Anda di halaman 1dari 46

Lembaga Sertifikasi Profesi

Kimia Industri Pelatihan Skema Petugas Pengambil Contoh Limbah


dan Air berbasis SKKNI

Dipresentasikan
Indri Indrawan

Presentasi Materi Pelatihan


29 Maret 2021
(3) STATISKA SAMPLING
in situ analytical technique

• Kualitas sampling banyak dibahas dalam teori sampling,


meliputi pemilihan prosedur sampling, penggunaan validasi
yang sesuai, dan pelatihan bagi petugas sampling untuk
meyakinkan bahwa prosedur pengambilan contoh telah
dilakukan dengan benar. Dengan hal itu kemudian baru dapat
dinyatakan bahwa sample tersebut representative dan tidak
bias
Kontribusi kesalahan dalam proses
pengukuran
• Sampling merupakan kegiatan yang sangat penting dalam
keseluruhan proses pengukuran dan memberikan kontribusi
terbesar terhadap kesalahan pengukuran (Gambar slide
sebelumnya). Meskipun metode analisis yang digunakan sudah
valid, alat yang digunakan sudah modern dan analis yang sudah
kompeten, bila sampling salah maka keseluruhan proses
menjadi tidak berarti
sumber kesalahan dalam sampling dan
analisis
Perencanaan Sampling

• Target populasi yang hendak disampling?


• Tipe sample yang hendak diambil?
• Jumlah minimum sample yang diperlukan untuk
analisis?
• Kuantitas minimum sample yang hendak dianalisis?
• Bagaimana cara meminimalisasi keragaman?
Statistik dasar yang digunakan:

• Nilai rata – rata, adalah jumlah hasil pengamatan


dibagi dengan jumlah pengamatan yang
dirumuskan sebagai berikut:

• Di mana Xi adalah hasil pengukuran ke-i, dan n


adalah jumlah pengukuran
Standar Deviasi, merupakan ukuran penyebaran
dari nilai rata-rata, dirumuskan:
Relative Standar Deviasi, merupakan bentuk lain
dari ukuran penyebaran terhadap nilai rata-rata,
dirumuskan:
• Coefisien Variansi, merupakan relative standar deviasi yang
dinyatakan dalam persentase, dirumuskan:

CV, % = sr x 100
PENGENDALIAN KUALITAS
SAMPLING

• Validasi
• Metode Pengendalian Kualitas Internal Sampling
1. VALIDASI

• Validasi dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu validasi metode


sampling (initial validation) dan validasi terhadap metode yang
digunakan on site pada target yang telah ditentukan (on site
validation)
2. Metode Pengendalian Kualitas Internal
Sampling

• Pengendalian Kualitas internal sampling berkaitan


dengan aspek presisi dan teknik yang digunakan
adalah replikasi
ARTI PENTING PROSEDUR
STATISTIK DALAM SAMPLING

• Estimasi bias antara dua metode sampling menggunakan sample


berpasangan
• Sampling error dari teori sampling Weighting error (SWE)
Tiga strategi dasar dalam mengambil
sample

• Random sampling: Waktu atau lokasi titik sampling


terdistribusi secara acak sepanjang target
• Stratified (random) sampling: Pertama kali lot dibagi
menjadi N sub-lot dengan ukuran yang sama dan dari tiap
sub-lot ditentukan titik sampling secara acak.
• Systematic (stratified) sampling: Seluruh N sample
dikumpulkan pada jarak yang sama atau pada alur yang
simetrik
PERSYARATAN SAMPEL

• Sampel harus dapat mewakili populasi


• Kesalahan pada sampling akan menyebabkan
kesalahan pada hasil analisis
• Sampel dalam bentuk padat perlu diperhatikan ukuran
partikelnya
• Kesalahan pada penghalusan sampel padat akan
mengakibatkan kesalahan yang lebih besar dari
kesalahan penimbangan
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

• Ukuran partikel
• Berat sampel
• Jumlah sampel yang diambil
• Tingkat kepercayaan
• Homogenitas sampel
Berapa berat subsampel yang

harus diambil?

Berapa banyaknya subsampel

Yang harus diambil?

Apakah sampel yang diambil

Telah homogen?
(4) SISTEM MUTU PENGAMBILAN
CONTOH
KENDALI MUTU HASIL UJI

PREPARASI
SAMPLING PENGUKURAN OLAH DATA
SAMPLE

METODE
ALAT
HASIL BENAR
SARANA & BAHAN
SDM XU
MANAJEMEN
Guide to Quality in Analytical Chemistry
an Aid to Accreditation
Citac / Eurachem Guide, 2002

• Selection of an appropriate sample or samples, from a larger


amount of material, is very important stage in chemical
analysis.
• Ideally, if the final results produced are to be of any
practical value, the sampling stage should be carried out
or by, or under the direction of, a skilled sampler with an
understanding of overall context of the analysis.
• Such a person is likely to be an experienced analyst or
sameone specifically trained in sampling.
Sistem Mutu
Mencakup: Struktur Organisasi, Prosedur, Proses dan Sumber Daya untuk
melaksanakan manajemen mutu

1. Organisasi
a. Memiliki struktur organisasi yang jelas dan sesuai dengan kebutuhan;
b. Tugas dan tanggung jawab masing-masing fungsi harus jelas;
c Hubungan antar personal yang mengelola, melaksanakan atau
memverifikasi pekerjaan yang mempengaruhi mutu harus jelas;
d Memiliki personal teknis dan sumber daya memadai yang diperlukan
untuk melaksanakan tugas;

2. Dokumen Sistem Mutu


Menuliskan kebijakan mutu, kebijakan organisasi yang harus diikuti oleh
semua personal dalam suatu organisasi; Tujuan utama panduan mutu
adalah memberikan uraian mutu dan pedoman, penerapan dan
pemeliharaan sistem.
3. Prosedur
menjelaskan suatu prosedur sebagai suatu langkah yang
menjelaskan tentang suatu aktifitas dilaksanakan. Bila dalam suatu
pedoman menuliskan suatu prosedur didokumentasikan, maka
berarti suatu kegiatan mengacu ke suatu prosedur tertulis dan
terdokumentasi.
 Bentuk prosedur dapat berupa:
1. Uraian/narasi;
2. Diagram alir (Flow chart). Uraian secara skematik suatu proses;
 Prosedur harus sederhana dan mudah dipahami oleh personel yang
menggunakannya.
 (KISS : Keep It Short and Simple). Apa, Kapan, Dimana,
Siapa yang melaksanakan, mengapa dan Bagaimana suatu
aktifitas dilaksanakan (5W + 1H : What, When, Where,
Who, Why + How).
Instruksi Kerja (IK)
• Biasanya menjelaskan bagaimana suatu kegiatan dilaksanakan.
• IK dapat berbentuk gambar, lembar kerja, diagram alir.
• Beberapa IK yang perlu dimiliki pengelola PPC adalah:
 Rencana Pengambilan Contoh
 Cara/Metode Pengambilan Contoh
 Penggunaan Alat
 Penanganan Contoh
 Evaluasi PPC
• Beberapa format antara lain sebagai berikut :
· Buku Harian
· Daftar Peralatan Pengambilan Contoh
· Laporan Kegiatan Pengambilan Contoh
· Label Contoh
4. Sumber Daya
a. Personal
• Memenuhi kualifikasi sebagai PPC;
• Memiliki uraian tugas yang jelas;
• Rekaman personal yang relevan dari kewenangan, kompetensi,
pendidikan dan pelatihan, keterampilan dan pengalaman

b. Peralatan Pengambil Contoh


• Tersedia dalam jumlah dan spesifikasi yang sesuai dengan
kebutuhan;

5. Metode Pengambilan Contoh


 Metode tersedia dan harus konsisten dengan ketelitian yang di syaratkan
 Rencana sampling dan Jenis peralatan yang akan digunakan
 Teknik statistik untuk memilih contoh dan ukuran/jumlah contoh
 Sistem penyimpanan, jaminan integrasi dan transportasi
 Pemberian label contoh
 Pengendalian selama pengambilan contoh
6. Penanganan Contoh
 Adanya system mutu yang mengendalikan perubahan
informasi dari label contoh pada beberapa tahap dalam
penanganan contoh.
 Adanya jaminan keamanan dan penjagaan terhadap contoh
selama ekstraksi atau grading

7. Rekaman
Adanya sistem pemeliharaan rekaman untuk periode tertentu:
 Identitas PPC
 Identitas contoh
 Tanggal dan waktu pengambilan contoh
 Lokasi pengambilan contoh
STRATEGI PENGAMBILAN CONTOH
1. Pengambilan contoh disesuaikan dengan problem alamiahnya:
 Dibutuhkan konsentrasi analit rerata dari bahan yang akan di ambil
 Dibutuhkan gambaran perilaku analit dari bahan
 Bahan yang akan diambil dicurigai terkontaminasi ?
 Kontaminan terdistribusi secara heterogen dalam bahan
2. Harus hati-hati dalam mengasumsikan bahwa bahan yang diambil
adalah homogen.
3. Volatilitas, sensitifitas terhadap sinar, ketahanan terhadap panas dan
reaktifitas kimiawi sangat penting untuk dipertimbangkan dalam
rencanakan strategi pengambilan contoh
4. Harus dicatat dengan jelas prosedur yang dilakukan berkaitan dengan
proses pengambilan contoh tersebut yang mungkin harus diulang.
5. Dalam hal laboratorium tidak mempunyai tanggung jawab untuk
pengambilan contoh, harus diberi catatan bahwa contoh yang di analisis
sebagaimana contoh yang telah diterima oleh laboratorium.
PACKING AND LABELING
• Pengepakan contoh dan peralatan yang digunakan untuk
menangani contoh harus dipilih bahwa seluruh permukaan yang
kontak dengan contoh harus tidak bersifat terkontaminasi.
• Label contoh harus tidak membingungkan dalam identifikasi contoh.
Pemberian label sangat penting untuk proses pengujian
selanjutnya, pembagian contoh, sub contoh maupun untuk hal
lainnya.

• Pemberian label harus bisa tertempel tetap/ kuat pada pengepakan


contoh dan tahan tehadap kelenturan, pemanasan, ceceran
perekasi atau contoh itu sendiri, dan tidak berubah akibat suhu dan
kelembaban.
PENYIMPANAN CONTOH
 Contoh harus disimpan pada suhu yang memadai dihindari
terjadinya kontaminasi silang.

 Harus dapat dicegah terjadinya deterorasi, kontaminasi dan


hilangnya identitas dari suatu contoh

 Kondisi lingkungan yang ekstrim (suhu, humiditas) yang


memungkinkan perubahan komposisi contoh harus dihindari.

 Bila perlu digunakan monitoring lingkungan ruang penyimpanan


contoh dan dibatasi adanya personil keluar masuk ruangan tersebut
(note: yang tidak berkepentingan dilarang masuk).

 Semua personil harus memperhatikan tata cara system penanganan


contoh, bila perlu dengan suatu pelatihan yang memadai.

 Harus mempunyai kebijakan yang terdokumentasi untuk


penyimpanan dan pemusnahan contoh.
Sampling
SNI 19-17025-2005
Pengambilan contoh adalah suatu prosedur tertentu
yang harus diikuti bila suatu substansi, bahan, atau
produk diambil untuk keperluan pengujian contoh
yang representatif dari keseluruhannya

ASTM D 4057
Seluruh langkah yang diperlukan untuk memperoleh
satu contoh yang mewakili (representative) dari suatu
pipa, tanki atau bejana lain, dan memindahkan
contoh tersebut dalam satu wadah yang mana contoh
uji yang mewakili dapat diambil untuk analisis
DEFINISI/ISTILAH
Beberapa definisi/istilah sampling menurut IUPAC :

Contoh Sebagian materi yang terpilih untuk mewakili suatu


(Sample) bahan yang besar (bulk).
Seluruh rangkaian kegiatan yang dikenakan mulai dari
Penanganan Contoh
pemilihan bahan aslinya, selama proses pengambilan
(Sample Hadling)
contoh sampai pemusnahan seluruh contoh dan porsi uji.
Sebagian contoh yang diperoleh dengan memilih atau
Sub contoh
membagi menjadi suatu unit indifidual sebagai bagian
(Subsample)
dari contoh.
Contoh
Laboratorium Bahan primer yang dikirim ke laboratorium
(Laboratory Sample)

Contoh uji Contoh yang di preparasi (dipersiapkan) dari contoh


(Test sample) laboratorium.
Preparasi contoh
Seluruh prosedur yang harus diikuti untuk memperoleh
(Sample
contoh uji dari suatu contoh (atau sub contoh)
preparation)
Porsi uji Bahan yang secara actual ditimbang atau diukur untuk
(Test portion) dianalisis.
Tuntutan yang harus dipenuhi Sampel :
• Representatif
• Jumlah cukup memadai
• Sesuai dengan Jenis Analisis yang akan dilakukan
• Stabil untuk jangka waktu tertentu
Tambahan
• Apa Arti Pengambilan Contoh ?
• Pengambilan Contoh (sampling) adalah suatu tahap kegiatan
yang dilaksanakan dalam rangka pengawasan mutu produk
• Adalah suatu usaha untuk mengambil sejumlah tertentu bahan
yang dapat mewakili sebagian dari seluruh bahan yang akan diuji
kualitasnya

• Apa Arti Contoh air dan limbah cair ?


• Contoh air dan limbah cair adalah sejumlah tertentu air dan
limbah cair yang mewakili (representatip) atas sebagian atau
seluruh ‘bulk’ yang sama, yang akan diperiksa kualitasnya.
• Contoh air dan limbah cair diambil menurut jenis, metode, ukuran
tertentu sesuai metode standar
• Hasil pemeriksaan contoh air dan limbah cair tersebut akan
dianggap mewakili kualitas minyak secara ‘bulk’ / keseluruhan,
berguna untuk menetapkan kualifikasi
• Apa Maksud Pengambilan Contoh air dan limbah cair ?
• Untuk pengujian di lapangan
• Untuk pengujian di laboratorium
• Untuk bahan evaluasi

• Apa Tujuan Pengambilan Contoh air dan limbah cair ?


• Memperoleh suatu bahan (contoh / sample) yang akan dijadikan obyek
pengujian kualitas.

• Tuntutan yang harus dipenuhi Sampel :


• Representatif

• Jumlah cukup memadai

• Sesuai dengan Jenis Analisis yang akan dilakukan

• Stabil untuk jangka waktu tertentu


QA / QC
Jaminan Mutu, QA (quality assurance)
• adalah semua perencanaan dan tindakan sistematis yang
diperlukan untuk memberikan kepercayaan bahwa produk atau
jasa yang diberikan akan memuaskan dan memenuhi
persyaratan mutu.

Kontrol Mutu, QC (quality control)


• Adalah teknik dan aktifitas operasional yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan mutu / persyaratan mutu.
• Merupakan bagian dari QA
• Dapat berupa: control chart (IQC), contoh blanko, contoh spike,
penetapan berulang (replicate), dll.
• Berkaitan dengan kegiatan pengujian, bisa dilihat pada ASTM D
6299 (Applying Statistical ……..)
ISO 17025 / SNI 19-17025
• Sampling
• Metode uji yang Valid dan terdokumentasi
• Pemeliharaan dan kalibrasi alat ukur
• Peran aktif pada program Uji Profisiensi
• Penyimpanan contoh sebelum analisis
• Pelatihan dan manajemen staff
• Lingkungan laboratorium yang memadai, Safety
• Pemeliharaan catatan/rekaman/record
• Audit (internal & eksternal)
• Measurement Uncertainty
• ……..

JAMINAN MUTU, QA, QUALITY ASSURANCE


VALIDASI METODE
Mengapa Validasi Metode Diperlukan ?

• Banyak metode uji non standar digunakan di suatu lab.


• Banyak metode uji diterbitkan tanpa ada data presisi
• Customer mengharapkan hasil analisis dapat dipercaya, karena
ada yang beranggapan data analisis yang dihasilkan oleh
laboratorium penguji tidak benar
• Hasil analisis harus dapat menunjukkan kesesuaian dengan
tujuan ("fit for purpose")
• Biaya analisis sangat tinggi, terlebih lagi biaya tambahan yang
timbul akibat keputusan yang diambil berdasarkan hasil analisis
tersebut
VALIDASI METODE (lanjutan)

Validasi :
• Validasi metode uji adalah suatu proses untuk
mengkonfirmasi bahwa suatu metode uji mempunyai
unjuk kerja yang konsisten, sesuai dengan apa yang
dikehendaki dalam penerapan metode tersebut.

Verifikasi :
• Verifikasi metode uji adalah konfirmasi kembali
melalui pengujian dan penyajian bukti bahwa
persyaratan yang telah ditetapkan telah dipenuhi
dengan benar.
VALIDASI METODE (lanjutan)
Bagaimana Metode harus di Validasi ?
• Siapa yang melakukan validasi metode

• Tingkat validasi macam apa yang dibutuhkan

• Unsur kebutuhan analisis

• Pengembangan metode

• Parameter unjuk kerja metode


VALIDASI METODE (lanjutan)
Metode yang ada Persyaratan
1 Validasi Ekternsl (ASTM, APHA, IP, Verifikasi
SNI) (Presisi dan Akurasi)
2 Validasi Ekternal, dikembangkan Verifikasi (Presisi dan
untuk matriks baru / alat baru Akurasi, LD)
3 Metode Uji telah ditetapkan dengan Verifikasi, bila
baik, tetapi tidak ada validasi mungkin Validasi
eksternal terbatas
4 Dari literatur, dan ada karakterisasi Verifikasi dan Validasi
terbatas
5 Dari literatur, tidak ada karakterisasi Validasi penuh
6 Dikembangkan in-house Validasi penuh
VALIDASI METODE (lanjutan)
Langkah apa yang harus dilakukan ?
VALIDASI VERIFIKASI
1 Studi plan / Protokol Studi plan / Protokol
2 Selectivity & Specicity -----
3 Precission Precission
4 Acuracy Acuracy
5 Limit Detection Limit Detection
6 Sensitivity & Linearity -----
7 Robustness / Ruggedness -----
8 Uncertainty Uncertainty
9 Evaluasi langkah 2 – 8 Evaluasi langkah 2 – 8
10 Laporan Hasil Validasi Laporan Hasil Validasi
VALIDASI METODE (lanjutan)

Parameter Unjuk Kerja Metode


1. Konfirmasi identitas, selektifitas, spesifisitas
2. Limit deteksi dn Limit kuantitasi
3. Precission (Repeatability dan Reproducibility)
4. Akurasi (ketepatan, accuracy) dan Kebenaran (trueness)
5. Perolehan kembali (recovery)
6. Daerah linier pengukuran dan daerah kerja
7. Ketidakpastian (Uncertainty)
Limit Deteksi & Limit Kuantisasi
Limit deteksi adalah konsentrasi terendah dari analit dalam
contoh yang dapat terdeteksi
• LoD = nilai rata-rata blanko contoh + 3 s

Limit kuantisasi atau biasa disebut juga limit pelaporan (limit


of reporting) adalah konsentrasi terendah dari analit yang
dapat ditentukan dengan tingkat presisi dan akurasi yang dapat
diterima, dibawah kondisi pengujian yang disepakati
• LoQ = nilai rata-rata blanko contoh + 10 s
Akurasi
Akurasi adalah kedekatan antara hasil analisis dengan nilai
benar. Pengujian akurasi dan presisi harus menggunakan contoh
real.
Pembuktian dapat ditempuh dengan berbagai cara:
• Menggunakan ‘Reference Material' : CRM/SRM.
• Berpartisipasi dalam uji profisiensi.
• Menggunakan contoh spike.
• Perbandingan dengan metode standar yang valid.
• Bila metode standar tidak tersedia, contoh yang sama bisa
dikirim ke laboratorium lain yang mempunyai metode standar
dan laboratorium tersebut sudah diakreditasi
Presisi
• Dapat dinyatakan sebagai:
• Repeatability (keterulangan) atau
• Reproducibillty (ketertiruan)

• Presisi (Ketelitian) suatu metode uji ditunjukkan dari standard


deviation (SD) atau Relative Standard Deviation (RSD).

• SD =

  Xi  X 
2

• RSD = n 1

SD
x100%
X

Anda mungkin juga menyukai