Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS INTENSITAS BUNYI YANG DIHASILKAN OLEH

MESIN KAPAL PENYEBRANGAN DENGAN APLIKASI


SOUND LEVEL METER
( Studi Kasus Kapal Penumpang Koja Doi Maumere)

ALFARIZI
2017.01.02.001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IKIP MUHAMMADIYAH MAUMERE
2020
BAB I
Latar Belakang

Kenyataan
Kebisingan dengan intensitas tinggi yang tidak disadari menyebabkan dampak yang
serius bagi ABK serta ketidaknyamanan untuk setiap penumpang. Karena masih
menggunakan kapal tradisional, sehingga bunyi yang dihasilakan mesin kapal belum
menggunakan peredam ataupun alat yang memadai, yang mana ruang penumpang tidak
jauh dari mesin penggerak sehingga sangat mengganggu kenyamanan penumpang maupun
ABK.
Harapan
Intensitas bunyi dengan tingkat intensitas tinggi yang tidak disadari menyebabkan
dampak serius bagi ABK serta ketidaknyamanan untuk setiap penumpang. Dengan
begitu perlu adanya peredaman intensitas bunyi suara agar didapatkan lingkungan yang
sehat dan kenyamanan bagi ABK serta ketidaknyamanan untuk setiap penumpang .
Identifikasi Masalah

1. Pengaruh Intensitas bunyi yang terjadi pada saat kapal beroperasi.


2. pengaruh bunyi mesin kapal penumpang Koja Doi terhadap gangguan
pendengaran ABK dan penumpang.

Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini, batasan masalah yang diambil ialah, Peneliti hanya membahas intensitas
bunyi yang berasal dari mesin utama serta tidak menganalisa kondisi lingkungan kamar mesin
yang diakibatkan perubahan atau penambahan sistem peredam intensitas bunyi.

Rumusan Masalah

1. Berapa intensitas bunyi yang terjadi pada saat kapal beroperasi.


2. Bagaimana pengaruh bunyi mesin kapal penumpang Koja Doi
terhadap gangguan pendengaran ABK dan penumpang.
Tujuan Penelitian

1. Mengetahui besarnya intensitas bunyi yang terjadi pada saat kapal


penyebrangan Koja Doi beroperasi.
2. Mengetahui pengaruh intensitas bunyi yang terjadi pada kamar mesin
terhadap gangguan pendengaran ABK dan penumpang.

Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis diharapkan penelitian ini dapat memberikan khasanah ilmu pengetahuan di
bidang keselamatan dan kesehatan kerja, khususnya mengenai Analisis Intensitas Bunyi Yang
Dihasilkan Oleh Mesin Kapal Penyebrangan Dengan Aplikasi Sound Level Meter (Studi Kasus
Kapal Penumpang Kojadoi Maumere)
2. Manfaat Praktis
Menambah wawasan dan ilmu baru tentang kesehatan dan keselamat kerja khususnya
mengenai penelitian Analisis Intensitas Bunyi Yang Dihasilkan Oleh Mesin Kapal
Penyebrangan Dengan Aplikasi Sound Level Meter (Studi Kasus Kapal Penumpang Kojadoi
Maumere).
BAB II
Kajian Teori

1 Bunyi
Bunyi adalah perubahan tekanan yang dapat dideteksi oleh telinga atau
gelombang longitudinal yang merambat melalui medium atau zat perantara yang
berupa zat cair, zat padat atau gas (Rahmi, 2009).
Telinga manusia mampu mendengar frekuensi bunyi atau suara antara 16-
20.000 Hz, sedangkan sensitivitas terhadap frekuensi-frekuensi tersebut tidak sama.
Suatu ciri lain dari bunyi adalah corak bunyi atau suara. Laki-laki dan perempuan
memiliki corak suara yang berbeda. Demikian juga hewan memiliki suara khusus
yang berlainan dengan lainnya (Suma`mur, 2014: 166).

Intensitas bunyi
Menurut Young (2004) intensitas bunyi ialah arus energi per satuan luas,
satuan dari intensitas kebisingan dinyatakan dengan desibel (dB).
Skala Intensitas Kebisingan Berdasarkan Sumber Kebisingan

skala Intensitas Sumber kebisingan

Kerusakan alat pendengaran 120 Batas dengar tertinggi

Menyebabkan tuli 100 – 110 Halilintar, meriam, mesin uap

Sangat hiruk 80-90 Hiruk pikuk jalan raya,


perusahaan sangat gaduh, peluit
polisi
kuat 60-70 Kantor bising, jalanan pada
umumnya, radio, Perusahaan

sedang 40-50 Rumah gaduh, kantor Pada


umumnya, percakapan kuat,
radio perlahan

Tenang 20-30 Rumah tenang, kantor


perorangan, Auditorium,
percakapan

Sangat tenang 10-20 Suara daun berbisik (batas


pendengaran terendah)
Sound level meter (SLM)

Sound Level Meter (SLM) adalah alat untuk mengukur suara.


Mekanisme kerja dari SLM adalah apabila ada benda bergetar,
maka akan menyebabkan terjadinya perubahan tekanan udara yang
mana perubahan tersebut dapat ditangkap oleh alat ini, sehingga
akan menggerakkan meter petunjuk atau jarum petunjuk.
BAB III
Metodologi Penelitian

TEMPAT & WAKTU PENELITIAN


Tempat Penelitian : Kapal
penumpang Koja doi Maumere TEKNIK PENGUMPULAN DATA
berjumlah 2 kapal. Mulai Tanggal Teknik pengumpulan data yang
23 Maret 2021 – 23 April 2021. digunakan adalah observasi,
wawancara, dan dokumentasi.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk dalam penelitian


cross sectional karena variabel bebas TEKNIK ANALISIS DATA
(independent) yaitu intensitas bunyi, dan Data yang diperoleh adalah data
variabel terikat (dependent) yaitu gangguan intensitas bunyi kapal dan hasil
pendengaran akan diteliti dalam waktu yang wawancara dan dianalisa dengan
bersamaan. Pendekatan kuatitatif. analisis regresi linier.

POPULASI DAN SAMPEL

Populasi dalam penelitian ini adalah ABK kapal dan seluruh penumpang kapal.

sampel dalam penelitian ini adalah 4 orang ABK dan 6 orang penumpang.
BAB IV
Hasil penelitian dan pembahasan

A Deskripsi data

Pengukuran kebisingan ini dilakukan guna untuk


memperoleh nilai rata-rata kebisingan yang dihasilakan
pada saat kapal beroperasi. Lokasi Pengambilan data
kebisingan diukur pada 3 (tiga) titik.
1 Hasil pengukuran intensitas bunyi (Kapal DK)

t = 30 s
Kondisi Titik
1.5m 3m 7m

1 1 70.0 dB 68.4 dB 66.8 dB

2 2 69.9 dB 67.9 dB 66.4 dB

3 3 69.5 dB 67.8 dB 66.9 dB

Rata-rata 69.8 dB 68.0 dB 66.7 dB


1 Hasil pengukuran intensitas bunyi(Kapal Terlena)

t = 30 s
Kondisi Titik
1.5m 3m 7m

1 1 70.0 dB 68.4 dB 66.8 dB

2 2 69.9 dB 67.9 dB 66.4 dB

3 3 69.5 dB 67.8 dB 66.9 dB

Rata-rata 69.8 dB 68.0 dB 66.7 dB


B Analisis hasil wawancara

Berdasarkan hasil wawancara disimpulkan bahwa kebisingan kapal Koja Doi


Maumere dirasa mengganggu aktivitas pendengaran para penumpang, sehingga
perlu adanya sarana ataupun prasarana yang yang memadai agar penumpang
ataupun ABK tidak terganggu dengan kebisingan mesin kapal, dalam hal
penyediaan alat peredam, maupun himbauan kepada penumpang untuk
membawa alat pelindung telinga sendiri ketika mau berpergian menggunakan
kapal penumpang.
A Pembahasan

Berdasarkan data di atas , Maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa


tingkat kebisingan yang dihasilkan di kapal penumpang Koja Doi
Maumere sebesar 66.4 dB sampai 73.6 dB, artinya tingkat kebisingan
mesin kapal saat beroperasi masuk dalam kategori kuat sesuai dengan
penelitian Suma'mur, 2009, namun tidak sampai menyebabkan tuli dan
merusak pendengaran.
BAB V
Kesimpulan implikasi dan saran

A kesimpulan

1. Besarnya intensitas bunyi kapal penumpang Koja Doi Maumere yang terjadi pada saat

kapal beroperasi berkisar antara 66.4 dB sampai 73.6 dB, artinya tingkat kebisingan

mesin kapal saat beroperasi masuk dalam kategori kuat sesuai dengan penelitian

Suma'mur, 2009, namun tidak sampai menyebabkan tuli dan merusak pendengaran.

2. Berdasarkan hasil wawancara terhadap ABK dan penumpang, kebisingan kapal Koja

Doi Maumere dirasa mengganggu aktivitas pendengaran, sehingga perlu adanya sarana

ataupun prasarana yang yang memadai agar penumpang ataupun ABK tidak terganggu

dengan kebisingan mesin kapal, dalam hal penyediaan alat peredam, maupun

himbauan kepada penumpang untuk membawa alat pelindung telinga sendiri ketika

mau berpergian menggunakan kapal penumpang.


B Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, berikut ini akan dikemukan

beberapa implikasi yang dianggap relevan dengan penelitian ini. Implikasi tersebut

adalah Terdapat pengaruh antara kebisingan kapal penumpang koja Doi Maumere

terhadap gangguan pendengaran sehingga tindakan yang harus dilakukan adalah

pemasangan peredam pada kapal penumpang dan penggunaan alat pelindung

telinga.
C Saran

Bagi peneliti selanjutnya apabila ingin melakukan penelitian disarankan untuk

meneliti pengaruh kebisingan kapal penumpang dengan menggunakan alat perdam

yang memiliki bahan atau ketebalan yang berbeda-beda.


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai