Anda di halaman 1dari 44

EVALUASI SEDIAAN STERIL

FAJAR SETIAWAN
Pembuatan Larutan Obat
Suntik
 Contoh Sediaan Infus
 1. Penyiapan alat dan ruangan steril
 2. Penyiapan air untuk injeksi
 3.Pembuatan larutan infus :
 1. Penimbangan bahan
 2. Pelarutan bahan ( masing-masing)
 3. Pencampuran smp mendekati vol
 akhir
 4. Pengecekan pH
 5. Penambahkan pelarut smp vol akhir
lanjutan
 6. ditambahkan karbon aktif 0,1 %
 7. larutan dipanaskan pd suhu 60 C sambil
 diaduk
 8. Prs penyaringan ( kertas saring
 rangkap)
 9. Larutan dimasukkan ke dlm wadah
 10. Prs Sterilisasi
Pembuatan larutan injeksi
 1,Penyiapan alat dan ruang steril
 2. Penyiapan air untuk injeksi
 3.Pembuatan larutan :
 1. Penimbangan bahan
 2. Pelarutan bahan ( masing-masing)
 3. Pencampuran smp mendekati vol
 akhir
 4. Pengecekan pH
 5. Ditambahkan pelarut smp vol akhir
lanjutan
 6. Prs penyaringan ( kertas saring
 rangkap)
 7. Larutan dimasukkan ke dlm wadah
 8. Prs Sterilisasi
EVALUASI SEDIAAN
PARENTERAL
 1. Pemeriksaan kadar zat aktif
 2. Pemeriksaan Kejernihan
 3. Pemeriksaan pH
 4. Pemeriksaan osmolaritas
 5. Uji Pirogen
 6. Uji Sterilitas
Uji Endotoxin ( Uji Pirogen)
Endotoxin
 Apa itu endotoksin?

 Endotoksin berasal dari mana?

 Mengapa hal itu menjadi penting?


Endotoxin
Endotoksin adalah :

a lipopolysaccaride
Endotoxin
Berasal dari membran sel bakteri gram negatif
Endotoxin
Mengapa endotoksin sangat penting,
karena berkaitan dengan

 pirogen

 bertahan dalam proses sterilisasi


Uji Endotoxin
 Produk apa saja yang diuji?

 Bagaimana uji ini dilaksanakan?


Endotoxin Testing

Produk apa saja yang diuji?

 injeksi and peralatan medis


dimana akan kontak dengan darah
atau larutan spinal.
Termasuk, bahan baku, air dalam
proses monitoring
Uji Endotoxin
Bagaimana pelaksanaan uji Endotoksin?

 Uji pirogen dengan kelinci

 LAL test
Uji pirogen dengan kelinci
 Metode standar
pada abad 20

 Bahan diinjeksikan
pada telinga
LAL Test
 Dikembangkan pada 1960’s by Drs.
Bang and Levin

 Berdasarkan pada reaksi clotting


darah horseshoe crab dengan
endotoxin

 Lebih cepat, ekonomis, lebih


sensitif dibanding uji pirogen
menggunakan kelinci.
LAL

 Limulus - jenis kepiting

 Amebocyte - sel darah kepiting dimana


zat aktifnya telah diderivatisasi

 Lysate - adalah komponen yang


ditetapkan dengan pemisahan amebocytes
dari plasma kemudian dilysis
Pengambilan darah kepiting
Horseshoe
Darah kepiting Horseshoe
Jenis Uji LAL
 Gel Clot

 Turbidimetric

 Colorimetric
Metode Gel Clot
 Metode Original

 The official “referee


test”

 Spesimen diinkubasi
dgn LAL yang diketahui
sesitivitasnya. Formasi
gel clott postif untuk
endotoxin.
Metode Turbidimetric
 Sebuah metode kinetik

 Spesimen diinkubasi
dgn LAL bersamaan
dengan kecepatan
peningkatan dalam
turbidimetri atau
waktu pengambilan
untuk mencapai
turbiditas kemudian
diukur dengan
spektrofotometri dan
dibandingkan dengan
standar.
Metode Colorimetric
 Endotoxin
mengkatalisis aktivasi
proenzim dalam LAL
dimana akan mengikat
substrat tidak berwarna
menjadi endoproduk
yang berwarna
sehingga dapat diukur
secara spektrofotometri
dibanding kurva
standar

 Can be kinetic or
endpoint
Colorimetric Reaction

Endotoxin
1. Proenzyme → Enzyme

Enzyme

2. Substrate → Peptide + p-NA


Steps in Chromogenic
Endpoint Procedure
 Read SOP (reagents are  At T = 10 mins add
prepared) prewarmed chromogenic
substrate in same
manner as above
 Label tubes and make
dilutions of stock standard
 At T = 16 mins. Add stop
 Pipette blanks, standards reagent in same manner
& unknowns into as above
prewarmed plate following
template  Read plate

 Start timer as LAL is added


to first well.
Add quickly with repeat
pipettor to all wells being
used & mix.
Notes
 Peralatan gelas, tip dan air hrs bebas
endotoksin

 Temperatur dan waktu adalah kritikal


point
UJI STERILITAS
Jaminan Sterilitas
 Semua larutan untuk injeksi harus steril dan
terjamin sterilitasnya.

 Pada pembuatan sediaan steril,


mikroorganisme yang dapat mengkontaminasi
sediaan dihilangkan atau dibunuh dengan
berbagai cara sterilisasi yang sesuai
dengan sifat bahannya atau dilakukan dengan
teknik aseptis.
 Sedangkan untuk memperoleh
kapasitas dan jaminan bahwa sediaan
tersebut steril perlu dilakukan uji
sterilitas

(Ansel, 1989; Depkes RI, 1995).


Metode Uji Sterilitas
Metode uji sterilitas :
1) metode inokulasi langsung

2) metode penyaringan membran.

.
1. Metode inokulasi langsung
memasukkan bahan uji sejumlah ml tertentu
ke dalam tabung steril yang mengandung 9 ml
medium Tioglikolat untuk pertumbuhan bakteri
dan diinkubasikan pada suhu 30-35 C.

Untuk pertumbuhan jamur dapat dipakai 9 ml


medium Soybean-Casein Digest dan
diinkubasikan pada suhu 20-25 C selama tidak
kurang dari 14 hari
2. CARA PENYARINGAN MEMBRAN

Penyaring membran banyak digunakan


untuk mengisolasi dan mengidentifikasi
mikroorganisme kontaminan secara
sederhana dan akurat.
Mikroorganisme yang lebih besar dari ukuran
pori membran akan tersaring pada permukaan
membran dan dapat diteliti dengan mikroskop
atau ditanamkan pada media. Metode ini
sangat memuaskan untuk menguji sterilitas
minyak-minyak, salep, sediaan yang
mengandung antibiotik, suspensi dan sediaan
lainnya yang dapat menimbulkan kekeruhan
(Depkes RI, 1995).
Media Pertumbuhan Uji Sterilitas

 Uji sterilitas tergantung pada media kultur


yang digunakan, umumnya menggunakan
medium cair Tioglikolat untuk pertumbuhan
bakteri dan medium cair Soybean-Casein
Digest untuk pertumbuhan jamur (Depkes RI,
1995).
Terhadap media uji tersebut harus
dilakukan pengujian, yaitu:

 i) Uji sterilitas;
 ii) Uji fertilitas dan
 iii) Uji efektifitas.
i) Uji sterilitas
 Media yang telah dilarutkan dan
disterilkan dengan otoklaf diuji
sterilitasnya dengan menginkubasikan
selama tujuh hari pada suhu 30-35 C
untuk media pertumbuhan bakteri dan
pada suhu 20-25 C untuk
pertumbuhan jamur (Depkes RI,
1995).
ii) Uji fertilitas

 Berguna untuk mengetahui bahwa


media tersebut tidak mengandung
zat yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme.
 Dilakukan dengan cara
menanamkan kuman indikator ke
dalam media tersebut kemudian
diinkubasikan selama tujuh hari
pada suhu 30-35 C untuk media
pertumbuhan bakteri dan pada
suhu 20-25 C untuk pertumbuhan
jamur.
 Kuman indikator untuk uji fertilitas
media pertumbuhan bakteri
digunakan Bacillus subtilis,
Bacteriodes vulgatus, sedangkan
kuman indikator untuk media
pertumbuhan jamur adalah
Candida albicans (Depkes RI,
1995).
iii) Uji efektifitas
Dilakukan sama seperti uji fertilitas,
hanya bedanya pada media
pertumbuhan selain ditambahkan
kuman indikator juga ditambahkan
larutan uji.
 Penambahan larutan uji berdasarkan
Tabel 2.3 berguna untuk mengetahui
apakah media pertumbuhan tersebut
mampu menumbuhkan mikroorganisme
setelah mengandung sediaan uji. Media
pertumbuhan dikatakan memenuhi uji
efektifitas bila kuman indikator dapat
tumbuh (Depkes RI, 1995).
Penafsiran Hasil Uji Sterilitas
Sediaan

 Sediaan uji memenuhi syarat sterilitas jika


masing-masing pada tabung pengujian tidak
terjadi kekeruhan. Bila terjadi keraguan,
tabung yang diragukan dibiakkan dengan
menggunakan medium pembenihan yang
baru dan dieramkan dalam waktu dan suhu
inkubasi yang sama, jika terdapat
pertumbuhan (terjadi kekeruhan) maka
sediaan uji dinyatakan tidak memenuhi syarat
sterilitas.
 Bila hanya pada satu tahap uji sterilitas
ditemukan adanya kontaminasi maka tidak
dapat langsung ditarik kesimpulan bahwa
sediaan uji tersebut tidak memenuhi syarat
sterilitas, yang berarti semua produk yang
diwakilinya tidak steril, tetapi harus diulangi
pengujian dua atau bahkan tiga kali dengan
menggunakan sampel yang jumlahnya sama
dengan sampel pertama.

Jika pada tahap pertama uji
sterilitas terjadi pertumbuhan, tinjau
kembali fasilitas pengujian, prosedur
pengujian dan kontrol negatif. Bila
terbukti selama uji sterilitas telah
terjadi kegagalan pada teknik aseptis
maka hasil pengujian ini tidak berlaku
dan uji sterilitas harus diulangi
kembali.

Anda mungkin juga menyukai