Anda di halaman 1dari 19

Transaksi Laba Antarperusahaan

(Intercompany)—Sediaan

Umiyati, SE.I, MSi


Kita membuat laporan
keuangan konsolidasian
untuk memperlihatkan
posisi keuangan dan hasil
operasi dari dua atau lebih
perusahaan berafiliasi. Oleh
karena itu, kita
mengeliminasi efek dari
transaksi antara perusahaan-
perusahaan berafiliasi
(disebut sebagai transaksi
antarperusahaan) dari
laporan keuangan
konsolidasian.
Kompetensi Khusus
 Mengidentifikasi dampak dari laba
antarperusahaan untuk sediaan dalam
menyiapkan kertas kerja konsolidasi.
 Mengaplikasikan konsep penjualan sediaan secara
hulu (upstream) dan hilir (downstream).
 Menunda laba sediaan belum terealisasi yang
tersisa pada sediaan akhir perusahaan induk dan
perusahaan anak.
 Mengakui realisasi dari laba sediaan yang
sebelumnya ditunda pada sediaan awal
perusahaan induk dan perusahaan anak.
 Menyesuaikan perhitungan jumlah kepentingan
nonpengendali pada laba sediaan
antarperusahaan.
Transaksi Sediaan Antarperusahaan
(Intercompany)
Perusahaan mengakui pendapatan saat
telah terealisasi (realized) dan telah siap
untuk dipertukarkan dengan kas (earned).
Saat pendapatan siap dipertukarkan
dengan kas dari sudut pandang entitas
konsolidasi, harus ada penjualan ke entitas
luar. Pendapatan dari penjualan antara
perusahaan berafiliasi tidak dapat diakui
sampai barang tersebut terjual ke luar
entitas konsolidasi. Tidak ada laba
konsolidasi yang dihasilkan dari transfer
antara perusahaan berafiliasi.
Karakterisktik Transaksi Sediaan antar Perusahaan

• Sering terjadi pada perusahaan Manufaktur/dagang


• Perlakuan akuntansi atas transaksi sediaan antar dan induk perusahaan sama
dengan perlakuan akuntansi transaksi lainnya
• Yang membedakan yaitu, Jika Induk memiliki lebih dari 50% saham PT. Anak,
maka PT. Induk Sesuai Ketentuan PSAK, harus membuat laporan keuangan
konsolidasi. Perusahaan yang mempunyai hubungan kepemilikan saham disebut
terafiliasi
• Dalam laporan keuangan konoslidasi tidak diperbolehkan adanya pengakuan laba
transaksi antara PT Induk dan PT Anak karean keduanya satu kesatuan usaha
(entitas)
• Pendapatan dan Biaya yang timbul karena transaksi induk dan anak perusahaan
dieliminasi dalam kertas kerja laporan keuagan konsolidasi
• Laba atau rugi dieliminasi atau ditangguhkan pengakuannya sampai dengan
sediaan terjual ke pihak luar (perusahaan non afiliasi)
• Laba atau rugi transaksi boleh diakui / dicatat pada masing-masing pembukuan
induk dan anak, tetapi tidak boleh ditampilkan pada laporan keuangan
konsolidasi
DAN PEMBELIAN ANTAR
PERUSAHAAN
Sistem perpetual sediaan yang digunakan Kita
mengeliminasi penjualan dan pembelian
antarperusahaan pada proses konsolidasi dalam
rangka melaporkan penjualan dan pembelian (kos
barang terjual) konsolidasi pada jumlah pembelian
dari dan penjualan ke entitas luar. Saat sistem
periodik dipakai, entri kertas kerja untuk
mengeliminasi penjualan dan pembelian
antarperusahaan secara sederhana mendebit
penjualan dan mengkredit pembelian. Eliminasi
kertas kerja dengan menggunakan unakan dalam
modul ini adalah mendebit penjualan dan mengkredit
kos barang terjual.
ELIMINASI LABA BELUM TEREALISASI PADA
SEDIAAN AKHIR
Entitas konsolidasi merealisasi dan mengakui jumlah penuh lab
antarperusahaan dalam penjualan antarperusahaan afiliasi pad
periode saat sediaan terjual kembali ke entitas luar. Samp
penjualan kembali sediaansediaan tersebut, laba dan rugi apa pu
belum terealisasi. Kemudian, kita harus mengeliminasi efek i
dalam proses konsolidasi. Sediaan akhir dari pembelian afilia
memperlihatkan laba dan rugi belum terealisasi dalam penjuala
antarperusahaan karena sediaan tersebut merefleksikan transf
harga antarperusahaan daripada kos ke entitas konsolidas
Eliminasinya adalah mendebit kos barang terjual dan mengkred
sediaan akhir sejumlah laba belum terealisasi.
TRANSAKSI PERSEDIAAN DENGAAN
MENGGUNAKAN METODE EKUITAS
Pengakuan Laba Belum Terealisasi pada Sediaan Awal
Laba belum terealisasi pada sediaan akhir direalisasikan untuk tujuan
pelaporan konsolidasi saat sediaan terjual ke luar entitas konsolidasi.
Realisasi biasanya terjadi segera pada periode fiskal. Jadi, perusahaan
secara sederhana menunda pengakuan untuk tujuan laporan
konsolidasi sampai tahun selanjutnya. Pengakuan laba belum
terealisasi sebelumnya membutuhkan pengkreditan dalam kertas kerja
ke kos barang terjual karena jumlah sediaan awal direfleksikan dalam
kos barang terjual saat sistem perpetual digunakan. Arah penjualan,
persentase kepemilikan nonpengendali, dan metode akuntansi
perusahaan induk untuk investasinya pada anak dapat merumitkan
pendebitan kertas kerja terkait.
PENJUALAN HULU
DAN HILIR
Penjualan hilir (Downstream) adalah penjualan yang dilakukan perusahaan induk
ke perusahaan anak. Penjualan hulu (Upstream) adalah penjualan yang dilakukan
anak perusahaan ke induk perusahaannya. Laporan konsolidasi mengeliminasi
jumlah penjualan (pembelian) dan kos barang terjual timbal balik, tidak peduli
apakah penjualan tersebut hulu atau hilir. Kita juga mengeliminasi laba kotor
belum terealisasi pada sediaan di seluruh penjualan hulu dan hilir. Dampak dari
laba belum terealisasi pada laporan induk perusahaan terpisah (sebagai investor)
serta pada laporan keuangan konsolidasian (yang memperlihatkan laba ke
pemegang saham pengendali) ditentukan dari arah aktivitas penjualan
antarperusahaan dan persentase kepemilikan dari anak perusahaan, kecuali untuk
kepemilikan anak perusahaan sebesar 100% yang tidak memiliki pemilik
nonpengendali
Upstream and Downstream Sales

Downstream Sales

Parent sells to Parent Subsidiary sells to


subsidiary parent
Subsidiary Subsidiary Subsidiary
1 2 3

Upstream Sales
Intercompany Inventory Sales
• Jurnal pada kertas kerja untuk mengeliminsasi intercompany profits
untuk downstream sales
Sales (-R, -SE) XXX
Cost of sales (-E, +SE) XXX
For the intercompany sales price
Cost of sales (E, -SE) XX
Inventory (-A) XX
For the profits in ending inventory
Investment in Subsidiary (+A) XX
Cost of sales (-E, +SE) XX
For the profits in beginning inventory

• Untuk upstream sales, Jurnal terkahir akan termasuk di debit


pada Hak non pengendalian, pembagian realisasi laba antara
hak pengendalian dan hak non pengendalian
Data untuk Contoh Soal :
• Pada tahun yang berakhir 31 Desember 2011:
• Subsidiary income (Laba anak Perusahaan) yaitu
$5,200
• Subsidiary dividends a(Dividen anak perusahaan)
yaitu $3,000
• Saat ini amortization of acquisition price is $450
• Intercompany (IC) sales information:
• IC Penjualan selama 2011 adalah $650
• IC profit dalam persediaan akhir $60
• IC profit dalam persediaan awal $24
Income Sharing with Downstream Sales –
PARENT Makes Sale

Subsidiary net income $5,200 CI 80% share


Current amortizations (450) $3,800
Adjusted income $4,750 (60)
    24
Defer profits in EI (60) $3,764 Income from subsidiary
Recognize profits in BI 24  
Income recognized $4,714 $2,400
NCI 20% share
   
Subsidiary dividends $3,000
$950
When parent makes the IC sale, the  
impact of deferring and recognizing  
profits falls all to the parent.  
$600
Income Sharing with Upstream Sales
– SUBSIDIARY Makes Sale
Subsidiary net income $5,200 CI 80% share
Current amortizations (450) $3,800
Adjusted income $4,750 (48)
    19.2
Defer profits in EI (60) $3,771.2 Income from subsidiary
Recognize profits in BI 24  
Income recognized $4,714 $2,400
    NCI 20% share
Subsidiary dividends $3,000
$950.0
When subsidiary makes the IC sale, the (12.0)
impact of deferring and recognizing profits
is split among controlling and noncontrolling 4.8 
interests.  $942.8

$600
Perhitungan Laba
Materi ini akan diilustrasikan dengan contoh
kasus. Laba terpisah antara PT Pipit dan PT Clara
(80% dimiliki PT Pipit) untuk tahun 2010 sebagai
berikut (dalam ribuan).
PT. PIPIT PT. CLARA
Penjualan Rp 3000 Rp 1.500
Kos Barang Terjual Rp 1.500 Rp 900

Laba Kotor Rp 1.500 Rp 600


Biaya Rp 500 RP 350
Laba terpisah Induk Rp 1.000

Laba Bersih Anak Rp 250

Penjualan antarperusahaan selama setahun sebesar


Rp500.000 dan pada 31 Desember 2010 dalam sediaan
termasuk jumlah laba belum terealisasi sebesar
Rp100.000.
Perhitungan Bagian Kepentingan Nonpengendali
Bila penjualan antarperusahaan merupakan
penjualan hilir, akun penjualan dan kos barang
terjual perusahaan induk mencerminkan laba Dalam kasus ini,
belum terealisasi sebesar Rp100.000, lalu laba perhitungan bagian
bersih anak sama dengan laba terealisasinya. kepentingan
Dalam kasus ini, perhitungan kepentingan nonpengendali sebagai
nonpengendali tidak terpengaruh oleh transaksi berikut. (laba bersih
antarperusahaan dan dihitung sebagai berikut.
anak sebesar
Laba bersih anak sebesar Rp250.000 × 20% = Rp250.000 – yang
Rp50.000. belum terealisasi
Rp100.000) × 20% =
Rp30.000.
Untuk lebih lengkap bisa
dilihat pada
EKSI4309/MODUL 4
halaman 4.13 – 4.17
KESIMPULAN

• Arah dari suatu penjualan (penjualan hulu atau hilir) sangatlah penting
dalam transaksi antarperusahaan (intercompany transaction), kecuali
perusahaan-perusahaan konsolidasian dengan kepemilikan 100% terhadap
anak perusahaan.
• Kita membebankan jumlah penuh dari laba antarperusahaan belum
terealisasi dari penjualan hilir (downstream) ke perusahaan induk dan laba
bersih konsolidasian.
• Dalam kasus penjualan hulu (upstream), kita membebankan laba belum
terealisasi ke laba bersih konsolidasian dan bagian kepentingan
nonpengendali dalam basis kepemilikan pengendali dan nonpengendali.
• Laba antarperusahaan yang ditunda dalam satu periode kemudian akan
diakui pada periode sediaan tersebut terjual ke pihak di luar afiliasi atau
entitaskonsolidasian

Anda mungkin juga menyukai