Anda di halaman 1dari 28

ASKEP LANSIA DENGAN

GANGGUAN ALAM PERASAAN

Tim Keperawatan Gerontik

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
LATAR BELAKANG
▶ Depresi merupakan problem kesehatan masyarakat.
▶ Menurut World Health Organization (WHO) depresi berada pada
urutan ke-empat penyakit dunia, dan diprediksikan akan
menjadi masalah gangguan kesehatan utama padatahun 2020
(Amir, 2005).
▶ WHO juga memperkirakan bahwa depresi akan menjadi
penyebab utama masalah penyakit dunia pada tahun 2020.
▶ WHO memperkirakan 121 juta orang kini menderita depresi 5,8
% pria dan 9,5 %wanita mengalami episode depresi pada tahun
tertentu.
▶ Dharmono (2008) mengatakan prevalensi depresi pada lansia di dunia sekitar
8-15% dan hasil meta analisis dari laporan-laporan negara-negara di dunia
mendapatkan prevalensi depresi pada lansia 13,5 % dengan perbandingan
wanita dan pria 14,1%
▶ Dengan insidensi depresi paling rendah terdapat pada lansia yang menetap di
masyarakat dan paling tinggi pada lansia yang menjadi penghuni panti rawat
Werdha (Futterman, Thompson, Gallagher-Thompson, dan Farris,1995)
dalam (Hoyer & Roodin, 2003).
▶ Untuk lansia yang tinggal di Institusi, angkanya meningkat hingga 50-
75% (Black, 1990, dalam Noorkasiani, 2009 ).
▶ Hasil survey yang dilakukan oleh dokter spesialis jiwa (PDSKJ) pada tahun
2007 menyebutkan sekitar 94% masyarakat Indonesia mengidap depresi dari
tingkat ringan sampai dengan tingkat yang paling berat
▶ The National Old People’s Welfare Council di Inggris menyatakan bahwa
depresi mental merupakan penyakit urutan pertama pada lanjut usia
(Nugroho, 2008)
▶Hampir 30 % lansi a mender it a depr esi
da n timbulnya depresi selain karena penyakit
yang diderita lansia juga diakibatkan karena
akibat post power syndrome bagi lansia yang
bekerja dan kurangnya dukungan serta perhatian
dari keluarga
 sehingga lansia merasa bahwa dirinya sudah
tidak dibutuhkan lagi, tidak berguna, tidak
dihargai di dalam keluarganya dan merasa
menjadi beban bagi keluarganya.
Pengertia
n
▶ Depresi merupakan kondisi emosi yang biasanya ditandai
dengan kesedihan yang sangat mendalam, perasaan tidak
berarti dan bersalah, menarik diri dari orang lain, tidak
dapat tidur, kehilangan selera makan, hasrat seksual, dan
mi-nat serta kesenangan dalam aktivitas yang biasa
dilakukan.
▶ Depresi adalah suatu perasaan sendu atau sedih yang
biasanya disertai dengan diperlambatnya gerak dan fungsi
tubuh. Mulai dari perasaan murung sedikit sampai pada
keadaan tak berdaya
Pengertia
n
▶ Depresi sebagai suatu gangguan mood yang dicirikan tak ada harapan
dan patah hati, ketidakberdayaanyang berlebihan, tak mampu
mengambil keputusan memulai sautu kegiatan, tak mampu
berkonsentrasi, tak punya semangat hidup, selalu tegang, dan mencoba
bunuh diri
▶ Depresi merupakan kondisi emosional yang biasanya ditandai dengan
kesedihan yang amat sangat, perasaan tidak berarti dan bersalah
(menarik diri, tidak dapat tidur, kehilangan selera, minat dalam
aktivitas sehari-hari
▶ Depresi adalah salah satu bentuk gangguan jiwa pada alam perasaan
(afektif, mood) yang ditandai kemurungan, kesedihan, kelesuan,
kehilangan gairah hidup, tidak ada semangat, dan merasa tidak
berdaya, perasaan bersalah atau berdosa, tidak berguna dan putus asa
Faktor penyebab depresi pada lansia

▶ Faktor biologi, faktor genetik, dan faktor


psikososial.
▶ Adapun faktor psikososial penyebab depresi pada
usia lanjut dalam peneli-tian ini antara lain
adalah stressor lingkungan, tipe kepribadian, dan
dukungan keluarga
▶ Faktor kesehatan, kepribadian, religiusitas,
pengalaman hidup yang pahit, harga diri dan
dukungan sosial.
ETIOLOGI DEPRESI PADA
LANSIA
▶ Polifarmasi  Terdapat beberapa golongan obat yang dapat
menimbulkan depresi, antara lain: analgetika, obat antiinflamasi
nonsteroid, antihipertensi, antipsikotik, antikanker, ansiolitika, dan
lain-lain.
▶ Kondisi medis umum  berapa kondisi medis umum yang berhubungan
dengan
▶ Teori neurobiologi  Para ahli sepakat bahwa faktor genetik berperan
pada depresi lansia. Pada beberapa penelitian juga ditemukan adanya
perubahan neurotransmiter pada depresi lansia, seperti menurunnya
konsentrasi serotonin, norepinefrin, dopamin, asetilkolin, serta
meningkatnya konsentrasi monoamin oksidase otak akibat proses
penuaan. Atrofi otak juga diperkirakan berperan pada depresi lansia.
ETIOLOGI DEPRESI PADA
LANSIA
▶ Teori psikodinamik  Elaborasi Freud pada teori Karl Abraham
tentang proses berkabung menghasilkan pendapat bahwa hilangnya
objek cinta diintrojeksikan ke dalam individu tersebut sehingga
menyatu atau merupakan bagian dari individu itu. Kemarahan
terhadap objek yang hilang tersebut ditujukan kepada diri sendiri.
Akibatnya terjadi perasaan bersalah atau menyalahkan diri sendiri,
merasa diri tidak berguna, dan sebagainya.
▶ Teori kognitif dan perilaku  Konsep Seligman tentang learned
helplessness menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kehilangan
yang tidak dapat dihindari akibat proses penuaan seperti keadaan
tubuh, fungsi seksual, dan sebagainya dengan sensasi passive
helplessness pada pasien usia lanjut.
ETIOLOGI DEPRESI PADA
LANSIA
▶ Teori psikoedukatif  Hal-hal yang dipelajari
atau diamati individu pada orang tua usia lanjut
misalnya ketidakberdayaan mereka, pengisolasian
oleh keluarga, tiadanya sanak saudara ataupun
perubahan-perubahan fisik yang diakibatkan oleh
proses penuaan dapat memicu terjadinya
depresi pada usia lanjut
Tanda dan gejala depresi lansia

▶ Sering mengalami gangguan tidur atau sering terbangun sangat pagi yang
bukan merupakan kebiasaanya sehari-hari
▶ Sering kelelahan, lemas, dan kurang dapat menikmati kehidupan sehari-
hari.
▶ Kebersihan dan kerapihan diri sering diabaikan
▶ Cepat sekali menjadi marah atau tersinggung
▶ Daya konsentrasi berkurang
▶ Pada pembicaraan sering disertai topic yang berhubngan dengan rasa pesimis
atau perasaan putus asa
▶ Berkurang atau hilangnya nafsu makan sehingga berat badan menurun secara
cepat.
▶ Kadang-kadang dalam pembicaraannya ada kecenderungan untuk bunuh diri
Perubahan pada lansia depresi

▶ Perubahan fisik
1. Perubahan nafsu makan sehingga berat badan turun (lebih dari 5% dari berat
badan bulan terakhir)
2. Gangguan tidur berupa gangguan untuk memulai tidur, tetap tertidur, atau
tidur terlalu lama. Jika tidur, merasa tidak segar dan lebih buruk di pagi hari
penurunan energi dengan perasaaan lemah dan kelelahan fisik. Beberapa
orang mengalami agitasi dengan kegelisahan dan bergerak terus.
3. Nyeri, nyeri kepala, dan nyeri otot dengan penyebab fisik yang tidak diketahui
gangguan perut, konstipasi.
Perubahan pada lansia depresi
▶ Perubahan pemikiran
1. Pikiran kacau, melambat dalam berpikir, berkonsentrasi, atau sulit mengingat
informasi
2. Sulit dan sering menghindari mengambil keputusan
3. Pemikiran obsesif akan terjadi bencana atau malapetaka
4. Preokupasi atas kegagalan atau kekurangan diri menyebabkan kehilangan
kepercayaan diri
5. Menjadi tidak adil dalam mengambil keputusan
6. Hilang kontak dengan realitas, dapat menjadi halusinasi (auditorik) atau
delusi
7. Pikiran menetap tentang kematian, bunuh diri, atau mencoba melukai diri
sendiri
Perubahan pada lansia depresi
▶ Perubahan perasaan
1. Kehilangan minat dalam kegiatan yang dulu merupakan sumber kesenangan
2. Penurunan minat dan kesenangan seks
3. Perasaan tidak berguna, putus asa, dan perasaan bersalah yang besar
4. Tidak ada perasaan
5. Perasaan akan terjadi malapetaka
6. Kehilangan percaya diri
7. Perasaan sedih dan murung yang lebih buruk di pagi hari
8. Menangis tiba-tiba, tanpa alasan jelas
9. Iritabel, tidak sabar, marah, dan perasaan agresif
Perubahan pada lansia depresi
▶ Perubahan perilaku
1. Menarik diri dari lingkungan sosial, kerja, atau kegiatan santai
2. Menghindari mengambil keputusan
3. Mengabaikan kewajiban seperti pekerjaan rumah, berkebun, atau membayar
tagihan
4. Penurunan aktivitas fisik dan olahraga
5. Pengurangan perawatan diri seperti perawatan diri dan makan
6. Peningkatan penggunaan alkohol atau obat-obatan
Tingkat depresi pada lansia (PPDGJ-III)

▶ Depresi ringan
1. Kehilangan minat dan kegembiraan
2. Berkurangnya energy yang menuju meningkatnya keadaan
mudah lelah dan menurunnya aktivitas
3. Konsentrasi dan perhatian yang kurang
4. Harga diri dan kepercayaan diri yang kurang
Tingkat depresi pada lansia (PPDGJ-III)

▶ Depresi Sedang
1. Kehilangan minat dan kegembiraan
2. Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan
mudah lelah dan menurunnya aktivitas
3. Konsentrasi dan perhatian yang kurang
4. Harga diri dan kepercayaan diri yang kurang
5. Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
Tingkat depresi pada lansia (PPDGJ-III)

▶ Depresi Berat
1. Mood depresif
2. Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan
menurunnya aktivitas
3. Konsentrasi dan perhatian yang kurang
4. Harga diri dan kepercayaan diri yang kurang
5. Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
6. Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
7. Perbuatan yang membahayakan dirinya sendiri atau bunuh diri
8. Tidur terganggu
9. Disertai waham, halusinasi1
10. Lamanya gejala tersebut berlangsung selama 2 minggu
Pemeriksaan penunjang depresi pada
lansia
▶ InstrumenGeriatri Depression Scale(GDS) adalah sebagai berikut :
1. Apakah bapak / ibu sekarang ini merasa puas dengan kehidupannya ?
2. Apakah bapak / ibu telah meninggalkan banyak kegiatan atau kesenangan akhir-
akhir ini ?
3. Apakah bapak / ibu merasa hampa / kosong didalam hidup ini ?
4. Apakah bapak / ibu sering merasa bosan ?
5. Apakah bapak / ibu mempunyai harapant yang baik dimasa depan ?
6. Apakah bapak / ibu punya pikiran jelek yang terus menerus mengganggu ?
7. Apakah bapak / ibu memiliki semangat yang baik setiap saat ?
8. Apakah bapak / ibu takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda ?
9. Apakah bapak / ibu merasa bahagia sebagian besar waktu ?1
10. Apakah bapak / ibu sering tidak mampu berbuat apa-apa ?11)Apakah bapak / ibu
sering merasa resah dan gelisah ?
11. Apakah bapak / ibu sering merasa resah dan gelisah ?
12. Apakah bapak / ibu senang tinggal tinggal dirumah daripada keluar
dan mengerjakan sesuatu ?
13. Apakah bapak / ibu sering merasa khawatir tentang masa depan?
14. Apakah bapak / ibu akhir-akhir ini sering pelupa ?
15. Apakah bapak / ibu pikir bahwa hidup bapak / ibu sekarang ini
menyenangkan ?
16. Apakah bapak / ibu sering merasa sedih atau putus asa ?
17. Apakah bapak / ibu merasa tidak berharga akhir-akhir ini ?
18. Apakah bapak / ibu sering merasa khawatir tentang masa lalu ?
19. Apakah bapak / ibu merasa hidup ini menggembirakan ?
20. Apakah sulit bagi bapak / ibu untuk memulai kegiatan yang baru ?
21. Apakah bapak / ibu merasa penuh semangat ?
22. Apakah bapak / ibu merasa situasi sekarang ini tidak ada harapan ?
23. Apakah bapak / ibu berpikir bahwa orang lain lebih baik keadaanya daripada
bapak / ibu
24. Apakah bapak / ibu sering marah karena hal-hal yang sepele ?
25. Apakah bapak / ibu sering merasa ingin menangis ?
26. Apakahbapak / ibu sulit berkonsentrasi ?
27. Apakah bapak / ibu merasa senang waktu bangun tidur di pagi hari ?
28. Apakah bapak / ibu tidak suka berkumpul di pertemuan sosial ?
29. Apakah mudah bagi bapak / ibu membuat sesuatu keputusan ?
30. Apakah pikiran bapak / ibu masih tetap mudah dalam memikirkan sesuatu
seperti dulu ?
Keterangan :
a) Skor 0-10 : Tidak ada depresi
b) Skor 11-20 : Depresi ringan
c) Skor 21-30 : Depresi berat
Dampak Depresi pada Lansia
▶ Depresi dapat meningkatkan angka kematian pada pasien dengan penyakit
kardiovaskuler
▶ Pada depresi timbul ketidakseimbangan hormonal yang dapat memperburuk
penyakit kardiovaskular. (Misal: peningkatan hormon adrenokortikotropin akan
meningkatkan kadar kortisol).
▶ Metabolisme serotonin yang terganggu pada depresi akan menimbulkan efek
trombogenesis.
▶ Perubahan suasana hati (mood) berhubungan dengan gangguan respons
imunitas termasuk perubahan fungsi limfosit dan penurunan jumlah limfosit.
▶ Pada depresi berat terdapat penurunan aktivitas sel natural killer.
▶ Pasien depresi menunjukkan kepatuhan yang buruk pada program pengobatan
maupun rehabilitasi
PENATALAKSANAAN LANSIA DEPRESI

▶ Menyusun jadwal pertemuan untuk menjaga kepatuhan dan komitmen .


▶ Mengetengahkan topic pembicaraan tentang kehidupan social yang
umum untuk membangun hubungan dokter – pasien yang baik
▶ Secara terfokus membicarakan masalah dan menetapkan sasaran
realistis yang dapat dicapai untuk memberikan arah yang pasti bagi
pasien
▶ Mendorong pasien terlibat dalam kegiatan yang berarti dan berguna
untuk meningkatkan kemampuan menikmati pengalaman yang
menyenangkan
▶ Menunjukkan kepedulian melalui sentuhan fisis yang wajar
▶ Meninjau kembali apa yang telah dicapai dimasa lalu untuk
membangkitkan rasa mampu dan harga diri.
Indikasi Pemberian Obat Antidepresi

▶ Secara umum indikasi pemberian obat anti depresi adalah


untuk gangguan depresi sedang sampai berat , episode
depresi berulang dan depresi dengan gambaran melankolia
atau psikotik. Karena manifestasi klinis depresi pada usia
lanjut seringkai tidak khas , maka menentukan indikasi
pemberian obat antidepresi pada pasien lansia
seringkali merupakan pertimbangan klinis
berdasarkan pada pengalaman klinis dalam
mengenali tanda dan gejala depresi yang terselubun
Pemilihan obat Antidepresi

▶ Tricyclic compound : Amitriptyline, Imipramine, Clomipramine, Tianeptin


▶ Tetracyclic compound :Maprotiline, Mianserin, Amoxapine
▶ Reversible MAOIs : Moclobemide
▶ Serotonin Selective Reuptake Inhibitor / SSRI : Fluoxetin, Sertralin, Paroksetin,
Fluvoksamin, Sitalopram
▶ Atypical Antidepresants : Trazodone, Nefazodone, Mirtazepin, Venlafaksin
▶ Saat ini golongan SSRI merupakan obat antidepresi yang dianjurkan sebagai lini
pertama sebagai pengobatan depresi pada lansia.
▶ Dari golongan SSRI, Sitalopram dan Sertralin dianggap paling aman karena
kedua obat ini sangat sedikit dimetabolisme oleh isoenzym cytochrome P450,
sehingga mengurangi resiko interaksi obat yang merugikan.
▶ Namun SSRI mempunyai efek samping yaitu keluhan serotoninergic seperti sakit
kepala, mual, diare, insomnia dan agitasi psikomotor.
▶ SSRI juga dapat menimbulkan efek samping ekstrapiramidal khususnya pada
pasien depresi dengan komorbiditas penyakit syaraf.
▶ Salah satu efek samping berbahaya darin SSRI adalah Central Serotonin
Syndrom , yang dapat timbul bila digunakan bersama obat-obat yang dapat
memacu transmisi serotonin, seperti MAOIs dan obat-obat dekongestan
( phenylpropanolamine ).
▶ Penggunaan fluvoksamin bersama teofilin harus dihindari karena
dapat menyebabkan takikardi supraventricular yang serius.
engobatan antidepresi dibedakan atas
tiga fase:
▶ Fase akut yang berlangsung antara 6 -12 minggu. Pada
tahap ini dosis optimal obat untuk memperbaiki gejala
depresi diharapkan tercapai.
▶ Tahap kedua disebut sebagai fase lanjutan yakni dosis
optimal dipertahankan selama 4 sampai dengan 9 bulan
untuk mencegah terjadinya relaps.
▶ Tahap berikutnya disebut terapi rumatan yang dapat
berlangsung hingga satu tahun atau lebih. Terapi rumatan
diberikan terutama untuk gangguan depresi dengan
riwayat episode berulang
Thanks

Anda mungkin juga menyukai