Minggu Kedua
Minggu Kedua
PETERNAKAN
INDONESIA
OLEH
DR. IR.WEHANDAKA PANCAPALAGA , MKES
POKOK BAHASAN
• Prospek peternakan di
Indonesia
• Pola pemeliharaan
peternakan di Indonesia
• Agribisnis usaha
peternakan
PROSPEK PETERNAKAN DI INDONESIA
Pasar
Dalam negeri Pendapatan Demand
Perkapita tinggi
tinggi
Pasar potensial
Bagi produk
peternakan
Perkembangan sektor industri
Pasar Dan jasa (katering, hotel,
Luar negeri Pariwisata, dll)
• Peternakan besar
PETERNAKAN RAKYAT
DENGAN PEMELIHARAAN TRADISIONAL
• Keterampilannya sederhana
• Menggunakan bibit lokal dengan jumlah dan mutu yang terbatas
• Ternak pemakan rumput
• Digembalakan di tegalan, di pinggir sungau, di sawah, di pinggir jalan, dll
• Siang hari dimandikan dan diberi minum seperlunya sebelum dimasukkan ke
kandang
• Dikerjakan oleh tenaga kerja keluarga
• Yaitu tingkah laku bisnis dalam sub sektor peternakan yang mencakup
penyediaa sarana produksi peternakan, budidaya, prosesing dan pemasaran
• Agribisnis peternakan muncul karena adanya tuntutan dari
usaha peternakan itu sendiri sebab usaha yang dilakukan tidak
akan memberikan keuntungan yang memadai jika hanya
dilakukan pada tahap on farm bussines tapi juga harus disertai
dengan pengolahan di luar tahap budidaya (off farm bussines)
• Kebutuhan daging nasional sebesar 650.000 ton per tahun atau setara 3,8-3,9 juta ekor
sementara itu jumlah populasi sapi potong hingga tahun 2020 hanya sebanyak 17.118.650
ekor.
• Ketidakmampuan produksi lokal memenuhi kebutuhan daging nasional disebabkan :
• makin tingginya gap antara supply dan demand, arah pembangunan yang belum jelas, ego
kedaerahan setelah adanya otonomi daerah, dan belum berubahnya pola beternak.
• Untuk mengatasi hal tersebut:
UNTUK MENGATASI HAL ( MASALAH MENGATASI KETIDAK
MAMPUAN PRODUKSI ) TERSEBUT:
• Pertama, arah pembangunan peternakan yang terstruktur, sustainable, kesamaan bahasa serta partisipatif aktif semua
stakeholder permberdayaan dan perlindungan peternak lokal.
• Kedua, harmonisasi regulasi interdepartment yang sejalan dengan perundangan dan PP. Ketiga, inventaris dan
optimalisasi sumber daya lokal potensial, infrastruktur informasi dan teknologi harus ada di daerah.
• Ketiga, peternakan harus dibangun berdasarkan klasterisasi atau spasialisasi sebuah wilayah,
• Keempat pembiayaan dan kebijakan fiskal yang mendukung serta skema pembiayaan yang efektif dan efisien.
• Kelima , segera disusun konsep tata ruang pengembangan industri, struktur sistem agribisnis, kesehatan hewan dan
veteriner.
• Keenam , pembangunan peternakan berorientasi industri dan integrated dengan memperhatikan tuntutan era
globalisasi dan industri 4.0.
JADI SOLUSI NYA
• melalui Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB) pada tahun 2017
• menerbitkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 49 Tahun 2016 Tentang
Pemasukan Ternak Ruminansia Besar Ke Dalam Wilayah1Negara Republik.
• Dimana pada Permentan tersebut mewajibkan importir sapi bakalan untukjuga
memasukkan sapi indukan dengan
• Rasio 20 persen (10 sapi bakalan : 1 sapi indukan) bagi pelaku usaha dan
• 10 persen (5 sapi bakalan : 1 sapi indukan) bagi Koperasi Peternak dan Kelompok Peternak
PERUNGGASAN
• Terkait dengan perunggasan khususnya ayam ras, faktor kritis yang menjadi titik perhatian
pemerintah adalah pengaturan keseimbangan suplai dan demand dalam rencana produksi
nasional.
• Permentan Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Penyediaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras.
• target Kementerian Pertanian untuk zero impor jagung sebagai bahan pakan ternak tahun 2017
melalui upaya khusus penambahan luas areal penanaman jagung di lahan khusus 2 juta Ha dan
melakukan kerjasama penyerapan dan pembelian hasil panen jagung oleh pabrik pakan.
MASALAH AYAM POTONG MASA PANDEMI
• Pertama, harga ternak ayam turun jauh dari harga acuan pemerintah untuk pembelian dari peternak, Rp19 ribu per
Kg sampai dengan Rp21 ribu per.
• Kedua, pemerintah belum melakukan pembelian ternak ayam sebagaimana ketentuan Pasal 3 ayat (1) Permendag
7/2020. yaitu : mewajibkan pemerintah bertanggung jawab untuk melakukan pembelian apabila harga di tingkat
peternak di bawah harga acuan yang telah ditetapkan, yaitu sebesar Rp19 ribu per Kg.
• ketiga adalah kenaikan harga dan terhambatnya distribusi pakan ternak. Kenaikan harga pakan ayam disebabkan
oleh peningkatan ongkos produksi untuk bahan baku pembuatan pakan ternak. Hal tersebut membuat peternak
ayam tidak mampu melakukan pembelian pakan ternak ayam.
• Keempat, penutupan beberapa akses jalan menuju peternakan ayam dan pembatasan waktu untuk melakukan
pengambilan pakan ternak di perusahaan pakan ternak. Kondisi ini membuat ternak ayam terlambat mendapatkan
pakan.
• Kelima, belum mengeluarkan kebijakan untuk memberikan keringanan pembayaran kredit bagi para peternak ayam
SOLUSI AYAM POTONG MASA PANDEMIC
• Strategi yang dilakukan pengusaha mandiri ini adalah mencari DOC dan pakan dengan
harga murah dan tidak ada kewajiban membeli pakan dari perusahaan yang sama dengan
perusahaan DOC.
SAMPAI KETEMU
MINGGU DEPAN