Anda di halaman 1dari 9

BENTUK DAN/ MACAM

(SHALAT SHALAT HARI RAYA DAN


DAN SHALAT JENAZAH)

KELOMPOK 6
NOVI LIDIYASARI
AHMAD SUKMA NUGRAHA
TAMARA DEVITRI MAYA WATI
HUKUM DAN DASAR HUKUM SHOLAT HARI
RAYA
Berkaitan dengan persoalan ini, ada tiga pendapat yang masyhur di kalangan Ulama :
1. Shalat 'Ied hukumnya sunnah. Ini adalah pendapat jumhur (mayoritas) Ulama.
2. Fardhu Kifayah, artinya (yang penting) dilihat dari segi adanya shalat itu sendiri, bukan
dilihat dari segi pelakunya. Atau (dengan bahasa lain, yang penting) dilihat dari segi
adanya sekelompok pelaku, bukan seluruh pelaku. Maka jika ada sekelompok orang yang
melaksanakannya, berarti kewajiban melaksanakan shalat 'Ied itu telah gugur bagi orang
lain. Pendapat ini adalah pendapat yang terkenal di kalangan madzhab Hambali.
3. Fardhu 'Ain (kewajiban bagi tiap-tiap kepala), artinya; berdosa bagi siapa yang
meninggalkannya. Ini adalah pendapat madzhab Hanafiyah serta pendapat salah satu
riwayat dari Imam Ahmad.
SUNNAT-SUNNAT SHOLAT HARI RAYA

Hal-hal sunnah yang dilakukan pada saat hari raya adalah :


1. Mandi, Berhias diri, berpakaian yang sebaik-baiknya dan memakai wangi-wangian.
2. Disunahkan berangkat pagi-pagi saat hendak menunaikan shalat hari raya supaya berada
pada posisi yang dekat dengan imam dan memperoleh keutamaan menantikan shalat,yang
menyebabkannya berhak memperoleh pahala berlimpah.
3. Makan sebelum berangkat sholat pada hari raya idul fitri, sedangkan pada hari raya idul
adha disunatkan tidak makan apa-apa sebelum berangkat sholat. Imam Syafi’i berkata:
Diriwayatkan dari Safwan bin Salim,“Bahwa Nabi SAW makan sebelum keluar ke tempat
shalat pada hari raya Idul Fitri,dan memerintahkan manusia akan hal itu.”
4. Jalan yang dilewati pada saat berangkat dan pulang sholat hendaknya berlainan.
TATA CARA SHOLAT HARI RAYA
Teknis Pelaksanaan Shalat dan Khutbah Hari Raya ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha adalah sebagai berikut:

• 1. Ketika imam sampai di masjid, muraqi segera berdiri untuk memberi aba-aba dimulainya shalat..

• 2 Imam segera menuju mihrab (tempat imam), lalu niat shalat disertai takbiratul ihram.

• 3. Setelah takbiratul ihram, dilanjutkan membaca do’a iftitah, kemudian melakukan takbir sebanyak tujuh kali pada raka’at
pertama, dan lima kali pada raka’at kedua. Lalu, membaca tasbih di sela-sela takbir, dan Allah Mahabesar" Setelah selesai
melakukan takbir ketujuh, dilanjutkan membaca ta’awwudz, surat Al

• 4. Fatihah dan surat-surat yang disunahkan; seperti surat Qaf atau Al A’la pada raka’at pertama, dan surat Al Qamar atau
surat Al Ghasyiyah pada raka’at kedua.

• 5. Selesai melaksanakan shalat, muraqi segera berdiri untuk memberi aba-aba dimulainya khutbah, disusul dengan membaca
shalawat sambil menyerahkan tongkat.

• 6. Setelah itu, khotib menuju mimbar khutbah.

• 7. Kemudian muraqi membaca do’a. Selesai do’a, khotib mengucapkan salam kemudian duduk.

• 9. Lalu, muraqi membaca takbir sebanyak tiga kali.

• 10.Kemudian, khotib melaksanakan khutbah pertama. Selesai khutbah, khotib duduk sejenak, disusul muraqi membaca
shalawat.

• 11. Selesai duduk, khotib melanjutkan dengan khutbah kedua sampai selesai.
TATA CARA MEMANDIKAN JENAZAH.
Adapun cara memandikan jenazah secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:

• 1. Menaruh mayat di tempat yang tinggi supaya memudahkan mengalirnya air yang telah disiramkan ke tubuh mayat.

• 2. Melepaskan pakaian mayat lalu ditutup dengan kain agar auratnya tidak terlihat, kecuali anak kecil.

• 3. Orang yang memandikan mayat hendaknya menggunakan sarung tangan, terutama ketika menggosok aurat si mayat.

• 4. Mengurut perut si mayat dengan pelan untuk mengeluarkan kotoran-kotoran yang ada dalam perutnya, kecuali perut
perempuan yang hamil.

• 5. Memulai membasuh anggota badan si mayat sebelah kanan dan anggota tempat wudlu.

• 6. Membasuh seluruh tubuh si mayat dengan rata tiga kali, lima kali, tujuh kali, atau lebih dengan bilangan ganjil. Di antaranya
dicampur dengan daun bidara atau yang sejenisnya yang dapat menghilangkan kotoran-kotoran di badan mayat, seperti
sabun,sampo, dan sebagainya.

• 7. Menyiram mayit berulang-ulang hingga rata dan bersih dengan jumlah ganjil. Waktu menyiram tutuplah lubang-lubang tubuh
mayit agar tidak kemasukan air

• 8. Jangan lupa membersihkan rongga mulut mayit, lubang hidung, lubang telinga, kukunya, dan sebagainya.

• 9. Yang terakhir, siramlah dengan larutan kapur barus atau cendana.

• 10. Untuk mayat perempuan setelah rambutnya diurai dan dimandikan hendaknya dikeringkan dengan semacam handuk lalu
dikelabang menjadi tiga, satu di kiri, satu di kanan, dan satu di ubun-ubun, lalu ketiga-tiganya dilepas ke belakang.

• 11. Setelah selesai dimandikan, badan mayat kemudian dikeringkan dengan semacam handuk.
TATA TATA CARA MENGKAFANI JENAZAH
Mengkafani mayat sebenarnya sudah cukup dengan satu lembar kain saja yang dapat menutup
seluruh tubuh si mayat. Namun kalau memungkinkan, hendaknya mengkafani mayat ini
dilakukan dengan sebaik-baiknya. Karena itu dalam mengkafani mayat ini ikutilah petunjuk-
petunjuk yang diberikan oleh Nabi Saw., di antaranya adalah sebagai berikut:
• 1. Kafanilah mayat dengan sebaik-baiknya. Nabi Saw. bersabda: “Apabila salah seorang dari
kamu mengkafani saudaranya, maka hendaklah ia mengkafaninya dengan baik”(HR. Ahmad,
Muslim, dan Abu Daud dari Jabir).
• 2. Pakailah kain kafan yang berwarna putih.
• 3. Kafanilah mayat laki-laki dengan tiga lapis dan mayat perempuan dengan lima lapis. Lima
lapis ini terdiri dari sarung, baju kurung, kerudung, lalu pembungkus dan kemudian
dibungkus satu lapis lagi.
• 4. Lulurlah mayat dengan semacam cendana, yaitu wangi-wangian yang biasa untuk mayat,
kecuali mayat yang sedang berihram.
TATA CARA SHALAT JENAZAH
Shalat jenazah adalah shalat yang dilakukan untuk mendoakan jenazah (mayat) seorang Muslim. Dalam
berbagai haditsnya Nabi Muhammad Saw. memerintahkan kepada kita agar melakukan shalat jenazah ini
jika di antara saudara kita yang Muslim meninggal dunia. Dari hadits-hadits itu jelaslah bahwa shalat
jenazah itu sangat dianjurkan, meskipun anjuran untuk shalat jenazah ini tidak sampai wajib atau fardlu
‘ain. Hukum menshalatkan jenazah hanyalah fardlu kifayah.
Berikut rukun shalat jenazah yang berlangsung selama pelaksanaan shalat jenazah adalah sebagai berikut:
• 1.Niat melakukan shalat jenazah semata-mata karena Allah.
• 2. Berdiri bagi orang yang mampu.
• 3. Takbir (membaca Allahu Akbar) empat kali.
• 4. Membaca surat al-Fatihah setelah takbir pertama.
• 5. Membaca doa shalawat atas Nabi setelah takbir kedua.f. Berdoa untuk mayat dua kali setelah takbir
ketiga dan keempat.g. Salam.
HAL YANG DIPERHATIKAN DALAM MENGUBUR
JENAZAH
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengubur jenazah adalah sebagai berikut:
• 1)Jenazah segera dikuburkan
• 2)Liang lahat dibuat seukuran jenazah dengan kedalaman kira-kira setinggi orangditambah
setengah lengan dengan lebar kira-kira 1 meter.
• 3)Liang lahat tidak dapat dibongkar oleh binatang buas. Maksud menguburkanjenazah adalah untuk
menjaga kehormatan mayat dan menjaga kesehatanorang-orang disekitar makam dari bau busuk.
• 4)Mayat dipikul pada empat penjuru.
• 5)Setelah sampai di tempat pemakaman, jenazah dimasukan ke liang lahat dengan posisi miring ke
kanan dan dihadapkan kiblat.
• 6)Kemudian tali-tali pengikat dilepas lalu ditutup dengan papan dan ditimbunsampai galian liang
kubur menjadi rata.
• 7)Mendoakan dan memohonkan ampun untuk jenazah.
SEKIAN
DAN
TERIMAKaSIH

Anda mungkin juga menyukai