Anda di halaman 1dari 23

BBLR, dan PENDARAHAN

TALI PUSAT/PUSAR

SHEYMA MAHARANI PUTRI


WINDY FAHMUZI TIANI
BERAT BADAN LAHIR RENDAH ( BBLR)
Definisi BBLR

Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir


dengan berat badan lebih rendah dari berat badan bayi rata-
rata. Bayi dinyatakan mengalami BBLR jika beratnya
kurang dari 2,5 kilogram, sedangkan berat badan normal
bayi yaitu di atas 2,5 atau 3 kilogram. Sementara pada bayi
yang lahir dengan berat kurang dari 1,5 kilogram,
dinyatakan memiliki berat badan lahir sangat rendah.
Ciri dan Gejala Berat Badan Lahir Rendah
1. Lebih kurus.
2. Memiliki lemak tubuh yang lebih sedikit.
3. Memiliki ukuran kepala yang besar dibanding ukuran tubuh lainnya.
4. Memiliki kadar gula dalam darah yang rendah (hipoglikemia).
5. Memiliki masalah dalam menyusu.
6. Memiliki hambatan dalam menaikkan berat badan.
7. Kesulitan untuk mempertahankan suhu tubuh agar tetap hangat pada
temperatur yang normal.
8. Memiliki terlalu banyak sel darah merah yang membuat darah
terlalu kental (polisitemia).
Penyebab Berat Badan
Lahir Rendah

1. Intrauterine growth restriction.


2. Komplikasi selama kehamilan
3. Janin menderita kondisi medis bawaan
4. Bayi kembar
5. Usia ibu hamil masih muda
6. Ibu hamil mengalami malnutrisi
7. Ibu hamil menggunakan NAPZA atau
minum minuman beralkohol
8. Ibu hamil memiliki masalah emosi selama
kehamilan
Diagnosis Berat Badan Lahir Rendah

Diagnosis berat badan lahir rendah (BBLR) dapat


diperkirakan oleh dokter kandungan sejak masa kehamilan.
Saat pemeriksaan kehamilan rutin, dokter akan mengamati
perkembangan ukuran dan berat badan janin dalam rahim,
dan membandingkannya dengan usia kehamilan. Metode
pemeriksaan yang umumnya dilakukan adalah USG
kehamilan.
Penanganan Berat Badan Lahir Rendah

Untuk bayi BBLR dengan komplikasi tertentu, seperti


paru-paru yang belum matang atau masalah pada usus,
maka bayi tersebut perlu dirawat di ruang perawatan
intensif neonatal (NICU).
Dokter sangat menganjurkan pemberian ASI, karena dapat
mendukung pertumbuhan dan kenaikan berat badan. Jika
ibunya tidak bisa memberikan ASI, bayi dapat diberikan
ASI dari donor.
Komplikasi Berat Badan Lahir Rendah

1.Gangguan perkembangan paru-paru atau organ lainnya.


2.Masalah pernapasan, seperti sindrom gangguan pernapasan
bayi.
3.Masalah neurologis, seperti perdarahan di dalam otak.
4.Masalah gastrointestinal, seperti necrotizing enterocolitis.
5.Kematian mendadak
PENDARAHAN TALI PUSAT
Definisi tali pusat

Tali pusat yaitu jembatan penghubung antara plasenta


dan bayi. Tali pusatlah yang bertugas untuk menyalurkan
darah, nutrisi dan oksigen yang juga dibutuhkan oleh bayi.
Setelah masa kehamilan berakhir, maka tugas dan fungsi
plasenta dan tali pusat pun berakhir.
Pengertian tali pusat adalah perdarahan yang terjadi pada tali
pusat bisa timbul sebagai akibat dari trauma ,pengikatan tali
pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukan
trombus normal. Tali pusat adalah jaringanmengikat yang
berhubungan plasenta (ari-ari) dengan janin.tali pusat berbentuk
seperti tali yang memanjang saat berada dalam kandungan.
Fungsi Tali Pusat

Peredaran darah janin dalam rahim tentu berbeda


dengan peredaran darah pada bayi, anak, apalagi dewasa.
Selama dalam rahim, paru-paru janin belum berfungsi
dengan optimal. Sehingga fungsi pernapasan, yaitu
pertukaran gas, sepenuhnya dilakukan oleh plasenta. Darah
mengalir dari plasenta ke janin melalui tali pusat sekitar 400
ml per menit.
Fungsi tali pusat adalah menjaga kelangsungan hidup
pertumbuhan janin didalam kandungan dengan
mengalihkan oksigen dan nutrisi dari ke aliran darah
janin(Abata,2015).
Pemotongan Tali Pusat

Pemotongan tali pusat merupakan hal yang harus diperhatikan. Sesaat


setelah bayi lahir dan menangis, tali pusat tidak dengan serta merta
dipotong. Tali pusat masih terhubung dengan plasenta dan terus berdenyut
sampai beberapa menit untuk mensuplai oksigen sampai ia bisa bernafas
dengan normal. Saat tali pusat berhenti berdenyut maka akan segera dijepit
dan dipotong. Tali pusat bayi baru lahir umumnya bewarna kebiruan dan
panjangnya 2,5 atau 5 cm sesudah dipotong. Klem plastik akan dipasang
pada potongan tali pusat untuk menghentikan perdarahan (Abata, 2015: 38).
Perawatan Tali Pusat

Perawatan tali pusat adalah melakukan pengobatan dan


pengikatan yang menyebabkan pemisahan fisik dengan
bayi. Kemudian, tali pusat dirawat dalam keadaan bersih
dan terhindar dari infeksi tali pusat.
Perawatan tali pusat dimaksudkan agar luka tali pusat tetap
bersih serta tidak terkena air kencing, kotoran bayi, nanah,
dan kotoran lain. Hal ini dilakukan agar bayi terhindar dari
infeksi.
Struktur Tali Pusat
Tali pusat normalnya dari tiga bagian, dua arteri dan satu vena di
kelilingi.Arteri dan vena umbilicus terlindung dalam sumbu
umbilicus. Sumbu tersebut di penuhi dengan bahan gelatinosa yang
yang di sebut merupakan perpanjangandari body stalk pada awal
perkembangan embrionik dan mempunyai panjang sekitar 60 cm
pada term. Vena umbilikalis sebelah kanan biasanya menghilang pada
awal perkembangan janin, yang tertinggal hanya vena umbilikalis
sebelah kiri.Pada penampang setriap bagian tali pusat dekat dabian
tengahnya terdapat saluran kecil dari vesikel umbilikalis yang dilapisi
oleh sel spitel kubis atau pipih (sodikin, 2012).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelepasan
Tali Pusat

a. Timbulnya infeksi pada tali pusat


Disebabkan karena tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi
syarat kebersihan, misalnya pemotongan tali pusat dengan bambu/gunting yang
tidak steril, atau setelah dipotong tali pusat dibubuhi abu, tanah, minyak daun-
daunan, kopi dan sebagainya.
b. Cara perawatan tali pusat
Penelitian menunjukkan bahwa tali pusat yang dibersihkan dengan air,
sabun dan di tutup dengan kassa steril cenderung lebih cepat puput
(lepas) dari pada tali pusat yang dibersihkan dengan alkohol.
c. Kelembaban tali pusat
Tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan
membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali
pusat, juga menimbulkan resiko infeksi.
d. Kondisi sanitasi lingkungan
Spora Clostridium Tetani yang masuk melalui luka tali pusat, karena
tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi syarat kebersihan.
e. Status Nutrisi
Bayi dengan BBLR dalam perawatan masa neonatal sering mengalami
penyulit dan memberikan risiko kematian tinggi dikarenakan daya tahan
tubuh yang rendah mengakibatkan tali pusat lepas lebih lama, sehingga risiko
dapat menimbulkan koloni bakteri (Ratri, 2007)
Fisiologis lepasnya tali pusat
Pada saat tali pusat terpotong maka suplai darah dari ibu terhenti.
Tali pusat yang masih menempel pada pusat bayi lama kelamaan akan
kering dan terlepas. Pengeringan dan pemisahan tali pusat sangat
dipengaruhi oleh jelly Wharton atau aliran darah yang mengenainnya
jaringan pada sisa tali pusat dapat di jadikan tempat koloni oleh
bakteri terutama jika dibiarkan lembab dan kotor (saatrawinata 2013).
Sisa potongan tali pusat inilah yang menjadi sebab utama terjadinya
infeksi pada bayi baru lahir.Kondisi ini dapat di cegah dengan
membiarkan tali pusat kering dan bersih.
Penyebab perdarahan tali pusat
1. Robekan umbilikus normal
Yaitu adanya trauma atau lilitan tali pusat imbilikus
pendek, sehingga menyebabkan pelaksanaan tarikan yang berlebihan
pada sat persalinan.
2. Robekan umbilikus normal
Yaitu hematoma pada umbilikus yang kemudian hematoma
tersebut pecah,namun perdarahan yang terjadi masuk kembali kedalam
plasenta. Hal ini sangat berbahya bagi karna dapat menimbilkan
kematian pada bayi.
3.Perdarahan akibat plasenta previa
Perdarahan akibat plasenta previa cenderung menyebabkan anemia,
sedangkan pada kasus abrupsio plasenta lebih sering mengakibatkan
kematian intra uteri karena dapat terjadi anoreksia.
Pencegahan perdarahan tali pusat
Untuk mencegah agar tidak terjadi perdarahan pada tali pusat kita dapat
melakukan :
a. Untuk pendarahan akibat ikatan longgar, dapat di kencakan kembali pada
pengikat tali pusat. Jika pendarahan tidak berhenti setelah 15-2 menit harus
segerah di lakukan beberapa jahitan pada luka bekas pemotongan tersebut.
b. Untuk pendarahan akibat robekan umbilicus harus segerah di jahit.
Kemudian segerah lakukan rujukan untuk mengetahui apakah ada kelainan
lain seperti anatomi pembuluh darah.
c. Pendarahan akibat abropsio plasenta, plasenta previa dan kelainannya,
bidan harus segerah merujuk.
d. Melakukan perawatan tali pusat.
Referensi
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil
kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia; 2013.
- Kementerian Kesehatan RI.Pelayanan Kesehatan
Neonatal Esensial.2010.Jakarta Selatan.Direktorat Bina
Kesehatan Anak Kemkes RI.
Sekian dan
Thankyou 

Anda mungkin juga menyukai