Anda di halaman 1dari 11

Bab Paragraf

Anggota kelompok:

As-shiva Islamy Albant (2051020233)


Elza pebriyani (2051020232)
M. Wahyu Saputra (2051020234)
Zahratunnisa (2051020236)
Pengertian Paragraf

 Paragraf atau alinea merupakan sekumpulan kalimat yang saling berkaitan antara
kalimat yang satu dengan kalimat yang lain, dimana keterkaitannya membentuk satu
gagasan yang utuh. Selain itu paragraf juga disebut sebagai miniatur sebuah
karangan/karangan singkat. Pertalian antarkalimat dalam satu paragraf mengacu pada
satu gagasan yang disebut gagasan utama, pikiran utama atau juga disebut pokok pikiran.

 Terdapat beberapa bentuk kalimat, yaitu kalimat pengantar (prolog), kalimat utama
(main sentence), kalimat penjelas (descriptive sentence), dan kalimat penutup (closing
sentence).

 Kalimat dirangkai atau dijalin hingga menjadi satu kesatuan yang dapat membentuk
suatu gagasan.
Ciri-Ciri Paragraf
Ciri-ciri paragraf, antara lain:

1. Kalimat pertama dimulai setelah lima atau enam ketukan sepasi dari
pinggir kiri kertas.
2. Penulisan yang mengikutu pola lurus penuh ( full-block style), penulisan
paragraf baru ditandai dengan jarak atau spasi yang agak renggang
dengan paragraf sebelumnya.
3. Mengembangkan sebuah pikiran utama (main idea) yang dilukiskan dalam
kalimat topik.
4. Menggunakan kalimat pengembang yang berfungsi sebagai pendukung
gagasan utama.
5. Menggunakan kalimat penjelas atau keterangan yang logis dengan
memerhatikan aspek keutuhan (peranti penghubung antar kalimat) dan
kepaduan (kelogisan dari sisi keutuhan makna).
6. Mengemukakan informasi yang mendukung gagasan pokok berupa
ilustrasi, contoh, dan detail, berupa rincian-rincian yang konkret serta
digunakan secara efektif.
Fungsi Paragraf

Fungsi paragraf adalah sebagai berikut:

menandai pembukaan gagasan atau ide baru, dan dapat berupa pengembangan
lebih lanjut dari ide atau gagasan utama ( main idea) sebelumnya,
menandai hal-hal yang penting dari uraian atau penjelasan pada paragraf
sebelumnya;
mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan
perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam
suatu kesatuan;
menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari
beberapa paragraf ganti (ganti pikiran);
memudahkan pemahaman bagi pembacanya;
memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit
pikiran yang lebih kecil;
memudahkan pengendalian atau pengontrolan gagasan utama dan
memudahkan perujukan atau pengacuan dalam membaca atau pengutipan
Syarat Paragraf yang Baik
Kejelasan (Clarity): Uraian yang dikemukakan di Koherensi (Coherence) Suatu rangkaian fakta dan
dalam paragraf memiliki kejelasan urutan gagasan yang teratur dan tersusun secara logis.
penjelasan antarkomponen atau satuan bahasa Koherensi dapat terjadi secara implisit
yang digunakan secara seimbang sehingga alur (terselubung) karena berkaitan dengan bidang
pikir penulis dapat diikuti dan mudah dimengerti. makna yang memerlukan interpretasi.

Ketertarikan (Interest): Aspek ketertarikan ini Kelengkapan (Completeness): Paragraf dianggap


mendapat perhatian tersendiri bagi lengkap apabila telah melakukan Apa yang
pembaca, sebab bukan tidak mungkin apa yang dikehendaki oleh penulisnya. Kelengkapan sebuah
ditulis tidak akan dibaca jika topik atau pokok paragraf berkaitan Dengan seberapa jauh rincian
persoalan yang ditulis tidak membangkitkan minat pendukung (supporting detai) ada di dalam sebuah
dan hasrat pembaca untuk membacanya. Paragraf, atau sejauh mana rincian keterangan
tersebut terdapat di dalam paragraf.

Kesatuan (Unity): Penulis perlu memerhatikan Kebenaran (Correctness): Maksud dari syarat ini
kefokusan dan keutuhan paragraf berkaitan dengan berbagai aspek Formal bahasa,
melalui jalinan kalimat demi kalimat dalam seperti kebenaran penggunaan tata bahasa ( grammar)
menjelaskan kalimat utama, kalimat dan struktur kalimat (sentence structures) sehingga
kalimat pendukung tidak terpisah atau bertolak membantu pembaca memahami isi dan Pesan yang
belakang dengan ide utama yang dikembangkan. disampaikan di dalam paragraf agar terhindar dari
kesalahapahaman (misunderstanding).
Macam-Macam Paragraf

Bersadarkan sifat dan tujuannya, paragraf dapat dibedakan menjadi:

Paragraf Pembuka: bertungsi untuk membuka atau menghantarkan karangan tersebut,


atau pengantar Pokok pikiran dalam bagian karangan tersebut

Paragraf Penghubung: semua paragrat Yang terdapat di antara paragrat pembuka dan
penutup

Paragraf Peralihan: pernyataan Penyimpulan paragraf sebelumnya dan juga pengantar


bagi paragraf selanjutnya

Paragraf Penutup: bertungsi untuk untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan Nov
Pengembangan Paragraf
Pertentangan: Pengembangan paragraf dengan cara pertentangan biasanya
menggunakan ungkapan-ungkapan, seperti berbeda dari, bertentangan dengan,
sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi , dan bertolak belakang dari. Contoh
pengembangan paragraf dengan cara pertentangan
“Orde 1998-2006” kini jauh berbeda dari “Orde 1967-1998” Ini menyebabkan
Kehidupan dan penegakan hukum pada kedua periode itu juga sangat berbeda. Orde
Pemerintahan Soeharto memiliki kecenderungan yang kuat ke arah sentralistis,
otoriter Dan represif.

Perbandingan: Pengembangan paragrafdengan cara perbandingan biasanya


Menggunakan ungkapan, seperti serupa dengan, seperti halnya, demikian juga,
Sama dengan, sejalan dengan, sedangkan , dan sementara itu. Perhatikan Contoh
berikut ini.

Malaysia, yang membuat para pemumpang Serempak menengok ke kiri. Seperti halnya
di Bandung, warga Jakarta juga Menggunakan seruan Kiri untuk menghentikan angkot.
Akan tetapi, di Manado, Kata yang diserukan, yaitu “Muka. Sementara itu, seruan
“Minggir lazim digunakan Di daerah Lampung untuk menandakan terdapat penumpang
yang akan turun.
Lanjutan…
Analogi: Pengembangan paragraf dengan cara analogi dilakukan
dengan bantuan Kiasan. Kata-kata yang digunakan, yaitu
ibaratnya, seperti, dan bagaikan. Contoh pengembangan
paragraf dengan cara analog.

Dalam persoalan Poso, kita memang diingatkan bahwa penanganannya


tidaklah mudah Ibaratnya, kita diminta untuk memegang telur. Kalau
terlalu keras memegangnya, telur Itu akan pecah, tetapi kalau terlalu
longgar juga akan pecah karena terlepas dari tangan.
Contoh-Contoh: kata seperti, misalnya, dan contohnya adalah
ungkapan-ungkapan yang lazim digunakan dalam pengembangan
paragraf dengan cara memberi contoh. Perhatikan contoh
berikut ini.
Orang yang tergolong kedalam tipe ekstrover memiliki sifat-sifat
tertentu, contohnya berhati terbuka, mudah bergaul, ramah,
penggembira, mudah mempengaruhi orang lain, dan mudah dipengaruhi
oleh orang lain.
Lanjutan..
Sebab-Akibat: Pengembangan paragrafdengan cara sebab-akibat
dilakukan jika Menerangkan suatu kejadian, baik dari segi penyebab
maupun dari segi akibat. Ungkapan yang biasa digunakan dalam pola
pengembangan paragraf ini, yaitu Padahal, akibatnya, oleh karena itu ,
dan karena. Contoh kutipan paragraf:

. Program Jamsostek baru dimulai pada 1976 sehingga Indonesia tertinggal


Dalam pembentukan tabungan nasional. Padahal, Malaysia telah memulainya sejak
1959. Akibatnya, saat krisis melanda Asia pada 1997/1998, Indonesia paling sulit
Untuk bangkit dari keterpurukannya. Oleh karena itu, Indonesia perlu melakukan
Reformasi penyelenggaraan program jaminan sosial.

Definisi: Kata-kata yang sering digunakan dalam pola


pengembangan paragraf ini Adalah: adalah, yaitu, ialah, dan
merupakan.
Apakah psikologi itu? R. S. Woodworth berpendapat, “Psikologi adalah ilmu
jiwa” Sementara itu, Crow dan Crow berpendapat, “Psikologi adalah kejiwaan
manusia Berinteraksi dengan dunia sekitarnya.” Santian mengemukakan bahwa
psikolog Merupakan perwujudan tingkah laku manusia.
Lanjutan..
Klasifikasi: Pengembangan paragraf dengan cara klasitikasi adalah
pengembangan Paragraf melalui pengelompokan berdasarkan cir-ciri
tertentu. Kata atau ungkapan Yang lazim digunakan, yaitu dibagi menjadi,
digolongkan menjadi, terbagi menjadi, Dan mengklasifikasikan. Perhatikan
Contoh berikut

Penyelidikan tentang temperamen dan watak manusia telah dilakukan sejak


dahulu Kala. Hippocrates dan Galenus mengemukakan bahwa manusia dapat
dibagi menjadi empat golongan menurut keadaan zat-zat cair yang ada di dalam
tubuhnya. Empat golongan tersebut adalah sanguitis, kolerisi, flegmatis, dan
melankolis.
Sekian dan
Terimakasih!

Anda mungkin juga menyukai