Anda di halaman 1dari 29

• PERILAKU INDIVIDU DALAM

ORGANISASI
• Perilaku individu juga dapat dipahami
dengan mempelajari karakteristik individu.

• Nimran dalam Sopiah (2008) menjelaskan


karakteristik yang melekat pada individu
terdiri dari ciri-ciri biografis, kepribadian,
persepsi dan sikap.
1.   Biografis
Ciri-ciri biografis yang melekat pada individu
antara lain :
a.         Umur . Umur juga menentukan
kemampuan seorang untuk bekerja
termasuk bagaimana dia merespons

stimulus yang dilancarkan individu/


pihak lain.
b.   Jenis kelamin
Laki-laki dan perempuan memiliki peran,
tugas, dan tanggung jawab yang berbeda
sehingga peran laki-laki dan perempuan
berbeda disetiap bidangnya misalnya
karyawan wanita cenderung lebih rajin,
disiplin, teliti dan sabar.
c.    Status perkawinan
Status perkawinan mempengaruhi
karyawan dalam memaknai suatu
pekerjaan. Begitu juga dengan tingkat
kepuasan kerja.
d. Masa kerja
Relevan masa kerja adalah berkaitan
langsung dengan senioritas dalam
pekerjaan.
2.      Kepribadian
Kepribadian sebagai pengorganisasian
yang dinamis dari sistem psikofisik dalam
diri individu yang menentukan penyesuaian
diri dengan lingkungannya.
Ada sejumlah teori tentang kepribadian yang
layak untuk dipahami.
a. Teori Psikoanalisis
memiliki tiga komponen, yaitu id, ego, dan
superego.
Id adalah komponen dasar dan
berkembang ketika masih masa kanak-
kanak, bahkan bisa sampai tua sekalipun.
• Ego adalah struktur psikis yang
berhubungan dengan konsep tentang diri,
diatur oleh prinsip realitas dan ditandai
oleh kemampuan untuk menoleransi
frustasi.
• Super Ego adalah aspek kepribadian yang
menampung semua standar internalisasi
moral dan cita-cita yang kita peroleh dari
orang tua dan masyarakat
b.      Teori Pemenuhan
Teori ini didasari suatu premis bahwa manusia
hanya memiliki satu dasar kekuatan yang secara
terus-menerus mendorongnya ke arah
pemenuhan akan aktualisasi diri.
Ada lima tingkatan kebutuhan manusia, yaitu - ---
Kebutuhan fisiologis
- Kebutuhan rasa aman
- Kebutuhan Sosial
- Kebutuhan harga diri
- Kebutuhan Aktualisasi Diri
3.   Atribut kepribadian
Ada sejumlah atribut kepribadian yang perlu
dicermati, di antaranya :
a.   Daerah pengendalian ( locus of control)
Daerah pengendalian berkenaan dengan
sejauh mana seseorang merasa yakin
bahwa tindakannya akan memengaruhi
imbalan yang akan diterimanya. Ada dua
sifat pengendalian kepribadian, yaitu
internal dan eksternal.
b. Paham otoritarian
Paham ini berkeyakinan bahwa ada status
dan kekuasaan pada orang-orang yang ada
dalam organisasi.
4.      Introversi dan Ekstroversi
• Introversi adalah sifat kepribadian seseorang
yang cenderung menghabiskan waktu
dengan dunianya sendiri dan menghasilkan
kepuasan atas pikiran dan perasaannya.
• Ekstroversi merupakan sifat kepribadian
yang cenderung mengarahkan perhatian
kepada orang lain, kejadian di lingkungan
dan menghasilkan kepuasan dari stimulus
lingkungan
5.      Persepsi
• Gitusudarmo menyebutkan bahwa persepsi
sebagai suatu proses memperhatikan dan
menyeleksi, mengorganisasikan dan
menafsirkan stimulus lingkungan
6.  Kemampuan
Kemampuan yaitu kapasitas individu untuk
mengerjakan berbagai tugas dalam suatu
pekerjaan.
Dikelompokkan menjadi dua yaitu:
- kemampuan intelektual
- kemampuan fisik.
Faktor-faktor pembentuk perilaku
1. Aliran yang percaya bahwa kepribadian
seorang secara murni ditentukan oleh faktor
bawaan.
contoh: seorang anak yang dilahirkan dengan
gen tertentu yang dikenal dengan down
syndrome. Hal ini menyebabkan dimilikinya
IQ yang sangat rendah,
2. Aliran yang menggunakan pengaruh faktor
lingkungan. Jadi lingkungan berpengaruh
untuk pembentukan perilaku seseorang.
Dalam faktor pembentuk perilaku terdapat
pula atribut kepribadian yang berpengaruh
pada Perilaku Organisasi :
a.  Locus of control. Ada orang yang percaya
bahwa nasib mereka ada di tangan
mereka sendiri.
b.   Tipe A-Tipe B (A selalu bergerak, B sabar)
dari kepribadian ini seringkali dikaitkan
dengan kecenderungan seseorang untuk
mengalami stress. Tipe A akan lebih mudah
stress daripada tipe B.

c. Orientasi pada prestasi. Orang-orang


dengan hasrat untuk berprestasi yang
ber=sar selalu berusaha untuk melakukan
sesuatu dengan lebih baik.
3. Orientasi pada prestasi. Orang-orang dengan
hasrat untuk berprestasi yang ber=sar selalu
berusaha untuk melakukan sesuatu dengan
lebih baik.

4. Authoritarianism. Adalah suatu pandangan


yang mempercayai bahwa harus ada
perbedaan status dan kekuasaan diantara
orang-orang dalam suatu organisasi.
5. Machiavellianism. Adalah tingkat derajat suka atau
tidak seseorang terhadap dirinya sendiri,
berhubungan langsung dengan harapan seseorang
untuk berhasil.

6. Self-Monitoring. Suatu ciri kepribadian yang


mengukur kemampuan seseorang untuk
menyesuaikan diri pada faktor-faktor situasional
diluar.
 
Nilai, Sikap, dan Kepuasan Kerja

• Nilai
• Nilai dapat didefinisikan sebagai keyakinan
dasar bahawa suatu modus perilaku atau
keadaan akhir eksistensi yang lebih khas
disukai secara pribadi atau sosial
dibandingkan modus perilaku atau keadaan
akhir eksistensi kebalikan atau lawannya
Tipe Nilai menurut Allport dkk:
1. Teoritis: menganggap sangat penting penemuan
kebenaran lewat suatu pendekatan kritis dan rasional.
2.  Ekonomis: Menekankan kegunaan dan yang praktis.
3.  Estetis: menaruh nilai tertinggi pada bentuk dan
keserasian.
4.   Sosial: memberikan nilai tertinggi pada kecintaan
akan orang-orang.
5.  Politis: menaruh tekanan pada diperolehnya
kekuasaan dan pengaruh.
6.  Religius: peduli akan kesatuan kesatuan pengalaman
dan pemahaman mengenai kosmos sebagai
keseluruhan.
Sikap (Attitude)
• Sikap merupakan salah satu faktor yang
penting untuk dipahami agar kita dapat
mengelola perilaku organisasi secara efektif.
Dengan saling memahami individu maka
organisasi akan dapat dikelola dengan baik
Ada beberapa Tipe Sikap diantaranya :
1. Kepuasan Kerja.
2. Keterlibatan Kerja.
Kepuasan Kerja
• Kepuasan kerja adalah sikap umum
seseorang dalam menghadapi pekerjaannya,
seorang yang tinggi kepuasan kerjanya
memiliki sikap positif terhadap pekerjaanya,
sedangkan seseorang yang tidak memperoleh
kepuasan di dalam pekerjaan memiliki sikap
yang negatif terhadap pekerjaannya.
  Menurut Herzberg ada lima aspek, sebagai berikut :
• a)      Kompensasi
• b)      Promosi (peningkatan jabatan)
• c)      Lingkungan fisik (ventilasi, warna, penerangan,
bunyi dan lain-lain)
• d)      Lingkungan non fisik (hubungan kerja dengan
atasan-bawahan, ataupun rekan kerja, kesempatan
dalam pengambilan keputusan)
• e)      Karakteristik pekerjaan (variasi pekerjaan,
prospek pekerjaan
• Efek kepuasan kerja pada kinerja karyawan
• Kepuasan kerja hingga kini diyakini berkaitan
dengan kinerja individu
(karyawan),kelompok, yang pada gilirannya
akan berkaitan pula dengan efektifitas
organisasi secarakeseluruhan.
Cara-cara karyawan mengungkapkan
ketidakpuasannya :
a.      Eksit (berhenti)
b.      Suara (aktif memberikan saran dan solusi)
c.       Kesetiaan (pasif sambil menunggu
membaiknya kondisi)
Pengabaian (membiarkan kondisi memburuk,
dating terlambat, mangkir,pengurangan upaya
dan lain-lainnya).
D. BELAJAR
• Robbins (1993) menyebutkan belajar adalah proses
perubahan yang relatif konstan dalam tingkah laku
yang terjadi karena adanya suatu pengalaman atau
latihan. Dari pengertian tersebut, dapat dipahami
ada tiga komponen belajar yaitu (1) belajar
melibatkan adanya perubahan, dari buru menjadi
baik, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa
menjadi bisa. (2) perubahan yang terjadi relatif
permanen. Perubahan yang bersifat sementara
menunjukkan kegagalan dalam proses belajar. (3)
belajar berarti ada perubahan perilaku.

Anda mungkin juga menyukai