Anda di halaman 1dari 51

SISTEM PANAS BUMI

TEKNIK PRODUKSI DAN PANAS BUMI - 2019


Sistem panas bumi (geothermal system)

Merupakan sistem penghantaran panas di dalam mantel atas dan


kerak bumi dimana panas dihantarkan dari suatu sumber panas (heat
source) menuju suatu tempat penampungan panas (heat sink).
Dalam hal ini, panas merambat dari dalam bumi (heat source) menuju
permukaan bumi (heat sink).
Proses penghantaran panas melibatkan fluida termal yang bisa berupa
batuan yang meleleh, gas, uap, air panas, dan lain-lain.
Dalam perjalanannya, fluida termal yang berupa uap dan atau air
panas dapat tersimpan dalam suatu formasi batuan yang berada
diantara sumber panas dan daerah tampungan panas yang disebut
sebagai reservoir
III SISTEM PANAS BUMI
1. Persyaratan Pembentukan Sistem PB

Sistem PB diklasifikasikan berdasarkan geologi, hidrologi, dan karakteristik transfer panasnya


merupakan sistem hidrotermal gunung api yg umumnya terdapat pd gn api aktif dan tidak aktif.
Sistem terbentuk sbg proses hidrotermal melibatkan plutonik atau magmatik (sumber panas), shg
terjadi transfer panas sec konduktif pd bat sekitar dan konveksi pd larutan air panas (magmatik atau
meteorik yg meresap melalui daerah resapan). Interaksi antara fluida dgn bat induk dpt melarutkan
& membawa unsur2 kimia. Proses geologi yg melibatkan aktivitas fluida spt ini disebut proses
hidrotermal. Jadi sistem PB adalah manifestasi dari proses hidrotermal.
Persyaratan pembentukan sistem PB adalah :

• Sumber panas (heat source)


• Fluida panas
• Reservoir
• Lapisan penudung
2. Sumber Panas

Konduktif = perpindahan panas mel bhn akibat adanya interaksi atomik/molekul


penyusun batuan pada mantel. Konveksi = perpind panas yg diikuti perpindahan
massa (molekul). Sumber panas dlm sistem PB pd umumnya berasal dr magma.

Perpindahan panas di dlm kerak bumi, (Hochstein & Muffer,1995) :

a. Transfer panas dr busur vulkanik spt :


• Perpind panas oleh erupsi vulkanik.
• Pelepasan panas sec kontinyu dr gn api aktif dan pelepasan panas dr kerak yg
terintrusi.
• Anomali perpind konduktif yg tinggi.
• Perpind panas konvektif sec kontinyu oleh fluida PB.
b. Perpind panas oleh plume mantle yg berupa hot spot yg berasosiasi dgn pemb
magma basalt dlm vol besar (Hawaii).
c. Perpind panas yg berasosiasi dgn pelelehan subcrustal (pelelehan batuan akibat
penebalan kerak benua spt di Peg Himalaya).
d. Perpind panas yg berasosiasi dgn pemekaran kerak bumi, spt i East African Rift,
Tanzania, Kenya, Ethiopia.
3. Fluida PB

Berasal dr air meteorik masuk ke bwh perm memb sistem kantong fluida/
reservoir mel rekahan2 atau antar butir dlm batuan ; atau dari batuan dlm bentuk
air magmatik (juvenile water).
Utk tahu karakter fluida dlm reservoir, perlu dianalisa : suhu reservoir
(geotermometer), komp kimia fluida, asal usul fluida, interaksi fluida thd batuan,
serta pencampuran fluida reservoir dgn flida lainnya.
Sistem PB tdd : sistem satu fasa dan sistem dua fasa.
Sistem PB satu fasa : pd reservoir/kantong fluida berisi air panas dgn t = 90-180C
dan tdk terjadi pendidihan saat eksploitasi.
Sistem PB dua fasa : terdiri atas dominasi air dan dominansi uap. Pada sistem
dominasi uap, sumur pengeboran memprod uap kering atau basah krn rongga
batuan reservoirnya sebag berisi uap spt pd rekahan2. P & T relatif konstan the
kedalaman.
Pd sistem dominasi air, airnya domoinan di dlm reservoir. P&T sangat berbeda
thd kedalaman atau tidak konstan.
4. Reservoir
Reservoir = zona yg tersusun oleh batuan yang memiliki sifat sarang/
poros dgn sifat porositas dan permeabilitas tinggi, berperan
menyimpan fluida (uap dan air panas) yg berasal dr hsl pemanasan
sec konduktif dan konvektif dlm suatu sistem hidrotermal.
Lapisan reservoir bisa berasal dari batuan klastik/vulkanik yang
telah mengalami rekahan kuat.
Reservoir yg produktif hrs punya porositas dan permeabilitas tinggi,
ukuran besar, suhu tinggi, kandungan fluida cukup.Permeabilitas
dihasilkan oleh karakteristik stratigrafi (porositas intergranular pada
lapili, atau lapisan bongkah lava) dan unsur struktur (kekar, sesar,
rekahan).
Geometri reservoir hidrotermal di daerah vulkanik merupakan hsl
interaksi yg kompleks dari proses vulkano-tektonik aktif seperti
stratigrafi yg lebih tua dan struktur geologi.
5. Batuan Penudung

Batuan Penudung = lapisan batuan yg bersifat kedap atau


berpermeabilitas rendah. Berfungsi sbg penutup reservoir
untuk mencegah keluar atau bocornya fluida PB dr reservoir.

Lapisan ini umumnya tersusun dr lap batuan yg tdd mineral


lempung sekonder hasil ubahan (hsl ubahan atau alterasi),
akibat interaksi fluida dgn batuan yg dilewatinya. Mineral
lempung pemb lapisan ini adalah montmorilonite, smectite,
illite, kaolin, phyrophyllite.

Di lingk tektonik aktif, bat pendukung mengalami deformasi


& membentuk rekahan, tapi dgn adanya proses kimia
berupa pengendapan mineral, membantu menutup rekahan
(self sealing) spt pengendapan kalsit dan silika.
Model Umum Sistem Panas Bumi.
TEKNIK EKSPLORASI PANAS BUMI
6. Geologi PB

Sistem PB berkaitan dgn tatanan tektonik, komposisi magma, jenis batuan


dan sistem fluida hidrotermal. Magma yg bergerak ke arah permukaan dpt
dibedakan menjadi magma basaltik (basa) dan silisik (asam).

Sistem PB berkaitan dgn sistem magmatisme (asam-basa) sbb:


a. Sistem magma asam vol besar membentuk kaldera utama dan
kaldera yg diisi magma riolit.
b. Zona dapur magma intermediate s.d asam.
c. Rangkaian tubuh magma basaltik, andesitik, dasitik, dan riolitik.
d. Kompleks tubuh magma basaltik kecil dan riolitik.
e. Rangkaian korok/dike basaltik.

Kel lingk sistem PB yg umum dijumpai tdd :


a. Lingk sistem PB yg berasosiasi dgn magma silisik.
b. Lingk sistem PB yg berasosiasi dgn magma basaltik.
7. Lingkungan Magma Silisik.

Sistem PB yg baik berkembang pd lingk magma silisik.


Namun proses ini menghasilkan vol magma asam yg
relatif kecil. Saat magma tipe ini membeku di kerak
bumi, akan meningkatkan regional heat flow yg
kemudian memicu konveksi hidrotermal di sepanjang
sesar2 yg terbentuk krn rezim konveksi itu.

Magma silisik dgn vol besar dpt dihasilkan dr pelelehan


kerak benua. Magma ini memp viscositas yg besar shg
sering terperangkap bbrp km di dlm kerak bumi.

Di daerah kontinen, sumber daya PB umumnya


berasosiasi dgn vulkanisme silisik dari pada basaltik.
Kegiatan pemetaan geologi dalam tahapan penyelidikan rinci
Kegiatan pemetaan geologi dalam tahapan penyelidikan rinci
8. Lingkungan Magma Basaltik.

Magma basaltik memiliki viskositas rendah shg sifat


fisiknya lebih encer d.p magma silisik tapi densitasnya
lebih tinggi d.p magma silisik (krn tingginya mineral mafik
(besi, magnesium),

Krn magmanya lebih cair, magma ini dpt bergerak sp ke


permukaan melalui rekahan2 membentuk gunung api,
sedangkan magma yg tdk berhasil menembus sampai
ke permukaan akan terperangkap di kedalaman yg
dangkal membentuk kantong2 magma.

Adanya kontak dgn bat sekitar kantong magma


mengakibatkan magma kehilangan panas sec konduktif
dan panas yg dilepas berinteraksi dgn air meteorik
membentuk sistem PB.
9. Kimia Panas Bumi.

Fluida dlm sistem PB berasal dr air perm atau air juvenil atau camp keduanya. Kandungan
umumnya tdd Cl, HCO3, dan SO4.

Air klorida dicirikan dgn Cl tinggi biasanya berasosiasi dgn Na dan K yg tinggi, tapi Ca dan
Mg rendah yg menandakan air reservoir dgn salinitas 0,1-1 % berat Cl, kaya akan SiO2 dan
sering terdapat HCO3, perbandingan Cl/SO4 tinggi, berasosiasi dgn CO2 dan H2S, pH fluida
netral. Kondisi manifestasi (air panas)biasanya bening, jernih, berwarna biru dan pd suhu
tinggi biasanya ditemukan sinter silika.

Air asam sulfat dicirikan dgn SO4 tinggi, Cl dan HCO3 sangat rendah, pH rendah (2-3),
terbentuk di kedalaman dangkal dan membentuk kondensasi uap ke air permukaan (steam
heated water), biasanya terbentuk kolam lumpur dan pelarutan batuan sekitarnya.

Air bikarbonat dicirikan dgn kandungan unsur HCO3 yg tinggi dgn anion utama HCO3 dan
kation utama Na, terbentuk di daerah pinggir dan dangkal, terbentuk absorbsi gas CO2 dan
kondensasi uap air ke dlm air tanah (steam heated water), nilai Cl dan So4 bervariasi. Di
bawah muka air tanah bersifat asam lemah, tapi bila terjadi CO2 yg terlarut di perm bisa
bersifat basa, biasanya kontak dgn batu gamping di bawah perm dgn terbentuknya travertin di
permukaan.

Pengelompokan tipe air panas digunakan dlm penentuan nilai temperatur bawah permukaan
(geothermometer reservoir). Dlm perhitungan digunakan geotermometer air, gas, dan isotop.
10. Geotermometer Silika.

Geotermometer Silika merupakan metoda yg paling


sering dipakai dan persamaanya paling akurat utk
diformulasikan.

Geotermometer Silika sangat dipengaruhi oleh


proses2 fisik spt pendidihan (boiling) dan pelarutan
(dilution), krn metoda ini dihitung sec konsentrasi
absolut silika dlm fluida, bukan berdasarkan rasio
dari konsentrasi tsb.

Geotermometer Silika juga dipengaruhi oleh


kelarutan silika dlm air dan jumlah uap air (steam)
yg terbentuk pd tekanan uap (vapour).
11. Geotermometer Na/K.

Geotermometer ini sangat baik pd kond manifestasi


berupa air panas tipe bikarbonat, atau klorida
bikarbonat dgn pH netral dan tdk terdapat
travertin.

12. Geotermometer Na-K-Ca

Geotermometer ini umumnya dilakukan pd temp yg


lebih rendah dan airnya kaya akan ion Ca.
Persamaan ini dikembangkan oleh Fourir dan
Truesdall (1973) untuk mengatasi kekurangan pd
metoda (geotermometer Na/K).
13. Geotermometer Na-K-Mg.

Metode ini dikembangkan oleh Giggenbach (1988)


dgn mengeplot Na/1000 – K/100 – Akar Mg dalam
suatu diagram segitiga. Geotermometer ini
merupakan penggabungan antara Geotermometer
Na/K dan K-Mg.

Na/K mewakili proses kesetimbangan dlm reservoir


yg bersifat lambat, sedangkan K-Mg mewakili proses
kesetimbangan yang cepat pd daerah yg mendekati
permukaan, sehingga geotermometer ini dpt
digunakan utk mengevaluasi di dalam reservoir
maupun di level dekat permukaan.
Diagram segitiga (ternary diagram) unsur-unsur Na-K-Mg
Klasifikasi sistem PB berdasarkan temperatur.

KLASIFIKASI
REFERENSI Entalpi Rendah Entalpi Sedang Entalpi Tinggi

Muffer &
Cataldi (1978) < 90 C 90 - 150 C > 150 C

Benderiter &
Cormy (1990) < 100 C 100 - 200 C > 200 C

Heanel, Rybach
& Stegna (1988) < 150 C - > 150 C

Hochstein (1990) < 125 C 125 - 225 C > 225 C


14. Fisika PB.
Adanya fluida panas dr sistem PB menyebabkan
munculnya anomali yg terkait dgn parameter fisika fluida
yg disebut anomali geofisika.

a. Parameter fluida yg perlu diperhatikan terkait dgn adanya fluida


panas dlm sistem PB (shg munculnya anomali2) tdd : temperatur,
mineralisasi, kandungan gas, pergerakan fluida dll.
Anomali2nya dpt digolongkan :

1) Anomali temperatur dangkal


2) Anomali atenuasi gel seimik (micro earthquake / MEQ)
3) Anomali potensial listrik alam (self potential / SP)
4) Anomali ground noise
5) Anomali resistivitas

Anomali tsb hanya terdapat pd daerah PB aktif dan terbatas di


sktr reservoir dan daerah out-flow reservoir tsb.
b. Anomali yg disebabkan perubahan sifat fisis batuan reservoir
dan sirkulasi fluida panas (spt alterasi batuan, perubahan
porositas dan rapat masa batuan reservoir akibat pelarutan atau
leaching, pengendapan mineral, dan perubahan magnetisasi) dpt
digolongkan sbg:

1) Anomali resistivas
2) Anomali rapat Masa
3) Anomali magnetik.

Anomali tsb terdapat pd daerah PB aktif dan tidak aktif. Pd daerah


PB aktif , anomali tdk selalu terbatas di sekitar reservoir dan
daerah out-flow dari reservoirnya saja.
c. Anomali yg disebabkan struktur reservoir PB (spt sesar, variasi
ketebalan lapisan permeabel, adanya zona produktif dari fluida PB
dll) dpt digolongkan sbg:

1) Anomali kecepatan gelombang seismik


2) Anomali aktivitas gempa mikro
3) Anomali resistivitas dan rapat masa

Anomali struktur juga dpt terjadi pd daerah lain bukan PB.

d. Anomali lainya yg disebabkan ekstraksi fluida PB (eksploitasi)


shg terjadi perubahan masa, mineral, kandungan gas fluida,
pergerakan fluida, dan perubahan stress dsb.
Secara umum besarnya anomali tsb relatif kecil, kecuali
perubahan densitas pada anomali gravitasi.
IV. PEMANFAATAN FLUIDA PANAS BUMI

Sebelum abad 20, fluida PB hanya digunakan utk mandi,


mencuci dan memasak.

Dewasa ini pemanfaatan fluida PB sangat bervariasi, baik utk


pembangkit listrik maupun keperluan lainnya di sektor non
listrik, yaitu utk memanasi ruangan, rumah kaca, tanah
pertanian, mengeringkan hasil pertanian dan peternakan,
mengeringkan kayu dll.

Dlm hal ini pemanfaatan fluida PB terbagi dua menjadi


1. Fluida PB utk Pembangkit Listrik.
2. Fluida PB utk sektor non-listrik.
1. Fluida PB untuk Pembangkit Listrik
Fluida PB temp tinggi (>225 C) tlh lama digunakan sbg
sumber listrik di bbrp negara, tapi bbrp th terakhir mel
perkemb teknologi yelah memungkimnkan digunakan fluida
PB temp sedang (150-225 C) utk pembangkit listrik.

Faktor penting perlu dipertimbangkan suatu sumber daya PB


tepat dimanfaatkan utk pembangkit listrik yaitu :
1) Sb daya memp kand panas atau cadangan besar shg mampu
memproduksi uap dlm jangka lama (25-30 thn).
2) Sb daya PB memprod fluida yg memp pH relatif netral agar laju
korosirelatif rendah, dan pembentukan scale relatif rendah.
3) Reservoir tidak terlalu dalam (< 3 km).
4) Sbr daya PB terdapat di tempat yg relatif tidak sulit dicapai.
5) Sbr daya PB terletak di daerah dgn kemungkinan terjadi erupsi
hidrotermal relatif rendah.
Italy adalah negara pertama di dunia yg memanfaatkan uap
kering PB pembangkit listrik. PLTP pertama dibangun th 1913
sebesar 250 kW, kemudian meningkat menjadi 130 MW yg
pd masa PD II hancur, tapi dibangun kembali setelahnya
sebesar 500 MW.
Selandia Baru adalah negara kedua di dunia yg
memanfaatkan fluida PB (2 fasa yaitu uap-air) utk pembangkit
listrik mulai 1958-1963 terbangun PLTP dgn kapasitas 192
MW.
Amerika memanf energi PB antara th 1960-1970an. Lapangan
geyser dikembangkan dan uapnya (kering) dimanfaatkan utk
pembangkit listrik. Kapasitas PLTP terpasang 1000 MW.
Di Indonesia usaha pencarian sumber energi PB pertama
dilakukan di Kamojang th 1918. Th 1926-1929 dilakukan
eksplorasi di 5 titik yang sampai saat ini salah satunya
memproduksi uap panas kering.
Di Indonesia usaha pencarian sumber energi PB pertama
dilakukan di Kamojang th 1918. Th 1926-1929 dilakukan
eksplorasi di 5 titik yang sampai saat ini salah satunya
memproduksi uap panas kering.

Eksplorasi terhenti dan baru 1872 mulai kembali. Direktorat


Vulkanonogi dan Pertamina dgn bantuan Perancis dan
Selandia Baru malakukan survey di seluruh wilayah Indonesia
(217 prospek lap PB di Indonesia). Sumberdaya PB di
Indonesia sangat potensial krn temp tinggi (> 225 C), dan
hanya bbrp yg memp temp sedang (150-225 C).

Lap PB di Indonesia yg sdh dikembangkan menjadi


pembangkit listrik : Kamojang (140 Mwe), Awibengkok-G
Salak (Jawa Barat = 330 Mwe), Darajat (Jawa Barat = 55
Mwe), Wayang Windu (110 Mwe), Lahendong (Sulawesi Utara
= 2,5 Mwe), dan Sibayak Sumatera Utara = 2MWe).
a. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
Fluida panas bumi yg tlh dikeluarkan ke permukaan bumi
mengandung energi panas yang akan dimanfaatkan utk
menghasilkan energi listrik.

PLTP pd prinsipnya sama spt PLTU (menggunakan boiler)


sedangkan PLTP menggunakan uap berasal dari reservoir PB.

Apabila fluida dikepala sumur berupa fasa uap, maka uap tsb dpt
dialirkan langsung ke turbin, dan turbin tsb akan merubah energi
PB menjadi energi gerak yang akan memutarkan generator
sehingga dihasilkan listrik.

Apabila fluida dikepala sumur sebagai campuran fluida dua fasa


(fasa uap dan fasa air), maka terlebih dahulu hrs dilakukan proses
pemisahan pada fluida. Hal inidimungkinkan dgn melewatkan fluida
ke dlm separator, shg fasa uap akan terpisahkan dari fasa cairnya.
Fasa uap yg dihasilkan dari separator inilah yg dialirkan ke turbin.
Pemanfaatan energi panas bumi secara tidak langsung dengan membangun PLTP
Sistem Pembangkitan listri dari fluida yg tlh diterapkan di
lapangan antara lain :

1) Siklus Uap Kering (Direct Dry Steam Cycle)


2) Siklus Uap Pemisahan (Separated Steam Cycle)
3) Siklus Uap Hasil Penguapan (Single Flash Steam)
4) Siklus Uap Hasil Pemisahan dan Penguapan (Double Flash
Steam
5) Siklus Uap Pemisahan dan Penguapan dengan Dua Turbin
Terpisah (Flashing Multi Flash Steam)
6) Binary Cycle
7) Combined Cycle
1) Siklus Uap Kering (Direct Dry Steam Cycle)

Sistem konversi utk fluida uap kering merupakan sistem konversi paling sederhana
dan paling murah.

PLTP Kamojang menghasilkan uap kering (T reservoir 240 C). Unit I (30 MW, Feb
1983) ; Unit II (55 MW, Juli1987) ; Unit III (55 MW, Sept 1987) shg total kapasitas
140MW.

Utk memenuhi kebutuhan uap PLTP Kamojang tlh memanf prod uap dari 26 sumur.

Pola pengusahaannya sbb :

PERTAMINA (uap) PLN (listrik) KONSUMEN


Eksplorasi s.d PLTP
Pengembangan Transmisi
Lap Uap Distrib Listrik

PLTP Darajat (10 km dr PB Kamojang) juga menghasilkan uap kering (Temp Res
235-247 C) dgn kapasitas 55 MW mulai pengemb 1984 dan milai operasi Sept 1994.
Pola pengemb spt di PLTP Kamojang.
Sistem pembangkit siklus uap kering/direct dry steam (Al-Dabbas, 2009)
2) Siklus Uap Hasil Pemisahan (Separated Steam Cycle)
Sistem konversi ini dipakai utk fluida dua fasa (uap dan cair) yg memerlukan separator.

PLTP Awibengkok-G Salak menghasilkan fluida dua fasa(uap dan air) (T reservoir 220-230 C). Pemb PLTP
dimulai 1990 dgn hasil Unit I (55 MW, Mart 1994) ; Unit II (55 MW, Juni1994) ; Unit III s.d VI (masing2 55 MW)
shg total kapasitas 330 MW.

Utk memenuhi kebutuhan uap PLTP Kamojang tlh memanf prod uap dari 26 sumur.

Pola pengusahaan (Unit I s.d III) sbb :

PERTAMINA - (uap) PLN (listrik) KONSUMEN


UNOCAL
Eksplorasi s.d PLTP
Pengembangan Transmisi
Lap Uap & Distrib Listrik

Pola Pengusahaan utk Unit IV s.d VI sbb :

PERTAMINA - (uap) PLN (listrik) KONSUMEN


UNOCAL
Eksplorasi s.d
Pengembangan Transmisi
Lap Uap & Distrib Listrik
Pembangunan PLTP
(Dua Fasa yaitu Fasa Uap dan Fasa Air panas)
3) Siklus Uap Hasil Penguapan (Single Flash Steam)
Sistem konversi ini dipakai apabila fluida di kepala sumur dlm
kondisi air jenuh (saturated liquid). Fluida dialirkan se sebuah
flasher agar menguap. Banyaknya uap yg dihasilkan tergantung
tekanan flasher. Fraksi uap yg dihasilkan dialirkan ke turbin.

4) Siklus Uap Hasil Pemisahan dan Penguapan (Double Flash


Steam)

Sistem konversi ini menggunakan dua pemisahan fluida yaitu


separator dan flasher dan digunakan komposisi 2 turbin (HP-
turbine dan LP-turbin) disusun secara ganda. Contoh sistem
konversi ini dipakai di Hachobaru (Jepang), dan Krafla (Iceland).
Sistem pembangkit single flash steam (Al-Dabbas, 2009)
5) Siklus Uap Hasil Pemisahan dan Penguapan dengan Dua
Turbin Terpisah (Multi Flash Steam)

Sistem konversi ini mirip dgn sistem double flash, bedanya kedua
turbin yg berbeda tekanan disusun sec terpisah.

Uap dgn tek & temp tinggi yg mengandung air dipisahkan di


separator agar diperoleh uap kering yg digunakan menggerakan
high pressure turbine. Turbin akan mengubah energi panas bumi
menjadi energi gerak yg memutar generator shg menghasilkan
listrik.

Air hasil pemisahan dari separator yg Tek dan Temp rendah dari
kondisi fluida di kepala sumur dialirkan ke flasher agar
menghasilkan uap.

Uap yg dihasilkan kemudian dialirkan ke low pressure turbine


sementara airnya dibawa ke kondensor.
6) Binary Cycle

Umumnya fluida PB yg digunakan pembangkit listrik adalah fluida yg memp


temp 200 C, tapi sec tdk langsung fluida PB temp sedang (100-200 C) juga dpt
digunakan utk pembangkit listrik dgn cara memanasi fluida organik yg memp
titik didih rendah. Uap dari fluida organik tsb digunakan utk menggerakan turbin
shg menghasilkan listrik.

Fluida organik dipanasi oleh fluida PB melalui mesin penukar kalor (heat
exchanger). Jadi fluida PB tidak dimanfaatkan langsung melainkan hanya
panasnya saja diekstraksi, sementara fluidanya sendiri diinjeksikan kembali ke
dlm reservoir.

Lapangan PB yg memp siklus konversi ini adalah di Parantuka, Kamchatka


Peninsula (USSR) dan Otake (Jepang).
Di Lapangan Lahendong juga terdapat sebuah pembangkit listrik PB siklus
binari (Binary geothermal power plant) berkapasitas 2,5 MW.
7) Combined Cycle

Untuk meningkatkan efisiensi pemanf energi PB di bbrp


industri mulai digunakan sistem pembangkit listrik dgn siklus
kombinasi (combined cycle).

Fluida PB dari sumur dipisahkan fasa2nya di dlm separator.


Uap dari separator dialirkan ke PLTP (Turbin 1), dan kemudian
sebelum fluida diinjeksikan kembali ke dlm reservoir, fluida
digunakan utk memanaskan fluida organik yg memp titik didih
rendah.

Uap dari fluida organik tsb kemudian digunakan utk


menggerakan turbin.
8) Unit Pembangkit Kepala Sumur (Well Head Generating
Unit)
Sistem ini tlh mulai banyak digunakan. Unit ini tdd 2 jenis :
a) Back pressure turbine (turbin tanpa kondensor). Uap dr sumur atau dari
separator langsung dialirkan ke turbin, dan setelah digunakan utk
membangkitkan listrik, langsung dilepas ke atmosfir. Unit pembangkit ini
sering disebut “monoblock”.
b) Turbin yg dilengkapi kondensor. Uap yg keluar dr turbin diubah menjadi
kondensat di dlm kondensor.

Alasan dipakainya Unit Pembangkit Kepala Sumur :


c) Dpt dioperasikan lebih cepat (1-2 bln, sedangkan “central plant” baru
beroperasi setelah 6-7 thn setelah dr pemboran 1).
d) Digunakannya Unit ini dgn kapasitas kecil, maka perusahaan swasta nasional
dpt dilibatkan dlm perusahaan PB.
e) Sistim ini dpt digunakan pd daerah dgn topografi rumit shg pipa yg digunakan
dpt lebih pendek d/p sistem “central plant”.
f) Apabila tek resevoir menurun, maka turbin masih dpt digunakan dgn produksi
listrik yg sama meskipun efisiensinya lebih rendah.
g) Unit ini dpt dipindahkan ke lokasi sumur lain dlm 1-2 bln.
2. Fluida Panas Bumi untuk Sektor Non-Listrik
PB juga dimanfaatkan utk sektor non-listrik a.l utk pemanas ruangan, pemanas
rumah kaca (green house heating), pemanasan tanah pertanian (soil heating),
pengeringan kayu, kertas dll.

Di Iceland sejak 1900 air PB dimanf utk kebutuhan air panas setempat, pemanasan
ruangan di Rumah Sakit. 60% penduduk Iceland tlh menikmati manf anergi PB.

Rotorua (New Zealand) sejak 1900 penduduk memanf air panas utk mandi, minum,
mencuci, pemanasan ruangan dll. Sktr 1000 sumur dulu dimanf utk keperluan
sehari-hari. Mulai 1980 pemerintah menutup sumur2 tsb utk efisiensi krn
menurunkan bbrp aktivitas geyser di tempat2 wisata. Sekarang sekitar 200 sumur
yang dimanfaatkan di Rotorua.

Negara lain yg memanf fluida PB utk pemanasan ruangan adalah Amerika, Jepang,
Hungaria, Uni Soviet, Perancis. Di Oregon dan Ismir (Turki), fluida PB dimanf utk
memanasi tanah pertanian.

Di Filipina sdg menjajagi penggunaan limbah air panas dari PLTP dimanf utk
pengeringan kopra, mangga, nangka, nanas, ikan sebelum air tsb diinjeksikan
ke dlm reservoir.

Anda mungkin juga menyukai