Anda di halaman 1dari 36

DEMAM

Kelompok 2
SKENARIO 2
Demam Tinggi
Bayi perempuan usia 1 tahun dibawa ibunya ke IGD karena demam tinggi sejak 3 hari yang
lalu. Keluhan lain mata merah, batuk pilek, mencret 3-4 kali sehari, bintik merah seluruh
tubuh. Riw. imunisasi tidak lengkap. Pemeriksaan TTV: nadi 130x/menit, RR: 32x/menit, T:
40°C. Pemeriksaan ditemukan papul eritem di wajah dan badan. Dokter memberikan terapi
penurun panas dan vitamin A dosis tinggi. Dokter mengingatkan jika ada gejala sesak nafas,
segera bawa ke dokter kembali.
STEP 1 : CLARIFYING UNFAMILIAR TERMS
• Imunisasi :
• Papul Eritem : Lesi menonjol yang kecil, berbatas tegas, padat pada kulit dan
berwarna merah. 1
• Demam : Peningkatan temperatur tubuh di atas normal (37°C). 1
KEYWORDS
• Usia 1 tahun, demam tinggi sejak 3 hari yang lalu.
• Mata merah, batuk pilek, mencret 3-4 kali sehari, bintik merah seluruh tubuh.
• Riwayat imunisasi tidak lengkap.
• Pemeriksaan TTV: nadi 130x/menit, RR: 32x/menit, T: 40°C.
• Papul eritem.
• Terapi penurun panas.
• Vitamin A dosis tinggi.
• Gejala sesak nafas.
STEP 2 : PROBLEM DEFINITION
1. Bagaimana mekanisme mata merah, batuk pilek, dan bintik merah seluruh tubuh?
2. Apa hubungan imunisasi tidak lengkap dengan demam tinggi?
3. Apa saja akibat dari imunisasi tidak lengkap?
4. Apa efek vitamin A dosis tinggi?
5. Bagaimana mekanisme papul eritem?
6. Bagaimana mekanisme demam?
7. Apa tujuan imunisasi?
8. Apa saja jenis-jenis imunisasi?
9. Bagaimana mekanisme kerja imunisasi?
10. Apa saja imunisasi yang wajib diberikan pada anak 1 tahun?
11. Mengapa vaksin campak diberikan pada saat umur 9 bulan?
12. Bagaimana tatalaksana pada kasus?
13. Apa pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis pada kasus?
14. Bagaimana patogenesis campak?
15. Apakah penyebab pada kasus?
STEP 3 : BRAINSTORMING
STEP 4 : ANALYZING THE PROBLEM
Definisi
Etiologi
Manifestasi Patogenesis
klinis Demam
Patofisiologi
Patogenesis Campak
Diagnosis
Patofisiologi banding

Pemeriksaan
penunjang
tatalaksana Pencegahan

Vitamin A Imunisasi
STEP 5 : FORMULATING LEARNING ISSUE
• Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan definisi demam.
• Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan etiologi demam.
• Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan patogenesis demam.
• Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan patofisiologi demam.
• Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan diagnosis banding demam.
• Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan definisi campak.
• Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan etiologi campak.
• Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan patogenesis campak.
• Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan patofisiologi dan manifestasi klinis
campak.
• Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan penegakan diagnosis dan diagnosis
banding campak.
• Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pemeriksaan penunjang campak.
• Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan prinsip tatalaksana campak.
• Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pencegahan campak.
DEMAM TINGGI
• Definisi
Keadaan suhu tubuh di atas normal sebagai akibat peningkatan pusat
pengatur suhu di hipotalamus yang dipengaruhi oleh IL-1. Pengaturan suhu pada
keadaan sehat atau demam merupakan keseimbangan antara produksi dan
pelepasan panas

Soedarmo, Sumarmo S Poorwo, dkk. 2002. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis
Ed. 2. Jakarta: FKUI.
ETIOLOGI
Pirogen Endogen Pirogen Eksogen
Interleukin-1 Pirogen Mikrobial

tumor necrosis factor (TNF) Pirogen Non-Mikrobial

interferon (INF)

Soedarmo, Sumarmo S Poorwo, dkk. 2002. Buku Ajar Infeksi


dan Pediatri Tropis Ed. 2. Jakarta: FKUI.
PATOGENESIS & PATOFISIOLOGI DEMAM

Soedarmo, Sumarmo S Poorwo, dkk. 2002. Buku


Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis Ed. 2. Jakarta: FKUI.
P0LA DEMAM
Pola Demam
1. Demam kontinu Demam dengan varisi diurnal di antara 1,O-1,5 'F (0,55-
0,82"C)
2. Demam Intermiten Demam dengan variasi diurnal > l C, suhu terendah mencapai
suhu normal
3. Demam remiten Demam dengan variasi normal lebar > l C, tetapi suhu
terendah tidak mencapai suhu normal
4. Demam Penderita mengalami beberapa hari demam ↑ disusul oleh ↓
Saddleback/Pelana (Bifasik) suhu, lebih kurang satu hari, dan kemudian timbul demam
tinggi kembali
5. Demam intermiten hepatik Episode demam yang sporadis, terdapat penurunan
(demam Charcot) temperatur yang jelas dan kekambuhan demam

Soedarmo, Sumarmo S Poorwo, dkk. 2002. Buku Ajar


Infeksi dan Pediatri Tropis Ed. 2. Jakarta: FKUI.
6. Demam Pel-Ebstein Periode demam setiap minggu atau lebih lama dan periode afebril
yang sama durasinya disertai dengan berulangnya siklus
7. Kebalikan dari pola demam kenaikan temperatur tertinggi pada pagi hari bukan selama senja
diurnal (typhus inversus) atau di awal malam

8. Reaksi Jarisch-Herxheimer dengan ↑ temperatur yang sangat tajam dan eksaserbasi


manifestasi klinis, terjadi beberapa jam sesudah pemberian terapi
penisilin pada sifilis primer atau sekunder
9. Relapsing fever

10. Seperti demam Pel-Epstein namun serangan demam berlangsung setiap 5-7 hari

11. Factitious fever atau Self merupakan manipulasi yang disengaja untuk memberi kesan
Induced Fever adanya demam
DIAGNOSIS BANDING DEMAM
• Diagnosis Banding untuk Demam tanpa disertai tanda local

DIAGNOSIS DIDASARKAN PADA KEADAAN


BANDING
Infeksi virus dengue : - Demam atau riwayat demam mendadak tinggi selama 2-7 hari
Demam Dengue,
- Manifestasi perdarahan ( uji bendung (+) )
Demam Berdarah
Dengue dan Syndrom - Pembesaran hati

Syok Dengue - Tanda-tanda gangguan sirkulasi

- ↑ nilai hematokrit, trombositopenia, dan leucopenia

- Ada riwayat keluarga atau sekitar menderita atau tersangka Demam


Berdarah Dengue
Malaria - Demam tinggi khas bersifat Intermiten

- Demam terus-menerus

- Menggigil, nyeri kepala, berkeringat dan nyeri otot

- Anemia

- Hepatomegali dan Splenomegali

- Hasil Apus darah + (plasmodium)

Demam Tifoid - Demam > 7 hari

- Terlihat jelas sakit dan kondisi serius tanpa sebab yang jelas

- Nyeri perut, kembung, mual, muntah, diare, konstipasi Anonim, 2009, Buku Saku
Pelayanan Kesehatan Anak di RS,
WHO, Jakarta.
• Diagnosis Banding untuk Demam yang disertai tanda local

DIAGNOSIS DIDASARKAN PADA KEADAAN


BANDING
Infeksi virus pada Saluran - Gejala batuk / pilek, nyeri telan
Pernafassan Atas
- Tanda peradangan di Saluran Nafas Atas

- Tidak terdapat gangguan sistemik


Otitis Media - Nyeri telinga

- Otoskopi tampak Membran Tympani hiperemis (ringan – berat), cembung keluar


( desakan cairan / mukopus ), perforasi

- Riwayat othorea < 2 minggu


Sinusitis - Pada saat perkusi wajah ada tanda radang pada daerah sinus yang terserang

- Cairan hidung yang berbau

Mastoiditis - Benjolan lunak dan nyeri didaerah mastoid

- Radang setempat
• Diagnosis Banding untuk Demam dengan Ruam

DIAGNOSIS DIDASARKAN PADA KEADAAN


BANDING
Campak - Ruam yang khas

- Batuk, hidung berair, mata merah

- Luka dimulut

- Kornea keruh

- Baru saja terpajan dengan kasus campak

- Tidak memiliki catatan sudah diimunisasi campak


Campak Jerman - Ruam yang khas
(Rubella)
- Pembesaran kelenjar getah bening postaurikular, suboccipital dan colli-posterior

Eksantema Subitum - Terutama pada bayi (6-18 tahun)

- Ruam muncul setelah suhu turun


• Diagnosis Banding tambahan untuk Demam yang berlangsung > 7 hari

DIAGNOSIS BANDING DIDASARKAN PADA KEADAAN

Tuberculosis - Demam tinggi


(milier)
- Berat badan turun

- Anoreksia

- Pembesaran hati dan/ limpa

- Batuk

- Tes tuberculin dapat positif atau negative

- Riwayat TB dalam keluarga

- Pola milier yanghalus pada foto polos dada

Anonim, 2009, Buku Saku


Pelayanan Kesehatan Anak
di RS, WHO, Jakarta.
Endokarditis Infektif - Berat badan turun

- Pucat

- Bising jantung

- Pembesaran limpa

- Petekie

- Hematuria mikroskopik

Dema Rematik Akut - Bising jantung yang dapat berubah sewaktu-waktu

- Gagal jantung

- Denyut nadi cepat

- Diketahui baru terinfeksi Streptococcus


CAMPAK
• Definisi
Salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi pada anak yang timbul karena
terpapar droplet yang mengandung virus campak, dapat menular sejak awal masa prodromal
(4 hari sebelum muncul ruam) sampai lebih kurang 4 hari setelah muncul ruam.

• Etiologi
 Disebabkan oleh RNA virus genus morbillivilus
 Famili Paramyxoviridae

Anthony Fauci, Eugene Braunwald, Dennis Kasper, Stephen Hauser, Dan


Longo, J. Jameson, Joseph Loscalzo Harrison's Principles of Internal Medicine,
PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI CAMPAK

Infeksi menyebar ke
Virus campak (droplet) Inveksi terjadi di
jar.limfatik regional
→terhirup→ melekat sel epitel dan virus
pd permukaan epitel bermultiplikasi
nasofaring→ traktus Viremia
respiratorius→konjung primer
tiva
Infeksi menyebar ke
s.retikuloendotelial regional –
kemudian menyebar

Viremia
sekunder
Virus terdapat di darah, sal.napas,
kulit, dll
Mukosa kulit konjungtiva deman SSP
respiratorius

Replikasi virus Mata merah


dan fungsi encephalitis
Batuk,
pilek imun host

Ruam .
makulopapular

Ruam
Hipervaskul menjadi
arisasi gelap→desk Masriadi M. Epidemiologi Penyakit
mereda uamasi Menular. Depok: Rajagrafindo Persada;
2017
Tiga Stadium Campak Manifestasi Klinis
MANIFESTASI
1. Stadium Kataral
KLINIS CAMPAK
- selama 4-5 hari
(Prodromal) - Demam, malaise, batuk, fotofobia, konjungtivitis dan
koriza
- akhir stadium timbul eksantema, timbul bercak kolpik

2. Stadium Erupsi - selama 4-7 hari


- koriza dan batuk batuk bertambah
- Timbul eksantema
- ruam atau eritema yang berbentuk macula papula
disertai naiknya suhu badan, rasa gatal, muka bengkak
3. Stadium Konvalesensi - Erupsi berkurang
- Suhu menurun sampai menjadi normal kecuali bila ada
komplikasi

Masriadi M. Epidemiologi Penyakit


Menular. Depok: Rajagrafindo Persada;
2017.
PENEGAKAN DIAGNOSIS
• biasanya dapat dibuat berdasarkan kelompok gejala klinis :
• koriza dan mata meradang disertai batuk dan demam tinggi dalam beberapa hari
• Ruam dgn ciri khas, yaitu diawali dari belakang telinga kemudian muka, dada, tubuh,
lengan dan kaki bersamaan dgn ↑ suhu tubuh
• hiperpigmentasi dan mengelupas
• Pada stadium prodromal→enantema di mukosa pipi yang merupakan tanda
patognomoni campak (bercak Koplik)

Soedarmo, Sumarmo S Poorwo, dkk.


2002. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri
Tropis Ed. 2. Jakarta: FKUI.
• pemeriksaan penunjang
• pemeriksaan sitologik → ditemukan sel raksasa pada lapisan mukosa hidung
dan pipi
• pemeriksaan serologi → didapatkan IgM spesifik
DIAGNOSIS BANDING CAMPAK
• Rubella (Campak Jerman)
• Roseola infantum
• Parvovirus ( fifth disease )
• Demam scarlet (scarlet fever )
• Penyakit Kawasaki

Halim, Ricky Gustian. 2016. Campak Pada Anak.


www.ckdjournal.com/index.php/CKD/article/download/31/2
8
PEMERIKSAAN PENUNJANG CAMPAK
Pemeriksaan darah
• leukopenia
• limfositopenia

Pemeriksaan immunoglobulin M (IgM)


• sudah dapat terdeteksi sejak hari pertama dan ke-2 setelah
timbulnya ruam

Halim, Ricky Gustian. 2016. Campak Pada Anak.


www.ckdjournal.com/index.php/CKD/article/download/31/2
8
PRINSIP TATALAKSANA CAMPAK
• Cairan yang cukup
• Simptomatik  antipiretik, antitusif, ekspektoran dan antikonvulsan bila
diperlukan
• Anti piretik:parasetamol(asetaminofen)
• Dosis:10-15 mg/kgBB direkomendasikan setiap 4 jam

• Pemberian suplemen vit A→ Rekomendasi WHO

Soedarmo, Sumarmo S Poorwo, dkk. 2002. Buku Ajar


Infeksi dan Pediatri Tropis Ed. 2. Jakarta: FKUI.
DOSIS PEMBERIAN VITAMIN A

• Bayi di bawah 6 bulan - 50.000 IU / hari PO untuk 2 dosis


• Usia 6-11 bulan - 100.000 IU / hari PO untuk 2 dosis
• Lebih tua dari 1 tahun - 200.000 IU / hari PO untuk 2 dosis
• Anak-anak dengan tanda-tanda klinis kekurangan vitamin A - 2 dosis pertama sesuai
usia, kemudian dosis spesifik usia ketiga yang diberikan 2-4 minggu kemudian
PENCEGAHAN CAMPAK

Vaksinasi campak

Vaksinasi MMR

Halim, Ricky Gustian. 2016. Campak Pada Anak.


www.ckdjournal.com/index.php/CKD/article/download/31/28.
Diakses 10 May 2019.
• Dosis vaksin campak ataupun vaksin MMR 0,5 mL subkutan
• Kontraindikasi
• Imunisasi ini tidak dianjurkan pada ibu hamil
• anak dengan imunodefisiensi primer
• pasien tuberkulosis yang tidak diobati
• pasien kanker atau transplantasi organ
• pengobatan imunosupresif jangka panjang atau anak
immunocompromised yang terinfeksi HIV
REAKSI KIPI (KEJADIAN IKUTAN PASCA-
IMUNISASI) VAKSINASI CAMPAK
• Demam pada 5-15% kasus, yang dimulai pada hari ke 5-6 sesudah imunisasi, dan
berlangsung selama 5 hari
• Ruam dapat dijumpai pada 5% resipien, yang timbul pada hari ke 7 s/d 10 sesudah
imunisasi dan berlangsung selama 2-4 hari
• Reaksi KIPI dianggap berat jika ditemukan gangguan sistem saraf pusat, seperti
ensefalitis dan ensefalopati pasca-imunisasi
REAKSI KIPI VAKSINASI MMR
• Mencakup 6000 anak berusia 1-2 tahun berupa malaise, demam, atau ruam 1 minggu
setelah imunisasi dan berlangsung 2-3 hari
• Kurang lebih 5-15% anak akan mengalami demam >39,4˚C setelah imunisasi MMR
• Reaksi demam tersebut biasanya berlangsung 7-12 hari setelah imunisasi, ada yang
selama 1-2 hari
• Dalam 6-11 hari setelah imunisasi, dapat terjadi kejang demam pada 0,1% anak,
ensefalitis pasca-imunisasi terjadi pada <1/1.000.000 dosis
TERIMAKASIH
PERTANYAAN

Anda mungkin juga menyukai