Anda di halaman 1dari 23

DATA DAN INFORMASI K3

KELOMPOK 4

ANISA RAHMI (0801183502)


FIRSTY ALIFA PUTRI (0801192059)
TANIA DWI ANJANY (0801183472)
MUHAMMAD IQBAL HARAHAP (0801182183)
DEFENISI
Data adalah Sebuah fakta mentah yang belum di olah. data adalah fakta mentah atau
pengamatan, biasanya tentang fenomena fisik atau transaksi bisnis

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi
penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang.

Data dan informasi k3 adalah suatu pengumpulan fakta mengenai masalah


kesehatan yang di urutkan dan di jabarkan sedemikian rupa sehingga dapat mengetahui
pokok permasalahan kesehatan untuk nantinya melakukan upaya upaya dalam
menanggulangi bahaya atau dampak yg di timbulkan.
DASAR HUKUM
Penerapan k3( keselamatan dan kesehatan kerja)
• UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

• Permenaker No.5 Tahun 1996 Tentang Sistem Manajemen K3

•Permenaker No.4 Tahun 1987 Tentang Panitia Pembinaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(P2k3)
Peraturan dan Perundang-undangan:
1) Undang-undang RI No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2) Per-Menaker Nomor 2 Tahun 1992 Tentang tata cara penunjukan kewajiban dan wewenang ahli K3
3) Per-Menaker No.04 Tahun 1987 Tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
4) Pasal 87 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Badan Standard nasional dan internasional:


5) OHSAS 18001: 2007 Occuptional health and safety management systems – Requirements. ISBN 978 0
580 50802 8. OHSAS Project Group 2007
6) SNI 13-6979.1-2003 Tentang Kompetensi kerja tenaga teknis khusus pertambangan: Manajer
keselamatan dan kesehatan kerja. ICS 03.100.30. Badan Standardisasi Nasional Tahun 2003

Source: C:\Users\asus\Downloads\Peraturan-Pemerintah-tahun-2012-050-12.pdf
KONSEP & RUANG LINGKUP SISTEM INFORMASI K3
Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003
pasal 87:
Memuat informasi tentang standar pengumuman dalam bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan sistem
pemberian izin dan/atau melakukan perjanjian kerja dengan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
pihak lain yang kegiatannya berpotensi mengancam hajat hidup terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
orang banyak dan ketertiban umum meliputi:  
a. potensi bahaya dan/ataubesaran dampak yang dapat ditimbulkan; Program keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
b. pihak-pihak yang berpotensi terkena dampak baik masyarakat dilaksanakan karena tiga faktor penting sebagai berikut:
umum maupun pegawai Badan Publik yang menerima izin atau a. Berdasarkan perikemanusiaan. Pertama-tama para
perjanjian kerja dari Rumah Sakit; manajer akan mengadakan pencegahan kecelakaan
c. prosedur dan tempat evakuasi apabila keadaan darurat terjadi; kerja atas dasar perikemanusiaan yang sesungguhnya.
d. cara menghindari bahaya dan/atau dampak yang ditimbulkan; Mereka melakukan demikian untuk mengurangi
e. cara mendapatkan bantuan dari pihak yang berwenang; sebanyak-banyaknya rasa sakit dari pekerjaan yang
f. pihak-pihak yang wajib mengumumkan informasi yang dapat diderita luka serta keluarga.
mengancam hajat hidup orang banyak dan ketertiban umum;  
g. tata cara pengumuman informasi apabila keadaan darurat terjadi; b. Berdasarkan Undang-Undang. Ada juga alasan
h. upaya-upaya yang dilakukan oleh Rumah Sakit dan/atau pihak- mengadakan program keselamatan dan kesehatan
pihak yang berwenang dalam menanggulangi bahaya dan/atau kerja berdasarkan Undang-Undang federal, Undang-
dampak yang ditimbulkan. Undang Negara Bagian dan Undang-Undang kota
tentang keselamatan dan kesehatan kerja dan sebagian
mereka melanggarnya akan dijatuhi hukuman denda.

c. Berdasarkan Ekonomi. Alasan ekonomi untuk sadar


keselamatan kerja karena biaya kecelakaan dampaknya
sangat besar bagi perusahaan.
KONSEP & RUANG LINGKUP SISTEM INFORMASI K3
KONSEP SISTEM INFORMASI K3
Sistem Informasi K3 adalah suatu sistem pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data K3 dari berbagai

sumber yang bertujuan untuk meningkatkan sistem informasi bidang K3 dan kinerja informasi K3 perusahaan

serta produktivitas kerja tenaga kerja.

Sistem Informasi K3 merupakan bagian dari sebuah sistem manajemen organisasi (perusahaan) yang

digunakan untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan K3 dan mengelola resiko K3 organisasi


Source: OHSAS 18001:2007
(perusahaan) tersebut.

LINGKUP SISTEM INFORMASI K3


 Data Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja
 Data Penilaian Risiko Kecelakaan Kerja
 Data Kecelakaan Kerja

Source: Amalia, D. 2015. Manajemen Informasi Keselamatan dan Kesehatan


• Arti Keselamatan dan Kesehatan Kerja
DATA DASAR
Terdapat beberapa pengertian dan arti K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang dapat diambil dari
beberapa sumber, di antaranya adalah pengertian dan arti K3 menurut Filosofi, menurut Ilmuan serta menurut
standar OHSAS 18001:2007. Berikut adalah pengertian dan arti K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) tersebut :

Filosofi (Mangkunegara):
Suatu pertimbangan dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja
khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur.

Ilmu:
Semua Ilmu dan Penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja,penyakit akibat kerja (PAK),
kebakaran, ledakan dan lingkungan.

OHSAS 18001:2007:
Semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun orang lain
(kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.
Pengertian K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di atas merupakan pengertian/arti K3 yang secara umum
digunakan dan diajarkan, namun di luar referensi di atas masih banyak referensi mengenai pengertian/arti K3 baik
menurut ILO maupun OSHA namun tidak kami bahas dalam artikel ini sehingga bisa didapatkan melalui
penelusuran di mesin pencarian internet.
DATA DASAR

FREQUENCY RATE (TINGKAT KEKERAPAN)

  Menentukan tingkat keseringan kecelakaan kerja atau insiden kerja per 1.000.000 (satu juta) jam kerja orang.
FR = Total Kasus Kecelakaan Kerja X 1.000.000
Total Jam Kerja Orang

CONTOH:
Suatu perusahaan dengan 200 tenaga kerja, kegiatan 50 minggu per tahun, 49 jam per minggu, terjadi 49 kecelakaan dalam
1 tahun.

JAWAB:
Total jam kerja orang= (200x50x49)= 490.000
FR= X 1.000.000 = 100

Artinya, dalam setahun terjadi kira-kira 100 kecelakaan pada setiap 1.000.000 jam kerja orang

Source: Kementrian Ketenagakerjaan Republik Indonesia


DATA DASAR

SEVERITY RATE (TINGKAT KEPARAHAN)

 Menentukan tingkat hari kerja yang hilang karena kecelakaan kerja atau insiden kerja per 1.000.000 (satu juta) jam
kerja orang.
SR = Total Hari Kerja Hilang karena Kecelakaan Kerja X 1.000.000
Total Jam Kerja Orang
CONTOH:
Suatu perusahaan telah bekerja 365.000 jam orang, selama setahun telah terjadi 5 kasus kecelakaan kerja yang
menyebabkan 175 hari kerja hilang.

JAWAB:
SR= X 1.000.000 = 479
Artinya, terdapat 479 jam kerja yang hilang setiap 1.000.000 jam kerja

Source: Kementrian Ketenagakerjaan Republik Indonesia


DATA DASAR
Sedangkan berdasarkan OHSAct (Occupational Health and Safety Administration) bahwa pengumpulan
data/record dan pelaporan/reporting diperlukan sentralisasi dan sistematika untuk mensimplifikasi proses
pengumpulan statistik keselamatan dan kesehatan kerja untuk tujuan memonitor masalah K3 dan mengambil
langkah yang tepat untuk memperbaikinya. Laporan yang diperlukan:
1) Data kecelakaan kerja
2) Data hari kerja yang hilang karena kecelakaan
3) Karyawan yang pingsan atau hilang kesadaran
4) Perpindahan karyawan ke pekerjaan lainnya
5) Perlakuan rawat medis atau pertolongan pertama (first aid)

Pengukuran kekerapan insiden atau incident rate dapat dilakukan dengan OSHA 200 forms dengan rumus :
IR = N x 200.000 / T

IR = Total injury/illness incident rate (Kekerapan jumlah insiden cidera/penyakit)


N = Number of injuries, illness and fatalities (jumlah dari cidera, penyakit akibat kerja dan fatal)
T = Total hours worked by all employees during the period in question (Jumlah jam kerja karyawan selama
periode tertentu)
200.000 berasal dari perkalian: 40 jam kerja per minggu x 50 minggu untuk 100 karyawan dalam setahun.

Source: David Geotsch, 1996, hlm 59 – 62


SISTEM DATA K3 NASIONAL
Langkah pertama dalam mengembangkan sistem pemberitahuan dan pelaporan nasional adalah penilaian semua data K3
yang relevan, yang seringkali disimpan di berbagai Otoritas K3 nasional, kesehatan dan asuransi sosial. Pemerintah juga
harus menetapkan dan menerapkan prosedur khusus untuk notifikasi kecelakaan dan penyakit akibat kerja oleh pengusaha,
lembaga asuransi, layanan kesehatan kerja, rumah sakit, penyedia layanan kesehatan lainnya dan entitas lain yang
mengumpulkan data tersebut.
Pemerintah bertanggungjawab untuk mengembangkan dan menerapkan sistem nasional terkait notifikasi dan pencatatan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Sistem yang efektif harus menyediakan data yang tepat waktu, komprehensif dan
dapat diandalkan tentang insiden kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Sistem ini harus mencakup semua sektor,
perusahaan dan pekerja, tanpa memandang status kerjanya.
Pengusaha bertanggungjawab untuk mencatat kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan menginformasikan kepada pihak
berwenang. Pengusaha yang gagal mematuhi persyaratan pencatatan ini harus diberikan sanksi yang tepat, karena
ketidakpatuhan mereka merusak fungsi sistem K3 nasional secara keseluruhan.
Pekerja dapat memberikan informasi tentang status kesehatan individu dan rekan kerja mereka. Pekerja memiliki banyak
keuntungan dari program yang sukses dan mereka yang paling dirugikan jika program ini gagal. Mereka juga cenderung
lebih tahu tentang potensi bahaya yang terkait dengan pekerjaan mereka.
Source: International Labour Organization
SISTEM PELAPORAN KECELAKAAN KERJA DI FILIPINA
Di Wilayah VI Filipina (Visayas Barat), Departemen Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan (DOLE) dan Komisi Kompensasi
Karyawan (ECC) melakukan uji coba “EC-Ulat: Sebuah Sistem Pelaporan Kecelakaan Kerja”. Tujuan dari sistem pelaporan ini
adalah meningkatkan notifikasi dan pencatatan kecelakaan kerja serta memberikan tanggapan langsung terhadap
pertanyaan melalui sistem inovatif yang memungkinkan tidak hanya pengusaha, tetapi juga pekerja dan masyarakat, untuk
melaporkan kecelakaan yang mereka saksikan. Setiap orang didorong untuk melaporkan kecelakaan kerja dengan
menggunakan halaman situs ec-ulat.me atau mengirimkan pesan singkat ke nomor telepon yang dibuat khusus. Ketika
laporan kecelakaan kerja diajukan, petugas regional ECC memvalidasi laporan dengan DOLE dan Pusat Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (OSHC) dan mengambil tindakan yang tepat.

Source: International Labour Organization


INDIKATOR PELAKSANAAN K3

Pelaksanaan K3 didukung oleh SDM di bidang K3, prasarana, dan sarana.


SDM harus memiliki:
• Kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat
• Kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan dengan surat izin kerja/operasi dan/atau surat penunjukkan dari
instansi yang berwenang
Prasarana dan sarana terdiri dari:
• Organisasi/unit yang bertanggung jawab di bidang K3
• Anggaran yang memadai
• Prosedur operasi/kerja, informasi, dan pelaporan serta pendokumentasian
• Instruksi kerja

Source: PP RI Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem


Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
INDIKATOR PELAKSANAAN K3
Indikator Negatif:
 Angka kecelakaan kerja
D i d unia >2,78 juta orang meninggal setiap tahun akibat kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Sekitar 374 juta cidera dan penyakit akibat kerja yang tidak fatal terjadi setiap tahunnya, lebih dari 1,8 juta
kematian terjadi di kawasan Asia dan Pasifik akibat kerja setiap tahunnya serta dua per tiga kematian di
dunia terjadi di kawasan Asia. Menurut data BPJS ketenagakerjaan, sebanyak 105.182 kasus kecelakaan
kerja terjadi pada tahun 2015, sebanyak 123.041 kasus pada tahun 2017,Tahun 2018 telah terjadi
peningkatan kasus hingga mencapai angka 173.105 kasus dimana sektor konstruksi menyumbang angka
kecelakaan kerja terbesar sepanjang tahun 2017.
 Angka kasus penyakit akibat kerja
Di Indonesia Sekitar 86,3% yang mengakibatkan kematian bagi pekerja yaitu penyakit akibat kerja.
Sementara lebih dari 13,7% terjadi karena kecelakaan kerja fatal (ILO,2018).

Source: Source: Firmanto, E. 2013. Indikator Kinerja SMK3 Perusahaan


Internasional Labour Organization. Meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Pekerja Muda. 2018. Jakarta.
Bpjs Ketenagakerjaan Unit Kendari. (2019). Laporan Pembayaran Manfaat Melalui Bank Negara Indonesia 1946 - 0999.5533.45 (K0028)Unit
Kendari. Kendari: Bpjs Ketenagakerjaan
International Labour Organization. (2018, Maret 20). International Labour Organization Advancing Social Justice, Promoting Decent Work.
Retrieved Agustus 3, 2019, from ILO In Indonesia And Timor Leste Menuju Budaya Pencegahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Yang Lebih
Kuat di Indonesia: https://www.ilo.org/jakarta/info/public/pr/wcms_6 163/lang--en/index.htm
INDIKATOR PELAKSANAAN K3
Indikator Negatif:
 Jumlah Laporan Pelanggaran K3
Pada penerapannya di lapangan, penerapan sistem K3 ini dinilai belum berjalan dengan baik terlihat masih terdapatnya penataan
bahan produksi yamg kurang baik, pengetahuan akan K3 yang dinilai kurang dari pihak tenaga kerja sebagaimana terlihat masih ada
yang memiliki nilai pengetahuan buruk (16%), banyaknya kecelakaan yang masih terjadi baik akibat ketidak hati-hatian maupun tidak
memakai APD (sebanyak 53%), dan banyaknya jumlah pelanggaran peraturan K3 yang terjadi (32%) meskipun mayoritas (95%)
mengatahui adanya sanksi pelanggar peraturan.
Berdasarkan substansi yang ada dalam undang-undang no 1 tahun 1970, sanksi-sanksi yang dibuat untuk memberi efek jera bagi
perusahaan jika ditemukan pelanggaran sudah tidak relevan. Sanksi yang diberikan berupa kurungan 3 bulan atau denda setinggi-
tingginya 100.000 rupiah. Sanksi yang diberikan terbilang ringan di era sekarang. Hal ini berpengaruh pada efek jera yang dirasakan
pengusaha ketika melakukan pelanggaran. Untuk itu perlu dilakukan peninjauan kembali atas undang-undang tersebut.
 Jumlah ketidaksesuaian pelaksanaan Sistem Manajemen K3
Jika ditinjau dari penerapan SMK3 di Sidoarjo, dari 2.630 perusahaan di tahun 2014, hanya 70 perusahaan yang sudah
menerapkan SMK3.
Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia pada tahun 1996 telah mengeluarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker).
Dimana pada pasal 3 diperaturan tersebut menjelaskan bahwa setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang
atau lebih atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat menyebabkan
kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja, wajib menerapkan sistem
manajemenkeselamatandankesehatankerja.

Source: Firmanto, E. 2013. Indikator Kinerja SMK3 Perusahaan


Lettyzia, Tahun 2015. Efektivitas Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Kabupaten Sidoarjo sebagai Upaya Mewujudkan Budaya K3.Vol 3 No 3
INDIKATOR KEBERHASILAN K3
Indikator Positif:
 Penyesuaian suatu program kerja
 Penyelesaian tindakan pengendalian risiko
 Pemakaian alat pelindung diri
 alat K3 yang tersedia
 Tingkat kepuasan karyawan akan pelaksanaan K3

Indikator kesehatan dan keselamatan kerja adalah sebagai berikut :

a. pembiayaan kesehatan
b. pelayanan kesehatan
c. perlengkapan
d. prosedur
e. tempat penyimpanan barang
f. wewenang pekerjaan
g. kelalaian

Source: Firmanto, E. 2013. Indikator Kinerja SMK3 Perusahaan


SUMBER DATA DAN PENGUMPULAN INFORMASI K3
Data Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja

Bagi perusahaan
• Mempunyai data dasar kesehatan pekerja
• Mencocokkan / serasikan kondisi kesehatan pekerja dengan pekerjaannya (fit the
man to the job)
• Diharapkan pekerja tetap menjaga dan meningkatkan kondisi kesehatannya

Tujuannya: Menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif

Bagi pekerja
• Mengetahui kondisi kesehatannya
• Kesesuaian antara kesehatan dan pekerjaannya
• Mempunyai data kesehatan untuk dipertahankan dan ditingkatkan dengan
melaksanakan perilaku hidup sehat

Source: Amalia, D. 2015. Manajemen Informasi Keselamatan dan


Kesehatan
Data Pemeriksaan kesehatan Khusus
Data Pemeriksaan kesehatan berkala
biasanya dilakukan pada waktu tertentu.
biasanya dilakukan setiap tahun untuk
Misalnya ditemukannya pekerja sakit
melihat adanya perubahan kesehatan pada
serius atau tenaga kerja yang tidak
tenaga kerja
sembuh dalam penyakit yang dideritanya.

Data riset epidemiologi dapat dilihat dari


Data Kecelakaan Kerja bias diambil dari
hasil penelitian terdahulu yang telah
laporan kecelakaan kerja di dunia (ILO)
terindex Scopus atau bahkan penelitian
( dan Indonesia (Disnaker)
local yang sudah ber ISSN
DATA KECELAKAAN KERJA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR : PER.01/MEN/1981 TENTANG KEWAJIBAN MELAPOR
PENYAKIT AKIBAT KERJA
Pasal 2
(1) Apabila dalam pemeriksaan kesehatan bekerja dan pemeriksaan kesehatan khusus sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 02/Men/1980 ditemukan penyakit kerja yang diderita oleh tenaga kerja, pengurus dan badan
yang ditunjuk wajib melaporkan secara tertulis kepada Kantor Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Perburuhan dan Perlindungan
Tenaga Kerja setempat.

Pada tahun 2018 telah terjadi kecelakaan yang berada ditempat kerja sebanyak 114.148 kasus dan tahun 2019 terdapat 77.295 kasus.
Hal ini menunjukkan terjadinya penurunan kasus kecelakaan yang terjadi di tempat kerja sebesar 33.05%.

source: Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : Per.01/Men/1981 tentang
Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja Kementrian Ketenagakerjaan
P engu mp ulan In fo r ma si K 3
Input:
Laporan yang didapat dari data kecelakaan dan PAK dari perusahaan.
Akurasi:
Pemeriksaan kelengkapan data
File Data:
Data yang disimpan bisa berasal dari rekam medis atau catatan dokter
Analisis Data dan Umpan Balik:
Melihat trend data dan memebrikan keismpulan berupa kebijakan

Prosedur informasi K3 harus menjamin pemenuhan kebutuhan untuk:

a. mengkomunikasikan hasil dari sistem manajemen, temuan audit dan tinjauan ulang manajemen dikomunikasikan pada semua pihak dalam
perusahaan yang bertanggung jawab dan memiliki andil dalam kinerja perusahaan
b. melakukan identifikasi dan menerima informasi K3 dari luar perusahaan; dan
c. menjamin bahwa informasi K3 yang terkait dikomunikasikan kepada orang-orang di luar perusahaan yang membutuhkan.

Informasi yang perlu dikomunikasikan meliputi:


a) Persyaratan eksternal/peraturan perundangan-undangan dan internal/indikator kinerja K3;
b) Izin kerja;
c) Hasil identifikasi, penilaian, dan pengendalian risiko serta sumber bahaya yang meliputi keadaan mesin-mesin, pesawat-pesawat, alat kerja,
peralatan lainnya, bahan-bahan, lingkungan kerja, sifat pekerjaan, cara kerja, dan proses produksi;
d) Kegiatan pelatihan K3;
e) Kegiatan inspeksi, kalibrasi dan pemeliharaan;
f) Pemantauan data;
Source: Amalia, D. 2015. Manajemen Informasi Keselamatan dan Kesehatan
SUMBER DATA K3

Sumber-Sumber Data Epidemiologi K3

1. Studi-studi yang berasal dari industry (industry base) yangmmeaparkan


mengenai identifikasi potensial toksik bahan,sumber data dan kebutuhan
spesifik yang tersedia, rekonstruksisejarah paparan, dan hubungannya
paparan dengan pekerja danmonitoring prospektif paparan

2. Studi – studi yang berasaldarimasyarakat (community base) yang


bersumberdaririwayatindividu, laporan RS, laporanregistrasipenyakit,
sertfikatkematian dan sensus.
PEN G OLA H A N, A N A LI SI S, DA N PEN YAJ I A N K 3
No Tahun Jumlah Kasus
Kecelakaan Kerja
1 2014 20
2 2015 13
3 2016 22

Jumlah kasus kecelakaan kerja di PKS Kebun Rambutan PTPN III Tebing Tinggi terdapat
20 kasus di tahun 2014, 13 kasus di tahun 2015 dan 22 kasus di tahun 2016.

PENGOLAHAN DATA:
• EDITING
• CODING
• TABULATING

ANALISIS DATA:
• ANALISIS DATA LABORATORIUM
• ANALISIS DATA INFORMASI KONTEKSTUAL
Source: Amalia, D. 2015. Manajemen Informasi Keselamatan dan
Kesehatan
PENYAJIAN DATA: Khoirotun.2018. PELAKSANAAN SERTA PEMANTAUAN EVALUASI
• TEXTULAR KINERJA K3 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEJADIAN KECELAKAAN
• TABEL KERJA DI PTPN III TEBING TINGGI TAHUN 2017.Jurnal Kesehatan Pena
• GRAFIK Medika Vol 8.
PENGOLAHAN , ANALISIS & PENYAJIAN K3
1. Pengolahan dan Penyajian Data
Kegiatan pengumpulan data di lapangan, akan menghasilkan angka-angka yang disebut data kasar. Penyebutan dengan
istilah data kasar atau data mentah menunjukkan bahwa data itu belum diolah dengan teknikstatistik tertentu, maka
dilakukan pengolahan data dan kemudian data yang telah diolah disajikan dengan beberapa teknik yaitu berupa tabel
ataupun grafik.
2. Analisis Data
Analisis data adalah proses menyusun data secara sistematis yang diperoleh dari observasi melalui pengorganisasian data ke
dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan hipotesa sampai membuat kesimpulan yang dapat dimengerti
oleh pengamat sendiri dan orang lain.
Epidemiologi kesehatan kerja adalah salah satu bagian epidemiologi yang mempelajari serta menganalisis keadaan kesehatan
tenaga kerja akibat pengaruh keterpaparan pada lingkungan kerja, baik yang bersifat fisik, kimiawi, biologis, maupun sosial
budaya serta kebiasaan hidup para pekerja. Bentuk ini sangat berguna dalam analisis tingkat kesehatan kerja serta untuk
menilai keadaan dan lingkungan kerja dan penyakit akibat kerja.
• Analisis data K3 ini bertujuan untuk melihat beberapa hal :
1. Tingkat Keberhasilan perusahaan dalam menerapkan SMK3
2. Tingkat ketidakberhasilan perusahaan dalam menerapkan SMK3
3. Hambatan yang mempengaruhi ketidakberhasilan
4. Karakteristik Perusahaan
5. Karakteristik Tenaga kerja dan faktor pendukung.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai