Anda di halaman 1dari 24

Faktor Sukses dan Faktor

Gagal Dalam Berwirausaha


Tim Kewirausahaan
1. Pendahuluan
2. Faktor Sukses Berwirausaha
a. Faktor lingkungan
b. Faktor Psikologis
Agenda c. Faktor Sosiologis
3. Model Faktor Kesuksesan
Berwirausaha
4. Faktor Gagal Berwirausaha
1. Pendahuluan
 Banyak pendapat yang mengatakan bahwa penentu kesuksesan
seorang wirausahawan adalah karena adanya faktor
keberuntungan/luck, nasib/fate, takdir/destiny,
semangat/spirit dan perfect timing.
 Opini bahwa menjadi seorang wirausahawan itu [1] tidak perlu
pintar/pandai, [2] tidak perlu memiliki pengetahuan dan tingkat
pendidikan tertentu dan lebih lanjut, [3] tidak perlu melalui
sebuah jalur pendidikan ataupun pelatihan/training
kewirausahaan.
 Akibatnya  usaha yang dibentuk dan dijalani seorang
wirausahawan tetap kerdil, tak berkembang, tidak mampu
bersaing/tidak kompetitif, tidak inovatif dan sebagai
konsekwensinya, tidak mampu bertahan dalam jangka panjang.
2. Faktor Sukses Berwirausaha

Pada prinsipnya, faktor penentu kesuksesan berwirausaha itu


dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu;
a. faktor lingkungan eksternal dan internal wirausahawan,
b. faktor psikologi dan
c. faktor sosiologi sang wirausahawan
2.a. Faktor Lingkungan Eksternal dan Internal

1. Keistimewaan personal pendiri usaha tersebut


Keistimewaan personal pendiri usaha dimaksudkan sebagai sampai sejauh mana sisi kepribadian, mindset,
spirit serta karakter pribadi seorang individu akan mampu menentukan kesuksesan berusaha.
2. Keistemewaan usaha yang akan dilakukan
Keistimewaan usaha yang akan dilakukan berkaitan dengan kondisi usaha yang akan dijalankan, seperti:
[a] sifat dan bentuk usaha, [b] tingkat persaingan dengan usaha sejenis, [c] kemudahan dalam memasuki
dan keluar dari usaha sejenis, [d] kecenderungan/trend usaha, [e] prospek industri, [f] kemampuan
berinovasi, dan sebagainya.
3. Tersedianya fasilitas usaha
Hal ini seperti [a] tersedianya regulasi yang jelas dan tegas, [b]
intervensi pemerintah untuk kemudahan-kemudahan berusaha, [c]
penciptaan iklim berusaha yang sehat, dll.

4. Kemampuan untuk mengidentifikasi konsumen


 menganalisa trend pasar, mengintip celah pemasaran, menggunakan
data statistik dll.

Hal relatif baru yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan edukasi
konsumen dalam menggunakan produk  dilakukan terhadap produk-
produk baru yang belum dikenali konsumen, misalnya dalam hal cara
penggunaan paling efektif dan efisien, efek dan manfaat yang diberikan
produk tersebut, ragam produk yang diluncurkan dsb.
5. Adanya modal dan kemampuan intelektual/intellectual capital dari
seorang wirausahawan.
Walaupun hal ini adalah bahasan yang relatif baru dalam bidang
kewirausahaan, namun modal intelektual ini dapat digolongkan
sebagai salah satu bentuk modal tak berwujud/intangible asset dalam
memulai sebuah usaha
6. Kemampuan wirausahawan untuk menghadapi resiko dalam
menjalankan usaha.
7. Kreatifitas, kemampuan bernegosiasi dan kepemimpinan
2.b. Faktor Psikologis
1. Memiliki bakat/talent, insting/instict dan rasa/sense untuk menjadi seorang wirausahawan
2. Faktor kebutuhan untuk mencapai sesuatu dalam kehidupan. Faktor psikologis ini lazim
disebut sebagai need for an achievement (N-Ach)
 Seorang wirausahawan cenderung akan memperoleh kesuksesan dalam berusaha jika ia
memiliki kemauan kuat dan keinginan yang sangat tinggi untuk dapat mencapai sesuatu
yang berharga dalam kehidupannya.
 Dalam banyak hal, pencapaian tersebut digambarkan dalam bentuk status sosial, kekayaan
dan kesejahteraan, bisa tahu dan berhubungan dengan banyak orang, memperoleh
respek/penghargaan tertentu dari orang lain dalam sebuah sistem sosial kemasyarakatan dan
sebagainya
3. Adanya locus of control dari wirausahawan.
Locus of control dapat diartikan sebagai sebuah kepercayaan dan keinginan individu untuk
mengontrol setiap kejadian yang dapat membawa dampak penting bagi kehidupannya dimasa
mendatang.
Untuk mengidentifikasi bentuknya, maka locus of control dapat dibagi kedalam dua jenis yaitu
external locus of control dan internal locus of control.
 External locus of control terkait dengan kepercayaan seorang individu bahwa perilakunya
tergantung dari nasib yang terjadi pada dirinya, keberuntungan ataupun situasi dan kondisi
eksternal lainnya yang berhubungan dengan dirinya.
 Internal locus of control dapat diartikan sebagai kepercayaan seorang individu bahwa setiap
perilakunya akan dipengaruhi dan ditentukan oleh setiap keputusan yang diambilnya serta
usaha yang dilakukannya. Konsep internal locus of control ini berdekatan dengan salah satu
karakteristik utama wirausahawan yaitu menyukai kebebasan/independen serta memiliki
otonomi untuk bertindak dan menentukan keputusan sendiri
4. Pengalaman masa kanak-kanak yang dilaluinya.
 Dalam konteks kewirausahaan ditemui bahwa pengalaman masa
kanak-kanak/childhood experience mampu memberikan
kontribusi positif bagi sebuah kesuksesan berwirausaha.
 Diyakini bahwa seorang yang memiliki pengalaman
berwirausaha sedari kecil dan memiliki hubungan erat dengan
seorang wirausahawan lain pada masa kanak-kanak cenderung
akan menuai kesuksesan sebagai seorang wirausahawan.
 Proses pengaruh sosial dari wirausahawan ini menjadi sebuah
proses pembelajaran informal bagi individu pada masa kanak-
kanaknya
5. Perilaku proaktif dan respons positif terhadap pengambilan keputusan, tindakan dan
aksi adalah faktor psikologis berikutnya yang dapat menentukan kesuksesan
berwirausaha.
 Perilaku proaktif dan respons positif disini dimaksudkan sebagai tindakan-tindakan
nyata dan cepat sebagai bentuk respons terhadap perubahan yang terjadi pada
lingkungan dan iklim dunia usaha.
 Perilaku proaktif/proactive attitude seorang wirausahawan merupakan sebuah
kemampuan ekstra untuk merespon setiap perubahan situasi dan kondisi lingkungan
dunia usaha yang hendaknya dimiliki wirausahawan.
 Kemampuan ini dapat terlihat antara lain dari kemampuan seorang individu untuk
mengestimasi dan melihat jauh kemasa depan dari situasi dan kondisi masa kini
yang terjadi.
2.c. Faktor Sosiologis

1. Keberadaan proses pembelajaran secara sosial melalui proses pengaruh


keluarga, pengaruh seorang panutan/role model, pengaruh latar belakang
budaya dan pengaruh etnis akan mempengaruhi seorang individu secara
sosiologis untuk mencapai kesuksesan dalam berwirausaha.
2. Faktor gender, etnis dan tingkat pendidikan adalah komponan lain dalam faktor
sosiologis seorang wirausahawan yang dapat menentukan tingkat kesuksesan
berwirausaha.
3. Model Faktor Kesuksesan Berwirausaha
N-Ach

Locus of Control
Faktor
Psikologis Childhood experience
W
Sixth sense/sixth instict
I
Leadership
R
Personal Characteristics

Internal
A
Intellectual Capital

Creativity
U
Faktor
Lingkungan
Ability to negotiate S Usaha Baru

Business Characteristics A

Business Facilities H
Eksternal
Costumers’ Identification
A
Business Risk
W
Level of education
A
Family

Faktor
N
Sosiologis Role models

Cultural background

Ethnicity

Gender
4. Faktor Kegagalan Berwirausaha

Faktor kegagalan berwirausaha dapat diartikan sebagai berhentinya proses


kewirausahaan yang dilakukan oleh wirausahawan sebagai akibat adanya
kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam persiapan, pelaksanaan dan
pengelolaan usaha yang dijalankan, Rahman et al., (2018).

Salah satu indikasi yang memperlihatkan terjadinya kegagalan sebuah usaha


adalah dalam bentuk ketidakmampuan untuk mengelola keuangan yang
mengakibatkan terjadinya kebangkrutan usaha yang dijalankan, yang lebih
lanjut mengakibatkan operasional usaha juga terhenti
 Faktor terbesar dalam kegagalan bewirausaha disebabkan karena
adanya kombinasi dan interaksi antara faktor psikologis dan faktor
ekonomi sang wirausahawan, dimana faktor psikologis tersebut akan
menuntun wirausahawan untuk mengambil keputusan-keputusan dan
melakukan tindakan-tindakan ‘error’ yang memiliki konsekwensi
kegagalan dalam hal yang berhubungan dengan faktor ekonomi dan
bisnis usaha yang dijalankannya.
 Kegagalan berwirausaha merupakan sebuah fenomena psycho-
economic dimana seorang wirausahawan melakukan kesalahan
dalam mengalokasi sumberdaya (yang menimbulkan kerusakan
sumberdaya) dan menimbulkan konsekwensi lanjutan berupa situasi
psikologi dalam bentuk kekecewaan.
Situasi Psycho-Economic:

[a] situasi dan kondisi invidual seseorang (terkait perilaku dan


personality),
[b] situasi dan kondisi organisasi tempat ia melakukan proses
berwirausaha (sebagai sebuah entitas bisnis),
[c] situasi dan lingkungan sosial yang secara langsung maupun tak
langsung berhubungan dengan individu tersebut, dan
[d] situasi dan kondisi proses berwirausaha yang dialami secara
pribadi.
[a] Faktor kegagalan individual secara personal yang membuat seorang
wirausahawan gagal dalam berwirausaha antara lain adalah:
[1] kurangnya keahlian dan sumberdaya individual dalam bentuk
kompetensi,
[2] tidak sinkron-nya antara strategi hidup wirausahawan sebagai
individual dengan strategi usaha yang dijalankannya,
[3] kurangnya komitmen dan kegigihan dalam berwirausaha,
[4] adanya kesalahan persepsi dan penilaian-penilaian dalam
berwirausaha, dan
[5] adanya reaksi emosional yang negatif dalam diri wirausahawan.
[b] Faktor kegagalan usaha sebagai sebuah entitas bisnis.
Pada faktor ini, kegagalan berwirausaha tidak datang dan berasal
dari wirausahawan, namun justru datang dan berasal dari usaha
yang sedang dijalankan.
Kegagalan dalam faktor ini bisa saja disebabkan oleh:
[1] ketidakjelasan strategi perusahaan dalam memasuki
industri/pasar,
[2] adanya kekurangan dan kesulitan keuangan dan,
[3] kurangnya kebersamaan dan team spirit dalam menjalankan
usaha bersama mitra dan karyawan.
[c] Faktor kegagalan lingkungan yang berdekatan dengan usaha
yang dijalankan maupun wirausahawan.
Faktor ini banyak berhubungan dengan lingkungan usaha yang
dijalankan serta faktor sosiologis dalam bentuk lingkungan
sosial wirausahawan.
Ini dapat berbentuk dua hal berikut:
[1] hambatan lingkungan yang dialami dalam proses
pendirian usaha baru, dan
[2] masalah keluarga dan lingkungan sosial wirausahawan.
[d] Faktor kegagalan proses dalam berwirausaha
Kegagalan proses berwirausaha ini terkait dengan proses mental dan
keputusan yang diambil wirausahawan dalam berwirausaha, yang
lebih lanjut membawa kegagalan terhadap usaha yang dijalankan.
Biasanya faktor kegagalan yang terkait dengan proses berwirausaha
ini terkait dengan proses mental dan keputusan berikut:
[1] ketidakpedulian terhadap proses berwirausaha,
[2] adanya pilihan untuk melakukan sesuatu yang membawa
rasa aman secara personal, dan
[3] keputusan untuk mundur dari dunia wirausaha.
 TERIMA KASIH
 TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai