Anda di halaman 1dari 13

KESULITAN

01

PSIKOLOGI BELAJAR
PENDIDIKAN
02
KELOMPOK 7
Mutiara Hati 20800120047

Fariatul Suryaningsih 20800120057 03


DOSEN PENGAMPU: Eka Damayanti, S.Psi., M.A. Mustika Ratu Nur Pramudita 20800120067

Muhammad Hamim 20800120077


04
Hijratul Rezky 20800120087
PENGERTIAN KESULITAN
BELAJAR
Kesulitan belajar adalah kondisi dimana anak dengan kemampuan
01
intelegensi rata-rata atau di atas rata-rata, namun memiliki
ketidakmampuan atau kegagalan dalam belajar yang berkaitan dengan
hambatan dalam proses persepsi, konseptualisasi, berbahasa, memori,
serta pemusatan perhatian, penguasaan diri, dan fungsi integrasi sensori 02
motorik (Clement, dalam Weiner, 2003).

Berdasarkan pandangan Clement tersebut maka pengertian 03


kesulitan belajar adalah kondisi yang merupakan sindrom
multidimensional yang bermanifestasi sebagai kesulitan belajar
spesifik (spesific learning disabilities), hiperaktivitas dan/atau
distraktibilitas dan masalah emosional. 04
FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR
Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua
macam yaitu faktor ekstern dan factor intern
Faktor ektern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak
mendukung aktivitas belajar siswa. Dari lingkungannya dibagi menjadi 3 macam:. 01
• Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara ayah dan ibu, dan
rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
• Lingkungan perkampungan/masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan kumuh (slum
area), dan teman sepermainan (peer group) yang nakal. 02
• Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung yang buruk seperti dekat
pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah.

Faktor intern siswa meliputi gangguan atau ketidakmampuan psiko-fisik siswa, yakni:
• Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas 03
intelektual/intelegensi siswa;
• Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap;
• Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti terganggunya alat-alat indera
penglihatan dan pendengar (mata dan telinga) 04
JENIS KESULITAN BELAJAR
1) Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang
terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami
kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau
terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang
01
dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya. Contoh : siswa yang sudah terbiasa
dengan olah raga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan mengalami
kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan lemah-gemulai.
02

2) Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak
berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya
subnormalitas mental, gangguan alat dria, atau gangguan psikologis lainnya. Contoh : siswa 03
yang yang memiliki postur tubuh yang tinggi atletis dan sangat cocok menjadi atlet bola
volley, namun karena tidak pernah dilatih bermain bola volley, maka dia tidak dapat
menguasai dengan baik.
04
3) Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi
intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.
Contoh : siswa yang telah dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan
tergolong sangat unggul (IQ = 130 – 140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja 01
atau rendah.

4) Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar,
sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang 02
memiliki taraf potensi intelektual yang sama.

5) Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa 03
tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi
intelektualnya.

04
KARAKTERISTIK
KESULITAN BELAJAR
1) Sejarah kegagalan akademik berulang kali Pola kegagalan dalam mencapai prestasi
belajar ini terjadi berulang-ulang. Tampaknya memantapkan harapan untuk gagal 01
sehingga melemahkan usaha.

2) Hambatan fisik/tubuh atau lingkungan berinteraksi dengan kesulitan belajar. Adanya


kelainan fisik, misalnya penglihatan yang kurang jelas atau pendengaran yang 02
terganggu berkembang menjadi kesulitan belajar yang jauh di luar jangkauan
kesulitan fisik awal.

3) Kecemasan yang samar-samar, mirip kecemasan yang mengambang Kegagalan yang


berulang kali, yang mengembangkan harapan akan gagal dalam bidang akademik dapat
03
menular ke bidang-bidang pengalaman lain. Adanya antisipasi terhadap kegagalan yang
segera datang, yang tidak pasti dalam hal apa, menimbulkan kegelisahan,
ketidaknyamanan, dan semacam keinginan untuk mengundurkan diri. Misalnya dalam
bentuk melamun atau tidak memperhatikan. 04
4) Perilaku berubah-ubah, dalam arti tidak konsisten dan tidak terduga Rapor hasil
belajar anak dengan kesulitan belajar cenderung tidak konstan. Tidak jarang
perbedaan angkanya menyolok dibandingkan dengan anak lain. Ini disebabkan karena
naik turunnya minat dan perhatian mereka terhadap pelajaran. Ketidakstabilan dan
perubahan yang tidak dapat diduga ini lebih merupakan isyarat penting dari rendahnya
prestasi itu sendiri. 01

5) Penilaian yang keliru karena data tidak lengkap Kesulitan belajar dapat timbul karena
pemberian label kepada seorang anak berdasarkan informasi yang tidak lengkap.
Misalnya tanpa data yang lengkap seorang anak digolongkan keterbelakangan mental 02
tetapi terlihat perilaku akademiknya tinggi, yang tidak sesuai dengan anak yang
keterbelakangan mental.

6) Pendidikan dan pola asuh yang didapat tidak memadai Terdapat anak-anak yang tipe, 03
mutu, penguasaan, dan urutan pengalaman belajarnya tidak mendukung proses belajar.
Kadang-kadang kesalahan tidak terdapat pada sistem pendidikan itu sendiri, tetapi
pada ketidakcocokan antara kegiatan kelas dengan kebutuhan anak. Kadang-kadang
pengalaman yang didapat dalam keluarga juga tidak mendukung kegiatan belajar .
04
CIRI-CIRI KESULITAN BELAJAR DAN GEJALANYA
1. Gangguan Persepsi Visual
• Melihat huruf/angka dengan posisi yang berbeda dari yang tertulis,
sehingga seringkali terbalik dalam menuliskannya kembali.
• Sering tertinggal huruf dalam menulis. Menuliskan kata dengan urutan yang 01
salah misalnya: ibu ditulis ubi.
• Sulit mengkoordinasi antara mata (penglihatan) dengan tindakan (tangan,
kaki dan lain-lain).

2. Gangguan Persepsi Auditori 02


• Sulit membedakan bunyi; menangkap secara berbeda apa yang didengarnya.
• Sulit memahami perintah, terutama beberapa perintah sekaligus.
• Bingung/kacau dengan bunyi yang datang dari berbagai penjuru (sulit
menyaring) sehingga susah mengikuti diskusi, karena sementara mencoba 03
memahami apa yang sedang didengar, sudah datang suara (masalah) lain.

3. Gangguan Belajar Bahasa


• Sulit memahami/menangkap apa yang dikatakan orang kepadanya. 04
• Sulit mengkoordinasikan/mengatakan apa yang sedang dipikirkan.
4. Gangguan Perseptual-Motorik
• Kesulitan motorik halus (sulit mewarnai, menggunting, menempel, dsb.)
• Memiliki masalah dalam koordinasi dan disorientasi yang mengakibatkan canggung
01
dan kaku dalam gerakannya.

5. Hiperaktivitas
• Sukar mengontrol aktifitas motorik dan selalu bergerak (tak bisa diam) 02
• Berpindah-pindah dan satu tugas ke tugas lain tanpa menyelesaikannya

6. Kacau (distractability)
• Tidak dapat membedakan stimulus yang penting dan tidak penting. 03
• Tidak teratur, karena tidak memiliki urutan- urutan dalam proses pemikiran.
• Perhatiannya sering berbeda dengan apa yang sedang dikerjakan

04
USAHA MENGATASI KESULITAN BELAJAR

1. Pengumpulan data 01
Untuk menemukan sumber penyebab kesulitan belajar, diperlukan banyak informasi.
Untuk memperoleh informasi tersebut, maka perlu diadakan suatu pengamatan langsung yang
disebut dengan pengumpulan data. Menurut Samisbani dan R isbani, dalam pengumpulan data
dapat dipergunakan berbagai metode, diantaranya adalah: 02
• Observasi
• Kunjungan rumah
• Case study
• Case history 03
• Daftar pribadi
• Meneliti pekerjaan anak
• Tugas kelompok
• Melaksanakan test (baik tes IQ maupun tes prestasi/ achievement).
04
2. Pengolahan data
Data yang telah terkumpul dari kegiatan tahap pertama tersebut, tidak ada artinya
jika tidak diadakan pengolahan secara cermat. Semua data harus diolah dan dikaji untuk
mengetahui secara pasti sebab-sebab kesulitan belajar yang dihadapi oleh anak. 01
Dalam pengolahan data, langkah yang ditempuh antara lain adalah:
• Identifikasi kasus
• Membandingkan antar kasus
• Membandingkan dengan hasil tes, dan
02
• Menarik kesimpulan

3. Diagnosis
Diagnosis adalah keputusan (penentuan) mengenai hasil dari pengolahan data. Diagnsis 03
ini dapat berupa hal-hal sebagai berikut:
• Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar anak(berat dan ringannya).
• Keputusan mengenai faktor-faktor yang ikut menjadi sumber penyebab kesulitan
belajar.
• Keputusan mengenai faktor utama penyebab kesulitan belajar, dsb. 04
• Prognosis
4. Treatment (Perlakuan)
Perlakuan disini maksudnya adalah pemberian bantuan kepada anak yang bersangkutan
(yang mengalami kesulitan belajar) sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap
prognosis tersebut. Bentuk treatment yang mungkin dapat diberikan:
• Melalui bimbingan belajar individual.
• Melalui bimbingan belajar kelompok.
01
• Melalui remedial teaching untuk mata pelajaran tertentu.
• Melalui bimbingan orang tua di rumah.
• Pemberian bimbingan pribadi untuk mengatasi masalah-masalah psikologis.
• Pemberian bimbingan mengenai cara belajar yang baik secara umum.
02
5. Evalusi
Evaluasi disini dimaksudkan untuk mengetahui apakah treatment yang telah diberikan
berhasil dengan baik. Artinya ada kemajuan, yaitu anak dapat dibantu keluar dari lingkaran
masalah kesulitan belajar, atau gagal atau berhasil treatment yang telah diberikan kepada 03
anak, dapat diketahui sampai sejauh mana kebenaran jawaban anak terhadap item-item soal
yang diberikan dalam jumlah tertentu melalui alat evaluasi berupa tes prestasi belajar atau
achievement test.
04
TERI
01
“Semua orang harus melalukan
paling tidak 2 hal yang paling
dibencinya, sekedar untuk
02

MA
latihan”

03

KASI 04

Anda mungkin juga menyukai