Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA YANG MENGALAMI STROKE NON

HEMORAGIK DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KESIAPAN PENINGKATAN


KOPING KELUARGA DI DESA SUMBER PANDAN KECAMATAN GRUJUGAN
KABUPATEN BONDOWOSO
TAHUN 2021
KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

oleh  

AHMAD ALIFIAN HIDAYAT


NIM. 18-03714-1051

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO
2021
Stroke merupakan gangguan pembuluh darah otak
berupa penurunan kualitas pembuluh darah otak.
Stroke menyebabkan angka kematian yang tinggi.
Kejadian sebagian besar dialami oleh kaum laki-laki
daripada wanita (selisih 19% lebih tinggi) dan usia
umunya diatas 55 tahun

• WHO 2019 10% kematian karena 15 juta tiap tahunnya, 7,9% kematian
Indonesia kaena stroke
• DINKES Bondowoso 2020 yaitu 775 orang lebih banyak pada perempuan
448 orang, sedangkan pada laki-laki 327 orang
• Riskesdas 2018 prevalensi stroke 10,9 per mil, tertinggi di provinsi
kalimantan timur (14,7 per mil), terendah di provinsi papua (4,1 per mil).
Sementara di Jawa Timur tahun 2019 kejadian stroke sebesar 12,1% atau
sekitar 14.591 0rang yang menderita stroke
Pada penyakit Stroke non Hemoragik perlu ditingkatkan kesehatan keluarga dan
klien, selain itu rendahnya motivasi dan harapan sembuh penderita serta kurangnya
dukungan keluarga sangat berpotensi menimbulkan beban stress dan berujung pada
kondisi stroke kronis. akan menimbulkan dampak psikologis pada keluarga pasien,
salah satunya keluarga akan mengalami kecemasan. Kecemasan keluarga akan
menyebabkan kondisi akan lebih berat, sehingga perlu ditingkatkan kesehatan
keluarga dan klien sehingga muncul masalah keperawatan kesiapan peningkatan
koping keluarga.

• SLKI klien Stroke Non Hemoragik dengan Kesiapan


Peningkatan Koping Keluarga : Kepuasan terhadap
perilaku bantuan anggota keluarga lain ,
Keterpaparan informasi , Kemampuan memenuhi
anggota keluarga , Komitmen pada perawatan
/pengobatan
• SIKI : Dukungan koping keluarga, Pelibatan
Keluarga dan Dukungan Kelurga Merencanakan
Perawatan
1.2 Batasan Istilah

1.3 Rumusan Masalah

1.4.1 Tujuan Umum


1.4 Tujuan Penelitian

1.4.2 Tujuan Khusus

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1Manfaat Teoritis

1.5.2 Manfaat Praktis


Landasan teori Stroke Non Hemoragik

Konsep penyakit Konsep keluarga


1. Pengertian 1. Pengertian
2. Etiologi 2. Ciri ciri keluarga
3. Klasifikasi 3. Tipe keluarga
4. Manifestasi Klinis 4. Struktur keluarga
5. Patofisiologi 5. Fungsi keluarga
6. Woc 6. Tugas keluarga
7. Penatalaksanaan 7. Peranan keluarga
8. . Komplikasi 8. Perkembangan keluarga
9.Pemeriksaan penunjang
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PENGKAJIAN

DIAGNOSA

RENCANA TINDAKAN

IMPLEMENTASI

EVALUASI
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

• Persiapan (Administratif)
DESAIN PENGUMPULA • Pelaksanaan pengambilan data
PENELITIAN
• STUDI KASUS N DATA (wawancara,observasi,dokume
ntasi)

• Memperpanjang waktu
BATASA UJI pengamatan atau tindakan.
N • ASKEP KEABSAHAN
• Sumber informasi tambahan
DATA
ISTILAH menggunakan tri angulasi

• di Desa Sumber Pandan Kecamatan • Pengumpulan data


LOKASI Grujugan RT 17 RW 05 Kabupaten • Mereduksi data
ANALISIS DATA
DAN Bondowoso Tahun 2021 dengan 7 • Penyajian data
WAKTU kali kunjungan selama 11 hari • Kesimpulan

• pada satu keluarga dimana salah satu


anggota keluarga atau individu mengalami •
PARTISIP Stroke non Hemoragik dengan Masalah ETIKA Informed consent
AN Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga di PENELITIAN • Anonymity
Desa Sumber Pandan Kecamatan Grujugan • Confidentiality
Kabupaten Bondowoso
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan selama 12 hari dengan


jumlah kunjungan sebanyak 7 kali kunjungan, terhitung dari tanggal 23
Agustus 2021 sampai 03 September 2021 . Lokasi pengambilan data
dilakukan di rumah Tn. Sa yaitu di Desa Sumber Pandan Kecamatan
Grujugan Kabupaten
Bondowoso. Tn. Sa tinggal bersama seorang istri dan 1 orang anaknya
PEMBAHASAN TUK 1 :
PENGKAJIAN

F T O
 
Stroke Non Hemoragik dengan Menurut teori Padila, 2012
diagnosa keperawatan membagi 7 tugas keluarga dalam Opini penulis, Keluarga
Kesiapan Peningkatan Koping bidang kesehatan yang harus di Ny. SU belum bisa tidak
Keluarga diangkat karena pada lakukan yaitu: Pemeliharaan fisik mengetahui tentang
pengkajian wawancara, keluarga dan para anggotanya kosep penyakitnya saat
keluarga dan klien mengatakan Pemeliharaan sumber-sumber ini, karena klien baru
kurang mengetahui tentang daya yang ada dalam keluarga
pertama kali mengalami
masalah yang terjadi pada Pembagian tugas masing-masing
anggota keluarganya anggotanya sesuai dengan penyakit stroke. Karena
khususnya pada Ny.SU yang kedudukannya masing-masing kemampuan keluarga
mengalami penyakit stroke Sosialisasi antar anggota mengambil keputusan di
sejak 2 tahun yang lalu. Dan keluarga,pengaturan jumlah lihat dari klien ketika sakit
kurangnya pengetahuan anggota keluarga, pemeliharaan mendatangkan tukang
tentang perawatan secara ketertiban anggota pijat. Hal ini juga
mandiri pada anggota keluarga keluarga,membangkitkan
dipengaruhi oleh tingkat
yang mengalami stroke. dorongan dan semangat para
anggotanya. pendidikan suami Ny. Dan
anaknya yang hanya
Lanjutan

Sesuai dengan pengkajian, keluhan utama pada klien tersebut yaitu kelumpuhan yang terjadi pada
F ekstrmitas atas dan ektremitas bawah bagian kanan. Keluarga Ny.SU sering menggali informasi kesehatan
kepada tenaga kesehatan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada jika dirasa sudah parah, keluarga
berkeyakinan bahwa penyakitnya perlu di bawa ke pelayanan kesehatan agar bisa sembuh.

Menurut teori Tarwoto, 2013 manifestasi klinis stroke tergantung dari sisi atau bagian mana yang
terkena, rata-rata serangan, ukuran lesi, dan adanya sirkulasi kolateral. Pada stroke akut gejala klinis

T meliputi: Kelumpuhan wajah atau anggota badan sebelah (hemiparesis) atau hemiplegia (paralisis)
yang timbul secara mendadak. Kelumpuhan terjadi akibat adanya kerusakan pada area motorik di
korteks bagian frontal, kerusakan ini bersifat kontralateral artinya jika terjadi kerusakan pada hemisfer
kanan, maka kelumpuhan otot pada sebelah kiri. Pasien juga akan kehilangan kontrol otot vulenter dan
sensorik sehingga pasien tidak dapat melakukan ekstensi maupun fleksi.

Menurut penulis membenarkan bahwasanya tanda dan gejala yang terjadi pada Ny.SU sesuai dengan teori
O dilihat dari kelumpuhan pada anggota badan khususnya pada ekstremitas atas dan bawah bagian kanan
(hemiparesis).
PEMBAHASAN TUK 2 : DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang di angkat penulis adalah Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga yang telah sesuai
dengan teori. Penulis mengambil konflik ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
F dengan alasan mengacu pada data pengkajian yaitu data subjektif antara lain Keluarga dan klien mengatakan
tidak mengetahui tentang kosep penyakitnya saat ini, karena klien baru pertama kali mengalami penyakit
stroke,serta klien mengatakan bersedia untuk meningkatkan pengetahuannya tentang penyakit stroke yang
dialami oleh Ny. Su saat ini Keluarga dan klien terlihat rasa ingin tahu untuk meningkatkan gaya hidup sehat

Batasan karakteristik “Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga” yaitu pola adaptasi anggota keluarga
dalam mengatasi situasi yang dialami klien secara efektif dan menunjukkan keinginan serta kesiapan
untuk meningkatkan kesehatan keluarga dan klien. Brdasarkan data subjektif dan objektif pada
T pengkajian serta batasan karakteristik kesiapan peningkatan koping keluarga berdasarkan teori SDKI,
sehingga penulis memprioritaskan masalah utama yaitu kesiapan peningkatan koping keluarga.
Sehingga untuk kasus keluarga Ny.SU penulis merumuskan stroke non hemoragik dengan kesiapan
peningkatan Koping Keluarga Berdasarkan data subjektif dan objektif pada pengkajian serta batasan
karakteristik “Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga”

Opini peneliti pada diagnosa yang diangkat sesuai dengan teori, dengan mengambil petunjuk untuk
O bertindak. Maka menurut peneliti membenarkan bahwasannya fakta dilapangan sesuai dengan teori serta
memprioritaskan masalah utama yaitu Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga
PEMBAHASAN TUK 3 : INTERVENSI KEPERAWATAN

• Menurut teori Padila, • Menurut penulis, alasan


FAKTA

OPINI
TEORI
• Perencanaan adalah
bagian dari fase 2012 perencanaan penulis mengangkat 18
pengorganisasian dalam keperawatan keluarga intervensi karena penulis
proses keperawatan terdiri dari penetapan membenarkan bahwa
keluarga yang meliputi tujuan, mencakup tujuan pada prinsipnya antara
penentuan tujuan umum umum dan khusus, teori-teori yang ada
dan tujuan khusus, rencana intervensi serta dengan kasus nyata dalam
penetapan standart dan dilengkapi dengan merencanakan asuhan
kriteria dimana tujuan rencana evaluasi yang keperawatan pada
tersebut telah sesuai memuat criteria dan keluarga yang mengalami
dengan teori untuk standar. Tujuan Stroke Non Hemoragik
mengatasi maslah dirumuskan secara dengan masalah
keluarga. Peneliti spesifik, dapat diukur keperawatan Kesiapan
mencoba untuk (marusable), dapat dicapai Peningkatan Koping
memodifikasi 18 (achivabel), rasional dan Keluarga telah sesuai
intervensi menunjukkan waktu. dengan kasus dan tidak
Rencana tindakan mengalami perbedaan
ditetapkan untuk
mencapai tujuan.
PEMBAHASAN TUK 4 : IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

F
Implementasi keperawatan terhadap Ny. SU dilakukan selama 12
hari dengan jumlah kunjungan sebanyak 7 kali. Terhitung dari
tanggal 23 Agustus 2021 sampai dengan 03 September 2021

Implemetasi yang peneliti terapkan pada Ny. SU sudah sesuai

t dengan teori yang ada. Implementasi yang di lakukan sebagian


besar mengacu pada SDKIStandar Diagnosa Keperawatan
Indonesia). Akan tetapi ada penambahan beberapa implementasi.

Membenarkan bahwa pada prinsipnya antara teori-teori yang ada

O
dengan kasus nyata dalam merencanakan asuhan keperawatan pada
keluarga yang mengalami Stroke Non Hemoragik dengan masalah
keperawatan Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga telah sesuai
dengan kasus dan tidak mengalami perbedaan
PEMBAHASAN TUK 5 : EVALUASI KEPERAWATAN
Pada kasus Ny. Su setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 7 kali

F kunjungan selama 12 hari, maka dapat disimpulkan masalah pada keluarga


Tn. S dapat teratasi karena selama perawatan keluarga Ny.Su kooperatif dan
dapat melakukan rencana dan tindakan keperawatan yang di berikan.

Menurut teori Candra Widyanto, 2014 evaluasi merupakan kegiatan yang


dilakukan untuk menilai keberhasilan rencana tindakan yang telah
dilaksanakan. Apabila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru
yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat

t dilaksanakan dalam satu kali kunjungan rumah kekeluarga. Untuk itu,


dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan
keluarga yang telah disepakati bersama.

Opini peneliti pada dasarnya untuk menentukan berhasil atau tidaknya


perawatan yang di berikan mengacu pada tujuan dan kriteria hasil yang
ada pada perencanaan. Kasus Ny. SU setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 7x kunjungan selama 2 minggu, maka dapat

O
disimpulkan masalah pada keluarga Ny. SU dapat teratasi karena selama
perawatan keluarga dan klien kooperatif terhadap perawat yang
diberikan dan keluarga mengatakan siap meningkatkan koping pada
keluarganya
• Pengkajian Keperawatan
• Diagnosa Keperawatan
• Intervensi Keperawatan
Kesimpulan • Implementasi Keperawatan
• Evaluasi Keperawatan

• Bagi Klien
• Bagi Keluarga
• Bagi Puskesmas
Saran • Bagi Perawat
• Bagi peneliti selanjutnya
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai