Kebutuhan Pemenuhan Istirahat Dan Tidur
Kebutuhan Pemenuhan Istirahat Dan Tidur
Kebutuhan Pemenuhan Istirahat Dan Tidur
Keadaan istirahat
berarti berhenti
sebentar untuk
melepaskan lelah,
Istirahat tapi juga
Keadaan tenang, bersantai untuk
kondisi yang
relaks, tanpa tekanan menyegarkan diri,
membutuhkan
emosional dan bebas atau suatu keadaan
ketenangan. seperti,
dari perasaan untuk melepaskan
jalan-jalan di taman,
gelisah. diri dari segala hal
nonton tv,
yang membosankan,
menyullitkan bahkan
menjengkelkan
(Alimul, 2006).
Karakteristik istirahat
merasakan bahwa segala sesuatunya dapat diatasi
merasa diterima
Bulbar
Reticular Activating
Synchronizing
System (RAS)
Region (BSR)
RAS di bagian atas batang otak
memiliki sel-sel khusus yang
Pada saat sadar, RAS melepaskan
dapat mempertahankan
katekolamin, sedangkan pada
kewaspadaan dan kesadaran,
saat tidur terjadi pelepasan serum
memberi stimulus visual,
serotonin dari BSR. (Hidayat,
pendengaran, nyeri, dan sensori
2008).
raba serta emosi dan proses
berfikir.
Waktu
Normal
untuk tidur
Rata-rata orang
membutuhkan tidur 8
jam sehari
TAHAPAN TIDUR
Tahap 1
• Tahap ini merupakan transisi dari keterjagaan menjadi tidur yang dicirikan dengan
mengantuk.
• Tahap 1 biasanya berlangsung selama beberapa menit, 2- 5 % dari waktu tidur normal.
Tahap 2
• Tahap ini dicirikan dengan NREM dan kompleksitas tidur pada elektroensefalogram
(EEG).
• tonus otot dan aktivitas serebral menurun.
• Tahap ini berlangsung selama 50 % waktu tidur total.
Tahap 3
• Tahap ini dicirikan dengan NREM, gelombang delta, dan tidur gelombang lambat.
• Tahap ini merupakan transisi menuju tahap 4.
• Tahap 3 berlangsung sepertiga sehingga setengah dari waktu malam, yaitu sekitar 10 –
20 % dari waktu tidur total.
Tahap 4 Tahap 5
Latihan dan
Penyakit Lingkungan
kelelahan
Motivasi
Masalah Gangguan Tidur
1. Imsomnia
Apnea saat tidur atau sleep adalah kondisi terhentinya nafas secara
periodik pada saat tidur.
• Pola tidur, seperti jam berapa klien masuk kamar untuk tidur, jam berapa
biasa bangun tidur, dan keteraturan pola tidur klien;
• Kebiasaan yang dilakukan klien menjelang tidur, seperti membaca buku,
buang air kecil, dll
• Gangguan tidur yang sering dialami klien dan cara mengatasinya;
• Kebiasaan tidur siang; apakah klien biasa tidur siang? Jam berapa?
Berapa lama?
• Lingkungan tidur klien. Bagaimana kondisi lingkungan tidur apakah
kondisinva bising, gelap, atau suhunya dingin? dan lain lain;
• Peristiwa yang baru dialami klien dalam hidup. Perawat mempelajari
apakah peristiwa, yang dialami klien, yang menyebabkan klien
mengalami gangguan tidur?;
• Status emosi dan mental klien, Perawat perlu mengkaji mengenai status
emosional dan mental klien, misalnya apakah klien mengalami stres
emosional atau ansietas?, juga dikaji sumber stres yang dialami klien.
Perilaku
• Penampilan wajah, misalnya adakah
deprivasi tidur
area gelap di sekitar mata, bengkak di
yaitu kelopak mata, konjungtiva kemerahan,
manifestasi atau mata yang terlihat cekung;
fisik dan • Perilaku yang terkait dengan gangguan
perilaku yang istirabat tidur, misalnya apakah klien
timbul sebagai mudah tersinggung, selalu menguap,
kurang konsentrasi, atau terlihat
akibat bingung;
gangguan • Kelelahan, misalnya apakah klien
istirahat tidur, tampak lelah, letih, atau lesu.
seperti→
• Gejala klinis yang mungkin
muncul: perasaan lelah,
gelisah, emosi, apetis, adanya
kehitaman di daerah sekitar
mata bengkak, konjungtiva
Gejala merah dan mata perih,
perhatian tidak fokus, sakit
Klinis kepala.
• Kaji penyimpangan tidur
seperti insomnia,
somnambulisme,
enuresis, narkolepsi,
night terrors,
Penyimpanga mendengkur, dan lain-
n Tidur lain.
• Tingkat energi, seperti terlihat kelelahan,
kelemahan fisik, terlihat lesu.
• Ciri-ciri diwajah, seperti mata sipit, kelopak
mata sembab, mata merah, semangat.
• Ciri-ciri tingkah laku, seperti oleng/
sempoyongan, menggosok-gosok mata,
Pemeriksaa bicara lambat, sikap loyo.
• Data penunjang yang menyebabkan adanya
n fisik
masalah potensial, seperti obesitas, deviasi
septum, TD rendah, RR dangkal dan dalam.
Diagnosa keperawatan
Gangguan pola tidur disebabkan karena ansietas yang klien, lingkungan yang tidak
kondusif untuk tidur (misalnya, lingkungan yang bising), ketidakmampuan mengatasi stres
yang dialami, dan nyeri akibat penyakit yang diderita, Insomnia, hiperinsomnia, kehilangan
tidur REM, ketakutan.
Gangguan harga diri terutama diatami pada klien yang mengalami enuresis.
Risiko cedera terutama pada klien yang menderita somnambulisme, Klien melakukan
aktivitas tanpa disadari sehingga berisiko terjadinya kecelakaan, bisa berupa jatuh dari
tempat tidur, turun tangga, atau membentur tembok.
Pemeriksaan diagnostik
Bantu upaya tidur dengan menggunakan alat bantu tidur (mis., air hangat
untuk mandi, minum susu sebelum tidur).
A : Assesment
• masalah teratasi
P : Plan
• intervensi dihentikan
Terimakasi
h