Anda di halaman 1dari 8

DEVINISI

CINTA

KELOMPOK V
Afrimumanto
Joko Sulistiono
Pengertian Cinta

 Cinta adalah berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu "citta" yang berarti: Yang selalu
dipikirkan, disenangi, dikasihi. Dalam bahasa Indonesia kata Cinta Berarti Suka
Sekali, Terpikat, Ingin Sekali

 Sedangkan secara Pisikologi, Cinta adalah Perasaan Khusus yang menyangkut


kesenangan terhadap atau melekat pada objek, Cinta berwarna Emosional bila
muncul dalam pikiran dan dapat membangkitkan keseluruhan emosi primer dimana
objek itu terletak atau berada

 Menurut al-Hujwairi al- hubb (mahabbah) terambil dari kata hibbah, yakni benih-
benih yang jatuh ke bumi dipadang pasir. Dari sini cinta disebut benih (biji) karena
cinta adalah benih kehidupan, sebagaimana benih merupakan cikal- bakal tanaman.
Istilah-istilah cinta
Untuk menentuka indikator Cinta yaitu Hubb atau Mahabbah, Ibnu Qayyim menemukan lima Pengertian
Secara Istilah pembagian cinta yaitu:
1. Habab Al-Asnan yang berarti Jernih (Shafa) dan Putih (Baydha'), seperti Putih Gigi. Cinta perlu
kejernihan dan kesucian dari dalam hati yang terdalam. Cinta yang tidak jernih dan suci lazimnya tidak
abadi, karena cintanya termotivasi oleh nafsu birahi atau erotik.
2. Habab al ma' yang berate Luapan (Uluw), dan Tampak Jelas (Zhuhur), seperti air yang meluap ketika
hujan deras.
3. Habba Al-Ba'ir yang berati Tetap Teguh (Luzum) dan Konsisten (Tsabat) seperti Keengganan Unta yang
tidak mau berdiri ketika duduk.
4. Habat Al-Qalb yang berarti Relung (Lubb) hati yang paling dalam. Relung ini merupakan cinta
angsesungguhnya. Cinta bukan berasal dari mata lalu turun ke hati, melainkan dari hati memancar ke
mata, cinta yang sejati bukan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, melainkan dari hati terdalam
memantulkan ke seluruh tubuh.
5. Hibb al-Ma'a yang berati Menjaga (Hifzh) dan Menahan (Imasak), seperti air yang terahan dalam bejana,
cita perlu memelihara berbagai sarana, baik Fisik maupun Fsikis, agar ia tetap tumbuh subur agar tidak
ada habis-habisnya.
Tingkatan Cinta

Abdul Mujib telah menunjukan sepuluh tingkatan cinta, yaitu:

1. Al-Alaqah yaitu cinta Karena ada ketergantungan kalbu pada sang kekasih
2. Al-Iradah, yaitu cinta karena ada tendensi atau keinginan Kalbu serta menuntut sesuatu pada sang
Kekasih
3. al-Shababah adalah yaitu cinta yang mana hati tercurahkan kepada yang ia cintai, sehingga dirinya
tidak mampu mengendalikannya
4. al-Gharam atau makna dalam bahasa Arab syiddah al-Hubb adalah Cinta yang Sangat, atau Sangat
Cinta, sehingga orang yang bercinta biasanya ia menghabiskan rasa cinta pada yang dicintainya
melebihi cinta pada dirinya.
5. al-Widdad atau al-Muwaddah yaitu Cinta kemurnian, ketulusan, dan kedalaman. Kata Widdad
bermula dari makna Cinta, Harapan, Kelapangan, dan Kekosongan
Tingkatan Cinta

6. Al-Syaghaf yaitu Cinta pada kedalaman Hati, artinya Cinta memiliki penutup Hati, sedangkan
menurud Al-Kufi Shagaf merupakan salah satu nama qalbu, yang merupakan tempat cinta kepada
pekerti yang baik
7. Al-'isyq adalah Cinta yang Mengasikan, Seseorang yang lagi keasyikan adalah orang yang sedang
dimabuk cinta yang mana cintanya lengket dan habis karenannya.
8. Al-Tatayyum adalah cinta yang disebabkan oleh penghambaan dan menghinakan diri, cinta ini
dilukiskan seperti Cinta anak kepada orang tuanya, yang mana dalam cinta ini terdapat unsyur
pengabdian dan merendahkan diri.
9. al-Ta'abud adalah cinta seorang merasa ia dimiliki oleh yang dicintainya (Cinta Hamba kepada
Tuhanya), sehingga tak tersisa sedikitpun dari dirinya, baik lahir maupun batin.
10. Al-Khallah, yaitu dimana Cinta Ruh Telah Menyatu, sehingga tidak ada ruang kosong bagi yang lain.
Cinta ini hanya dimiliki oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad saw., sehingga keduanya dijuluki
Al-Khalil
Tafsiran dan Pendapat
Ulama Mengenai Cinta
 Al-Maraghi berpendapat bahwasannya orang yang benar-benar beriman maka ia sangat mencintai
Allah dibandingkan kecintaan terhadap yang lain. Kemudian ia tidak menyekutukan Allah dan yang
lainnya, yakin bahwa kebijakan yang diperoleh adalah berkat taufik Allah, percaya dan yakin bahwa
didalam meraih keberhasilan adalah atas kehendak Allah dan Hanya Allah yang bisa membuka Jalan
 Quraisy Syihab dalam Tafsir Al-Misbah mengatakan bahwa Orang yang beriman cinta mereka kepada
Allah lebih kuat, yakni lebih mantap dari pada cinta kaum musyrikin terhadap Tuhan-tuhan serta
sesembahan mereka. Ini disebabkan karena orang yang beriman mencintai tanpa pamrih, cinta lahir
dari bukti-bukti yang diyakini serta pengetahuan dari sifat yang maha indah.
 Ibnu Taimiyah dalam kitab Fatawa bagian "Ilmu Suluk" Cinta Kepada Allah dan Rasulnya adalah
sebesar-besarnya kewajiban Iman, sebesar-besarnya Pokok serta setinggi-tingginya Azas. Bahkan
pokok dari segala amalan iman keagamaan, sepertinya pengakuan (Tashdiq) denganya adalah pokok
dari segala yang berkaitan dengan Iman dan Agama, setiap gerakan pada wujudnya adalah
memancarkan cinta kepadanya (Mahabbah)
Kesimpulan
 Dalam al-quran, cinta diistilahkan dengan kata hubb‫ ح ُّب‬Dengan berbagai bentuknya. Baik dalam
bentuk kata kerja masa lampau, kata kerja masa kini dan akan datang, Kesemua bentuk tersebut
memiliki tujuan, dan memberikan pelajaran kepada manusia bahwa perasaan cinta adalah bagian dari
fitrah manusia yang mesti ditunjukan untuk mencapai kebahagiaan abadi, yakni menjadikan tingkatan
cinta tertinggi kepada-Nya, yang berbentuk pada keimanan, ketaatan, dan ibadah kepada-Nya
 Cinta ‫ ح ُّب‬menjadi istilah penting dalam Alquran, ia tidak hanya menyinggung masalah konsep
kecintaan manusia; baik dari aspek teologis, yaitu hubungan manusia dengan Tuhannya, berupa
kecintaan kepada keimanan yang termanifestasi dalam amal-amal shalih, baik berbentuk amal spiritual
maupun amal sosial, maupun dari aspek sosial, yaitu hubungan manusia antar makhluk
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai