Anda di halaman 1dari 24

Karakteristik soal AKM dan

Latihan bedah soal AKM

Oleh: Ai Sri Rosmiati


Karakteristik soal AKM
❏ Soal AKM adalah soal yang bertujuan mengukur kemampuan
literasi (membaca) dan numerasi (matematika) siswa. Soal tersebut
berorientasi untuk membangun kemampuan berpikir tingkat tinggi
(Higher Order Thinking Skills/HOTS) dan membangun
keterampilan berpikir kritis-analitis siswa. Oleh karena itu, pada
soal AKM disertai dengan stimulus atau rangsangan sebelum siswa
mengerjakan soal. Bentuk stimulus tersebut bisa berupa teks fiksi
(cerpen, puisi, dan pantun), berita/informasi, deskripsi kasus,
gambar, grafik, tabel, dan sebagainya
Tujuan dan Bentuk Soal AKM

❖ Soal-soal AKM bertujuan untuk mengukur kemampuan literasi


Mengenal Karakteristik soal AKM
(membaca) dan numerasi (matematika) yang nantinya akan menjadi
dasar dalam penyusunan program peningkatan mutu pembelajaran.
AKM tidak ada kaitannya dengan kelulusan siswa dari sekolah, tidak
ada kaitannya dengan perangkingan sekolah, dan tidak ada
kaitannya dengan penilaian kinerja kepala sekolah atau guru, tetapi
untuk mendapatkan peta mutu pendidikan di Indonesia
❖ Bentuk soal AKM antara lain; (1) Pilihan Ganda (PG), (2) Pilihan
Ganda Kompleks, (3) menjodohkan, (4) isian/jawaban singkat, dan
(5) uraian/essai
Pengertian Literasi dan Numerasi

❖ Literasi membaca didefinisikan sebagai kemampuan untuk


memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan
berbagai jenis teks tertulis untuk mengembangkan kapasitas
individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia serta untuk
dapat berkontribusi secara produktif kepada masyarakat.

❖ Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep,


prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan
masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan
untuk individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia.
Komponen AKM

Pengertian Literasi Numerasi


Konten jenis teks yang teks informasi dan Bilangan, Pengukuran
digunakan teks fiksi dan Geometri, Data dan
Ketidakpastian, serta
Aljabar

Tingkat proses berpikir yang menemukan pemahaman, penerapan,


Kognitif dituntut/diperlukan informasi, interpretasi dan penalaran.
untuk dapat dan integrasi serta
menyelesaikan suatu evaluasi dan refleksi
masalah atau soal

Konteks aspek kehidupan atau personal, sosial personal, sosial budaya,


situasi untuk konten budaya, dan saintifik dan saintifik
yang digunakan
Dimensi-dimensi Numerasi
Konten Bilangan, meliputi representasi, sifat urutan, dan operasi beragam jenis bilangan (cacah, bulat,
pecahan, desimal). Pengukuran dan geometri, meliputi mengenal bangun datar hingga menggunakan
volume dan luas permukaan dalam kehidupan sehari-hari. Juga menilai pemahaman peserta didik tentang
pengukuran panjang, berat, waktu, volume dan debit, serta satuan luas menggunakan satuan baku. Data
dan ketidakpastian, meliputi pemahaman, interpretasi serta penyajian data maupun peluang. Aljabar,
meliputi persamaan dan pertidaksamaan, relasi dan fungsi (termasuk pola bilangan), serta rasio dan
proporsi

Tingkat Pemahaman, memahami fakta, prosedur serta alat matematika. Penerapan, mampu
Kognitif menerapkan konsep matematika dalam situasi nyata yang bersifat rutin.
Penalaran, bernalar dengan konsep matematika untuk menyelesaikan masalah bersifat
non rutin.

Konteks Personal, berkaitan dengan kepentingan diri secara pribadi. Sosial Budaya, berkaitan
dengan kepentingan antar individu, budaya dan isu kemasyarakatan. Saintifik, berkaitan
dengan isu, aktivitas, serta fakta ilmiah baik yang telah dilakukan maupun futuristic.
Konteks AKM Numerasi
Personal Berfokus pada aktivitas seseorang, keluarga, atau
kelompok

Sosial Berkaitan dengan masalah komunitas atau


Budaya masyarakat (baik lokal/daerah, nasional, atau global)

Saintifik Berkaitan dengan aplikasi matematika di alam


semesta dan isu serta topik yang berkaitan dengan
sain dan teknologi
Penerapan
Bedah Soal AKM
Tingkat Kompetensi Literasi
Tingkat Kompetensi Numerasi
Tindak Lanjut Pembelajaran pada Numerasi

1. Siswa pada level Perlu Intervensi Khusus memiliki penguasaan


konsep matematika yang terbatas. Siswa ini perlu dibimbing
cara membaca data serta menghubungkan dengan konsep
dasar matematika. Dalam pembelajarannya, siswa tersebut bisa
dibantu teman yang cakap/mahir.

2. Siswa pada level Dasar sudah mampu menguasai konsep dasar,


tetapi sulit untuk menerapkan dalam situasi yang relevan. Pada
level ini siswa dibimbing bagaimana menyajikan data pada teks
atau membuat catatan atas informasi yang didapat dengan
akurat.
3. Siswa pada level Cakap sudah mampu memahami konsep dan menerapkan
konsep tersebut, tetapi nalarnya perlu diasah untuk memahami akurasi data
tersebut termasuk penyimpangan/anomalinya. Di sini siswa dibimbing untuk
membandingkan dengan data kelompok lain, kemudian membuat kesimpulan
dengan memperhatikan/memetakan data yang di luar
kewajaran/pengecualiaan/anomali.

4. Siswa pada level Mahir sudah mampu untuk menerapkan konsep serta
menyelesaikan berbagai persoalan yang beragam secara bernalar. Pada level
ini, siswa diminta untuk membandingkan data yang dimiliki bukan hanya
dengan data kelompok lain, tetapi juga berbagai sumber lain yang relevan
(seperti hasil penelitian maupun jurnal), kemudian membuat generasilasi
berdasarkan data yang beragam tersebut.
Terimakasih

Wassalamualaikum wr.wb

Anda mungkin juga menyukai