Anda di halaman 1dari 19

AIK IV

Akhlak Pergaulan dan


Berbusana
Farqan Nur Hidayatullah 2018-278
Olivia Afkarina 2018-279
Sallwa Asrofil Masru’ah 2018-280
Devinda Febriani Ayu Adistin 2018-281
Akhlak dan Pergaulan
• Akhlak adalah sifat yang tertanam di dalam jiwa dan terdapat
macam-macam perbuatan tanpa membutuhkan pertimbangan
terlebih dahulu.
• Akhlak adalah penentu kehidupan manusia setelah di dunia (Akhirat),
sehingga penting untuk memperbaiki akhlak yang baik bagi kita.
• Akhlak Terbagi menjadi 2 yaitu :
1)  Akhlak Mahmuda (akhlak terpuji) Contoh : sabar menghadapi
masalah, rajin  belajar dan bekerja, berbuat baik kepada orang tua.
2)  Akhlak Mazmumah (akhlak tercela) Contoh : berdusta ketika
berbicara, malas, dan apatis.
Pergaulan
Seorang muslim selain menjalin hubungan dengan Allah, juga menjalin
hubungan juga dengan manusia. Rasulullah SAW bersabda “tidak dikatakan
beriman salah seorang di antaramu, sehingga kamu menyayangi saudaramu,
sebagaimana kamu menyayangi dirimu sendiri”.

Untuk mewujudkan pergaulan sesama muslim menjadi lebih indah ada 3 hal yang
harus dilakukan yaitu :
1. Ta’aruf ialah kegiatan bersilaturahmi atau pengenalan, yang ditujukan untuk
mencari jodoh. Sehingga terhindar dari kemaksiatan (zina dll.)
2. Tafahum ialah memahami, setelah kita mengenal barulah kita harus tau apa
yang ia sukai dan apa yang ia benci. Dan tetap memilah mana yang baik dan
buruk
3. Ta’awun ialah tolong menolong, sikap saling tolong menolong pasti akan
melihat seseorang yang kita kenal berada dalam kesusahan.
Akhlak Pergaulan Muda Mudi
Saling mengenal dan berkomunikasi satu dengan yang lainnya
merupakan suatu hal yang telah di atur dengan lengkap dalam
ajaran islam. Dalam pergaulan, islam menganjurkan untuk hidup
bersama-sama bukannya menyendiri yang dilandasi dengan
ketulusan, keikhlasan, kesabaran, dan hanya mencari keridaan
Allah SWT.

Rasulullah saw pernah bersabda yang artinya : “Seorang mukmin


yang bergaul dengan sesama manusia serta bersabar atas segala
gangguan, mereka lebih baik daripada orang mukmin yang tidak
bergaul dengan yang lainnya serta tidak tahan uji atas
gangguan mereka”. (HR.Tirmidi)
Anjuran untuk saling meminta maaf dan memaafkan juga
tidak saling bermusuhan

Di pergaulan mungkin saja terjadi kesalah pahaman atau mis-


understanding. Menghadapi persoalan seperti itu, hendaklah
kita menyikapi dengan sikap terbaik dengan segera memaafkan
kesalahanya sekalipun orang yang berbuat salah tidak
meminta maaf, begitu pula sebaliknya.

Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Barangsiapa yang


meminta maaf kepada saudaranya yang muslim sedangkan ia
tidak mau memaafkannya, maka ia mempunyai dosa sebesar
dosa orang yang merampok”. 
• Laki-laki dan perempuan ditentukan dalam sunah Allah untuk
saling tertarik satu dengan yang lainnya. Laki-laki tertarik dengan
perempuan, demikian juga sebaliknya, perempuan tertarik kepada
laki-laki. Allah SWT memberikan rasa indah untuk saling
menyayangi diantara mereka. Pergaulan yang baik dengan lawan
jenis hendaklah tidak didasarkan pada nafsu (syahwat) yang dapat
menjerumuskan pada pergaulan bebas yang dilarang agama.

• Adapun batasan batasan yang harus diketahui yaitu Seorang laki-


laki yang bukan muhrim, dilarang untuk berduaan dengan lawan
jenis di tempat yang memungkinkan melakukan perbuatan yang
dilarang. Allah SWT berfirman dalam (QS. Al-Isra: 32) : “Jadi
janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”.
Menjaga pandangan kepada lawan jenis, setiap muslim wajib
menjaga pandangannya dari hal-hal yang di haramkan dan
menimbulkan pengaruh buruk, misalnya memandang sesuatu
yang buka haknya (bukan mahram). Di dalam al-qur’an Allah
SWT berfirman :
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka
menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya yang
demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha
Mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada
perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya,
dan memelihara kemaluannya....” (An-Nur 30-31)
Pergaulan Dengan Orang Tua

Orang tua merupakan orang yang telah bersusah payah menjaga, memelihara, dan mendidik
kita. Islam telah menganjurkan pemeluknya untuk menghormati orang yang lebih tua dan
menyayangi sosok yang lebih muda. Senada dalam prespektif al-Ghazali yang menjelaskan
bahwa seorang anak sudah sepatutnya berbakti dan beradap kepada kedua orang tuanya,
agar senantiasa bersikap sopan dan santun kepada kedua orang tua.

Pergaulan dengan orang tua, terdapat adab dan etika yang harus diterapkan. Etika bergaul
dengan orang tua adalah hal perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh, sebab orang tua
adalah orang yang paling wajib kita hormati pertama-tama. Karena itu sebelum kita
menghormati orang-orang lain, terlebih dahulu kita harus menyanyangi kedua orangtua
dengan penuh hormat.
Adapun adab bergaul dengan kedua orangtua, adalah sebagai berikut:
a. Menghormati keduanya dengan tidak memandang keduanya dengan
pandangan yang tajam dan tidak meninggikan suara (membentak) di hadapan
mereka. Berbicaralah dengan lemah lembut.
b. Tidak memotong pembicaraan orang tua
c. Tidak Boleh duduk di hadapan kedua orang tua yang sedang berdiri
d. Tidak mendahulukan dirinya sendiri sebelum kedua orang tua
e. Meminta ampunan untuk dirinya kepada kedua orang tua.
f. Tidak Menyuruh atau memerintah mereka, padahal kita mampu untuk hal
yang kita inginkan.
g. Tidak merendahkan harga diri orang tua disaat bersama maupun tidak dalam
keadaan bersama
Pergaulan Dengan Guru

• Guru merupakan orang berilmu yang harus benar-benar dihormati selagi


apa yang disampaikannya merupakan kebenaran dan sesuai dengan yang
Rasulullah ajarkan.
• Melalui seorang guru, kita dapat memperoleh ilmu yang tak terbatas.
Bahkan dulu, demi memperoleh sepotong hadits atau mencari ilmu lain,
orang-orang rela melakukan perjalanan jauh demi dapat duduk di majlis
ilmu dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh gurunya.
Adab-adab terhadap guru yang perlu kita terapkan ketika menuntut ilmu:
1. Mendoakan kebaikan untuk guru
Salah satu hal yang dapat kita lakukan untuk membalas kebaikan guru adalah dengan
mendoakannya. Jika bukan karena ilmu yang disampaikan oleh guru, mungkin kita masih
dalam keadaan bodoh dan tidak tahu banyak hal. 
Rasulullah bersabda: “Apabila ada yang berbuat baik kepadamu maka balaslah dengan
balasan yang setimpal. Apabila kamu tidak bisa membalasnya, maka doakanlah dia hingga
engkau memandang telah mencukupi untuk membalas dengan balasan yang setimpal.” (HR
Bukhari)
2. Tidak gaduh dan menghormati guru
Guru memiliki hak-hak dalam mengajar, maka ketika hendak mencari ilmu hargailah hak
guru tersebut. Tidak gaduh dan tidak berbicara sendiri ketika guru sedang menyampaikan
sesuatu termasuk adab dalam bergaul dengan guru.
“Bukanlah termasuk golongan kami, orang yang tidak menghormati orang yang tua, tidak
menyayangi yang muda, dan tidak mengerti hak ulama kami.” (HR. Al-Bazzar 2718, Ahmad
5/323, lafadz milik Al-Bazzar. Dishahihkan oleh al-Albani dalam Shohih Targhib 1/117)
3. Merendahkan diri di hadapan guru
Rendah dirilah di hadapan guru, sebab orang yang sombong biasanya akan sulit menerima
apa yang disampaikan oleh orang lain. Ibnu Jama’ah rahimahullah berkata: “Hendaklah
seorang murid mengetahui bahwa rendah dirinya kepada seorang guru adalah kemuliaan,
dan tunduknya adalah kebanggaan.” 

4. Duduk, bertanya, dan mendengarkan dengan baik


• Melakukan segala sesuatu dengan baik dalam majlis ilmu
• Jika ingin bertanya, maka memohon ijin dengan sopan dan tidak menyelanya ketika berbicara.
• Syaikh Bakr Abu Zaid Rahimahullah di dalam kitabnya Hilyah Tolibil Ilm mengatakan, “Pakailah
adab yang terbaik pada saat kau duduk bersama syaikhmu, pakailah cara yang baik dalam
bertanya dan mendengarkannya.”

5. Bersabar terhadap kesalahan guru


• Ketika sudah berniat untuk menuntut ilmu, maka sudah seharusnya kita bersabar
dalam berjuang di dalamnya, termasuk bersabar terhadap guru kita.
• Memahami karakter guru yang berbeda-beda adalah hal yang sangat penting.
• Jika ada hal yang keliru, kita harus mengingatkan dengan cara baik dan sopan santun.
• Al Imam As Syafi Rahimahullah mengatakan, “Bersabarlah terhadap kerasnya sikap
seorang guru. Sesungguhnya gagalnya mempelajari ilmu karena memusuhinya.” 
Kewajiban menuntut ilmu tidak akan berhenti sampai kita mati. Maka
pahamilah bagaimana adab yang seharusnya dilakukan terhadap guru.
Agar ilmu yang kita peroleh menjadi berkah dan bermanfaat.
Akhlak Berpakaian

Pakaian adalah “segala sesuatu yang dikenakan seseorang dalam berbagai


ukuran dan modenya berupa baju, celana, sarung, jubah, ataupun yang lain,
disesuaikan dengan kebutuhan pemakainya untuk suatu tujuan yang bersifat
khusus ataupun umum

1. Tujuan khusus, yaitu : “pakaian yang lebih berorientasi kepada nilai


keindahan, sesuai dengan situasi dan kondisi pemakaian”
2.Tujuan umum, yaitu : “pakaian yang lebih berorientasi kepada keperluan
menutup atau melindungi bagian tubuh yang perlu ditutup atau dilindungi,
baik menurut kepatutan agama ataupun adat”
Akhlak Berpakaian Dalam Pandangan Islam
1. Pakaian untuk menutupi aurat 3. Sebagai pelindung tubuh

aurat wanita seluruh tubuhnya pakaian sebagai perhiasan, maka setiap


kecuali wajah dan dua telapan manusia memiliki kebebasan untuk
tangan, sedangkan aurat pria mengekspresikan keinginan
menutup aurat di bawah lutut dan di mengembangkan berbagai mode
atas pusar. pakaian, sesuai dengan fungsi dan
mementumnya.
2. Pakaian merupakan perhiasan
pakaian sebagai perhiasan, maka
setiap manusia memiliki kebebasan
untuk mengekspresikan keinginan
mengembangkan berbagai mode
pakaian, sesuai dengan fungsi dan
mementumnya.
‫ك َخ ْی ٌر َذ لَ َعلَّھُ ْم‬ ِ ‫یَا بَنِي آ َد َم قَ ْد أَن َز ْلنَا َعلَ ْی ُك ْم لِبَاسا ً یُ َو‬
َ ‫ار ي َس ْو َءاتِ ُك ْم َو ِر یشا ً َو لِبَاسُ التَّ ْق َو‬
َ ِ‫ى َذل‬
َ ‫یَ َّذ َّكر‬
‫ُون‬

Artinya : Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan


pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasanmu. Tetapi pakaian
takwa, itu yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan
Allah, mudah-mudahan mereka ingat. (al-A'raf : 26) Aurat secara bahasa
berarti “hal yang jelek untuk dilihat” atau “sesuatu yang memalukan bila
dilihat”. Menurut syara’ aurat adalah “bagian tubuh yang diharamkan Allah
untuk diperlihatkan kepada orang lain”
Kriteria dan Ketentuan Berpakaian Dalam Ajaran
Islam
1. Menutup aurat dan menutupi seluruh tubuh selain yang dikecualikan Syariat
2. Tidak tembus pandang dan tidak ketat
3. Tidak menumbuh sifat riya
4. Wanita tidak menyerupai laki-laki dan laki-laki tidak menyerupai perempuan
5. menutup tubuh bagian atas dengan tudung kepala
6. Tidak menyerupai pakaian khas orang kafir atau orang fasik
7. Memakai busana bukan untuk mencari popularitas
8. Memilih warna sesuai
9. Laki-laki dilarang memakai emas dan sutera
10. Dahulukan sebelah kanan
11. Berdo’a
Ketentuan Pria Berbusana dan Berdandan

1. Untuk kebersihan dan kebutuhan


2. Tak berlebihan
3. Tidak menyerupai perempuan
4. Tidak berbahan sutera
5. Emas
6. Menyemir Rambut
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai