Anda di halaman 1dari 33

PENGERTIAN, PROSES

DAN MANFAAT
AMDAL
PERTEMUAN IX
PENDAHULUAN
 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) mulai
berlaku di Republik Indonesia tahun 1986 dengan diterbitkannya
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986.
 Terbitnya UU No. 23 Tahun 1997 pengganti UU No.4 Tahun 1982
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, maka PP No. 29 Tahun 1986
ini tidak memadai lagi, kemudian diganti dengan PP No. 51 Tahun
1993, dan disempurnakan lagi dengan PP No. 27 Tahun 1999 tentang
AMDAL dengan harapan pengelolaan lingkungan hidup dapat lebih
optimal.
 Satu hal penting yang diatur dalam PP No. 27 Tahun 1999 adalah
pelimpahan hampir semua kewenangan penilaian AMDAL ke pada
daerah.
 Adapun UU dan PP ini kemudian ditindaklanjuti dengan peraturan
peraturan yang terkait, antara lain:
1. KepmenLH No. 2 Tahun 2000, tentang panduan Penilaian
Dokumen AMDAL.
2. KepmenLH No. 17 Tahun 2001, tentang Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan yang Wajib dilengkapi AMDAL.
3. Keputusan Kepala Bapedal No. 8 Tahun 2000, tentang keterlibatan
masyarakat dan keterbukaan informasi dalam Proses AMDAL.
4. Keputusan Kepala Bapedal No. 9 Tahun 2001, tentang pedoman
penyusun an AMDAL

 Dengan berbagai ketentuan tersebut, diharapkan pembangunan yang


dilaksanakan di Indonesia adalah pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan, sebagaimana tujuan dari UU tentang
pengelolaan lingkungan hidup.

 Sasaran pengelolaan lingkungan hidup antara lain adalah untuk :


 Tercapainya keselarasan, keserasian, keseimbangan antara manusia
dan lingkungan hidup
 Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa
depan
 Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup
PENJELASAN UMUM
DEFENISI
 AMDAL, adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha
dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambil keputusan tentang penyelenggaraan
usaha dan/atau kegiatan yang dimaksud.
 Dalam pelaksanaannya, AMDAL merupakan proses pengkajian ter padu
yang mempertimbangkan aspek ekologi, sosial-ekonomi, dan sosial-
budaya sebagai pelengkap studi kelayakan suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan.

DASAR HUKUM
 Dasar hukum pelaksanaan AMDAL adalah :
 UU No. 32 Tahun 2009 sebagai pengganti UU No. 23 Tahun 1997,
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
 PP No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup
TUJUAN DAN SASARAN
 Tujuan dan sasaran AMDAL adalah untuk menjamin agar suatu usaha
dan/atau kegiatan pembangunan dapat beroperasi secara berkelanjutan
tanpa merusak dan mengorbankan lingkungan atau dengan kata lain usaha
atau kegiatan tersebut layak dari aspek lingkungan hidup
 Melalui pengkajian AMDAL , kelayakan lingkungan sebuah rencana usaha
dan/atau kegiatan pembangunan diharapkan mampu secara optimal
meminimalkan kemungkinan dampak lingkungan hidup yang negatif, serta
dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara efesien.
 Tercapainya sasaran tersebut, maka dalam penilaian suatu program/ proyek
atau usaha dan/atau kegiatan, perlu dilakukan :
 studi kelayakan lingkungan,
 studi kelayakan teknis, dan
 studi kelayakan ekonomis
 Ketiga studi kelayakan tersebut akan dapat memberikan masukan
untuk mendapatkan keadaan yang optimum bagi proyek tersebut,
terutama dampak lingkungan dapat dikendalikan melalui pendekatan
teknis, atau dapat disebut sebagai penekanan dampak negatif dengan
engineering approach,
 Bila pendekatan ini yang digunakan, biasanya akan dapat
menghasilkan biaya pengelolaan dampak yang relatif murah atau
rendah (Gambar 1).
 Kenyataan yang biasanya terjadi ialah bahwa hasil studi kelayakan
lingkungan (ANDAL) tidak dapat mempengaruhi atau meng- hasilkan
penyesuaian di dalam studi kelayakan teknis maupun ekonomis.
Keadaan ini dapat dikatakan usaha pengendalian dampaknya disebut
sebagai pendekatan limbah (waste approach) dan biasanya tidak
mudah dan mahal(Gambar 2)
Studi kelayakan teknis

Studi kelayakan lingkungan


(Andal)

Studi kelayakan
ekonomis

Proyek Dampak Pengelolaan


berjalani lingkungan lingkungan
Gambar 1.
Pengendalian dampak lingkungan dengan pendekatan teknis (engineering approach).

 Kenyataan yang biasanya terjadi ialah bahwa hasil studi kelayak an


lingkungan (ANDAL) tidak dapat mempengaruhi atau meng- hasilkan
penyesuaian di dalam studi kelayakan teknis maupun ekonomis. Keadaan
ini dapat dikatakan usaha pengendalian dampaknya disebut sebagai
pendekatan limbah (waste approach) dan biasanya tidak mudah dan
mahal(Gambar 2)
Studi kelayakan teknis

Studi kelayakan lingkungan


(ANDAL)
Studi kelayakan
ekonomis

Proyek Dampak Pengelolaan


berjalan lingkungan lingkungan
Gambar 2.
Pengendalian dampak lingkungan dengan pendekatan limbah (waste approach).

 Dalam Gambar 1, sebenarnya sudah terjadi pengendalian dampak


lingkungan dengan jalan melalui penyesuaian dari sudut teknis, sedangkan
bentuk pada Gambar 2, tidak ada usaha pengendalian dampak melalui
penyesuaian dari teknis proyek, semata-mata pengendalian dampak hanya
mengandalkan bangunan atau usaha khusus untuk mengendalikan dampak,
sehingga perlu di- susun anggaran baru untuk hal tersebut.
KEGUNAAN AMDAL
 Sebagai kajian kelayakan lingkungan suatu rencana usaha dan/ atau
kegiatan yang prosesnya melibatkan pihak-pihak yang ber kepentingan,
AMDAL sangat berguna bagi Pemerintah, Masyarakat, dan
Pemrakarsa/Kelompok Usaha.
 Pemerintah
 Sebagai alat pengambil keputusan tentang kelayakan lingkungan dari
suatu rencana usaha dan/atau kegiatan
 Merupakan bahan masukan dalam perencanaan pembangunan
wilayah
 Untuk mencegah agar potensi sumberdaya alam di sekitar lokasi
proyek tidak rusak dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.
 Masyarakat
 Dapat mengetahui rencana pembangunan di daerahnya sehingga dapat
mempersiapkan diri untuk berpartisipasi.
 Mengetahui perubahan lingkungan yang akan terjadi dan manfaat
serta kerugian akibat adanya suatu kegiatan.
 Mengetahui hak dan kewajibannya di dalam hubungan dengan usaha
dan/atau kegiatan di dalam menjaga dan mengelola kualitas
lingkungan.
 Pemrakarsa
 Untuk mengetahui masalah-masalah lingkungan yang akan dihadapi
pada masa yang aka datang
 Sebagai bahan untuk analisis pengelolaan dan sasaran proyek
 Sebagai pedoman untuk pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan .
 Secara umum kegunaan AMDAL adalah :
 Memberikan informasi secara jelas mengenai suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan berikut dampak-dampak lingkungan yang akan
ditimbulkannya
 Menampung aspirasi, pengetahuan, dan pendapat penduduk, khususna
dalam masalah lingkungan akan didirikannya rencana usaha tersebut
 Menampung informasi setempat yang berguna bagi pemrakarsa dan
masyarakat dalam mengantisipasi dampak dan mengelola lingkung-an.
 Melalui partisipasi masyarakat dalam proses AMDAL diharapkan masa
datang masyarakat juga akan turut serta secara aktif dalam pengambilan
keputusan mengenai kelayakan lingkungan suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan.
DOKUMEN AMDAL
Dokumen AMDAL terdiri dari
 Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-
ANDAL). Dokumen ini memuat ruang lingkup dan kedalaman kajian
analisis mengenai dampak lingkungan hidup yang akan dilaksanakan sesuai
hasil proses pelingkupan (skoping).
Pelingkupan, adalah proses pemusatan studi pada hal-hal yang berkaitan
dengan dampak besar dan penting, sehingga pengkajian atau pembahasan
suatu masalah tidak meluas ke hal-hal yang tidak relevan yang dapat
mengakibatkan tujuan studi AMDAL tidak optimal. Kekeliruan di dalam
proses skoping, akan membawa kefatalan dalam prediksi, evaluasi,
konsklusi, dan mitigasi atau rekomendasi yang disimpulkan dalam KA-
ANDAL.
 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL), Dokumen
ini memuat uraian secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan
penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan berdasarkan arahan yang
telah disepakati dalam dokumen KA-ANDAL .
 Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL),
Dokumen ini memuat berbagai upaya mencegah, mengendalikan, dan
menanggulangi dampak besar dan penting terhadap lingkung an hidup
yang bersifat negatif akibat rencana usaha dan/atau kegiatan, serta
meningkatkan secara optimal dampak positifnya

 Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL),


Dokumen ini memuat berbagai rencana pemantauan terhadap berbagai
komponen lingkungan hidup yang telah dikelola akibat terkena
dampak besar dan penting dari rencana usaha dan/atau kegiatan.

 Ke empat dokumen ini yaitu KA-ANDAL, ANDAL, RKL, dan RPL


merupakan satu rangkaian studi yang saling kait mengkait baik dalam
proses penyusunannya maupun penilaiannya.
PENDEKATAN STUDI AMDAL
 Pendekatan studi AMDAL yang tepat dibutuhkan untuk meng- optimalkan hasil kajian,
serta untuk mengefisiensikan proses pelaksanaannya Artinya, suatu jenis usaha dan/atau
kegiatan akan dapat diproses dalam waktu jauh lebih singkat dan menyeluruh bila
memperguna kan pendekatan yang tepat, dibandingkan apabila menggunakan
pendekatan yang lain.
 Pendekatan pelaksanaan studi AMDAL yang dikenal di Indonesia:
 AMDAL Kegiatan Tunggal, adalah penyusunan studi AMDAL bagi satu jenis
usaha dan/atau kegiatan yang kewenangan pembinaan- nya di bawah satu instansi
yang membidangi usaha dan/atau kegiatan tersebut
 AMDAL Kegiatan Terpadu / Multisektor, adalah penyusunan studi AMDAL bagi
usaha dan/atau kegiatan terpadu baik dalam hal perencanaan, proses produksinya
maupun pengelolaannya dan melibatkan lebih dari satu instansi yang membidangi
kegiatan tersebut serta dalam kesatuan hamparan ekosistem
 AMDAL Kegiatan dalam Kawasan, adalah penyusunan studi AMDAL bagi usaha
dan/atau kegiatan yang berlokasi di dalam suatu kawasan yang telah ditetapkan atau
berada dalam kawasan/zona pengembangan wilayah sesuai dengan tata ruang
wilayah dan/atau kawasan yang telah ditetapkan pada kesatuan hamparan ekosistem.
PIHAK-PIHAK YANG BERKEPENTINGAN DENGAN AMDAL
 Pada dasarnya ada tiga pihak yang berkepentingan dalam AMDAL,
yaitu Pemerintah, Kelompok Usaha, dan Masyarakat.
 Ketiga komponen ini dilibatkan dalam proses penilaian dan
pemrosesan dokumen AMDAL, dimana uraian tugas, hak, dan
kewajiban masing-masing masuk dalam lingkup peran berikut:
 Komisi Penilai AMDAL, yaitu komisi yang bertugas menilai
doku-men AMDAL dengan pengertian di tingkat pusat oleh
Komisi Penilai Pusat (KPP) dan di tingkat daerah oleh Komisi
Penilai Daerah (KPD). Unsur pemerintah yang berkepentingan dan
warga masyarakat yang terkena dampak duduk sebagai anggota di
dalam Komisi Penilai ini.
 Pemrakarsa / Kelompok Usaha: yaitu orang atau badan hukum
yang bertanggung jawab atas suatu usaha dan/atau kegiatan yang
akan dilargksanakan.
 Warga masyarakat yang terkena dampak, yaitu orang atau kelompok
warga masyarakat yang akibat akan dibangunnya suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan tersebut akan menjadi kelompok yang diuntungkan
(beneficiary groups), dan kelompok yang dirugi- kan (at-risk groups).
Lingkup warga yang terkena dampak ini dibatasi pada masyarakat yang
berada dalam ruang dampak rencana usaha dan/atau kegiatan yang dimaksud.
 Namun demikian dalam pelaksanaannya ada beberapa komponen lainnya
yang ikut terlibat, seperti:
 Pemberi izin, yaitu instansi yang berwenang menerbitkan izin untuk
melakukan usaha dan/atau kegiatan atas dasar hasil studi AMDAL yang
dilakukan
 Pakar Lingkungan dan Pakar Teknis, yaitu seorang yang ahli di bidang
lingkungan dan bidang ilmu tertentu
 Lembaga Pelatihan, yaitu lembaga yang menyelenggarakan kursus dan/
atau pelatihan yang berhubungan dengan pengelolaan lingkungan
hidup/AMDAL
 Konsultan, orang atau badan hukum yang diberi wewenang oleh
pemrakarsa untuk menyusun studi AMDAL.
PENGERTIAN DAMPAK BESAR DAN PENTING
 Dampak, adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu
aktivitas yang dapat bersifat alami ataupun berasal dari ke giatan manusia.
Dampak yang dikaji dalam AMDAL, adalah dampak yang disebabkan oleh
aktivitas manusia
 Dalam konsep Analisis Dampak Lingkungan, pengertian dari “dampak
besar dan penting” adalah, perubahan lingkungan hidup yang sangat
mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan dari
aktivitas manusia.
 Dampak yang terjadi dapat berupa biofisik, sosial-ekonomi, dan sosial-
budaya. Dampak dapat berupa dampak primer, yang dapat menyebabkan
dampak lanjutannya berupa dampak sekunder, tertier, dan seterusnya.
 Untuk mengetahui adanya dampak atau terjadinya perubahan pada
lingkungan, diperlukan data tentang kondisi lingkungan sebelum adanya
usaha dan/atau kegiatan, yang dikenal dengan istilah rona awal
lingkungan.
 Untuk mengukur dan menentukan dampak besar dan penting ter sebut,
digunakan kriteria sebagai berikut diantaranya:
 Jumlah manusia yang terkena dampak
 Luas wilayah penyebaran dampak
 Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
 Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak
 Sifat kumulatif dampak
 Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak
 Usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak
besar dan penting terhadap lingkungan hidup meliputi,
 Perubahan bentang lahan dan alam
 Eksploitasi SDA yang terbaharui maupun yang tidak terbaharui
 Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan
pemborosan, pencemaran, dan kerusakan lingkungan hidup serta
kemerosotan SDA dalam pemanfaatannya
 Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam,
lingkungan buatan, serta lingkungan sosial-budaya
 Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi pelestarian
kawasan konservasi SDA dan kawasan cagar budaya
 Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan, dan jasad renik.
 Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non-hayati
 Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk
mempengaruhi lingkungan hidup
 Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi dan/atau mempengaruhi
pertahanan negara RI.
MENGAPA HARUS AMDAL ?
 Pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan dua macam cara yaitu sebagai
berikut:
a. AMDAL harus dilakukan untuk proyek yang akan dibangun karena UU
dan Peraturan Pemerintah menghendaki demikian. Apabila pemilik atau
pemrakarsa tidak melakukannya, maka akan melanggar undang-undang
dan besar kemungkinan perizinan untuk membangun proyek tersebut tidak
akan didapat, atau akan menghadapi pengadilan yang dapat memberikan
sangsi-sangsi yang tidak ringan.
b. AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak karena
adanya proyek-proyek pembangunan. Jawaban ini merupa kan jawaban
yang ideal, tetapi kesadaran mengenai masalah ini tidak mudah
ditanamkan pada setiap orang terutama para pemra-karsa proyek.
PROSEDUR AMDAL
Gambaran Umum Prosedur Amdal
 Pemahaman prosedur AMDAL akan membantu kelancaran penyelesaian
AMDAL, sekaligus juga meningkatkan kualitas kajian dan pengelolaan
lingkungan.
 Prosedur AMDAL secara garis besar terdiri dari tiga proses besar:
 Proses penapisan (screening) wajib AMDAL
 Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL
 Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL
 Dalam setiap tahap proses di atas, keterlibatan masyarakat sangat
diwajibkan.
 Untuk dapat memahami lebih dalam lihat bagan prosedur AMDAL berikut
ini.
PEMRAKARSA
BAPEDALDA/BLH KOMISI PENILAI AMDAL
(dibantu konsultan)

KERANGKA
ACUAN AMDAL
PENILAIAN
KA-ANDAL

KEPUTUSAN
KA-ANDAL

DASAR BAGI
PENYUSUNAN
PENYUSUNAN
ANDAL, RKL, RPL
STUDI AMDAL

PENILAIAN ANDAL,
RKL, RPL

KEPUTUSAN
ANDAL, RKL, RPL TIDAK LAYAK
LINGKUNGAN

DASAR
LAYAK PEMBERIAN IZIN
LINGKUNGAN USAHA

Gambar 3. Bagan Prosedur AMDAL


PROSES PENAPISAN USAHA/KEGIATAN WAJIB AMDAL
 Proses penapisan kegiatan wajib AMDAL adalah suatu upaya dalam
menentukan apakah suatu rencana usaha atau kegiatan wajib menyusun
AMDAL atau tidak. Bagi kita di Indonesia, proses penapisan ini secara jelas
telah diatur melalui Keputusan Menteri Nagara Lingkungan Hidup No. 3
tahun 2000.
 Namun demikian bilamana terjadi keraguan mengenai penetapan jenis
kegiatan ini dapat ditanyakan ke BLH (Badan Lingkungan Hidup).
PROSEDUR PENAPISAN
 Berikut ini langkah-langkah penapisan usaha atau kegiatan wajib AMDAL:
1. Perhatikan daftar jenis usaha atau kegiatan wajib AMDAL dalam
Lampiran Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun
2000. Jika rencana usaha atau kegiatan yang diusulkan masuk dalam
daftar ini maka jenis usaha atau kegiatan tersebut wajib dilengkapi dengan
AMDAL
2. Dalam hal suatu rencana usaha atau kegiatan tidak termasuk dalam daftar
lampiran KEPMENLH Nomor 3 tahun 2000, tetapi masyarakat atau
pemerintah daerah atau departemen sektor meragukan statusnya karena
potensi dampak yang akan ditimbul-kannya, maka yang bersangkutan
dapat mengajukan usulan secara tertulis kepada MENLH untuk
dipertimbangkan penetapannya sebagai usaha atau kegiatan wajib
AMDAL.
3. Jika usaha atau kegiatan tidak termasuk dalam semua ketentuan di atas,
maka rencana usaha atau kegiatan tersebut tidak wajib AMDAL tetapi
diharuskan membuat Upaya Pengelolaan Lingkung-an (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL) di bawah pengawasan instansi yang
berwenang.
KAPAN STUDI AMDAL DIMULAI ?
Sebagai bagian dari studi kelayakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan, maka
studi AMDAL seharusnya dimulai pada saat perencana an atau sebelum usaha
dan/atau kegiatan tersebut dilaksanakan.
PROSES PENGAJUAN DOKUMEN AMDAL UNTUK DINILAI
 Proses penilaian dokumen AMDAL ada 2(dua) tahap, yaitu pertama,
penilaian KA-ANDAL, kemudian tahap kedua, penilaian ANDAL, RKL dan
RPL sekaligus.
 Masing-masing tahap memiliki proses pengajuan sendiri-sendiri.

PROSES PENGAJUAN DOKUMEN KA-ANDAL


 Langkah pertama, periksa kelengkapan dokumen KA-ANDAL sesuai
Pedoman Penyusunan AMDAL
 Langkah kedua, sampaikan 1(satu) sampel dokumen KA-ANDAL ke
sekretariat Komisi Penilaian AMDAL yang telah ditentukan
 Langkah ketiga, Persiapkan dokumen sejumlah yang telah ditetap-kan.
 Langkah keempat, memastikan waktu sidang penilaian oleh komisi
PROSES PENGAJUAN DOKUMEN ANDAL, RKL, dan RPL
 Langkah pertama, periksa kelengkapan dokumen ANDAL, RKL dan RPL
sesuai Pedoman Penyusunan AMDAL
 Langkah kedua, sampaikan 1(satu) sampel masing-masnig dokumen ke
sekretariat Komisi Penilaian AMDAL, yang telah di tentukan
 Langkah ketiga, persiapkan masing-masing dokumen sejumlah yang telah
ditentukan
 Langkah keempat, memastikan waktu sidang Komisi Penilai atau Tim
Teknis.

PROSES PENILAIAN DOKUMEN AMDAL


 Proses penilaian dokumen KA-ANDAL dan ANDAL, RKL, RPL secara
formal dilakukan dalam sidang Komisi Penilai. Ketidaksiap an,
ketidaklengkapan, maupun rendahnya kualitas dokumen yang diserahkan
untuk dinilai akan menghambat proses penilaian, karena Komisi Penilai
tidak bisa segera mengambil keputusan.
 Oleh karena itu, perlu diperhatika hal-hal sebagai berikut:
 Melaksanakan dengan cermat langkah-langkah Proses Pengajuan
dokumen AMDAL
 Faktor-faktor yang mempengaruhi presentasi dan diskusi dalam sidang.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi kelulusan dokumen AMDAL
Faktor-faktor di atas akan membantu mempercepat keseluruhan proses
penilaian, sekaligus meningkatkan kualitas pengambilan keputusan.
 KA-ANDAL dianggap sah sebagai dasar penyusunan ANDAL, RKL dan
RPL, bilamana telah dinilai oleh Komisi Penilai AMDAL dan mendapatkan
Keputusan dari pemerintah (Kepala BLH atau Gubernur) dalam waktu
selambat-lambatnya 75 hari kerja sejak di terimanya dokumen tersebut oleh
Sekretariat Komisi.
 Sebaliknya, bilamana pemerintah (Kepala BLH atau Gubernur) dalam waktu
75 (tujuh puluh lima) hari kerja tersebut tidak juga memberikan keputusan,
maka secara hukum KA-ANDAL tersebut sah sebagai dasar penyusunan
ANDAL
 Rangkuman dokumen ini dibahas dan dinilai bersama-sama di hadapan
Komisi. Bila dokumen dianggap belum memenuhi syarat, wajib diperbaiki
sesuai petunjuk Komisi yang bertanggung jawab.

TANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN AMDAL


Secara umum tanggung jawab koordinasi pelaksanaan AMDAL berada pada
BLH (Badan Lingkungan Hidup), dimana harus menyediakan berbagai informasi
tentang AMDAL baik berupa brosur, booklet, maupun pedoman-pedoman
pelaksanaan AMDAL di samping melaksanakan tugas pengawasan
pelaksanaannya.

TANGGUNGJAWB PENGAWASAN AMDAL


Pihak yang bertanggungjawab dalam pengawasan AMDAL adalah instansi yang
secara teknis membidangi usaha dan/atau kegiatan ter-sebut serta instansi yang
diberi wewenang untuk mengendalikan dampak lingkungan (dalam hal ini adalah
BLH pusat dan provinsi .
Masyarakat Instansi yang bertanggung PEMRAKARSA
berkepentingan jawab (dibantu konsultan)

Pengumuman rencana
PENGUMUMAN usaha dan/ atau
PERSIAPAN
kegiatan
PENYUSUNAN
AMDAL

SARAN, PENDAPAT
DAN TANGGAPAN

PENYUSUNAN KA-
KONSULTASI
ANDAL
PENILAIAN KA-ANDAL
SARAN, PENDAPAT OLEH KOMISI
DAN TANGGAPAN ( maks. 75 hari)

PENYUSUNAN
ANDAL, RKL, RPL
PENILAIAN KA-ANDAL,
SARAN, PENDAPAT RKL, RPL OLEH KOMISI
DAN TANGGAPAN
( maks. 75 hari)

Gambar 3. KEPUTUSAN KELAYAKAN


Bagan Prosedur Keterlibatan LINGKUNGAN HIDUP
Masyarakat dalam proses AMDAL KEPALA BLH/GUBERNUR
PERAN AMDAL DALAM PERIZINAN
Agar pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran yang
diharapkan, pengawasannya dikaitkan dengan meka-nisme perizinan. Oleh karena itu,
maka izin melakukan usaha dan /atau kegiatan baru dapat diterbitkan bila hasil studi
AMDAL menyatakan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut layak
lingkungan.
Untuk menjamin pelaksanaannya di lapangan, maka berbagai per-syaratan dan
ketentuan yang tercantum dalam dokumen RKL dan RPL wajib dicantumkan sebagai
ketentuan dalam izin

KADALUWARSA DAN BATALNYA KEPUTUSAN PERSETUJUAN ANDAL,


RKL DAN RPL
 Keputusan persetujuan ANDAL, RKL, dan RPL dinyatakan kadalu-warsa apabila
rencana usaha dan/atau kegiatan tidak dilaksanakan dalam jangka waktu 3(tiga)
tahun sejak ditetapkannya keputusan tersebut.
 Untuk melaksanakan rencana usaha dan/atau kegiatannya pemra-karsa wajib
mengajukan kembali permohonan persetujuan atas ANDAL, RKL dan RPL
kepada instansi yang bertanggung jawab.
 Keputusan kelayakan lingkungan berdasarkan hasil ANDAL, RKL dan RPL
dinyatakan batal bilamana pemrakarsa melakukan perubahan lokasi rencana
kegiatan, desain, proses, kapasitas, bahan baku, bahan penolong, atau akibat
perubahan lingkungan yang sangat mendasar karena peristiwa alam.

PEMANTAUAN RKL DAN RPL


 Untuk menjamin RKL dan RPL dilaksanakan dengan baik perlu di lakukan
pemantauan. Pemantauan ini dimaksudkan untuk mewujudkan dan meningkatkan
kesadaran para pemrakarsa usaha dan/atau kegiatan untuk melaksanakan pengelolaan
secara benar dan bersungguh-sungguh, kreatif dan bertanggung jawab sehingga
kualitas lingkungan dapat dipertahankan sesuai dengan fungsinya.
 Adapun tujuan dilaksanakannya pemantauan RKL dan RPL adalah
1. Untuk mengetahui pelaksanaan RKL dan RPL
2. Untuk mengetahui tingkat ketaatan pemrakarsa usaha dan/atau kegiatan dalam
melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
3. Untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan RKL dan RPL dalam menjaga dan
meningkatkan kualitas lingkungan.
 Pemantauan RKL dan RPL dilaksanakan oleh :
1. Pemrakarsa usaha dan/atau kegiatan
2. Pemerintahan kabupaten dan kota yang bersangkutan
3. Instansi Teknis / Sektor yang bertanggung jawab
4. BLH provinsi, kabupaten dan kota

TIM PENYUSUN AMDAL


 Tim penyusun AMDAL haruslah mencakup tiga bidang keahlian pokok yaitu :
 Bidang lingkungan fisika/geofisik dan kimia
 Bidang lingkungan biologi
 Bidang sosial-ekonomi, dan sosial-budaya (termasuk kesehatan masyarakat
sebagai indikator lingkungan).
 Maka tim penyusun AMDAL akan terdiri dari Ketua Tim sebagai penanggung
jawab, dan tiga ketua subtim dengan anggota-anggota dengan keahlian masing-
masing bidang.
 Jumlah subtim yang diperlukan dalam tim AMDAL tidak selalu sama bidangnya
maupun jumlah tenaga ahlinya, hal ini tergantung pada masalah-masalah utama
yang berkaitan dengan rencana dan/atau kegiatan yang telah diketahui melalu
pelingkupan.
 Untuk Ketua Tim, harus memiliki:
 Pengetahuan tentang prosedur AMDAL
 Pengetahuan yang memadai mengenai bidang fisika-kimia, biologi, dan
bidang sosekbud dan kesmas.
 Berpengetahuan ilmu lingkungan hidup, mempunyai pandangan dan
cara berpikir lintas bidang atau keterpaduan yang luas
 Ahli dalam mengelola tim, mengelola jadwal studi AMDAL, mengelola
anggaran, dan memiliki sifat kepeminpinan sehingga tim dapat bekerja
dengan baik
 Berpengalaman memimpin studi AMDAL, atau[un sebagai anggota
 Ahli dalam mengarahkan dan memadukan penyusunan laporan
AMDAL
 Memiliki izin (sertifikat) untuk menyusun suatu studi AMDAL
 Untuk Ketua SubTim adalah pakar-pakar di dalam bidangnya masing-
masing sehingga studi setiap parameter-parameter lingkungan
menghasilkan data yang bisa dipertanggung jawabkan.
KETUA TIM
ANDAL

KETUA SUBTIM KETUA SUBTIM KETUA SUBTIM


BIOLOGI GEOFISIK-KIMIA SOSEKBUD

BIOTA AIR
VEGETASI KSEHATAN
PERTANIAN HIDROLOGI MASYARAKAT
PERKEBUNAN’ UDARA EKONOMI
SATWA LANGKA TANAH SOSIAL
TUMBUHAN LAIN-LAIN BUDAYA
LANGKA LAIN-LAIN
DLL

Gambar 5.
Contoh struktur organisasi Tim Penyusun AMDAL
SELESAI
BAB
PENGERTIAN,
PROSES DAN MANFAAT
AMDAL

Anda mungkin juga menyukai