• Kekuatan geser (shear strength) tanah merupakan gaya tahanan internal yang bekerja per satuan luas masa tanah untuk
menahan keruntuhan atau kegagalan sepanjang bidang runtuh dalam masa tanah tersebut.
• Pemahaman terhadap proses dari perlawanan geser sangat diperlukan untuk analisis stabilitas tanah seperti kuat dukung,
stabilitas lereng, tekanan tanah lateral pada struktur penahan tanah.
Kriteria Keruntuhan Mohr – Coulomb
• Keruntuhan dalam suatu bahan dapat terjadi akibat kombinasi kritis dari tegangan normal
dan tegangan geser, dan bukan salah satu dari tegangan normal maksimum atau tegangan geser
maksimum.
• Hubungan antara kedua tegangan tersebut :
τf = f(σ)
• Bila tanah mengalami pembebanan akan ditahan oleh kohesi (c) dan gesekan antar butir-butir
tanah (φ).
τf = c+ σ tan φ
Theory Mohr - Coulomb
b
C
’ ’ ’
Kurva keruntuhan a
B Bidang Runtuh
f =
D f() A
’ f = c’ + ’ tan ’
c’
’
Kriteria Keruntuhan Mohr – Coulomb
• Jika dan pada bidang runtuh ab mencapai titik A, keruntuhan geser tidak
akan terjadi.
• Keruntuhan geser akan terjadi, jika dan pada bidang runtuh ab
mencapai titik B dalam kurva selubung keruntuhan.
• Keadaan tegangan pada titik C tidak akan pernah terjadi, sebab keruntuhan
telah terjadi sebelum mencapai tegangan tersebut .
Uji Parameter Kekuatan Geser Tanah di Laboratorium
4 2
Slip plane
3
Permeabilitas dan Rembesan
Aliran Air Dalam Tanah
Salah satu sumber utama air ini adalah air hujan yang meresap ke dalam tanah
lewat ruang pori diantara butiran tanahnya.
Air biasanya sangat berpengaruh pada sifat-sifat teknis tanah, khususnya tanah berbutir halus.
Demikian juga, air merupakan faktor yang sangat penting dalam masalah-masalah
teknis yang berhubungan dengan tanah seperti :
Penurunan
Stabilitas pondasi
Stabilitas lereng, dll
Terdapat 3 zone penting di lapisan tanah yang dekat dengan permukaan bumi
yaitu :
Zone Jenuh Air
Zone Kapiler
Zone Jenuh Sebagian
• Pada Zone Jenuh Air, atau zone di bawah muka air tanah, air mengisi seluruh rongga-
rongga tanah.
Pada zone ini tanah dianggap dalam kedudukan jenuh sempurna.
Batas atas dari zone jenuh adalah permukaan air tanah (water table) atau
permukaan freatis.
Zone Kapiler terletak di atas zone jenuh. Ketebalan zone ini tergantung dari jenis tanahnya.
Akibat tekanan kapiler, air terhisap ke atas mengisi ruangan diantara
butiran tanah.
Pada keadaan ini, air mengalami tekanan negatif.
Zone tak jenuh atau zone jenuh sebagian, berkedudukan paling atas, adalah zone di dekat
permukaan tanah, dimana air dipengaruhi oleh penguapan dan akar tumbuh-tumbuhan.
Gradien Hidrolik
Menurut persamaan Bernoulli, tinggi energi total pada suatu titik di dalam air yang mengalir dapat
dinyatakan sebagai penjumlahan dari tinggi tekan, tinggi kecepatan, dan tinggi elevasi, yaitu :
p v 2
h z
2g
γw
Dimana : Tinggi Tinggi
Tinggi
tekanan kecepatan
h = tinggi energi total elevasi
p = tekanan
v = kecepatan
g = percepatan gravitasi
γw = berat volume air
Apabila persamaan Bernoulli tersebut dipakai untuk air yang mengalir melalui
pori-pori tanah, bagian pearsamaan yang mengandung tinggi kecepatan dapat
diabaikan.
Hal ini disebabkan karena kecepatan rembesan air di dalam tanah adalah sangat
kecil. Sehingga tinggi energi total pada suatu titik dapt dinyatakan
sbb : p
h z
pA pB
h hA hB ZA ZB
w w
Kehilangan energi Δh tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk
persamaan tanpa dimensi yaitu :
h
i
L
Dimana :
i = gradien hidrolik
L = jarak antara titik A dan B, yaitu panjang aliran air dimana
kehilangan tekanan terjadi
Hukum Darcy
Darcy (1956) memperkenalkan hubungan antara kecepatan aliran air dalam tanah (v) dan
gradien hidrolik, sbb :
dimana :
v k i v = kecepatan aliran air dalam tanah (cm/det)
k = koefisien permeabilitas (cm/det)
i = gradien hidrolik
Selanjutnya, debit rembesan (q) dapat ditulis dengan :
dengan A = luas penampang tanah.
q=k i A
• Koefisien permeabilitas/koefisien rembesan, (k) mempunyai satuan yang
sama dengan satuan kecepatan yaitu cm/detik atau mm/det, dan menunjukkan
ukuran tahanan tanah terhadap aliran air.
• Bila pengaruh sifat-sifat air dimasukkan, maka :
K pw g dengan :
k (cm / det)
K = koefisien absolut (cm2), tergantung dari sifat butirannya.
ρw = kerapatan air (gr/cm3)
μ = koefisien kekentalan air (gr/cm det)
g = gravitasi (cm/det2)
Karena air hanya dapat mengalir lewat ruang pori, maka kecepatan nyata
rembesan lewat tanah (vs) adalah, sbb :
Tekanan pori air bekerja ke segala arah sama besar dan akan bekerja pada
seluruh bidang permukaan butiran, tapi dianggap tidak mengubah volume butiran.
Kesalahan anggapan bidang kontak atau bidang singing antar butiran, sangat kecil,
sehingga dapat diabaikan.
Pada butiran mineral lempung, mungkin tidak terjadi kontak langsung, akibat
partikel lempung yang terselubung oleh lapisan air serapan (adsorbed water).
Karena tegangan netral hanya dapat bekerja pada rongga pori, maka untuk
memperoleh tegangan netral u harus dikalikan dengan luas rongga (A - Ac), atau
P =∑P’ + (A-Ac) u
Dengan A adalah luasan kotor total dan Ac adalah luas kontak antar butiran. Bila persamaan
(4.7) dibagi dengan luas kotor A untuk memperoleh persamaan tegangan efektif yang
disarankan oleh skempton (1960) :
Tegangan vertical total (σv), yaitu tegangan normal pada bidang horizontal pada
kedalaman z sama dengan berat seluruh material (padat + air) per satuan luas :
σ v = γ sat z
dengan z adalah kedalaman yang ditinjau dan g sat adalah berat volume tenah jenuh. Tekanan
air pori pada sebarang kedalaman akan berupa takanan hidrostatis, karena ruang pori diantara
butiran saling berhubungan. Karena itu, pada kedalaman z, tekanan air pori (u) adalah :
u = γ w z
menurut persamaan (4.1), tegangan vertical efektif (s v’) pada kedalaman z adalah
σ v’ = σ v – u
= z γ sat – z γ w
= ( γ sat - γ w) z = γ’z
Dengan g’ adalah berat volume apung tanah ( berat volume efektif atau berat volume
tanah terendam).
TEGANGAN EFEKTIF PADA TANAH TAK JENUH
Bila tanah tidak jenuh sempurna, maka rongga-rongga tanah akan terisi oleh air dan
udara,tekanan air pori (uw) harus selalu lebih kecil daripada tegangan yang terjadi dalam
udara (ua), akibat tarikan permukaan. Karena tanah tidak jenuh, pori udara akan membentuk
saluran yang sambung- menyambung melalui ruang diantara butiran, sedang pori air akan
terkonsentrasi pada daerah sekitrar kontak antar partikel. Bishop (1955) memberikan
persamaan hubungan tegangan total (σ) dan tegangan efektif (σ’) untuk tanah tak jenuh
sebagai berikut :
σ = σ’+ ua- X (ua-uw)
dengan X adalah parameter yang ditentukan secara eksperimental, yang mempunyai
hubungan secara langsung dengan derajat kejenuhan tanah. Sedang u w adalah tekanan air di
dalam ruang pori dan ua adalah tekanan udara dalam pori. Untuk tanah jenuh S=1 dan X=1.
Untuk tanah kering sempurna S=0 dan X=0 persamaan (4.15) akan sama dengan persamaan
(4.1) bila S=1.
PENGARUH GAYA REMBESAN PADA TEGANGAN EFEKTIF
Jika air mengalir dengan gradien hidrolik tertentu di dalam tanah,maka pengaruh
perbeadan tingi tekanan akan menimbulkan gaya pada butiran tanah. Arah gaya rembesan ini
searah dengan aliran.
Tegangan total :
σ = h1 γw + γ sat z
Tekanan air pori :
U = z γw + (h1+∆h) γw
Tegangan efektif :
σ' = σ-u
σ’ = h1 γw + γ sat z - z γw – ((h1+∆h) γw
atau
σ’= z γ’ - ∆h)γw
Tegangan efektif yang mengakibatkan keruntuhan pada bangunan sipil
Bangunan yang terletak di daerah tanah lunak akan mengalami penurunan (settlement) jika
tanah di area bangunan tersebut mengalami penambahan tegangan efektif. Perbedaan intensitas
beban yang bekerja pada masing-masing titik fondasi akan mengakibatkan terjadinya differential
settlement. Penelitian ini dimaksudkan untuk menginvestigasi stabilitas bangunan existing yang
mengalami differential settlement dengan mengambil studi kasus Bangunan Pabrik Tepung yang
terletak di Semarang, Jawa Tengah.Data penurunan yang diperoleh dari basil monitoring di lapangan
digunakan untuk mengestimasi penurunan yang terjadi sampai selesainya proses konsolidasi.
Hasil perhitungan ini digunakan sebagai input untuk menentukan konstanta pegas dari
masingmasing titik fondasi. Dengan menggunakan konstanta pegas tersebut, struktur
dianalisis dengan program static FEM untuk mengetahui pola keruntuhan struktur selama
terjadi differential settlement. Pola keruntuhan ini akan bermanfaat untuk menentukan
bagaimana untuk memperkuat struktur tersebut sehingga terhindar dari keruntuhan total.
Pada studi kasus ini perkuatan akan dilakukan dengan infill wall yang dikombinasikan
dengan external prestressing.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH