Anda di halaman 1dari 16

Kelembagaan

Ekonomi Pertanian
di Indonesia
Isti Khomah
Prodi Agribisnis FP UNS
Latar Belakang
Masalah
• Namun, petani masih sulit dalam mengaksesnya
Pengertian
• Sistem organisasi petani terdiri atas:
1. Unsur kelembagaan (aturan main)
2. Partisipan (SDM)
3. Teknologi
4. Tujuan
5. Lingkungan (alam, sosial, ekonomi)
Menurut asal-usulnya, dibedakan
menjadi:
Contoh Kelembagaan Pertanian
1. Koperasi
2. BPPT
3. AIP
4. Penyuluhan Pertanian
5. Penelitian dan Pengembangan Pertanian
6. Gotong royong
7. BRI Unit Desa
8. dll
Koperasi
Tujuan: meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani
Koperasi Unit Desa harapan ideal:
1. Memberikan jaminan keuntungan (segi sosial dan ekonomi)
2. Meningkatkan tawar petani dlm penentuan harga produk pertanian
Kendala:
1. Rendahnya minat masy utk bergabung karena kegagalan dan
stigma negatif ttg koperasi di masy.
2. Ketergantungan petani thd tengkulak akibat transaksi yang
dilakukan
3. Kurangnya pemahaman dan arti penting koperasi.
Lembaga BPPT (Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknologi)
• Sbg lembaga intermediasi, lembaga pelaksana, lembaga
pengkaji teknologi, pelaksana audit teknologi dan lembaga
pemberi solusi teknologi
• Balai Inkubator Teknologi (BIT) sbg ujung tombak
perekayasaan teknologi sbg wahana inkubasi dan
komersialisasi invensi & inovasi teknologi yg dihasilkan
BPPT utk mewujudkan wirausahawan baru berbasis
teknologi
Kelembagaan AIP (Agribisnis
Industrial Pedesaan)
• Model inovasi kelembagaan yg dikembangkan melalui PRIMA TANI (Program
Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian)
• Penumbuhan elemen AIP meliputi :
1. Lembaga Produksi
Kelompok Tani maupun GAPOKTAN (pendekatan domisili ataupun hamparan) 
Aktivitas usahatani berdasar keputusan kolektif
2. Lembaga Sarana Produksi
Menyelaraskan pengadaan saprodi dlm jenis, kuantitas, kualitas, waktu, tempat
dan harga yg sesuai dg kemampuan dan kebutuhan pet & pelaku bisnis
lainnya
Lembaga Penyuluhan
• Memfungsikan kembali secara efektif dlm kegiatan pendampingan petani
shg dpt memanfaatkan sumberdaya pertanian setempat secara optimal
• Tugas utama penyuluh:
– memperkenalkan inovasi baru,
– menjelaskan kebijakan pemerintah,
– menampung keluhan/saran dr pet terkait dgn kebjkan tsb.
• Menurut Meneth Ginting, penyuluhan dikatakan berhasil jika:
1. Dilihat dr sisi petani: meningkatkan pengetahuan, adopsi inovasi
2. Dilihat dr sisi penyuluh: merubah sikap petani (yg negatif), memberikan
pengetahuan praktis yg berguna
(kedua-duanya berkeinginan bekerja sama mempertahankan hubungan)
Lembaga Klinik Agribisnis
• Tujuan:
Meningkatkan pelayanan informasi: teknologi
pertanian, informasi pasar, dan informasi
permodalan.
• Merupakan organisasi dg anggota: para penyuluh,
peneliti BPTP, Puslit dan Balit di lingkup DEPTAN
dan petugas dinas terkait.
Lembaga Pasca Panen
(Pemasaran Hasil Pertanian)
• Tujuan: menekan kehilangan hasil mentah
pertanian, meningkatkan nilai tambah dan
memperlancar pemasaran hasil pert  posisi
tawar petani meningkat
Lembaga Jasa ALSINTAN
• Dirintis dg pelayanan jasa penyewaan alsintan
• Ditujukan untuk meningkatkan efisiensi usaha dg
biaya terjangkau oleh petani dan memberikan
keuntungan yg layak (bagi lembaga)
• Pembinaan dg pemberian kredit murah bagi pelaku
usaha jasa alsintan
Lembaga Pengolahan Hasil
Pertanian
• Tujuan: meningkatkan nilai tambah produk
pertanian dan memperluas pasar
• Pembentukan industri skala kecil & RT yg dikelola
scr kelpk
• Perlu pembinaan teknis & manajemen shg
keuntungan layak
• Pembagian nilai tambah yg proporsional dg petani
pemasok bahan baku & pelaku agribisnis lain di
pedesaan
Lembaga Permodalan
• Merupakan (1) bentukan baru atau (2)
memanfaatkan lembaga yg sudah ada ttp belum
menjangkau petani
• Dikembangkan dg pola Kredit Usaha Mandiri (KUM)
yg melibatkan anggota kelompok tani

Anda mungkin juga menyukai