Anda di halaman 1dari 38

MODUL 3

KELOMPOK 3

1. KHABIB SAHARA (NIM : 857708874)


2. NUR AISYAH (NIM : 857708899)
3. MIKYARUL ELMA O (NIM : 857712613)
KEGIATAN BELAJAR 1
A. MENGENAL BILANGAN BULAT

* Pembelajaran bilangan bulat di SD di berikan setelah


pembelajaran bilangan cacah, bilangan asli, dan
bilangan pecahan positif
* Bilangan bulat adalah penggabungan dari bilangan
cacah yaitu: 0, 1, 2, 3,…., dan seterusnya dengan
bilangan asli negatif yaitu: -1, -2, -3, -4, …. Dan
seterusnya. Jadi bilangan yaitu …-4, -3, -2, -1,0, 1, 2,
3, 4,….
MENYAJIKAN BILANGAN BULAT PADA
SEBUAH GARIS BILANGAN

Titik nol adalah titik yang mewakili


bilangan nol. Titik-titik yang ada di
sebelah kiri titik nol mewakili bilangan
bulat negatif dan titik-titik di sebelah
kanan bilangan nol mewakili bilangan
bulat positif
KUMPULAN BILANGAN BULAT YANG
JUMLAHNYA BANYAK DIBAGI 3
KELOMPOK :
1.Kumpulan bilangan – bilangan positif ( bilangan
asli ): 1, 2, 3, 4, 5, … dan seterusnya
2. Kumpulan bilangan-bilangan bulat negatif : -1,
-2, -3, -4, -5 … dan seterusnya
3. Bilangan nol atau 0, yaitu bilangan bulat yang
tidak positif dan tidak pula negatif
MENGURUTKAN DAN
MEMBANDINGKAN BILANGAN BULAT

1. Dapat berupa ketidaksamaan, yaitu “kurang dari” atau


“lebih dari” dan “ lebih dari” atau “lebih besar dari”.
2. Dapat menggunakan metode ekspositori atau tanya jawab
3. Memberikan soal latihan untuk memperkuat pemahaman
siswa tentang hubungan ketidaksamaan
Misal : Titik -5 < 2 sebab titik -5 terletak disebelah kiri titik
2
BILANGAN YANG TERLETAK DIANTARA
DUA BILANGAN BULAT
Diantara dua bilangan bulat yang berurutan terletak sangat banyak sekali
bilangan lain. Bilangan-bilangan lain ini tentu saja bukan merupakan
bilangan bulat, misalnya diantara bilangan 2 dan 3 terletak bilangan-
bilangan , misalnya 2 1/3, 2 ¾, 2 5/9 dan sebagainya
LAWAN SUATU BILANGAN

* Guru dapat menggunakan metode ekspositori dalam menjelaskan lawan dari suatu
bilangan bulat
* Contoh dari bentuk lawan suatu bilangan
-3 adalah lawan dari 3 dan sebaliknya 3 adalah lawan dari -3
* Untuk Pemahaman lebih lanjut guru memberikan soal baik secara lisan atau tulisan
Contoh :
1. Lawan dari 19 adalah …
2. Lawan dari -65 adalah ………..
3. ………. Adalah lawan dari 43
PENERAPAN BILANGAN NEGATIF
DALAM MASALAH SEHARI-HARI
• Contoh pernyataan yang mengungkapkan konsep bilangan
negatif yang di kenal siswa dalam keseharian
1. Ani maju 3 langkah, sedangkan Adi mundur 2 langkah
2. Kemudi kapal berada 2 meter di atas permukaan air dan
baling-baling kapal berada 1 meter di bawah permukaan
air
3. Ahmad mempunyai uang 4.000 rupiah dan Tita
mempunyai utang 3.000 rupiah
KEGIATAN BELAJAR 2
OPERASI PADA BILANGAN BULAT DAN SIFAT-
SIFAT SERTA PEMBELAJARANNYA DI SD
A. Operasi Penjumlahan, Pengurangan,
Perkalian, Dan Pembagian
1. Operasi Penjumlahan
Pada Bilangan Bulat Sering Disebut Bilang Bulat Dengan
Menggunakan Tanda Tambah ( + )
Untuk Menjelaskan Pada Siswa Khususnya Bilangan Bulat Negatif
Kita Gunakan Garis Bilangan Karena Memudahkan Siswa.
Misalnya : 1) 5 +2 =
* dari titik 0 melangkah ke kekanan 5 langkah
* di lanjut mengkah 2 langkah
* maka berhenti di angka 7

2) 25 – 23 =
* dari titik 0 melangkah kekanan 25 langkah
* karena dikurang 23 maka dari 25 dilanjut
melangkah kekiri 23 langkah
* maka akan ada selisih dari 0 ke 2 maka
itulah hasilnya
2. Operasi Pengurangan
Misalnya : 1 ) 4 – 7 =
* dari titik 0 melangkah kekanan 4 langkah
* dilanjut melangkah kekiri 7 langkah
* maka hasilnya menujuh ke titik -3
2 ) 6 – ( -2 ) =
* sama dengan menambah 6 oleh lawan -2,
yaitu 6 + 2 =
* dari titik 0 melangkah kekanan 6 langkah
* dilanjut melangkah kekanan 2 langkah
* maka berhenti di angkah 8
3. Operasi Perkalian
Mengkhususkan melakukan perkalian pada bilangan bulat negatif
dapat dilakukan beberapa tahap untuk memudahkan pemahaman
siswa.
a. Bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif
( p x p ) hasilnya positif
b. Bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif
( p x n ) hasilnya negatif
c. Bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif
( n x p ) hasilnya negatif
d. Bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif
( n x n ) hasilnya positif
4. Operasi Pembagian
Mengkhususkan pada pembagian yang membuat
bilangan negatif . Kesimpulannya pada pembagian
bilangan bulat selain 0 oleh 0 hasilnya tidak ada,
tadi mempunyai arti atau tidak didefinisikan.
B. Sifat – sifat Operasi Hitung
1. Sifat – sifat operasi penjumlahan dan pengurangan
a. Sifat tertutup
* Jika jumlah dua bilangan bulat adalah bilangan bulat juga
* Jika selisih ( pengurangan ) dari dua bilangan bulat selalu
merupakan bilangan bulat
b. Sifat pertukaran ( Komutatif )
*a+b=b+a
c. Sifat pengelompokan ( asosiatif )
*(a+b)+c=a+(b+c)
d. Sifat bilangan 0
* Dapat dilakukan dengan menjumlah sembarang
bilangan dengan 0 dan ternyata bahwa setiap bilangna
bilangan bulat ditambah dengan 0 sama dengan dirinya
sendiri.
2. Sifat – sifat perkalian
a. Sifat tertutup
* 4 x (-2) = -8 , -8 bilangan bulat
* (-3) x (-5) = 15 , 15 bilangan bulat
b. Sifat Pertukaran
*axb=bxa
c. Sifat pengelompokkan
*(axb)xc=ax(bxc)
d. Sifat penyebaran
* 3 x ( (-2) + 4 ) = ( 3x(-2)) + ( 3 + 4 )
= 6 + 12
= 18
c. Sifat bilangan satu dan nol
* 2x1 = (2) 9x0 = (0)
* -3 x 1 = (3) -7 x 0 = ( 0 )
C. Pembulatan Bilangan Bulat Dalam Satuan,
Puluhan atau Ratusan Terdekat
* 1437 dibulatkan 1400
* Rp. 1.745,00 dibulatkan Rp. 1.700,00
* 52 dibulatkan 50
* 131 dibulatkan 130
* 7,45 dibulatkan 7
* 9,09 dibulatkan 9

* 653 dibulatkan 700


* 6,5 dibulatkan 6 karena angka yang mendahului
adalah 6 ( genap ) sehingga tetap
* D. Pembulatan Bilangan Bulat Dalam Satuan,
Puluhan atau Ratusan Terdekat
Sebenarnya penulisan negatif 5 ad -5, sedang penulisan kurang
5 adalah -5.
* 9 – 5 dibaca sembilan min lima atau sembilan kurang lima
* -9 – 5 dibaca negatif sembilan kurang lima bukan min
sembilan kurang lima
* 9 – ( -5 ) dibaca sembilan kurang negatif lima
* -9 – ( -5 ) dibaca negatif sembilan kurang negatif lima
KALIMAT
TERBUKA
ADALAH
KALIMAT YANG BELUM BISA DI TENTUKAN BENAR ATAU
SALAH KARENA MASIH TERDAPAT PEUBAH/VARIABEL
CONTOH KALIMAT TERBUKA
YAITU:
• Sebuah kubus memiliki p titik sudut
• X + 5 =9
Karena peubah belum di tentukan dengan jelas
maka tidak bisa bernilai salah atau benar jika x
sudah di tentukan maka bisa bernilai benar atau
salah itulah yang di sebut dengan pernyataan
PENYELESAIAN PERSAMAAN
LINIER DENGAN SATU PEUBAH
• X+3=9
• Caranya usahakan agar semua konstanta ada di satu ruas ( biasanya di ruas
kanan)
• Lalu tambahkanlah dengan (-3) pada kedua ruas persamaan yaitu
• X+3+(-3)=9+(-3)
• Selanjutnya ingat konsep penjumlahan dan sifat sifat pada bilangan bulat
bahwa 3+(-3)=0 dan 9+(-3)=6
• Sehingga menjadi persamaan yang ekuivalen dan di dapat nilai x=6
• Apabila kita subtitusi ke persamaan tersebut akan bernilai benar
• Selain dengan cara subtitusi penyelesaian
persamaan dapat juga di lakukan dengan
menjadikan persamaan tersebut ke dalam
bentuk persamaan ekuivalen paling
sederhana dengan aturan-aturan tertentu
pada kedua ruas persamaannya
• Pertidaksamaan adalah suatu kalimat terbuka yang di
nyatakan dengan salah satu tanda ketidaksamaan
<,>
• Penyelesaian pertidaksamaan dapat juga di lakukan
dengan menjadikan pertidaksamaan tersebut ke
dalam bentuk pertidaksamaan ekuivalen paling
sederhana dengan pengerjaan-pengerjaan tertentu
pada kedua ruas pertidaksamaanya.
PENYELESAIAN PERTIDAKSAMAAN
LINIER DENGAN SATU PEUBAH

• Contoh:
• x+5<12
• Penyelesaian:
• X+5-5<12-5 ( kedua ruas di kurang 5)
• di dapat x<7 merupakan bentuk pertidaksamaan
paling sederhana yang ekuivalen dengan x+5<12
MODUL 3 KB 3.51

PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PADA BILANGAN BULAT SERTA SISTEM


PERSAMAAN LINEAR

A. Operasi hitung perkalian pada bilangan bulat dalam tahap pengenalan konsep
secara konkret.
Operasi perkalian bilangan cacah telah diketahui 3x4 (dibaca tiga kali
empatan) diartikan sebagai 4+4+4
Dari uraian singkat di artikan sebagai penjumlahan berulang.
1. axb dengan a>0 dan b>0 maka prinsip penghitungannya:
misal a= 3, b= 2
maka 3 x 2 = 2+2+2 = 6
2. a x b dengan a>0 dan b<0 maka prinsip penghitungannya:
Misal : a= 3, b= -2
Maka : 3 x (-2) = (-2)+(-2)+(-2) = -6
3. a x b dengan a<0 dan b>0 maka prinsip penghitungannya:
Misal : a=(-3) x 2
Maka : (-3) + (-3) = -6
4. a x b dengan a<0 dan b<0 maka prinsip penghitungannya:
missal : a=(-3) dan c= (-2)
Maka : (-2) + (-2) + (-2) = -6
OPERASI HITUNG PERKALIAN PADA
BILANGAN BULAT TAHAP PENGENALAN KONSEP SECARA SEMI
KJONKRET
ATAU SEMI ABSTRAK

1. Perkalian Bilangan Bulat Positif dengan Bilangan Bulat Positif.


Contoh : 3 x 6 = 6+6+6 = 18
2. Perkalian bilangan Bulat Positif dengan Bilangan Bulat Negatif

Contoh : 3 x (-7) = (-7) + (-7) + (-7) = -21


3. Perkalian bilangan Bulat Negatif dengan bilangan bulat positif
Contoh: (-4) x 6 = - 24
4. Perkalian Bilangan Bulat negative dengan bilangan bulat negative.
Contoh : (-3) x (-2) = (-2) + (-2) + (-2) = -6
B. SIFAT – SIFAT PERKALIAN PADA BILANGAN BULAT
UNTUK MENGETAHUI SIFAT – SIFAT YANG ADA PADA PERKALIAN
BILANGAN BULAT,

PERHATILANN TABE; PERKALIAN BERIKUT.


X
TABEL -3.2
5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
-5 25 20 15 10 5 0 -5 -10 -15 -20 -25
-4 20 16 12 8 4 0 -4 -8 -12 -16 -20
-3 15 12 9 6 3 0 -3 -6 -9 -12 -15
-2 10 8 6 4 2 0 -2 -4 -6 -8 -10
-1 5 44 3 2 1 0 -1 -2 -3 -4 -5
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
2 -10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 10
3 -15 -12 -9 -6 -3 0 3 6 9 12 15
4 -20 -16 -12 -8 -4 0 4 8 12 16 20
5 -25 -20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25
• Tabel 3.3

A B C (axb) (bxc) (axb)xc Ax(bxc)

-2 3 2 -6 6 -12 -12

4 -1 -3 .......

-4 1 -5 ........

2 4 -2 .........
• Tabel 3.4
A B C (b+c) 2x(b+c) axb axc (a+b) +
(a+c)
-5 1 -3 … … -5 … …

2 -4 -3 -7 … … … -14
4 -1 -2 … -12 … … …

-3 -5 2 … … … -6 …
• Tabel 3.5
A B C (axb) (bxc) (axb)x Ax(bxc
c )
-2 3 -4 7 … … 8 …
-5 1 3 … 10 … … …

2 -5 4 … … -10 … …

-3 -2 -5 … … … … -9
Kemampuan untuk memberikan penguatan terhadap diri sendiri dan biasanya
berpengaruh terhadap keingintahunan pada materi lainnya.
1. Hasil perkalian semua bailangan bulat merupakan bilangan pula. Dan berlaku sifat
ketertutupan.
2. Semua bilangan bulat jika di kalikan 0 maka hasilnya 0
3. Semua bilangan bulat jika dikalikan dengan bilangan 1, hasilnya akan tetap yaitu
bilangan bulat itu sendiri. Karena pada operasi perkalian bilangan bulat ada unsur
identitasnya, yaitu 1. maka, “jika a bilangan bulat maka a x 1 = 1 x a = a “
4. Bilangan yang terletak di bawah bilangan diagonal utama sama dengan bilangan-
bilangan yang terletak di atas diagonal utama. Maka operasi perkalian bilangan
bulat berlaku sifat komunikatif, dan matematis dinyatakan “ jika a dan b ilangan
bulat, maka a x b = b x a “
5. Tabel 3.3 kolom ke 6 dan ke 7, yaitu hasil perkalian biloangan pada
kolom ke 6 sama dengan hasil perkalian biloangan-bilangan pada
kolom ke 7. masing- masing kolom menghasilkan bilangan-bilangan
-12, 12, 20, dan 16 ). Maka operasi perkalian bilanmgan bulat erlaku
sifat asosiatif, dan matematis. “ jika a, b, c, sebarang bilangan bulat
maka berkalu ( a x b ) x c = a x (b x c).
6. Tabel 3.4 pada kolom ke 5 dan kolom ke 8, yaitu hasil operasi hitung
pada kedua nkolom sama, kedua kolom menghasilkan bilangan 10, -14,
-18 dan -9. hal ini menunjukkan bahwa operasi perkalian bulat berlaku
sifat distributif perkalian baik penjumlahan maupun pengurangan.
• Operasi perkalian dalam himpunan bilangan bulat memenuhi sifat :
 Tertutup;
 Komutatif ( pertukaran );
 Asosiatif ( pengelompokan );
 Memiliki unsur identitas perkalian yaitu 1;
 Distributif perkalian terhadap penjumlahan dan distributif perkalian terhadap pengurangan.

sifat penjumlahan bilangan bulat, maka pada perkalian bilangan bulat berdasarkan sifat-sifatnya dapat kita kaji
bahwa penting yang sangat bermanfaat sebagai bekal pengetahuan dalam mengembangkan pembelajaran
matematika, dan dapat membuktikan sendiri nantinya bahwa dengan sifat distributif proses perhitungan
menjadi lebih mudah dikerjakan.
Hal-hal yang dimaksud di atas adalah sebagai berikut :
1. Hasil kali dua buah bilangan bulat negatif, adalah bilangan bulat positif.
• Kasus pertama : kasus umum
Misalkan a dan b bilangan bulat positif, maka (a) dan (-b) adalah bilangan bulat negatif.
a. KASUS KEDUA : KASUS KHUSUS
MISALKAN KITA INGIN MENENTUKAN HASIL KALI (-6) X (-5). UNTUK
MENENTUKAN HASIL PERKALIAN BILANGAN-BILANGAN ITU, HARUS
DIPERHASTIKAN DAHULU PERTANYAAN BERIKUT INI :
A. PENJUMLAAHAN YANG BMENGHASILKAN NOL ADALAH PENJUMLAHAN
BILANGAN – BILANGAN YANG SALING (INVERS ADITIF ).
B. PERKALIAN DENGASN BILANGAN NOL MENGHASILKAN BILANGAN NOL
MENGHASILKAN BILANGAN NOL PULA.
C. BERLAKUNYA SIFAT DISTRIBUTIF PERKALIAN TERHADAP PENJUMLAHAN.
Bilangan sifat distributif dapat mempermudah penyelesaian hitungan – hitungan
seperti :
a. 50 x 615 + 50 x 85 = ........
b. 80 x 97 – 80 x 47 = ..........

Yaitu :
a. 50 x (615 + 85 )
= 50 x (615 + 85 ) ( sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan )

= 50 x 700
= 35.000
b. 880 x 97 – 80 x 47
= 80 x ( 97 – 47 ) ( sifat distributif perkalian terhadap pengurangan )

= 80 x 50
= 4000
C. OPERASI BILANGAN PADA BILANGAN BULAT
Operasi pembagian [ada dasarnya sama dengan mencari faktor (bilangan ) yang belum diketahui. Karenanya
bentuk pembagian dapat dipandang sebagai bentuk operasi perkalian dengan salah satu faktornya belum diketahui.
Sebagai contoh, kalau dalam perkalian 3 x 4 = n, maka tentu nilai n = 12. dalam pembagian hal tersebut
dinyatakan proses mencari nilai n nya ?
seperti pada operasi hitung penjumlahan, pengurangan, dan perkalian, maka pada operasi hitung pembagian
bilangan bulat pada tahap “ pengenalan konsep secara konkret “ jutga dapat didekati dengan alat peraga balok
garis bilangan. Selanjutnya pembagian bilangan bulat dengan ,enggunakan balok garis bilangan ini, prinsip kerja
yang harus diperhatikan adalah :
Untuk menuju bilangan yang akan dibagi (misal a ) , dengan skala sebesar bilangan pembagianya (misal b), berapa
langkah yang dapat menjalanakan model, baik maju maupun mundur agar dapat sampai ke bilangan a.
bilangan yang merupakan hasil pembagainnya ditentukan dari jumlah langkah, sedangkan jenis bilangannya
ditentukan oleh “ gerakan maju atau mundurnya model “. Bila model bergerak maju dengan jumlah langkah
tertentu, maka hasil baginya merupakan bilangan positif yang besarnya sesuai dengan jumlah langkah tertentu,
maka hasil baginya merupakan bilangan negatif yang besarnya sesuai dengan langkah yang terjadi.

selanjutanya, dalam tahapaa apengenalan konsep secara semi konkret, seperti halnya pada operasi-operasi
sebelumnya maka pada operasi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai