PERPAJAKAN
Nama Kelompok 10
1. NI KADEK SRI ARIANI (1802622010566/16)
03 04
Kompleksitas Artikel Penelitian Terkait
peraturan Dengan Pengambilan
perpajakan Keputusan Etis Dalam
Perpajakan
Etika Akuntan Dalam Perpajakan
Statements on Standards for Tax Services merupakan
pertimbangan etika umum yang mendasari standar
yang dibuat oleh Tax Executive Committee of the
AICPA yang interpretasinya menggantikan SRTP
dan interpretasinya sejak 1 Oktober 2000. Yang
menarik adalah pada kalimat pembukaannya:
“Standar praktek adalah lingkup dari penyebutan diri
sebagai seorang profesional. Anggota harus
memenuhi tanggungjawabnya sebagai profesional
dengan mendukung dan mempertahankan standar
yang dengan itu kinerja profesionalnya bisa diukur”.
Ada 8 (delapan) standar yang ditunjukkan dalam Statements on Standards for Tax Services
(SSTS), yaitu:
a) Seorang akuntan pajak tidak boleh menyarankan sebuah posisi kecuali adakemungkinan
realistik untuk kebaikan yang berkelanjutan
b) Seorang akuntan pajak tidak boleh membuat atau menandatangani return jika ini
berada dalam posisi yang tidak boleh disarankan menurut poin 1.
c) Seorang akuntan pajak dapat menyarankan sebuah posisi yang menurutnya
tidak ceroboh selama ini bisa diungkapkan.
d) Seorang akuntan pajak berkewajiban untuk menasehati klien tentang potensihukuman di
beberapa posisi, dan menyarankan disklosur.
e) Seorang akuntan pajak tidak boleh menyarankan sebuah posisi yang “mengeksploitasi”
proses seleksi audit IRS atau;
f) Dilarang bertindak sekadar dalam posisi “membantah”.
g) Seorang Akuntan Pajak memiliki “pengetahuan tentang kesalahan administratif”
h) Seorang akuntan harus mengetahui bentuk dan isi advis
Pengambilan Keputusan Etis Dari Laporan Perpajakan
Perilaku etis dalam masyarakat dianggap penting untuk menjaga ketertiban
masyarakat. Selain itu juga dapat menjadi perekat yang dipegang oleh semua
anggota masyarakat. Keputusan etis (ethical decision) adalah sebuah
keputusan yang baik secara moral maupun legal dapat diterima oleh masyarakat
luas (Jones, 1991 dalam Novius dan Sabeni, 2008). Lebih lanjut Jones (1991)
dalam Novius dan Sabeni (2008) menyatakan ada 3 unsur utama dalam
pembuatan keputusan etis, yaitu pertama, moral issue, menyatakan seberapa jauh
ketika seseorang melakukan tindakan, jika dia secara bebas melakukan itu, maka
akan mengakibatkan kerugian (harm) atau keuntungan (benefit) bagi orang lain.
Kedua adalah moral agent, yaitu seseorang yang membuat keputusan moral
(moral decision) dan yang ketiga adalah keputusan etis (ethical decision) itu
sendiri, yaitu sebuah keputusan yang secara legal dan moral dapat diterima oleh
masyarakat luas.
Etika profesi merupakan hal yang harus ditaati, dipahami dan diamalkan
oleh setiap profesi termasuk profesi konsultan pajak. Etika profesi
konsultan pajak sudah tertulis dalam kode etik yang dibentuk oleh IKPI.
Seorang konsultan pajak harus tunduk pada kode etiknya. Oleh
karena itu, etika profesi disusun berdasarkan standar moral
universal, sehingga dapat membuka jalan / membuka kesadaran diri
untuk mengambil keputusan etis seperti yang diungkapkan oleh
Schwartz (2001) dalam Ludigdo (2007). Konsultan pajak diharuskan
untuk memahami dan mengamalkan kode etiknya sehingga dapat
mengambil keputusan yang etis. Penelitian lain mengenai pengaruh etika
profesi terhadap pengambilan keputusan etis dilakukan oleh Barnett
dan Valentine (2004), yang menyatakan bahwa apabila persepsi
individu mengenai etika lebih tinggi, maka individu tersebut akan
mengambil keputusan yang etis
Kompleksitas peraturan perpajakan
Pajak secara klasik memiliki dua fungsi. Pertama, fungsi budgetair.
Kedua, fungsi reguleren. Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal
23 ayat 2, disebutkan bahwa “segala pajak untuk keperluan negara
berdasarkan undang-undang.” Dari hal tersebut dapat disimpulkan
bahwa pajak memiliki fungsi yang luas antara lain sebagai sumber
pendapatan negara yang utama, pengatur kegiatan ekonomi, pemerataan
pendapatan masyarakat, dan sebagai sarana stabilisasi ekonomi. Kalau
kita lihat APBN, pajak selalu dituntut untuk bertambah dan bertambah.
Kompleksitas peraturan perpajakan
Berikut ini beberapa kasus yang mencerminkan
kompleksitas aturan perpajakan vs tuntutan klien :
1. Pajak Ganda pada Dividen
2. Sengketa Pajak
3. Tarif Pajak Yang Tinggi
Artikel Penelitian Terkait Dengan Pengambilan Keputusan Etis Dalam
Perpajakan