Anda di halaman 1dari 60

PERAN

NEUROTRANSMITTER
PADA KETERGANTUNGAN
OBAT & ZAT KIMIA

Materi 3
Sistem Saraf (Nervous

System)
Sistem Saraf Pusat (Central nervous system)
Terdiri dari otak dan spinal cord. Dilindungi oleh
tulang pada ruas-ruas tulang belakang atau
tengkorak.
 Memegang peranan penting dalam pemahaman
gangguan-gangguan jiwa.
 System Saraf Perifer (Peripheral nervous system
(PNS)
 Terdiri dari saraf-saraf perifer.
 Meliputi saraf cranial di luar brainstem.
 Masih lebih sedikit diketahui dalam pemahamaan
gangguan jiwa.
Semua pikiran, perasaan, dan tindakan manusia tersimpan
didalam nervous system, dan dimulai dengan tindakan
oleh sistem saraf tersebut.
Fungsi utama sistem saraf adalah memindahkan dan
menukar informasi.
Pemahaman tentang dasar neuroanatomi dan fisiologi
adalah hal yang penting bagi peran perawat dan
mahasiswa dengan dua alasan penting yaitu:
 Pemahaman neurodeficit yang mendasari gangguan jiwa.
 Memahami tindakan perawatan terhadap respon pasien dengan
tindakan pengobatan pasien gangguan jiwa.
A NEURON
Synapse
Synapse merupakan lokasi koneksi dan
area komunikasi antar neuron-neuron yang
dibagi menjadi celah Synaptic.
Berfungsi memfasilitasi zat kimia isyarat
transmisi melalui neurotransmitter
Transmisi isyarat elektrik melalui suatu
potential aksi dan konduksi.
Neurotransmitter
Merupakan zat kimia yang berkomunikasi dan
memberi informasi dari satu sel ke sel yang lain.
Saat ini terdapat lebih dari 100 berbagai
neurotransmitter yang telah dikenali.
Dari penelitian ditemukan bahwa neurotransmitter
yang ditemukan berbeda dalam bagian atau daerah
otak yang berbeda.
Neurotransmitter berfungsi membedakan fungsi dari
berbagai jaringan otak.
Neurotransmitters digolongkan berdasarkan pada
ukuran-ukuran dan criteria yang dijumpai pada
molekul-molekulnya.
Jenis-jenis Neurotransmitter
 Acetylcholine
 Dopamine
 Epinephrine
 Norepinephrine
 GABA
 Serotonin
 Glutamate
 Substance P
 Endorphin
 Neuropeptide lainnya.
Neurotransmitter
Monoamines

(Catecholamine)
Acetylcholine (ACh)
 Merupakan neurotransmitter yang tidak
diproduksi didalam neuron.
 Ditrasportasikan ke otak dan ditemukan pada
seluruh bagaian otak.
 Memiliki konsentrasi tinggi di basal ganglia dan
cortex motorik.
 Fungsi Utama Acetylcholine (ACh) adalah
mengatur atensi, memori, rasa haus, pengaturan
mood, tidur REM, memfasilitasi perilaku sexual
dan tonus otot.
Fungsi Utama Acetylcholine (ACh)

Atensi
Memori
Haus
Pengaturan Mood
Tidur REM
Perilaku Sexual
Tonus otot.
Alzheimer’s & Gangguan memori (Menurun)
Anxietas & Depresi (meningkat)
Fungsi Utama Acetylcholine (ACh)

Gejala Defisit
Kurangnya inhibisi
Berkurangnya fungsi memori
Euphoria
Antisosial
Penurunan fungsi bicara.
Gejala Berlebihan
Over-inhibisi
Anxietas & Depresi
Keluhan Somatic
Dopamine (DA)
Berlokasi di CNS dan diproduksi dalam substantia
nigra.
Dopamine (DA) dipindahkan dari celah synaptic
oleh enzim MAO.
Fungsi Utama Dopamine (DA) adalah mengatur
fungsi pikiran, pengambilan keputusan, perilaku
reward-seeking
Berperan dalam mengintegrasikan kognisi.
Gejala Defisit
Ringan:
Kurang control impuls
Kurang spatiality
Kurang kemampuan berpikir abstrak.
Berat:
Parkinson’s
Gangguan Endocrine
Gangguan pergerakan.
Substance abuse
Gejala Berlebihan
Ringan:
Meningkatkan kreativitas
Kemampuan generalisasi
Peningkatan spatialitas.
Berat:
Schizophrenia
Disorganized thinking
Loose association
Tic
Stereotypic behavior.
Norepinephrine
Memiliki konsentrasi tinggi di dalam locus ceruleus
serta dalam konsentrasi sekunder dalam
hippocampus, amygdala, dan kortex cerebral.
Selain itu ditemukan juga dalam konsentrasi tinggi
di saraf simpatis.
Dipindahkan dari celah synaptic dan kembali ke
penyimpanan melalui proses reuptake aktif.
Fungsi Utama adalah mengatur fungsi kesiagaan,
pusat perhatian dan orientasi; mengatur “fight-
flight”dan proses pembelajaran dan memory.
Norepinephrine
Gejala Defisit:
 Ketumpulan
 Kurang energi (Fatique)
 Depresi
Gejala Berlebihan:
 Anxietas
 kesiagaan berlebih
 Penurunan rasa awas
 Paranoia
 Kurang napsu makan.
 Paranoia
Serotonin (5HT)
Kelainan Serotonin (5HT) berimplikasi terhadap
beberapa jenis gangguan jiwa yang mencakup
ansietas, depresi, psikosis, migren, gangguan fungsi
seksual, tidur, kognitif, dan gangguan makan.
Banyak tindakan dalam perawatan gangguan jiwa
adalah dengan jalan mempengaruhi sistem serotonin
tersebut.
Fungsi Utama dari Serotonin (5HT) adalah dalam
pengaturan tidur, persepsi nyeri, mengatur status
mood dan temperatur tubuh serta berperan dalam
perilaku aggresi atau marah dan libido.
Serotonin (5HT)
Gejala Defisit:
 Irritabilitas & Agresif
 Depresi & Ansietas
 Psikosis
 Migren
 Gangguan fungsi seksual
 Gangguan tidur & Gangguan kognitif
 Gangguan makan.
 Obsessive compulsive disorder (OCD)
Gejala Berlebihan:
 Sedasi
 Penurunan sifat dan fungsi aggresi
 Pada kasus yang jarang: halusinasi.
NEUROTRANSMITTERS
Epinephrine (Adrenaline)
Telah diproduksi secara sintetis sebagai obat sejak 1900
dan menjadi obat pilihan untuk perawatan
anaphylaxis.
Bersama norepinephrine dilepaskan oleh kelenjar
adrenal.
Meningkatkan detak jantung dan melakukan dilatasi
jalan napas untuk meningkatkan fungsi nafas dan
menyempitkan pembuluh darah di dalam usus dan
kulit.
Terlibat di dalam metabolisme energi dan glukosa.
Terlalu kecil epinephrine dihubungkan dengan
depresi. Terlalu banyak adalah perilaku kekerasan
Glutamate
Fungsi Utama Glutamat adalah pengaturan
kemampuan memori dan memelihara ufngsi
automatic.
Glutamat merupakan neurotransmitter excitatory
utama pada otak dimana hampir tiap area otak
berisi glutamate.
Glutamat memiliki konsentrasi tinggi di
corticostriatal dan di dalam sel cerebellar.
Gangguan pada neurotrasmitter ini akan berakibat
gangguan atau penyakit bipolar afektif dan epilepsi.
Glutamate
Gejala Defisit:
Gangguan memori
Low energy
Distractibilitas.
Schizophrenia
Gejala Berlebihan:
Kindling
Seizures
Bipolar affective disorder.
Gamma Amino Butyric Acid (GABA)

Merupakan neurotransmitter yang memegang


peranan penting dalam gejala-gejala pada gangguan
jiwa. Hampir tiap-tiap area otak berisi neuron-neuron
GABA.
Banyak pathway di otak menggunakan GABA dan
merupakan Neurotransmitter utama untuk sel
Purkinje.
GABA dipindahkan dari synaps melalui katabolism
oleh GABA transaminase
Fungsi Utama adalah menurunkan arousal dan
mengurangi agresi, kecemasan dan aktif dalam fungsi
eksitasi.
Endorphin
Termasuk dalam suatu keluarga zat kimia otak yang
tergolong baru yang menyiarkan ulang informasi:
neuropeptida.
Suatu bahan-kimia diproduksi di dalam otak dan
spinal cord yang mengurangi rasa nyeri dan
meningkatkan mood.
Berperan dalam persepsi kesenangan dan sakit
Merupakan neurotransmitter itu membebaskan rasa
sakit dan mempengaruhi senang dan bahagia.
Dalam keadaan defisit adalah Keluhan Somatic
Neurotransmitter
Neurotransmitters are endogenous chemicals which transmit
signals from a neuron to a target cell across a synapse.
Neurotransmitters are packaged into synaptic vesicles clustered
beneath the membrane on the presynaptic side of a synapse,
and are released into the synaptic cleft, where they bind to
receptors in the membrane on the postsynaptic side of the
synapse.
Release of neurotransmitters usually follows arrival of an
action potential at the synapse, but may also follow
graded electrical potentials. Low level "baseline" release also
occurs without electrical stimulation.
Neurotransmitters are synthesized from plentiful and
simple precursors, such as amino acids, which are readily
available from the diet and which require only a small
number of biosynthetic steps to convert
Types of neurotransmitters
There are many different ways to classify neurotransmitters.
Dividing them into amino acids, peptides, and
monoamines is sufficient for some classification purposes.

Major neurotransmitters:
Amino acids: glutamate, aspartate, D-serine,
γ-aminobutyric acid (GABA), glycine
Monoamines and other biogenic amines: dopamine (DA),
norepinephrine (noradrenaline; NE, NA), epinephrine
(adrenaline), histamine, serotonin (SE, 5-HT)
Others: acetylcholine (ACh), adenosine, anandamide,
nitric oxide, etc.
Excitatory and are
 Neurotransmitters inhibitory
commonly described as "excitatory" or
"inhibitory".
 The only direct effect of a neurotransmitter is to activate one or more
types of receptors.
 The effect on the postsynaptic cell depends, therefore, entirely on the
properties of those receptors. It happens that for some
neurotransmitters (for example, glutamate), the most important
receptors all have excitatory effects: that is, they increase the
probability that the target cell will fire an action potential.
 For other neurotransmitters (such as GABA), the most important
receptors all have inhibitory effects.
 There are, however, other neurotransmitters, such as acetylcholine,
for which both excitatory and inhibitory receptors exist; and there are
some types of receptors that activate complex metabolic pathways in
the postsynaptic cell to produce effects that cannot appropriately be
called either excitatory or inhibitory.
 Thus, it is an oversimplification to call a neurotransmitter excitatory
or inhibitory—nevertheless it is so convenient to call glutamate
excitatory and GABA inhibitory that this usage is seen very frequently.
Examples of important neurotransmitter actions
 Glutamate is used at the great majority of fast excitatory synapses in the
brain and spinal cord. It is also used at most synapses that are
"modifiable", i.e. capable of increasing or decreasing in strength.
Modifiable synapses are thought to be the main memory-storage elements
in the brain. Excessive glutamate release can lead to excitotoxicity causing
cell death.

 GABA is used at the great majority of fast inhibitory synapses in virtually


every part of the brain. Many sedative/tranquilizing drugs act by
enhancing the effects of GABA. Correspondingly glycine is the inhibitory
transmitter in the spinal cord.

 Acetylcholine is distinguished as the transmitter at the


neuromuscular junction connecting motor nerves to muscles. The
paralytic arrow-poison curare acts by blocking transmission at these
synapses. Acetylcholine also operates in many regions of the brain, but
using different types of receptors.
Examples of important neurotransmitter actions
 Dopamine has a number of important functions in the brain. It plays a
critical role in the reward system, but dysfunction of the dopamine
system is also implicated in Parkinson's disease and schizophrenia.

 Serotonin is a monoamine neurotransmitter. Most is produced by and


found in the intestine (approximately 90%), and the remainder in
central nervous system neurons. It functions to regulate appetite,
sleep, memory and learning, temperature, mood, behaviour, muscle
contraction, and function of the cardiovascular system and endocrine
system. It is speculated to have a role in depression, as some
depressed patients are seen to have lower concentrations of
metabolites of serotonin in their cerebrospinal fluid and brain tissue.[5]

 Substance P is an undecapeptide responsible for transmission of pain


from certain sensory neurons to the central nervous system.
Degradation and elimination
Neurotransmitter must be broken down once it reaches
the post-synaptic cell to prevent further excitatory or
inhibitory signal transduction. For example, acetylcholine
(ACh), an excitatory neurotransmitter, is broken down by
acetylcholinesterase (AChE). Choline is taken up and
recycled by the pre-synaptic neuron to synthesize more
ACh.
Other neurotransmitters such as dopamine are able to
diffuse away from their targeted synaptic junctions and are
eliminated from the body via the kidneys, or destroyed in
the liver. Each neurotransmitter has very specific
degradation pathways at regulatory points, which may be
the target of the body's own regulatory system or
recreational drugs.
Impuls Saraf
Sel-sel di dalam tubuh dapat memiliki potensial
membran akibat adanya distribusi tidak merata dan
perbedaan permeabilitas dari Na+, K+, dan anion besar
intrasel.
Potensial istirahat merupakan potensial membran
konstan ketika sel yang dapat tereksitasi tidak
memperlihatkan potensial cepat.
Sel saraf dan otot merupakan jaringan yang dapat
tereksitasi karena dapat mengubah permeabilitas
membran sehingga mengalami perubahan potensial
membran sementara jika tereksitasi.
Perubahan Potensial Membran
1. Potensial berjenjang
yakni sinyal jarak dekat yang cepat menghilang.
Potensial berjenjang bersifat lokal yang terjadi dalam
berbagai derajat. Potensial ini dipengaruhi oleh semakin
kuatnya kejadian pencetus dan semakin besarnya
potensial berjenjang yang terjadi.
Kejadian pencetus dapat berupa:
 Stimulus
 Interaksi ligan-reseptor permukaan sel saraf dan otot
 Perubahan potensial yang spontan (akibat
ketidakseimbangan siklus pengeluaran pemasukan/
kebocoran-pemompaan)
2. Potensial aksi
merupakan pembalikan cepat potensial membran
akibat perubahan permeabilitas membran. Potensial
aksi berfungsi sebagai sinyal jarak jauh.
Istilah-istilah:
Polarisasi (potensial istirahat) à membran memiliki
potensial dan terdapat pemisahan muatan berlawanan
Depolarisasi à potensial lebih kecil daripada
potensial istirahat (menuju 0 mV)
Hiperpolarisasi à potensial lebih besar daripada
potensial istirahat (potensial lebih negatif dan lebih
banyak muatan yang dipisah dibandingkan dengan
potensial istirahat)
Selama potensial aksi, depolarisasi membran ke
potensial ambang menyebabkan serangkaian
perubahan permeabilitas akibat perubahan
konformasi saluran-saluran gerbang-voltase.
Perubahan permeabilitas ini menyebabkan
pembalikan potensial membran secara singkat,
dengan influks Na+ (fase naik; dari -70 mV ke +30
mV) dan efluks K+ (fase turun: dari puncak ke
potensial istirahat). Sebelum kembali istirahat,
potensial aksi menimbulkan potensial aksi baru yang
identik di dekatnya melalui aliran arus sehingga
daerah tersebut mencapai ambang. Potensial aksi ini
menyebar ke seluruh membran sel tanpa
menyebabkan penyusutan.
Cara perambatan potensial aksi
Hantaran oleh aliran arus lokal pada serat tidak
bermielin à potensial aksi menyebar di sepanjang
membran

Hantaran saltatorik yang lebih cepat di serat


bermielin à impuls melompati bagian saraf yang
diselubungi mielin
Sinaps dan Integrasi Neuron
Susunan saraf memiliki banyak neuron yang saling
berhubungan membentuk jaras konduksi fungsional
(functional conducting pathway).
Sinaps merupakan tempat dua neuron yang berdekatan
satu sama lain dan terjadi komunikasi interneuronal.
Potensial aksi di neuron prasinaps menyebabkan
pengeluaran neurotransmitter yang berikatan dengan
reseptor di neuron pascasinaps.
Jenis Sinaps
A. Sinaps Kimiawi
Permukaan yang berhadapan dengan perluasan akson
terminal dan neuron disebut membran prasinaptik dan
pascasinaptik yang dipisahkan oleh celah sinaptik.
Membran prasinaptik dan pascasinaptik menebal dan
sitoplasma meningkat densitasnya. Prasinaptik terminal
banyak mengandung vesikel-vesikel prasinaptik yang
berisi neurotransmiter. Vesikel-vesikel bergabung
dengan membran prasinaptik dan mengeluarkan
neurotransmiter ke celah sinaptik melalui melalui proses
eksositosis.
Mitokondria berperan dalam menyediakan ATP untuk
sintesis neurotransmiter baru. Sebagian besar neuron
hanya menghasilkan dan melepaskan neurotransmitter
utama di semua ujung-ujung sarafnya. Misalnya,
asetilkolin digunakan di susunan saraf pusat dan susunan
saraf tepi, sedangkan dopamin di substansia nigra. Glisin
ditemukan terutama di sinaps-sinaps medulla spinalis.
Neurotransmitter dilepaskan dari ujung saraf ketika datang
impuls saraf (potensial aksi). Potensial aksi menyebabkan
influks K+ yang menyebabkan vesikel sinaptik bergabung
dengan membran prasinaptik. Kemudian neurotransmitter
dikeluarkan ke celah sinaps. Ketika berada di celah sinaptik,
neurotransmiter mencapai sasarannya dengan meningkatkan
atau menurunkan potensial istirahat (resting potential) pada
membrane pascasinaptik untuk waktu yang singkat. Protein
reseptor pada membran sinaptik mengikat neurotransmitter
dan melakukan penyesuaian dengan membuka kanal ion,
membangkitkan Excitatory Postsynaptic Potential (EPSP)
atau Inhibitory Postsynaptic Potential (IPSP). Eksitasi
cepat diketahui menggunakan asetilkolin (nikotinik) dan L-
glutamat atau inhibisi menggunakan GABA. Reseptor protein
lain mengikat neuromodulator dan mengaktifkan sistem
messenger kedua, biasanya melalui transduser molekuler,
protein G. Reseptor ini memiliki periode laten yang lebih
lama, berlangsung selama beberapa menit atau lebih. Contoh
neuromodulator  adalah asetilkolin (muskarinik), serotonin,
histamin, neuropeptida, dan adenosin.
B. Sinaps Elektrik
Sinaps elektrik merupakan gap junction berupa
kanal dari sitoplasma neuron prasinaps ke neuron
pascasinaps. Neuron-neuron berkomunikasi secara
elektrik dan tidak ada transmitter kimia. Ion
mengalir dari suatu neuron ke neuron lain melalui
kanal-kanal penghubung. Penyebaran aktivitas
yang cepat dari satu neuron ke neuron lain
menunjukkan sekelompok neuron melakukan suatu
fungsi bersama-sama. Sinaps elektrik dapat berjalan
dua arah sedangkan sinaps kimiawi hanya satu arah.
Sinaps elektrik memiliki respon yang cepat sehingga
penting untuk gerakan refleks.
Reseptor Neurotransmitter
Reseptor berupa protein kompleks transmembran
yang sebagian menonjol ke lingkungan ekstrasel dan
bagian lain yang menonjol ke lingkungan intrasel.
Reseptor neurotransmitter menangkap
neurotransmitter yang dilepaskan dan menyalurkan
pesan yang dibawa neurotransmitter ke intrasel.
Reseptor tersebut mempunyai tempat pengikatan yang
multipel (binding site).
Reseptor Ionotropik (ligand-gated ion channel)
Reseptor ionotropik merupakan transmitter-gated
channels. Neurotransmitter berikatan dengan
reseptor yang menempel pada pintu masuk kanal ion
dan menyebabkan kanal ion terbuka. 
Reseptor ionotropik mempunyai aksi sangat cepat,
waktu pengikatan neurotransmitter pada reseptor
dan respon sangat pendek, respon singkat.
Reseptor Metabotropik (G protein-coupled)
Metabotropik merupakan reseptor yang berikatan
dengan neurotransmitter dan membentuk second
messenger sebagai salah satu jalur transduksi sinyal.
Neurotransmitter yang berikatan yakni amin biogenic
(dopa, dopamine, serotonin, adrenalin, noradrenalin,
histamine), hormone peptide (angiotensin II,
somastosin, TRH). Ligan yang berikatan bukan dari
golongan neurotransmitter adalah eikosanoid.
Biasanya reseptor jenis ini merupakan reseptor G-
potein-coupled yang mempunyai 3 subunit (α, β, γ)
dan memiliki 7 kompartemen.
Dalam penelitian dibuktikan adanya jaringan sel saraf
otak di antara setiap jaringan terhadap persimpangan
(synapse). Untuk mengantar impuls di dalam synapse
terdapat zat-zat kimia yang berfungsi sebagai pengantar
dan disebut sebagai neurotransmitter.
Jika ada rangsangan/hantaran listrik (nerve impulse) dari
sel saraf (presynaptic neuron), antaran listrik tersebut
akan menjalar melalui batang sel saraf (Axon) menuju
ujung persimpangan (synapse). Di ujung dari sel saraf
terdapat banyak kantung-kantung (synaptic vesicles) yang
berisi neurotransmitter
Narkoba dapat mengganggu proses di atas dengan
cara merangsang kantungneurotransmitter untuk
banyak mengeluarkan neurotransmitter, atau dengan
menghalangi proses uptake. Cara lain adalah dengan
menduduki reseptor sehingga arus antaran listrik
menjadi kuat.
Thinking Brain
Judgement
Brain
Instinctual
Brain

Pleasure
Brain
Kerja Narkoba
Narkoba  Susunan Syaraf Pusat

Otak adalah organ yg dpt memberikan


informasi ttg siapa diri kita, apa yg sdg kita
kerjakan dan apa yg telah kita lakukan

SSP juga mengendalikan beberapa fungsi


penting pada organ tubuh yg mengatur detak
jantung, tekanan darah, pernafasan 

Fungsi ini akan terpengaruh jika seseorang


m’gunakan narkoba dgn kata lain organ lain
ikut berubah fungsinya
Narkoba dan pengaruhnya pada otak

 Narkoba mempengaruhi cara kerja Sistem Saraf pusat (SSP) dan


Sistem Saraf Tepi (SSO)
 Otak adalah organ yang menerima, memberi informasi
 SSP mengendalikan beberapa fungsi tubuh tek darah, denyut
jantung, nafas (shg ikut berpengaruh bila menggunakan)
 Otak mempunyai ribuan sel yang menerima pengaruh narkoba
yang bisa berbeda pada tiap orang sehingga bisa menghasilkan
efek yang tidak sama pada setiap pengguna.
Patofisiologi
Blue-print pada reseptor
Stimulation
Endorphin, dopamin

Neurotransmitter

Bala
Nerve Cell

nce
Narkoba Main effect +
Side effect:
Euphoria, etc
TARGET KERJA NARKOBA
EFEK PADA NEUROTRANSMITER

Anda mungkin juga menyukai