Anda di halaman 1dari 30

Clinical Science Session

RUPTUR UTERI

Miftahul Janah 1940312120


Preseptor : dr Benny Oktara,SpOG
Pendahuluan
1
LATAR BELAKANG

• Perdarahan masih merupakan trias


“ penyebab kematian maternal
tertinggi
• Ruptur uteri merupakan salah satu
bentuk perdarahan yang terjadi pada
kehamilan lanjut dan persalinan,
• Ruptura uteri bisa disebabkan oleh
anomali atau kerusakan yang telah
ada sebelumnya,
• Angka kejadian rupture uteri di
“ Indonesia masih tinggi yaitu
berkisar antara 1:92 sampai 1:428
persalinan
• Angka kematian ibu akibat ruptur
uteri :17,9% - 62,6%, angka
kematian anak :89,1% -100%

4
BATAS MASALAH

• Clinical Science Session ini


“ membahas mengenai kasus
Ruptur uteri dan teori tentang
defenisi, epidemiologi dan
faktor resiko, klasifikasi,
etiologi, patofisiologi,
diagnosis,
tatalaksana,komplikasi serta
prognosis Ruptur uteri 5
TUJUAN PENULISAN

• Tujuan penulisan Clinical


“ Science Session ini adalah
untuk mengembangkan
wawasan dan pemahaman
mengenai Ruptur uteri

6
METODE PENULISAN

• Penulisan makalah ini


“ menggunakan metode
tinjauan pustaka dengan
merujuk ke berbagai
literatur.

7
Daftar Pustaka
2
Definisi
• Ruptur uteri :robeknya dinding uterus
saat kehamilan maupun melahirkan
yang terjadi akibat terlampauinya
daya regang miometrium.
• ruptura uteri komplit : keadaan
robekan pada rahim di mana telah
terjadi hubungan langsung antara
rongga amnion dan rongga
MAPS Epidemiologi

Insiden seluruh dunia: 0,05% Angka kematian ibu akibat ruptur


uteri 17,9% sampai 62,6%
Negara berkembang>maju
angka kematian anak pada ruptur
Angka kejadian negara uteri berkisar antara 89,1% sampai
maju : 100%
1:1250 – 1:2000

Angka kejadian di indonesia: Segmen bawah rahim merupakan lokasi


1:92 – 1: 428 tersering terjadinya ruptur uteri (83,3%)

10
faktor risiko
riwayat operasi pada uterus sebelumnya
usia,
paritas,
persalinan lama atau macet,
persalinan dengan bantuan instrumen,
penggunaan obat-obatan untuk induksi
atau augmentasi persalinan.

11
Klasifikasi
Menurut sebabnya:
-kerusakan/anomali uterus yang telah ada sebelum hamil
-Kerusakan/anomali uterus yang terjadi dalam kehamilan

12
Menurut keadaan robek:
a. Rupture uteri inkomplit (subperitoneal)
b. Rupture uteri komplit (transperitoneal)
Menurut etiologi:
a. Ruptur uteri spontan
b. Ruptur uteri traumatika
c. Ruptur uteri jaringan parut

13
Etiologi

• Ruptura uteri bisa disebabkan oleh anomali atau


kerusakan yang telah ada sebelumnya, karena
trauma, atau sebagai komplikasi persalinan pada
rahim yang masih utuh.

14
Patofisiologi
• Hiskorpus uteri mengalami kontraksi dan retraksi
• Dinding korpus uteri menjadi tebal dan volume korpus
uteri tipis
• Tubuh janin yang dikorpus uteri akan terdorong
kedalam segmen bawah rahim
• Segmen bawah rahim melebar dan menipis karena
tertarik oleh kontraksi segmen atas rahim
15
Janin tdk turunperubahan
lingkaran retraksi fisiologis ke
patologis(lingkaran Bandl)

Ini terjadi karena segmen


bawah rahim terus-menerus
tertarik ke proksimal, tetapi
tertahan di bagian distalnya
oleh serviks

16
• His kuat terus menerus + tubuh janin tidak
turunlingkaran retraksi makin tinggisegmen
bawah rahim semakin tertarik ke atas sembari
dindingnya menjadi sangat tipis hanya beberapa
milimeter saja lagi
• His berikutnya robekan

17
18
Diagnosis
• Anamnesis
• Adanya riwayat partus yang lama atau macet
• Adanya riwayat partus dengan manipulasi oleh
penolong.
• Adanya riwayat multiparitas
• Adanya riwayat operasi pada uterus (misalnya seksio
sesaria. enukleasi mioma atau miomektomi, histerektomi,
histeritomi, dan histerorafi.
19
• 2. Gambaran Klinis
• his yang kuat dan terus menerus,
• rasa nyeri yang hebat di perut bagian bawah, nyeri waktu
ditekan, gelisah, nadi dan pernapasan cepat. segmen
bawah uterus tegang, nyeri pada perabaan,
• lingkaran retraksi (Van Bandle Ring) meninggi sampai
mendekati pusat, dan ligamentum rotunda menegang.
• Pasien merasa sangat sakit dan seperti ada robek dalam
perut.

20
• Pemeriksaan Luar
• Nyeri tekan abdominal
• Perdarahan per vaginam
• Kontraksi uterus biasanya akan hilang
• Pada palpasi bagian janin mudah diraba di bawah dinding perut
ibu atau janin teraba di samping uterus
• Di perut bagian bawah teraba uterus kira-kira sebesar kepala bayi
• DJJ biasanya negatif (bayi sudah meninggal)
• Terdapat tanda-tanda cairan bebas
• Jika kejadian ruptur uteri telah lama, maka akan timbul gejala-gejala
meteorismus dan defans muskular yang menguat sehingga sulit
untuk meraba bagian-bagian janin 21
• Pemeriksaan dalam
• ruptura uteri komplit:
• (1) jari-jari tangan dalam bisa meraba permukaan rahim dan
dinding perut yang licin,
• (2) dapat meraba pinggir robekan, biasanya terdapat pada bagian
depan di segmen bawah rahim,
• (3) dapat memegang usus halus atau omentum melalui robekan,
• (4) dinding perut ibu dapat ditekan menonjol ke atas oleh ujung
jari-jari rangan dalam sehingga ujung jari-jari rangan luar saling
mudah meraba ujung jari-jari tangan dalam.
22
• Pada ruptur uteri inkomplit:
• Perdarahan biasanya tidak terlalu banyak, darah berkumpul di
bawah peritoneum atau mengalir keluar melalui vagina.
• Janin umumnya tetap berada dalam uterus.
• Pada kateterisasi didapat urin berdarah.

23
Tatalaksana
• Perbaiki keadaan Umum
• Atasi syok dengan pemberian cairan dan darah
• Berikan antibiotika
• Oksigen
• Laparatomi
• Histerektomi
• Repair Uterus (histerorafi)

24
Komplikasi
• Syok hipovolemik
• disseminated intravascular
coagulation (DIC)
• Septikemia
• Kematian maternal
• Kematian perinatal

25
Prognosis
Prognosis tergantung dari:
• Terjadi pada uterus yang utuh / pada
bekas SC/dehisens
• kecepatan pasien menerima tindakan
bantuan yang tepat dan cekatan.

26
Kesimpulan
3
• Ruptur uteri merupakan salah satu bentuk perdarahan
yang terjadi pada kehamilan lanjut dan persalinan .Faktor
etiologi ruptur uteri dapat dibedakan menjadi 3 yaitu
faktor trauma pada uterus, faktor jaringan parut pada
uterus, dan faktor yang terjadi secara spontan. Faktor
prediposisi terjadinya ruptur uteri dipengaruhi oleh faktor
uterus, ibu, janin, plasenta, dan persalinan..

28
• Ruptur uteri merupakan peristiwa yang gawat bagi ibu
dan terutama untuk janin. Apabila ruptur uteri terjadi
dirumah sakit dan pertolongan dapat diberikan dengan
segera, angka mortalitas ibu dapat ditekan sampai
beberapa persen. Akan tetapi di Indonesia, seringkali
penderita dibawa ke rumah sakit dalam keadaan syok,
dehidrasi, atau sudah adanya infeksi intrapartum sehingga
angka kematian ibu menjadi sangat tinggi

29
“ My mother was my first
country.
The first place
I ever lived.
“salt”
Nayyirah Waheed
30

Anda mungkin juga menyukai