Keamanan Vaksin & Lesson Learning Kampanye MR Fase I TH 2017
Keamanan Vaksin & Lesson Learning Kampanye MR Fase I TH 2017
1
Pedoman
(Al Quran) Surat An Nisa ayat 9
ش الَّ ِذي َْن َل ْو َت َر ُك ْوا ِمنْ َخ ْلف ِِه ْم ُذرِّ ي ًَّة ضِ َعا ًفا َخافُوا َع َلي ِْه ْم َف ْل َي َّتقُوا
َ َو ْل َي ْخ
هللا َو ْل َيقُولُ ْوا َق ْوالً َس ِد ْي ًدا.
َ (Walyakhsa allatheena law tarakoo min
khalfihim thurrriyatnan di Aaafan khafoo Aaalayhim
falyattaqoo Allaha walyaqooloo qawlan sadeedan)
List of Countries in WHO Eastern Mediterranean region using MR /MMR vaccines in National EPI program
Doses primary
Country name Vaccine Manufacturer Measles intro Rubella intro
container
Afghanistan Measles 10 Serum Institute of India Pvt. Ltd. 1978 None
Bahrain MMR 1 GlaxoSmithKline Biologicals SA 1974 1974
Dijibouti Measles ? Data not available 1984 none
Egypt MMR 10 Serum Institute of India Pvt. Ltd. 1978 1999
Iran (Islamic
MMR 2&5 Serum Institute India 1984 2004
Republic of)
Iraq MMR and Measles 10 Serum Institute of India Pvt. Ltd. 1985 prior to 1995
Jordan Measles and MMR 1 GlaxoSmithKline Biologicals SA 1982 2000
Kuwait MMR ? ? Prior to 1995 prior to 1995
Measles-10 & MMR-1
Lebanon Measles and MMR Serum Institute of India Pvt. Ltd. 1978 1995
&10
Libya MMR Presentation Sanofi Pasteur SA Prior to 1995 prior to 1995
Morocco MR ? Data not available 1980 2014
Oman MMR 1 GlaxoSmithKline Biologicals SA 1980 1994
Pakistan Measles 10 Serum Institute of India Pvt. Ltd. 1978 none
GlaxoSmithKline Biologicals SA and Merck
Qatar MMR 1 1982 1992
Sharpe and Dohme
Measles Sanofi, MMR GSK
Saudi Arabia Measles and MMR ? 1974 1991
Skrining sasaran
Sebelum Pelayanan Imunisasi Program,
Tenaga Kesehatan Pasal
HARUS 32
MEMBERIKAN
(1) Sebelum pelayanan Imunisasi Program, tenaga kesehatan harus
1. Melakukan
memberikan skrining sasaran
penjelasan tentang Imunisasi meliputi jenis Vaksin
2. Penjelasan tentang ……
yang akan diberikan, manfaat, akibat apabila tidak diimunisasi,
a) Jenis Vaksin yg diberikan,
kemungkinan terjadinya KIPI dan upaya yang harus dilakukan,
b) Manfaat,
serta jadwal Imunisasi berikutnya.
(2)
c) Akibat bila tidak diimunisasi,
Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menggunakan
d) Kemungkinan KIPI & Upaya yg Harus Dilakukan,
alat bantu seperti media komunikasi massa.
e) Jadwal Imunisasi berikutnya
(3) Kedatangan masyarakat di tempat pelayanan Imunisasi baik dalam
gedung maupun luar gedung setelah diberikan penjelasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) merupakan
persetujuan untuk dilakukan Imunisasi.
(4) Dalam pelayanan Imunisasi Program, tenaga kesehatan harus
melakukan penyaringan terhadap adanya kontraindikasi pada
sasaran Imunisasi.
SYL
• Berbagai berita di media dan masyarakat
terkait KAMPANYE VAKSIN MR 2017 di
lapangan, terutama kasus yang mendapat
perhatian media dan dapat menimbulkan
keresahan masyarakat
• Apabila tidak segera diatasi akan berdampak
negatif terhadap program imunisasi Latar
KAMPANYE MR AGUSTUS 2017
• Khususnya berita-berita yang terkait dengan: Belakang
– Unsur kehalalan vaksin
– KIPI, DARI DANA ZIONIS, DAN HOAX
o ntra in
-k ks
Pro an Va dia
a l al i Me
Keh rbaga
e
di b
Ahad , 20 August 2017, 14:13 WIB
Ketua MUI bidang Hubungan Luar Negeri, KH Muhyiddin Junaidi
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Internasional, KH Muhyiddin Junaidi
mengatakan bahwa secara konsisten MUI tetap mendorong agar Kementerian Kesehatan (Kemenkes) segera mengajukan sertifikasi halal
untuk vaksin measles rubella (MR). Karena, menurut dia, hal ini untuk menghindarkan anak-anak dari hal yang berbau najis.
"Jangan sampai kita mengasih obat untuk anak cucu kita dengan hal yang berbau dengan najis. Harus dengan yang halal," ujarnya saat
dihubungi Republika.co.id, Ahad (20/8).
Kiai Muhyiddin menuturkan, MUI berharap agar Kemenkes khususnya Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk segera
mengajukan ke MUI agar menghalalkan vaksin. Pasalnya, menurut dia, dalam ajaran Islam memang diperintahkan untuk berobat dengan
yang halal kecuali dalam keadaan darurat.
Selasa , 22 August 2017, 17:15 WIB
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin Measles Rubella (MR) yang akan disuntikkan kepada siswa saat Kampanye Imunisasi Campak dan MR di SMPN 9, Bandung, Jawa Barat, Selasa (1/8).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dokter Spesialis Anak Dr Arifianto SpA mengatakan pemberian vaksin Measles Rubella
(MR) atau vaksin campak-rubella memiliki urgensi untuk dilakukan karena campak termasuk satu dari 10 penyebab kematian
pada anak di dunia. Vaksin MR merupakan salah satu ikhtiar terbaik untuk mencegah penyakit itu.
Dia mengatakan perlu melakukan pencegahan untuk mengurangi angka kematian pada anak karena campak karena obat untuk
virus campak sendiri belum ada yang efektif. Upaya pencegahan itu sebelum menjadi sakit. "Vaksin ini adalah salah satu
upaya pencegahan terbaik untuk penyakit campak," kata dokter Apin, sapaan akrabnya, saat dihubungi, Selasa (22/8).
Karena itu, dokter Apin pun mengimbau agar masyarakat mengikuti program imunisasi masal vaksin campak dan rubella ini.
Dia menambahkan imunisasi MR ini bisa mencegah anak terjangkit penyakit campak dan rubella. Pada gilirannya, dia
menuturkan, dapat mengurangi angka kematian dan kesakitan akibat penyakit campak dan angka kecacatan pada bayi baru
lahir akibat rubella.
Apalagi, menurut dokter Apin, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa tentang imunisasi pada tahun lalu.
Fatwa itu menyatakan imunisasi pada dasarnya dibolehkan (mubah) sebagai bentuk ikhtiar untuk mewujudkan kekebalan
tubuh (imunitas)) dan mencegah terjadinya suatu penyakir tertentu.
Tak hanya menerbitkan Fatwa, MUI juga memberi pernyataan dalam surat rekomendasi yang dikeluarkannya pada 31 Juli
2017. Dalam surat tersebut MUI menyatakan bahwa MUI mendukung program Kemenkes RI tentang kampanye dan
pengenalan Imunisasi Measles dan Rubella (MR) tahun 2017 dan 2018.
Antisipasi
Antisipasi menghadapi kasus Terkait Berita di media cetak,elektronik,sosial dan
masyarakat dan jejaring lainnya terkait KAMPANYE VAKSIN MR 2017 di lapangan
perlu dilakukan :
VIVA.co.id – Kementerian Kesehatan telah menggulirkan program vaksinasi MR, atau Measles (campak) dan Rubella pada
anak-anak sekolah di Pulau Jawa.
Ini dilakukan untuk mengeliminasi penyakit campak dan mengendalikan penyakit rubella, serta kecacatan bawaan akibat
rubella, atau Congenital Rubella Syndrom pada tahun 2020.
Dari kegiatan vaksinasi yang dilakukan secara dua tahap, yakni bulan Agustus-September di Pulau Jawa, tercatat sudah ada
13.475.438 juta anak di Pulau Jawa yang telah mendapatkan imunisasi vaksin campak tersebut.
Dari seluruh daerah di Pulau Jawa, pada bulan ini tercatat ada delapan laporan terkait imunisasi vaksin MR yang masuk ke
Komite Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
"Ada delapan laporan yang masuk pascavaksin MR ini di Banten ada tiga, di Jawa Tengah ada satu, di Jakarta ada dua, dan
Jawa Barat ada dua," ungkap Ketua Komite Nasional KIPI, Dr.dr. Indra Irawan, Sp.Ak saat ditemui di Gedung Kementerian
Kesehatan, Jakarta, Selasa 15 Agustus 2017.
Dari delapan kejadian tersebut, dijelaskannya, berdasarkan assessment yang dilakukan pihak Kementerian Kesehatan, belum
ditemukan adanya co-insidential.
Salah satu temuan dari delapan laporan kepada KIPI ditemukan salah satu anak mengalami kejang yang diduga akibat dari
vaksin MR tersebut. Namun, kenyataannya kejang tersebut terjadi, karena anak yang divaksin sedang tidak dalam keadaan
sehat.
"Kalau anak dalam keadaan sehat dia vaksin, tidak ada kontraindikasi. Kalau kontraindikasi ada riwayat anafilatik (alergi)
shock, baru kontraindikasi," paparnya.
Indra juga menjelaskan, setelah dicari tahu, anak tersebut ternyata sempat mengonsumsi obat anti epilepsi setelah vaksin.
Padahal, diagnosisnya, diminum sebelum vaksin sehingga mengalami kejang.
"Steven Johnson (epilepsi) terjadi, karena minum obat anti epilepsi dimakan setelah divaksinasi dianogsisnya sebelum vaksin
jadi kejang. Kemudian, di sekolah ada vaksin MR, dia vaksin tapi juga minum obat kejang alergi Steven Kohnson. Kami
diagnosis, Steven Johnson di Indonesia laporan masuk di Jawa Barat atau Jakarta," paparnya.
Indra pun menjelaskan, sebagian besar anak bisa saja mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi seperti demam, nyeri ringan,
dan ruam. Dan, hal ini dinilai masih wajar dan normal. (asp)
Dinkes Kabupaten Bogor Bantah Ghina Meninggal karena Imunisasi
Rubella, tapi karena..
Bogor Nurjanah
BOGOR – Bogor diguncang POJOKJABAR.com,
dengan kabar meninggalnya seorang anak bernama
Ghina Nazifha Yasmin. Pasalnya, Ghina dikabarkan
meinggal lantaran vaksinasi imunisasi rubella.
Hal tersebut dibantah oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Bogor. Kepala Bidang Pencegahan
Pengendalian Penyakit, Agus Fauzi mengatakan
korban meninggal lantaran adanya infeksi otak
(encefalomyelitis).
Bukan hanya itu, ia mengatakan ditemukan juga adanya infeksi paru berupa bronchopneumoni
DD/TB paru.
“Dari hasil audit yang dilakukan tim Pokja KIPI Kabupaten Bogor, Komda KIPI Jabar dan Komnas
KIPI disimpulkan sementara bahwa tidak ada kaitannya antaran vaksinasi MR dengan kematian
Ghina,” katanya kepada Pojokjabar Rabu (23/8/2017).
Ia juga menambahkan, hasil pemeriksaan RSSM, laboratorium, rotgen, MRI, dan cek cairan otak
menunjukkan adanya infeksi otak. Selain itu, dari hasil laboratorium darah juga ditemukan
kadar leukosit yang tinggi.
“Hasil lab memunjukkan adanya cairan otak yang keruh. Artinya tanda infeksi didukung hasil
MRI. Makanya tim dokter spesialis menyimpulkan ini karena infeksi otak,” pungkasnya.
RAPAT
KOMDA DAN KOMNAS
KIPI
BEDAH KASUS
Selasa 15 Agustus 2017, 13:33 WIB
RS Kariadi: Kondisi Niken yang Lumpuh Pasca-Imunisasi MR Membaik
Semarang - Pihak medis menyatakan kondisi Niken Angelia, siswi SMP yang lumpuh pascaimunisasi
Measles Rubela (MR) kini mulai membaik. Namun pihak keluarga menandatangani pernyataan untuk
enggan diwawancara media.
Direktur Medik dan Keperawatan RSUP dr Kariadi Semarang, dr Darwito, mengatakan diduga pasien
mengalami Parese atau lemahnya gerak badan saat pertama masuk di RSUP dr Kariadi Semarang
hari Sabtu (12/8) lalu dan dirawat di Bangsal Anak.
BUAT
"Kelainan anggota gerak bawah. Parese, bukan lumpuh," kata Darwito, Selasa (15/8/2017).
JUMPA
Niken, lanjut Darwito, kondisinya mulai membaik. Salah satu indikasi membaik yaitu nilai kekuatan
tungkai yang semakin bagus. Masih menurut keterangan, kakinya sudah mulai bisa digerakkan.
PRESS
"Kondisi mulai membaik. Mungkin saat datang kesini kekuatan tungkai 3, sekarang 4," tandas
Darwito.
"Bisa dikatakan ketika datang, kedua tungkainya belum bisa melawan gravitasi. Ini sudah alami
perbaikan," imbuh konsultan spesialis anak, dr Wistiani.
Sayangnya kondisi baik tersebut tidak bisa dilihat langsung karena ibunda Niken, Yuli Suryaningsih,
menandatangani pernyataan yang intinya enggan diwawancara dan dipublikasi.
"Sebenarnya ibunya nulis keberatan dipublikasi. Berdasar ini kami tidak mengizinkan," imbuh
Pelaksana Humas RSUP dr Kariadi, Parna.
Diberitakan sebelumnya, Niken yang semula terlihat sehat mengeluh pusing dan lemas setelah
mendapatkan imunisasi MR hari Rabu (2/8) lalu. Sakit mulai dari pinggang sampai kaki dirasakan
Niken hingga akhirnya dirawat di RSI NU Demak kemudian ditujuk ke RSUD Sunan Kalijaga hingga
akhirnya ke RSUP dr Kariadi Semarang.
Senyum Lebar Niken, Siswi SMP yang Lumpuh Usai Imunisasi
Liputan6.com, Semarang - Niken Angelia, siswi sekolah menengah pertama (SMP) yang lumpuhusai divaksin
MR (measles rubela atau campak dan rubela) masih harus tiduran di Bangsal Anak kamar nomor 9 Rumah Sakit
Umum Pusat (RSUP) dokter Kariyadi, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng).
Ditemani Yuli Suryanisih, sang ibu, remaja yang tidak masuk sekolah di salah satu SMP di Kabupaten Demak,
Jateng, sejak 3 Agustus lalu terbaring dengan seluruh badannya tertutup dengan selimut fasilitas rumah sakit.
Kondisi kesehatan Niken terungkap saat Gubernur Jateng Ganjar Pranowo membesuk bocah yang viral di media
sosial atau medsos karena mengalami kelumpuhan usai imunisasi vaksin MR.
Saat ditanya Gubernur Ganjar apakah kakinya sudah bisa digerakkan, Niken yang lebih banyak tersenyum
merespons dengan menggerakkan kaki.
IMPLEMENTATION
SOCIAL MOBILIZATION
STRENGTH
Peran kader, organisasi wanita : PKK,
Dharma Wanita, Muslimat, Aisyiah,
Muspika, linsek dan linprog ikut berperan
Keterbukaan ponpes
Komunikasi yang terbangun dengan
bantuan semua pihak memerangi anti vaksin
Adanya medsos, media cetak, GWA, FB, Instagram
AREA TO BE IMPROVED IN DISTRICT :
Salah prilaku menyikapi Imunisasi
Sebelum Pelayanan Imunisasi Program, Tenaga
Kesehatan HARUS MEMBERIKAN
3. Kedatangan masyarakat di tempat pelayanan imunisasi
•baik dalam & Luar gedung
• SETELAH PENJELASAN = PERSETUJUAN UNTUK DILAKUKAN
IMUNISASI.
3. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan Imunisasi Program, wajib menggunakan Vaksin yang
disediakan oleh Pemerintah Pusat.
4. Dalam pelayanan imunisasi program, tenaga kesehatan harus
melakukan penyaringan terhadap adanya kontra indikasi pada
sasaran imunisasi
Penyebarluasan Informasi......