Pendahuluan
Hirschsprung disease (HD) atau disebut juga megakolon
kongenital adalah suatu kelainan bawaan yang ditandai oleh tidak
adanya sel ganglion pada mesenterik dan pleksus submukosa
pada usus bagian distal dari sistem gastrointestinal.
Embriologi dan Etiologi
Teori :
1.Kegagalan migrasi sel-sel kristal neural
2.Imunologik dan hostile environment
Hirschsprung : sel saraf berhenti tumbuh sebelum mencapai
usus bagian akhir ( normal mgg ke 12 sampai kolon distal).
Penyakit bawaan
Diserati cacat bawaan lain : down syndrom, kelainan
kardiovaskular, dll.
Epidemiologi
Terjadi pada 1:5000 kelahiran di seluruh dunia.
Laki-laki dan perempuan adalah 4:1.
Anak/saudara laki-laki dari perempuan dengan Hirschsprung
segmen panjang resiko tinggi 24-29%.
Paling sering mengenai rektum dan rektosigmoid. 5-10% kasus
dapat juga melibatkan seluruh kolon bahkan usus halus. (1, 2)
Tinjauan Pustaka
Hirschsprung disease (penyakit Hirschsprung) atau disebut juga
megakolon kongenital kelainan bawaan dari sistem
gastrointestinal yang ditandai tidak adanya sel ganglion pada
mesenterik dan pleksus submukosa dari usus bagian distal.
Anatomi
Patofisiologi
Absensi ganglion
Meisner ( tunika
mukosa) dan ganglion
Aurbach ( otot sirkuler
dan longitudinal )
Rectosigmoid ( 70 –
80%), kolon (10%) dan
seluruh usus ( 5% )
Sistem saraf autonomik
intriksik pada usus
terdiri dari 3 pleksus :
Pleksus Auerbach
Pleksus Henle
Pleksus Meisner
Gejala klinik:
trias klasik :
- mekonium keluar > 24 jam
- muntah hijau
- perut buncit
Pengobatan :
1. konservatif : NGT, wash out, atau rektal tube
2. definitif : bedah sementara dan bedah definitif
Tindakan bedah sementara
Dilakukan pada kolon
berganglion normal yang paling
distal sebagai dekompresi
Dikerjakan pada :
1. Pasien neonatus
2. Pasien anak atau dewasa yg
terlambat diagnosa
3.Pasien dgn enterokolitis berat
dan KU buruk
Diagnosa Banding
1. Atresia kolon
2. Meconium plug syndrome
3. Malformasi anorektal
4. Gangguan motilitas usus/pseudo-obstruksi
5. Sebab medis lain, contoh: sepsis, imbalance electrolyte, obat-
obatan, hipotiroid, dan lain-lain.
Tatalaksana
1. Tatalaksana Preoperatif
Prioritas pertama adalah resusitasi, terutama pada
neonatus dengan obstruksi intestinal dan enterocolitis.
Dekompresi kolon dengan menggunakan irigasi atau
pencahar.
Anak dengan kelainan bawaan seperti penyakit
jantung bawaan harus dideteksi dan diberikan perawatan
sebelum operasi,
Operasi dapat dilakukan secara elektif setelah anak dalam
kondisi stabil.(1)
Tatalaksana Operatif
Tujuan utama pembedahan pada pasien penyakit Hirschsprung adalah
membuang segemen usus aganglionik dan merekonstruksi traktus intestinal dengan
dengan usus yang normal, serta mengembalikan fungsi sfingter anus.
Komplikasi :
Kebocoran anastomosis,
stenosis, inkontinensi,
enterokolitis, dll
Anastomosis
- Kolon proksimal ditarik ke
perineum melalui puntung
rektum yg terbuka.
- Anastomosis dgn jahitan dua
lapis
- Reperitonealisasi
- Kateter dan pipa rektal
dipertahankan selama 2 – 3 hari.
2. Prosedur Duhamel
Pd tahun 1956
Rektum dipertahankan
Kolon berganglion normal di proksimal ditarik melalui
rektorektal transanal
Dilakukan anastomosis kolorektal ujung ke sisi.
Tehnik pembedahan
- Puntung rektum dipotong 2-3
cm diatas dasar perineum
- Ditutup dgn jahitan dua lapis
- Ruang retrorektal dibuka shg
seluruh permukaan ddg posterior
rektum bebas
- Sayatan endoanal setengah
lingkaran pd ddg posterior rektum
- Kolon proksimal ditarik
rektorektal melalui insisi
endoanal keluar anus
Anastomosis prosedur Duhamel
1. Asli ( 1956 )
2. Modifikasi Grob (1959)
3. Modifikasi Talbert dan Ravitch
4. Modifikasi Ikeda
5. Modifikasi Adang
6. Penggunaan Stapler linear
3. Prosedur Soave
-Prosedur pull-through
endorektal
-Pendekatan abdominoperineal
- Membuang lapisan mukosa
rektosigmoid dari lapisan
Seromuskular.
-Penarikan kolon berganglion
normal keluar anus melalui
selubung seromuskular
rektosigmoid
- 21 hari : sisa kolon yang
diprolapskan dipotong.
4. prosedur Rehbein
- Reseksi anterior yg diekstensi ke distal sampai dengan pengangkatan
sebagian besar rektum
- Reseksi segmen aganglion
- Anastomosis ujung ke ujung dikerjakan intraabdominal
- Puntung rektum aganglion ditinggalkan masih cukup panjang obstruksi
residif
5. prosedur melalui laparoskopi