.
Pendekatan Modern

Pada pendekatan modern ini dimana


pensekoran bersifat invarians (tidak
ada perubahan atau tetap) terhadap
butir tes untuk peserta tes. Invaransi
parameter-parameter butir tes
melalui kelompok peserta tes
merupakan karakteristik yang
paling penting. Ntuk pengukuran
modern, taraf ukar butir dikaitkan
langsung dengan karakteristik butir
tes tersebut.
Karakteristik Anlisis Butir Tes

Dalam tes dan pengukuran, dikenal beberapa karakteristik


butir soal. Untuk tes hasil belajar pada umumnya
dipertimbangkan tiga karakteristik butir soal, yaitu : tingkat
kesukaran, daya beda dan distribusi jawaban atau berfungsi
tidaknya pilihan jawaban (distraktor). Ketiga karakteristik
butir soal ini secara bersamasama akan menentukan mutu
butir soal. Bila salah satu dari ketiga karakteristik ini tidak
memenuhi persyaratan maka mutu butir soal akan turun.
Tingkat Kesukaran

Asmawi Zainul, dkk (1997)

Suharsimi Arikunto : 2001


Tingkat kesukaran butir soal
Arikunto, 1999 : 207 adalah proporsi peserta tes
menjawab benar terhadap butir Soal yang baik adalah soal yang
soal tersebut. Tingkat kesukaran tidak terlalu mudah atau tidak
Analisis tingkat kesukaran terlalu sukar. Soal yang terlalu
butir soal biasanya dilambangkan
dimaksudkan untuk mudah tidak merangsang
dengan p. Makin besar nilai p
mengetahui apakah soal mahasiswa untuk mempertinggi
yang berarti makin besar proporsi
tersebut tergolong musah atau usaha memecahkannya.
yang menjawab benar terhadap
sukar. Tingkat kesukaran Sebaliknya soal yang terlalu
butir soal tersebut, makin rendah
adalah bilangan yang sukar akan menyebabkan
tingkat kesukaran butir soal itu.
menunjukkan sukar atau mahasiswa menjadi putus asa
Hal ini mengandung arti bahwa
mudahnya sesuatu soal dan tidak mempunyai semangat
soal itu makin mudah, demikian
pula sebaliknya untuk mencoba lagi karena di
luar jangkauannya
Berdasarkan pendapat diatas Tingkat kesukaran
butir soal tidaklah menunjukkan bahwa butir
soal itu baik atau tidak. Tingkat kesukaran butir
hanya menunjukkan bahwa butir soal itu sukar
atau mudah untuk kelompok peserta tes
tertentu. Butir soal hasil belajar yang terlalu
sukar atau terlalu mudah tidak banyak memberi
informasi tentang butir soal atau peserta tes
Tingkat Kesukaran butir soal
memiliki 2 kegunaan

Kegunaan Bagi Pengujian dan


Kegunaan Bagi Guru
Pengajaran
(1) • Pengenalan konsep yang diperlukan
sebagai pengenalan konsep terhadap
untuk diajarkan ulang
pembelajaran ulang dan memberi • Tanda-tanda terhadap kelebihan dan
masukan kepada siswa tentang hasil
kelemahan pada kurikulum sekolah.
belajar mereka, • Memberi masukan kepada siswa.
(2) • Tanda-tanda kemungkinan adanya
Memperoleh informasi tentang
butir soal yang bias.
penekanan kurikulum atau mencurigai • merakit tes yang memiliki ketepatan
terhadap butir soal yang bias
data soal.
Besarnya tingkat kesukaran berkisar antara 0,00
sampai 1,00. Untuk sederhananya, tingkat kesukaran
butir dan perangkat soal dapat dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu mudah, sedang dan sukar. Menurut
(Arikunto, 1999 : 210) dapat digunakan tabel
Klasifikasi Tingkat Kesukaran sebagai berikut:

Tingkat Kesukaran Nilai P


Sukar 0,00 – 0,29
Sedang 0,30 – 0,69
Mudah 0,70 – 1,00
Menurut Suharsimi Arikunto (2001) soal-soal yang terlalu mudah atau
terlalu sukar tidak berarti tidak boleh digunakan, tergantung dari tujuan
penggunaannya. Jika dari peserta tes banyak padahal yang dikehendaki
lulus hanya sedikit maka diambil peserta yang terbaik, untuk itu
diambilkan butir soal tes yang sukar. Demikian sebaliknya jika
kekurangan peserta tes, maka dipilihkan soal-soal yang mudah. Selain itu,
soal-soal yang sukar akan menambah motivasi belajar bagi siswa-siswa
yang pandai, sedangkan soal-soal yang mudah akan membangkitkan
semangat kepada siswa yang lemah.

 
Rumus untuk mencari indek kesukaran menurut Daryanto (2005 :180) adalah :

Dimana :
P = Indeks Kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Menurut (Karno To, 1996 : 15) Setelah indeks tingkat kesukaran
diperoleh, maka harga indeks kesukaran tersebut diinterpretasikan
pada kriteria sesuai tabel berikut :

Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria


0 – 15% Sangat sukar, sebaiknya dibuang.
16% - 30% Sukar
31% - 70 % Sedang
71% - 85% Mudah
Sangat Mudah, sebaiknya
86% - 100%
dibuang
 

Jumlah siswa peserta tes dalam suatu kelas


ada 40 siswa. Dari 40 siswa tersebut 12 siswa
dapat mengerjakan soal nomor 1 dengan
benar. Maka indeks kesukarannya ?

Penyelesaian :
Contoh :

Artinya, soal ini berada dalam kategori


Sedang
Daya Pembeda

Arikunto, 1999 : 211 Suryabrata (1999) Asmawi Zainul, dkk :1997

Menyatakan tujuan pokok Daya beda butir soal ialah


Daya pembeda soal adalah mencari daya beda adalah untuk indeks yang menunjukkan
kemampuan suatu soal menentukan apakah butir soal tingkat kemampuan butir soal
untuk membedakan antara tersebut memiliki kemampuan membedakan kelompok yang
siswa yang berkemampuan membedakan kelompok dalam berprestasi tinggi (kelompok
tinggi dengan siswa yang aspek yang diukur, sesuai atas) dari kelompok yang
berkemampuan rendah dengan perbedaan yang ada berprstasi rendah (kelompok
pada kelompok itu. bawah) diantara para peserta tes

“Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat


membedakan antara belajar/siswa yang telah menguasai materi
yang ditanyakan dan belajar/siswa yang tidak/kurang/belum
menguasai materi yang ditanyakan”.
Daya beda butir soal yang sering digunakan
dalam tes hasil belajar adalah dengan
menggunakan indeks korelasi antara skor
butir dengan skor totalnya. Daya beda
dengan cara ini sering disebut validitas
Manfaat daya pembeda butir soal
internal, karena nilai korelasi diperoleh dari
dalam tes itu sendiri. Dalam analisis ini 1) Untuk meningkatkan mutu setiap
digunakan nilai koefisien korelasi biserial butir soal melalui data empiriknya.
untuk menentukan daya beda butir soal. Berdasarkan indeks daya pembeda,
Koefisien korelasi biserial menunjukkan setiap butir soal dapat diketahui
hubungan antara dua skor, yaitu skor butir apakah butir soal itu baik, direvisi,
soal dan skor keseluruhan dari peserta tes atau ditolak.
yang sama. 2) Untuk mengetahui seberapa jauh
setiap butir soal dapat
mendeteksi/membedakan
kemampuan siswa, yaitu siswa yang
telah memahami atau belum
memahami materi yang diajarkan
guru.
 
Menurut Daryanto (2005 :186) rumus mencari daya pembeda :

atau

Dimana :
D = Daya Pembeda
J = Jumlah Peserta Tes
JA = Banyak peserta kelompok atas
JB = Banyak peserta kelompok bawah
BA = Banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = Banyak peserta kelompok bawah yang menjawan benar
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Kriteria indeks Daya Pembeda

Besarnya angka indeks


Klasifikasi Interpretasi
Diskriminan item (D)
Butir item yang bersangkutan daya pembedanya
Poor
Kurang dari 0,20 lemah sekali, dianggap tidak memilki daya
(jelek)
pembedan yang baik.
Satisfactory Butir item yang bersangkutan telah memilki daya
0,20 – 0,40
(cukup) pembeda yang cukup (sedang)
Good Butir item yang bersangkutan telah memilki daya
0,40 – 0,70
(baik) pembeda yang baik.
Excellent Butir item yang bersnagkutan telah memilki daya
0,70 – 1,00
(sangat baik) pembeda yang baik sekali.
Butir item yang bersangkutan daya pembedanya
Bertanda Negatif -
negatif (jelek sekali)
 

Harga yang dihasilkan dibandingkan dengan harga


 
dengan pada taraf kepercayaan 95%. Jika maka daya
Untuk mengetahui keberartian daya pembeda soal pembeda untuk soal tersebut adalah signifikan.
dilakukan dengan statistik uji-t, dengan persamaan Persamaan lain yang dapat digunakan untuk menentukan
berikut : daya pembeda yaitu :

(Subino dalam Sunardi, 2003 : 27) Dimana :


Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu
Dimana : Jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah
Indeks Daya Pembeda (DP) Jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah
Skor rata-rata tiap item tes kelompok atas Jumlah skor maksimum salah satu kelompok pada butir
Skor rata-rata tiap item teskelompok bawah soal yang diolah.
Standar deviasi tiap item tes kelompok atas
Standar deviasi tiap item tes kelompok bawah
Jumlah siswa kelompok atas
Jumlah siswa kelompok bawah
Interprestasi Daya Pembeda Instrumen Tes

Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda


Negatif – 9% Sangat buruk, harus dibuang
10% - 19% Buruk, sebaiknya dibuang
20% - 29% Agak baik atau cukup
30% - 49% Baik
50% ke atas Sangat baik
(Karno To, 1996 : 15)
Contoh : Nilai Soal
Siswa Kelompok Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A B 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 5
B A 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7
C A 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8
D B 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 5
E A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
F B 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 6
G B 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6
H B 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 6
I A 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8
J A 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7
K A 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7
L B 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 5
M B 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 3
N A 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 7
O A 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
Tabel analisis 10 butir soal
P B 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 3
dari 20 orang siswa Q A 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8
R B 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
S B 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 6
T B 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 6
Jumlah   11 15 12 8 6 16 15 17 20 10  
Penyelesaian :
Bila diperhatikan tabel diatas, dilihat
khusus untuk butir soal no satu, dari
Dari 10 butir soal yang dikerjakan oleh 20 orang siswa, didapat kelompok atas menjawab benar 8 orang.
skor sebagai berikut : Sedangkan dari kelompok bawah yang
A=5 F=6 K=7 P=3 menjawab benar adalah 3 orang. Dan
B=7 G=6 L=5 Q=8 ditetapkan rumus daya pembeda maka :
C=8 H=6 M=3 R=8
D=5 I=8 N=7 S=6 JA = 10
E = 10 J=7 O=9 T=6 JB = 10
PA = BA/JA = 8/10 = 0,8
Kelompok Atas (A) Kelompok Bawah (B)
PB = BB/JB = 3/10 = 0,3
10 6
BA = 8
9 6
BB = 3
8 6
Maka D = PA – PB
8 6
= 0,8 – 0,3
8 6
= 0,5
8 5
7 5
7 5
Maka daya pembeda untuk soal no 1
7 3
adalah 0,5 dan ini berarti butir soal no
7 3
1 ini termasuk Baik.
Analisis Pengecoh (Distraktor)

Distraktor (pengecoh) ialah Option


atau alternatif itu jumlahnya
berkisar antara tiga sampai dengan
lima buah, dan dari kemungkinan - Fungsi pengecoh (distractor) dikenal dengan istilah
kemungkinan jawab yang menganalisis pola penyebaran jawaban butir soal pada soal
terpasang pada setiap butir item bentuk pilihan ganda. Pola tersebut diperoleh dengan
itu, salah satu diantaranya adalah menghitung banyaknya testee yang memilih pilihan jawaban
merupakan jawaban betul, butir soal atau yang tidak memilih pilihan manapun (blangko).
sedangkan sisanya adalah Dari pola penyebaran jawaban butir soal dapat ditentukan
merupakan jawaban salah. apakah pengecoh berfungsi dengan baik atau tidak. Suatu
pengecoh dapat dikatakan berfungsi dengan baik jika paling
sedikit dipilih oleh 5 % pengikut tes. Fungsi distraktor ini
diperoleh dengan menghitung banyaknya siswa yang memilih
pilihan jawaban a, b, c, d dan e yang tidak memiliki pilihan
manapun. Dalam istilah evaluasi disebut omit disingkat O.
Tujuan
Agar dari sekian banyak testee yang mengikuti tes hasil
belajar ada yang tertarik untuk memilihnya, sebab mereka
menyangka bahwa distraktor yang mereka pilih itu
merupakan jawaban betul.

Jadi mereka terkecoh, menganggap bahwa distraktor yang


terpasang pada item itu sebagai kunci jawaban item,
padahal bukan. Semakin banyak testee yang terkecoh,
maka dapat dinyatakan bahwa distraktor yang dipasang itu
makin dapat menjalankan fungsinya dengan sebaik-
baiknya. Sebaliknya, apabila distraktor yang dipasang
pada setiap butir item itu "tidak laku" (maksudnya: tidak
ada seorang pun dari sekian banyak testee yang merasa
tertarik untuk memilih distraktor tersebut sebagai jawaban
betul), maka hal ini mengandung makna bahwa distraktor
tersebut tidak menjalankan fungsinya dengan baik.
Menurut Depdikbud (1997) untuk menilai
pengecoh (distraktor) dari masingmasing butir soal
dapat dikategorikan sebagai berikut:

Klasifikasi Distraktor Butir Soal

Kategori Distraktor Nilai Proportion Endorsing


Baik ≥ 0,025
Revisi ≤ 0,025
Distraktor dapat diperlukan dengan
Tidak Baik / Tolak 0,000
tiga cara yaitu :

1) Diterima, karena sudah baik.


2) Ditolak, karena tidak baik.
3) Ditulis kembali, karena kurang
baik.
  Dari analisis sebuah item, pola diketahui sebagai berikut :

Pilihan Jawaban A B D E O Jumlah


Kelompk
Kelompk Atas
Atas 5
5 7
7 15
15 3
3 3
3 0
0 33
33
Kelompok
Kelompok 8
8 8
8 6
6 5
5 7
7 3
3 37
37
Bawah
Bawah
Contoh : Jumlah
Jumlah
13 15 21
13 15 21
8
8
10
10
3
3
60
60

O = Omitted (tidak menjawab), C diberi tanda adalah


kunci jawaban.
Pengecoh :
A : berfungsi
B : berfungsi
D : berfungsi
E : berfungsi
Jadi, keempat distraktor tersebut sudah menjalankan
fungsinya dengan baik.
Kriteria Butir Soal
Kategori Kriteria Penilaian
Baik Apabila (1). Tingkat kesukaran 0,30 ≤ p ≤ 0,69, (2). Korelasi biserial butir
soal ≥ 0,40 dan (3). Korelasi biserial alternatif jawaban (distraktor) bernilai
negatif.

Revisi Apabila (1). Tingkat kesukaran p < 0,30 atau p > 0,69 tetapi korelasi biserial
butir ≥ 0,40 dan korelasi biserial distraktor bernilai negatif, (2). Tingkat
kesukaran 0,30 ≤ p ≤ 0,69 dan korelasi biserial butir soal ≥ 0,40 tetapi ada
korelasi biserial pada distraktor yang bernilai positif, (3). Tingkat kesukaran
0,30 ≤ p ≤ 0,69 dan korelasi biserial butir soal antara 0,20 sampai 0,30
tetapi korelasi distraktor bernilai negatif selain kunci atau tidak ada yang
lebih besar nilainya dari kunci jawaban.

Tidak Baik Apabila (1). Tingkat kesukaran p < 0,30 atau p > 0,69 dan ada korelasi
biserial pada distraktor bernilai positif, (2). Korelasi biserial butir soal <
0,20, (3). Korelasi biserial butir soal < 0,30 dan korelasi biserial distraktor
bernilai positif.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai