Kebutuhan Pemenuhan Istirahat Dan Tidur

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 30

Kebutuhan Pemenuhan Istirahat dan Tidur

Hendry Kiswanto Mendrofa, S.Kep.,Ns.,M.Kep


Pengertian Istirahat

Keadaan istirahat
berarti berhenti
sebentar untuk
melepaskan lelah,
Istirahat tapi juga
Keadaan tenang, bersantai untuk
kondisi yang
relaks, tanpa tekanan menyegarkan diri,
membutuhkan
emosional dan bebas atau suatu keadaan
ketenangan. seperti,
dari perasaan untuk melepaskan
jalan-jalan di taman,
gelisah. diri dari segala hal
nonton tv,
yang membosankan,
menyullitkan bahkan
menjengkelkan
(Alimul, 2006).
Karakteristik istirahat
merasakan bahwa segala sesuatunya dapat diatasi

merasa diterima

mengetahui apa yang sedang terjadi

bebas dari gangguan ketidaknyamanan

mempunyai sejumlah kepuasan terhadap aktivitas yang mempunyai


tujuan

mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan.

merasakan bahwa segala sesuatunya dapat diatasi;


Pengertian Tidur
Tidur dikarakteristikkan dengan
aktivitas fisik yang minimal,
status perubahan kesadaran ketika
tingkat kesadaran yang bervariasi,
persepsi dan reaksi individu
perubahan proses fisiologis
terhadap lingkungan menurun.
tubuh, dan penurunan respons
terhadap stimulus eksternal.

istirahat itu tidak


selalu tidur namun kalau
tidur pasti istirahat
FISIOLOGI TIDUR

Aktivitas tidur diatur


dan dikontrol oleh
dua system pada
batang otak

Bulbar
Reticular Activating
Synchronizing
System (RAS)
Region (BSR)
RAS di bagian atas batang otak
memiliki sel-sel khusus yang
Pada saat sadar, RAS melepaskan
dapat mempertahankan
katekolamin, sedangkan pada
kewaspadaan dan kesadaran,
saat tidur terjadi pelepasan serum
memberi stimulus visual,
serotonin dari BSR. (Hidayat,
pendengaran, nyeri, dan sensori
2008).
raba serta emosi dan proses
berfikir.
Waktu
Normal
untuk tidur

Ilmuwan tidak tahu


dengan pasti berapa
lama manusia
membutuhkan tidur

Rata-rata orang
membutuhkan tidur 8
jam sehari
TAHAPAN TIDUR

Berdasarkan penelitian yang dilakukan


dengan bantuan alat
elektroensefalogram (EEG), elektro-
okulogram (EOG), dan elektrokiogram
(EMG), diketahui ada dua tahapan tidur,
yaitu
• NON-RAPID EYE MOVEMENT
(NREM)
• RAPID EYE MOVEMENT (REM)
Tidur NREM

Tahap 1
• Tahap ini merupakan transisi dari keterjagaan menjadi tidur yang dicirikan dengan
mengantuk.
• Tahap 1 biasanya berlangsung selama beberapa menit, 2- 5 % dari waktu tidur normal.

Tahap 2
• Tahap ini dicirikan dengan NREM dan kompleksitas tidur pada elektroensefalogram
(EEG).
• tonus otot dan aktivitas serebral menurun.
• Tahap ini berlangsung selama 50 % waktu tidur total.

Tahap 3
• Tahap ini dicirikan dengan NREM, gelombang delta, dan tidur gelombang lambat.
• Tahap ini merupakan transisi menuju tahap 4.
• Tahap 3 berlangsung sepertiga sehingga setengah dari waktu malam, yaitu sekitar 10 –
20 % dari waktu tidur total.
Tahap 4 Tahap 5

Keadaan mirip REM yang berselang dengan


tidur NREM.

• Laju metabolik dan Terjadi desinkronisasi aktivitas dalam periode


temperatur menurun . yang panjang bergantian dengan periode
aktivitas yang serupa dengan saat terjaga
• Tahap ini juga dicirikan
Tanda – tanda vital tidak beraturan, muncul
dengan penurunan fungsi atonia, dan individu mengalami peningkatan
tubuh ke tingkat terendah. frekuensi mimpi seiring mendekati pagi
• Tahap ini berlangsung
Tahap 5 berlangsung 25 % dari waktu tidur
selama sepertiga hingga total
setengah dari waktu
malam , atau sebesar 10 –
20 % dari waktu tidur total.
Tidur REM
Tidur REM biasanya terjadi setiap 90 menit dan
berlangsung selama 5-30 menit. Tidur REM tidak
senyenyak tidur NREM, dan sebagian besar mimpi
terjadi pada tahap ini. Selama tidur REM, otak
cenderung aktif dan metabolismenya meningkat hingga
20%

Pada tahap individu menjadi sulit untuk dibangunkan


atau justru dapat bangun dengan tiba-tiba, tonus otot
terdepresi, sekresi lambung meningkat, dan frekuensi
jantung dan pernapasan sering kali tidak teratur
Faktor yang Mempengaruhi Kuantitas dan
Kualitas Tidur

Latihan dan
Penyakit Lingkungan
kelelahan

Stress Stimulant dan


Gaya hidup
Emosional Alkohol

Diet Merokok Medikasi

Motivasi
Masalah Gangguan Tidur
1. Imsomnia

Insomnian :Insomnia adalah


ketidakmampuan memenuhi Ada tiga jenis insomnia:
kebutuhan tidur, baik secara kualitas • Insomnia inisial: Kesulitan untuk memulai tidur
• Insomnia intermiten: Kesulitan untuk tetap
maupun kuantitas. Penyebabnya bisa tertidur karena seringnya terjaga.
karena gangguan fisik atau karena • Insomnia terminal: Bangun terlalu dini dan sulit
faktor mental seperti perasaan gundah untuk tidur kembali.
atau gelisah.
Parasomnia

Parasomnia adalah perilaku yang dapat mengganggu


tidur atau muncul saat seseorang tidur. Gangguan ini
umum terjadi pada anak-anak.

Beberapa turunan parasomnia antara lain sering


terjaga (misalnya: tidur berjalan, night terror),
gangguan transisi bangun-tidur (misalnya:
mengigau), parasomnia yang terkait dengan tidur
REM (misalnya: mimpi buruk), dan lainnya
(misalnya: bruksisme).
Hipersomnia

Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang


berkelebihan terutama pada siang hari.

Gangguan ini dapat disebabkan oleh kondisi tertentu, seperti


kerusakan system saraf, gangguan pada hati atau ginjal, atau
karena gangguan metabolisme (misalnya: hipertiroidisme).

Pada kondisi tertentu, hipersomnia dapat digunakan sebagai


mekanisme koping untuk menghindari tanggung jawab pada
siang hari.
Narkolepsi

Parkolepsi adalah gelombang kantuk yang tak


tertahankan yang muncul secara tibatiba pada siang hari.

Gangguan ini disebut juga sebagai “serangan tidur” atau


sleep attack.

Penyebab pastinya belum diketahui, Diduga karena


kerusakan genetik system saraf pusat yang
menyebabkan tidak terkendali lainnya periode tidur
REM.
Apnea Saat Tidur dan Mendengkur

Apnea saat tidur atau sleep adalah kondisi terhentinya nafas secara
periodik pada saat tidur.

Kondisi ini diduga terjadi pada orang yang mengorok dengan


keras, sering terjaga di malam hari, insomnia, mengatup
berlebihan pada siang hari, sakit kepala di siang hari, iritabilitas,
atau mengalami perubahan psikologis seperti hipertensi atau
aritmia jantung.
Mendengkur sendiri disebabkan oleh adanya rintangn dalam
pengairan udara di hudung dan mulut pada waktu tidur, biasanya
disebabkan oleh adenoid, amandel atau mengendurnya otot di
belakang mulut
Enuresa

Enuresa merupakan Enuresa dibagi menjadi


buang air kecil yang tidak dua jenis:
disengaja pada waktu • enuresa noktural: merupakan
tidur, atau biasa disebut mengompol di waktu tidur
• enuresa diurnal, mengompol
isilah mengompol.
saat bangun tidur.
Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Tidur
Pengkajian
Riwayat tidur

• Pola tidur, seperti jam berapa klien masuk kamar untuk tidur, jam berapa
biasa bangun tidur, dan keteraturan pola tidur klien;
• Kebiasaan yang dilakukan klien menjelang tidur, seperti membaca buku,
buang air kecil, dll
• Gangguan tidur yang sering dialami klien dan cara mengatasinya;
• Kebiasaan tidur siang; apakah klien biasa tidur siang? Jam berapa?
Berapa lama?
• Lingkungan tidur klien. Bagaimana kondisi lingkungan tidur apakah
kondisinva bising, gelap, atau suhunya dingin? dan lain lain;
• Peristiwa yang baru dialami klien dalam hidup. Perawat mempelajari
apakah peristiwa, yang dialami klien, yang menyebabkan klien
mengalami gangguan tidur?;
• Status emosi dan mental klien, Perawat perlu mengkaji mengenai status
emosional dan mental klien, misalnya apakah klien mengalami stres
emosional atau ansietas?, juga dikaji sumber stres yang dialami klien.
Perilaku
• Penampilan wajah, misalnya adakah
deprivasi tidur
area gelap di sekitar mata, bengkak di
yaitu kelopak mata, konjungtiva kemerahan,
manifestasi atau mata yang terlihat cekung;
fisik dan • Perilaku yang terkait dengan gangguan
perilaku yang istirabat tidur, misalnya apakah klien
timbul sebagai mudah tersinggung, selalu menguap,
kurang konsentrasi, atau terlihat
akibat bingung;
gangguan • Kelelahan, misalnya apakah klien
istirahat tidur, tampak lelah, letih, atau lesu.
seperti→
• Gejala klinis yang mungkin
muncul: perasaan lelah,
gelisah, emosi, apetis, adanya
kehitaman di daerah sekitar
mata bengkak, konjungtiva
Gejala merah dan mata perih,
perhatian tidak fokus, sakit
Klinis kepala.
• Kaji penyimpangan tidur
seperti insomnia,
somnambulisme,
enuresis, narkolepsi,
night terrors,
Penyimpanga mendengkur, dan lain-
n Tidur lain.
• Tingkat energi, seperti terlihat kelelahan,
kelemahan fisik, terlihat lesu.
• Ciri-ciri diwajah, seperti mata sipit, kelopak
mata sembab, mata merah, semangat.
• Ciri-ciri tingkah laku, seperti oleng/
sempoyongan, menggosok-gosok mata,
Pemeriksaa bicara lambat, sikap loyo.
• Data penunjang yang menyebabkan adanya

n fisik
masalah potensial, seperti obesitas, deviasi
septum, TD rendah, RR dangkal dan dalam.
Diagnosa keperawatan
Gangguan pola tidur disebabkan karena ansietas yang klien, lingkungan yang tidak
kondusif untuk tidur (misalnya, lingkungan yang bising), ketidakmampuan mengatasi stres
yang dialami, dan nyeri akibat penyakit yang diderita, Insomnia, hiperinsomnia, kehilangan
tidur REM, ketakutan.

Perubahan proses berpikir disebabkan oleh terjadinya deprivasi tidur.

Gangguan harga diri terutama diatami pada klien yang mengalami enuresis.

Risiko cedera terutama pada klien yang menderita somnambulisme, Klien melakukan
aktivitas tanpa disadari sehingga berisiko terjadinya kecelakaan, bisa berupa jatuh dari
tempat tidur, turun tangga, atau membentur tembok.
Pemeriksaan diagnostik

Elektroecepalogram (EEG) tes untuk mengukur aktivitas


listrik di otak, menggunakan alat berbentuk cakram logam
kecil (elektroda) yang terpasang pada kulit kepala

Elektromipogram (EMG), adalah teknik yang digunakan


untuk mengevaluasi fungsi saraf dan otot dengan cara
merekam aktivitas listrik yang dihasilkan oleh otot skeletal

Elektrookulogram (EOG) suatu pengukuran/pencatatan


berbagaipotensial pada kornea retina sebagai akibat
perubahan posisi dan gerakan mata
Intervensi
Kaji masalah yang menyebabkan gangguan tidur (Nyeri, takut, stress,
ansietas, imobilitas, sering berkemih, lingkungan yang asing, temperatur).

Kurangi atau hilangkan distraksi lingkungan dan gangguan tidur (bising:


tutup pintu kamar, turunkan volume TV).

Bantu upaya tidur dengan menggunakan alat bantu tidur (mis., air hangat
untuk mandi, minum susu sebelum tidur).

Memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana perawatan.

Lingkungan yang tenang dapat mengurangi gangguan tidur.

Mandi air hangat sebelum tidur dapat meningkatkan relaksasi. Sedangkan


minum susu hangat mengandung L-triptofan (penginduksi tidur).
Implementasi
 Dilakukan sesuai dengan intervensi dan kebutuhan klien.
Evaluasi
S : subjektif
• Pasien mengatakan dapat tidur dalam jangka waktu 20-30 menit, pada waktu tidur
tidak sering terbangun, jika terbangun akan mudah tidur kembali, meningkatnya
waktu tidur sesuai yang diharapkan, mengingat kembali mimpi yang dialaminya,
menyatakan perasaannya tenang sesudah tidur, bebas dari kecemasan dan depresi,
dapat bekerja dengan baik dan penuh konsentrasi, klien dan keluarga mampu
menjelaskan faktor-faktor yang dapat meningkatkan tidur
O : objektif
• klien tampak tenang saat di wawancarai setelah bangun tidur

A : Assesment
• masalah teratasi

P : Plan
• intervensi dihentikan
Terimakasi
h

Anda mungkin juga menyukai