Permen PUPR 21 - 2019 Sosialisasi Aceh-Sabang
Permen PUPR 21 - 2019 Sosialisasi Aceh-Sabang
(SMKK)
S E B A G A I P E N G G A N T I P E R AT U R A N
M E N T E R I P U N O M O R 0 5 / P RT / M / 2 0 1 4
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
T E N TA N G P E D O M A N S M K 3
KONSTRUKSI BIDANG PU
Disampaikan oleh:
Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
Dalam acara:
Pembinaan Jasa Konstruksi di Daerah
PERMEN PUPR NO 21 /2019 TENTANG SISTEM
OUTLINE 01 MANAJAMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
D Elemen SMKK
E Penerapan SMKK
Pasal 4 ayat (1) huruf c. Pasal 5 ayat (3) huruf a. Pasal 59 ayat (4)
Pemerintah Pusat bertanggung jawab Pemerintah Pusat memiliki kewenangan Standar Keamanan, Keselamatan,
atas terselenggaranya Jasa mengembangkan Standar Keamanan, Kesehatan, dan Keberlanjutan untuk
Konstruksi yang sesuai dengan Keselamatan, Kesehatan, dan setiap produk Jasa Konstruksi diatur oleh
Standar Keamanan, Keselamatan, Keberlanjutan dalam penyelenggaraan menteri teknis terkait sesuai dengan
Kesehatan, dan Keberlanjutan Jasa Konstruksi kewenangannya.
KK Keselamatan Konstruksi
Keselamatan keteknikan K3
Wujud Keselamatan dan
Konstruksi Keselamatan Umum
Kesehatan Pekerja
Pencemaran lingkungan
Pencegahan Kecelakaan Kerja dan
Kecelakaan Konstruksi dan Kecelakaan
Terhadap Penyakit Akibat Kerja
Masyarakat
Hazzard Identification, Risk Assesment, and Opportunity (HIRAO), Metode Kerja, Manual,
Alat Pencegahan
Prosedur Kerja, Job Safety Analysis (JSA)
POSISI PERMEN PUPR NO. 21 TAHUN 2019 PASCA
TERBITNYA
PERMEN PUPR NO. 07 TAHUN 2019
TENTANG JUKNIS BIAYA
PENYELENGGARAAN BIAYA SMKK
SE MENTERI
PUPR 11/2019
SE MENTERI
TENTANG JASA TENTANG STANDAR DAN TENTANG
PUPR 15/2019
KONSTRUKSI PEDOMAN PENGADAAN JASA PEDOMAN SMKK
KONSTRUKSI
MELALUI PENYEDIA
TENTANG TATA CARA PENJAMINAN MUTU
DAN PENGENDALIAN MUTU
PEKERJAAN KONSTRUKSI DI KEMENTERIAN PUPR
TRANSFORMASI JUDUL
PERATURAN
Tentang Pedoman Sistem Tentang
PERMEN Manajemen Keselamatan dan Pedoman Sistem Manajemen PERMEN
PERMEN
PU PU Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Keselamatan Konstruksi PERMEN
PUPRPUPR
NO.05/2014
05/2014 Bidang Pekerjaan Umum . 21/2019
NO. 21/2019
. . .
• Mengatur Keselamatan • Mengatur Keselamatan
dan Kesehatan Konstruksi yang meliputi
Kerja Konstruksi; Standar Keselamatan,
• Berlaku untuk internal Kesehatan, Keamanan
di Kementerian dan Keberlanjutan (K4);
Pekerjaan Umum. • K/L/Pemda dan swasta
dapat mengacu aturan ini.
SIAPA SUBJEK
YANG DIATUR?
Pengguna Jasa Penyedia Jasa
APA OBJEK
YANG DIATUR?
Konsultansi Konstruksi Pekerjaan Konstruksi
9
PERMEN PU 05/2014 TRANSFORMAS PERMEN PUPR 21/2019
I STRUKTUR
BAB I KETENTUAN UMUM
BAB I KETENTUAN UMUM BAB II STANDAR KEAMANAN, KESELAMATAN,
BAB II MAKSUD, TUJUAN DAN KESEHATAN, DAN KEBERLANJUTAN
RUANG LINGKUP KONSTRUKSI
Bagian Kesatu: Umum
BAB III PENERAPAN SMK3
Bagian Kedua: Rancangan Konseptual
KONSTRUKSI BIDANG SMKK
PEKERJAAN UMUM Bagian Ketiga: Elemen SMKK
BAB IV TUGAS, TANGGUNG JAWAB, Bagian Keempat: Penerapan SMKK
DAN WEWENANG Paragraf 1 Umum
BAB V BIAYA PENYELENGGARAAN Paragraf 2 Pemilihan Penyedia Jasa
Paragraf 3 Pelaksanaan Pek. Kons
SMK3 KONSTRUKSI BIDANG
Paragraf 4 Serah Terima Pekerjaan
PEKERJAAN UMUM Bagian Kelima: Unit Keselamatan
BAB VI SANKSI Konstruksi
BAB VII KETENTUAN PENUTUP Bagian Keenam: Risiko Keselamatan
Konstruksi
BAB III BIAYA PENERAPAN SISTEM
MANAJEMEN KESELAMATAN
KONSTRUKSI
BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
BAB V KETENTUAN PERALIHAN
BAB VII KETENTUAN PENUTUP
PERMEN PUPR 21/2019
PERMEN PU 05/2014 TRANSFORMAS
I STRUKTUR LAMPIRAN RAPERMEN TENTANG PEDOMAN SMKK
LAMPIRAN 1 TINGKAT RISIKO K3 LAMPIRAN Sublampiran A Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
LAMPIRAN 2 FORMAT RK3K Konstruksi (SMKK)
PELAKSANAAN Sublampiran B Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang
PEKERJAAN KONSTRUKSI Pengguna dan Penyedia Jasa Dalam
Penerapan SMKK
LAMPIRAN 3 FORMAT SURAT-SURAT
Sublampiran C Tata Cara Penjaminan Mutu dan
` Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi
Sublampiran D Format Rancangan Konseptual SMKK
Sublampiran E Format RKK dan Format Penilaian RKK
E.1 Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi
Pengawasan/Manajemen Penyelenggaraan Konstruksi
E.2 Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
E.3 Format Penilaian Rencana Keselamatan
Konstruksi (RKK)
Sublampiran F Format Pelaporan Pelaksanaan RKK
Sublampiran G Komponen Kegiatan dan Format Audit
Internal Penerapan SMKK
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
1 3
Keselamatan Keteknikan Konstruksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
merupakan keselamatan terhadap keselamatan dan kesehatan tenaga
pemenuhan standar perencanaan, kerja, termasuk tenaga kerja penyedia
perancangan, prosedur dan mutu jasa, subpenyedia jasa, pemasok, dan
hasil pelaksanaan Jasa Konstruksi, pihak lain yang diizinkan memasuki
mutu bahan, dan kelaikan peralatan STANDAR tempat kerja konstruksi
KEAMANAN,
2
KESELAMATAN,
KESEHA-TAN, DAN 4
KEBERLAN- Keselamatan Lingkungan
Keselamatan Publik JUTAN KONSTRUKSI keselamatan lingkungan yang terdampak
keselamatan masyarakat dan/atau
oleh Pekerjaan Konstruksi sebagai upaya
pihak yang berada di lingkungan dan
menjaga kelestarian lingkungan hidup
sekitar tempat kerja yang terdampak
dan kenyamanan lingkungan terbangun
Pekerjaan Konstruksi
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK (PRA-
Disusun oleh: KONSTRUKSI)
a. Penyedia Jasa
Konsultansi
Konstruksi Rancangan
Pengkajian; Konseptual SMKK
b. Penyedia Jasa Rancanga harus disetujui
Konsultansi n oleh Pengguna
Konstruksi
Konseptua Jasa untuk
Perencanaan; dijadikan rujukan
dan l SMKK
dalam menyusun
c. Penyedia Jasa RKK
Konsultansi
Konstruksi
Perancangan.
Perencanaan ●
mengidentifikasi bahaya, penilaian risiko, pengendalian, dan peluang;
●
rencana tindakan yang tertuang dalam sasaran dan program; dan
keselamatan konstruksi; ●
pemenuhan standar dan peraturan perundangan keselamatan konstruksi.
●
sumber daya (peralatan, material, dan biaya);
Dukungan keselamatan ●
●
kompetensi;
kepedulian;
●
informasi terdokumentasi.
Operasi keselamatan ●
Perencanaan dan Pengendalian Operasi;
konstruksi; ●
Kesiapan dan Tanggapan terhadap Kondisi Darurat. Konsultansi Konstruksi dalam
melaksanakan pekerjaannya
harus menerapkan Operasi
Keselamatan Konstruksi
Evaluasi kinerja
●
Pemantauan dan Evaluasi;
●
Tinjauan Manajemen; dan
keselamatan konstruksi ●
Peningkatan Kinerja Keselamatan Konstruksi.
PENERAPAN SMKK
Penerapan SMKK pada tahapan-tahapan:
Dokumen pemilihan
bentuk
●
Pembuatan dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi;
●
Pembuatan prosedur dan instruksi kerja; dan
●
Penyiapan formulir.
●
Induksi K3 (Safety Induction);
●
Pengarahan K3 (Safety Briefing);
●
Pertemuan mengenai keselamatan (Safety Meeting, Safety Talk, dan/atau Tool Box Meeting);
●
Pelatihan K3;
●
Sosialisasi HIV/AIDS;
●
Simulasi K3;
●
Spanduk (banner);
●
Poster; dan
●
Papan informasi K3.
PERINCIAN BIAYA PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
KONSTRUKSI
●
APK antara lain:
Jaring pengaman (Safety Net);
• Pelindung pernafasan dan mulut (Masker);
●
●
Tali keselamatan (Life Line);
Penahan jatuh (Safety Deck); • Sarung tangan (Safety Gloves);
• Sepatu keselamatan (Safety Shoes);
●
Pagar pengaman (Guard Railling);
●
Pembatas area (Restricted Area);
●
Pelindung jatuh (Fall Arrester); dan
●
Perlengkapan keselamatan bencana
.
• Sepatu Keselamatan (Rubber Safety Shoes and
Toe Cap);
• Penunjang seluruh tubuh (Full Body Harness);
• Jaket pelampung (Life Vest);
• Rompi keselamatan (Safety Vest); dan
• Celemek (Apron/Coveralls).
PERINCIAN BIAYA PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
KONSTRUKSI
●
Asuransi ketenagakerjaan dan kesehatan;
●
Surat izin laik operasi alat dan material;
●
Sertifikat kompetensi kerja untuk operator yang diterbitkan oleh lembaga/instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan;
●
Surat Pengesahan Organisasi K3 (P2K3), sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
●
Perizinan terkait lingkungan kerja
●
Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi;
●
Petugas tanggap darurat;
●
Petugas P3K;
●
Petugas pengatur lalu lintas (Flagman);
●
Tenaga medis dan/atau kesehatan; dan
●
Petugas kebersihan lingkungan
PERINCIAN BIAYA PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
KONSTRUKSI
●
Peralatan P3K (Kotak P3K, tandu, obat luka, perban, dan lain-lain)
●
Ruang P3K (tempat tidur pasien, tabung oksigen, stetoskop, timbangan berat badan, tensi meter, dan lain-lain);
●
Peralatan pengasapan (Fogging);
●
Obat pengasapan; dan
●
Ambulans.
●
Rambu petunjuk;
●
Rambu larangan;
●
Rambu peringatan;
●
Rambu kewajiban;
●
Rambu informasi;
●
Rambu pekerjaan sementara;
●
Jalur evakuasi (Escape Route);
●
Tongkat pengatur lalu lintas (Warning Lights Stick);
●
Kerucut lalu lintas (Traffic Cone);
●
Lampu putar (Rotary Lamp); dan
●
Lampu selang lalu lintas.
PERINCIAN BIAYA PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
KONSTRUKSI
8. Konsultasi dengan Ahli terkait Keselamatan Konstruksi (sesuai lingkup pekerjaan dengan
kebutuhan lapangan), antara lain:
●
Ahli Lingkungan;
●
Arsitek;
●
Ahli Teknik Jalan;
●
Ahli Teknik Jembatan; dan/atau
●
Ahli Teknik Bangunan Gedung.
●
Pemeriksaan dan pengujian peralatan;
●
Alat Pemadam Api Ringan (APAR);
●
Sirine;
●
Bendera K3;
●
Lampu darurat (Emergency Lamp);
●
Pemeriksaan lingkungan kerja:
●
Limbah B3
●
Polusi suara
PERINCIAN BIAYA PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
KONSTRUKSI
Keterangan:
Alat Pelindung Kerja (APK) sesuai pada angka 3 huruf a nomor 1 dan nomor 2 harus dalam kondisi baru dan men
gikuti standar yang berlaku.
Alat Pelindung Diri (APD) sesuai pada angka 3 huruf b harus dalam kondisi baru dan mengikuti standar yang berla
ku.
Standar warna helm yang dipergunakan, sebagai berikut:
Tamu – warna putih polos;
Tim:
Pelaksana–warna putih polos dilengkapi dengan 1 strip (8 mm);
Kepala pelaksana–warna putih polos dilengkapi dengan 2 strip (2 x 8 mm);
Kepala pekerjaan konstruksi–warna putih polos dilengkapi dengan 3 strip berukuran @ 8mm, dan 1 strip
15 mm di bagian paling atas.
Pekerja pada Unit Keselamatan Konstruksi – warna merah;
Pekerja pada Unit kerja Sipil – warna kuning;
Pekerja pada Unit kerja Mekanikal Elektrikal (ME) – warna biru;
Pekerja pada Unit kerja Lingkungan – warna hijau; dan
Jika ada logo perusahaan, ditempatkan di bagian tengah dan depan pelindung kepala.
Pekerja pada Pekerjaan Konstruksi menggunakan pakaian berwarna jingga (orange).
Pada alat berat yang beroperasi ditempel SILO, SIO, nama operator beserta pasfoto operator ukuran 8R.
CONTOH PETUNJUK ISIAN SATUAN PERINCIAN KEGIATAN
PENYELENGGARAAN SMKK
A. Format Rincian SMKK
HARGA
SATUAN KUAN- TOTAL
NO. URAIAN PEKERJAAN SATUAN KET
UKURAN TITAS
(Rp.)
HARGA (Rp.)
Keterangan
1 Penyiapan RKK antara lain :
Memperhatikan
jumlah dan jenis 1. Uraian pekerjaan sebagaimana tersebut dalam
a Pembuatan dokumen RKK
pekerjaan yang
Set
dikerjakan
tabel, disesuaikan dengan jenis pekerjaan
Pembuatan Prosedur dan Memperhatikan konstruksi yang dilaksanakan;
b Instruksi Kerja serta Penyiapan perkiraan jumlah
Formulir pekerja 2. PPK menetapkan perincian uraian pekerjaan
A Sub Total Penyiapan RKK jumlah (a-b)
sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan
pekerjaan;
3. Jumlah minimal kebutuhan personel K3
B. Contoh Format Rincian SMKK untuk Pekerjaan Gedung
TOTAL Konstruksi ditetapkan oleh pengguna jasa yang
SATUAN KUAN- HARGA
NO. URAIAN PEKERJAAN HARGA KET
UKURAN TITAS SATUAN (Rp.) dituangkan pada dokumen tender;
(Rp.)
1 Penyiapan RKK antara lain : 4. Satuan Konsultasi dengan Ahli terkait
a Pembuatan dokumen RKK
Memperhatikan Keselamatan Konstruksi dilaksanakan untuk
Pembuatan Prosedur dan jumlah dan jenis
Instruksi Kerja serta Penyiapan Set 1 5.000.000,- 5.000.000,-
pekerjaan yang
pekerjaan segmentasi pemaketan menengah
b
Formulir dikerjakan dan besar, sedangkan untuk pemaketan
5.000.000,0 segmentasi kecil dilaksanakan apabila
A Sub Total Penyiapan RKK
0
diperlukan.
Keterangan pengisian Biaya Penerapan SMKK
Sertifikat Petugas K3 Konstruksi dan surat keterangan penjaminan mutu dan pengendalian
mutu yang telah diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini harus disesuaikan
dengan Peraturan Menteri ini paling lambat 2 (dua) tahun sejak Peraturan Menteri ini mulai
berlaku
KETENTUAN PENUTUP
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 628), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 02/PRT/M/2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 179), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
LAMPIRAN
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI DENGAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR PER JENIS PEKERJAAN
KHUSUS SIPIL UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN AHLI K3 KONSTRUKSI / PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI
KLASIFIKASI USAHA PEKERJAAN
KONSTRUKSI MENURUT UU 2 JENIS KONSTRUKSI KETERANGAN
TAHUN 2017
Jembatan bentang ≥ 45 m (beton)
bentang ≥ 50 m (baja)
Jalan Lintas Atas bentang ≥ 45 m (beton)
(Flyover/Overpass) bentang ≥ 50 m (baja)
Jalan Layang panjang > 1.000 m
Jembatan tipe khusus Gantung, beruji kabel, pelengkung dengan bentang paling sedikit 60 m, bentang paling sedikit
100 m, dengan ketinggian pilar diatas 40 m, kotak/box girder, dan lain-lain yang didesain
secara khusus.
SIPIL Pembangunan Jembatan Gantung Program PISEW (Pengembangan Infrastruktur Sosial
Ekonomi Wilayah)
Jalan - Jalan Bebas Hambatan,
Medan datar LHR ≤156.000
Medan bukit LHR ≤ 153.000
Medan gunung LHR ≤ 146.000
- Jalan Raya,
Medan datar LHR ≤110.000
Medan bukit LHR ≤ 106.600
Medan gunung LHR ≤103.400
Keterangan:
Keterangan: - Jalan di daerah perbukitan dan/atau pergunungan
Untuk
Untuk pekerjaan
pekerjaan konstruksi
konstruksi dengan
dengan risiko
risiko
keselamatan
keselamatan konstruksi
konstruksi yang
yang sudah
sudah ditentukan
ditentukan
pada
pada keterangan di atas, tidak diperlukan lagi
keterangan di atas, tidak diperlukan lagi
perhitungan
perhitungan penentuan
penentuan tingkat
tingkat risiko
risiko
Keselamatan
Keselamatan Konstruksi
Konstruksi sebagaimana
sebagaimana tertuang
tertuang
dalam
dalam contoh
contoh Tabel
Tabel Penetapan
Penetapan Tingkat
Tingkat Risiko
Risiko
Pekerjaan.
Pekerjaan.
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI DENGAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR PER JENIS PEKERJAAN
KHUSUS SIPIL UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN AHLI K3 KONSTRUKSI / PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI
Terowongan Semua
Underpass Semua
Bendungan Semua bendungan
Reklamasi Semua reklamasi
Pemecah/penahan Perlu ada kriteria
gelombang Rubble mound > 1 ton
Ambang (Groundsill) - dengan lebar sungai > 20 m;
SIPIL - Tinggi Terjunan ≥ 3 m
Saluran irigasi khusus Dengan konstruksi terowongan dan sipon
Saluran irigasi volume luasan > 2000 HA
Terowongan air Semua terowongan
Bendung dengan lebar sungai > 20 m
Keterangan:
Keterangan:
Untuk Sistem Penyediaan Air Dengan kedalaman pekerjaan galian > 1,5 m
Untuk pekerjaan
pekerjaan konstruksi
konstruksi
dengan Minum (SPAM)
dengan risiko
risiko keselamatan
keselamatan
konstruksi
konstruksi yang
yang sudah
sudah ditentukan
ditentukan Instalasi Pembuangan Air Dengan kedalaman pekerjaan galian > 1,5 m
pada
pada keterangan di
keterangan di atas,
atas, tidak
tidak Limbah
diperlukan
diperlukan lagi
lagi perhitungan
perhitungan
penentuan Tempat Pembuangan Akhir Bila pelaksanaan pekerjaan galian tanah > 1,5 m
penentuan tingkat
tingkat risiko
risiko
Keselamatan
Keselamatan Konstruksi
Konstruksi
(TPA)
sebagaimana
sebagaimana tertuang
tertuang dalam
dalam Embung Semua Embung
contoh
contoh Tabel
Tabel Penetapan
Penetapan Tingkat
Tingkat Dermaga Pembangunan pada program PISEW (Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi
Risiko
Risiko Pekerjaan.
Pekerjaan. Wilayah)
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI KHUSUS GEDUNG / PERUMAHAN DENGAN RISIKO KESELAMATAN
KONSTRUKSI BESAR, SEDANG, DAN KECIL
KLASIFIKASI USAHA
PEKERJAAN KONSTRUKSI JENIS KONSTRUKSI KETERANGAN
MENURUT UU 2 TAHUN 2017
Keterangan:
Keterangan:
Untuk
Untuk pekerjaan
pekerjaan konstruksi
konstruksi dengan
dengan risiko
risiko keselamatan
keselamatan konstruksi
konstruksi yang
yang sudah
sudah ditentukan
ditentukan pada
pada
keterangan di
keterangan di atas,
atas, tidak
tidak diperlukan
diperlukan lagi
lagi perhitungan
perhitungan penentuan
penentuan tingkat
tingkat risiko
risiko Keselamatan
Keselamatan Konstruksi
Konstruksi
sebagaimana tertuang dalam contoh Tabel Penetapan Tingkat Risiko Pekerjaan
sebagaimana tertuang dalam contoh Tabel Penetapan Tingkat Risiko Pekerjaan . .
PENENTUAN TINGKAT TEKNOLOGI TINGGI, MADYA DAN SEDERHANA
Peralatan berat dengan menggunakan mesin yang operasionalnya berbasis mekanikal, elektrikal, hidrolik, pneumatik yang terkontrol
secara automatic dan digital, baik berdiri sendiri maupun terintegrasi dalam satu sistem, meliputi:
Jenis dan kapasitas pesawat angkat dan angkut:
Peralatan angkat
a. Keran mobil, keran kelabang, keran portal, keran magnet, keran lokomotif, pesawat hidrolik, dan pesawat pneumatic, dengan
kapasitas:
> 25 ton dan ≤ 100 ton;
> 100 ton dan ≤ 300 ton;
> 300 ton dan ≤ 600 ton;
> 600 ton;
b. Alat angkat listrik/lift barang/passenger hoist, keran overhead, keran pedestal, keran tetap, keran gantry, keran dinding dan
keran sumbu putar, dengan kapasitas:
Teknologi tinggi > 25 ton dan ≤ 100 ton;
> 100 ton dan ≤ 300 ton;
> 300 ton dan ≤ 600 ton;
> 600 ton;
c. Launcher girder;
d. Mesin bor terowongan (tunnel boring machine).
Peralatan angkut
a. Keran Menara (tower crane),
b. Pesawat angkutan di atas landasan dan diatas permukaan:
Jenis forklift dan/atau lift truk > 15 ton
Pesawat pneumatic yang digerakan oleh tenaga yang menggunakan tekanan udara dengan kapasitas tekanan di atas 150 psi
(Pounds per Square inch);
Pesawat hidrolik yang digerakan oleh cairan oli dengan kapasitas tekanan >5000 psi (Pounds per Square inch);
Tenaga penggerak listrik (generator set) dengan kapasitas di atas > 200 KVA.
PENENTUAN TINGKAT TEKNOLOGI TINGGI, MADYA DAN SEDERHANA
Jenis dan kapasitas pesawat angkat dan angkut:
Peralatan angkat
a. Keran mobil, keran kelabang, keran portal, keran magnet, keran lokomotif, pesawat hidrolik, dan pesawat pneumatic, dengan kapasitas:
s/d 25 ton
b. Alat angkat listrik/lift barang/passenger hoist, keran overhead, keran pedestal, keran tetap, keran gantry, keran dinding dan keran
sumbu putar, dengan kapasitas:
s/d 25 ton
Peralatan angkut
a. Pesawat angkutan di atas landasan dan diatas permukaan:
Jenis forklift dan/atau lift truk s/d 15 ton
Pesawat pneumatic yang digerakan oleh tenaga yang menggunakan tekanan udara dengan kapasitas tekanan 100 s/d 150 psi (Pounds per
Square inch).
Teknologi
Madya Pesawat hidrolik yang digerakan oleh cairan oli dengan kapasitas tekanan diatas 1000 s.d 5000 psi (Pounds per Square inch).
Tenaga penggerak listrik (generator set) dengan kapasitas 25 s.d 200 KVA.
Peralatan mesin:
a. Mesin pon, mesin penghancur, penggiling dan penumbuk (crusher machine).
b. Mesin bor, mesin derad, mesin gunting/potong plat, mesin rol dan tekuk plat.
Peralatan berat:
Backhoe, excavator, bulldozer, loader, scrapper, asphalt finisher, tandem roller, tyre roller.
Peralatan ringan:
a. Tamping Rammer (Mesin Pemadat Ringan);
b. Vibrator (Mesin Penggetar dan pemadat beton cair);
c. Mesin pelurus, pemotong dan pembengkok besi beton;
d. Penyebar semen cair maupun semen campuran;
e. Bar bender, bar cutter; dan
f. Peralatan sejenis lainnya.
PENENTUAN TINGKAT TEKNOLOGI TINGGI, MADYA DAN SEDERHANA
Pesawat pneumatic yang digerakan oleh tenaga yang menggunakan tekanan udara
dengan kapasitas tekanan <100 psi (Pounds per Square inch);
Bor listrik, hammer drill, dan peralatan sejenis.
Perkakas tangan seperti cangkul, palu, pahat, sabit, gergaji, kikir, obeng, tang, dan
peralatan sejenis.
Teknologi Sederhana Mesin sederhana:
a. mesin asah, poles dan pelicin,
b. mesin tuang dan cetak, tempa dan pres,
c. mesin potong dan belah kayu, mesin ayak dan mesin pemisah,
d. mesin penyaring pasir, mesin pengisi, mesin pengungkit,
e. mesin pengaduk, serta mesin lain yang sejenis.
TERIMA KASIH
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
DIREKTORAT BINA PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI