Anda di halaman 1dari 25

Tatalaksana Umum

Gizi Buruk

Nama : Ria Mendila

Pembimbing : dr. Haryanty Kartini Huntoyungo M. Biomed., Sp. A


Definisi
Status gizi adalah keadaan gizi seseorang yang dapat diukur untuk
mengetahui apakah seseorang tersebut normal atau mengalami masalah.

Gizi buruk terjadi ketika asupan gizi tidak memenuhi kebutuhan fungsi
tubuh normal dan akibatnya menyebabkan perubahan pertumbuhan dan
perkembangan pada anak.
Faktor yang mempengaruhi status gizi
O Diet
O Peranan Penyakit atau Infeksi
O Sosial Ekonomi
O Kepadatan Penduduk
Patofisiologi
Cadangan lemak di dalam
Depot
tubuh
Dipecah asam lemak
gliserol
keton bodies
Zat Sel Energi Mempertahankan
Gizi Tubuh kehidupan

Gangguan biokimia
Malnutrisi

Gangguan fungsi
Kwashiorkor Marasmus
Gangguan anatomi
Penentuan status gizi anak
Status Gizi BB/TB WHO 2006

Obesitas > +3 SD

Overweight > +2 hingga +3 SD

Normal +2 SD hingga -2 SD

Gizi Kurang < -2 hingga -3 SD

Gizi Buruk < -3 SD


Diagnosis gizi buruk
Kriteria Gizi Buruk :
Gizi buruk tanpa komplikasi Gizi buruk dengan komplikasi
• BB/TB < -3 SD dan atau; • Anoreksia
• Terlihat sangat kurus dan atau;
• Pneumonia berat
• Adanya edema dan atau;
• Anemia berat
• LILA <11,5 cm untuk anak 6-59
bulan • Dehidrasi berat
• Demam sangat tinggi
• Penurunan kesadaran
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
O Anak tampak sangat kurus/edema/pembengkakan kedua kaki

O Tanda-tanda terjadinya syok (akral dingin, nadi lemah, penurunan kesadaran)

O Suhu tubuh : hipotermia atau demam

O Kehausan

O Adanya perut kembung, suara usus, dan adanya suara seperti pukulan pada permukaan air

(abdominal splash)
O Pucat yang sangat berat terutama pada telapak tangan, bandingkan dengan telapak tangan ibu.
Klasifikasi tanda bahaya
Variabel Hasil pengukuran Klasifikasi
Denyut nadi dan pernafasan Bila denyut nadi naik ≥ 25/menit Infeksi atau gagal jantung (kemungkinan karena
overhidrasi pada saat pemberian makan atau rehidrasi
Nadi cepat :
terlalu cepat)
- HR > 160 x/menit (< 1 tahun)

- HR > 140 x/menit ( >1 tahun)

Disertai peningkatan

Pernafasan ≥ 5 x/menit
Pernafasan Pernafasan cepat: Pneumonia

> 60 x/menit untuk anak usia < 2 bulan

> 50 x/menit untuk anak usia 2-12 bulan

> 40 x/menit untuk anak usia 12 bulan sampai 5 tahun

Suhu Setiap kenaikan atau penuruann secara tiba-tiba Infeksi

Suhu aksiler < 36 ˚C atau teraba dingin Hipotermia (mungkin karena infeksi atau tidak makan
sama sekali atau anak tidak diselimuti)
Tatalaksana anak gizi buruk
Fase dalam penatalaksaan gizi buruk
O Fase stabilisasi (hari 1 – 2)

Pada fase stabilisasi, diberikan makanan formula 75 (F-75) dengan asupan gizi 80-
100 kkal/kgBB/hari dan protein 1-1,5 g/KgBB/hari. ASI tetap diberikan pada anak
yang masih mendapatkan ASI.

O Fase transisi (hari 3 – 7)

Pada fase transisi ada perubahan pemberian makanan dari F-75 menjadi F-100.
Diberikan makanan formula 100 (F-100) dengan asupan gizi 100-150 kkal/kgBB/ hari
dan protein 2-3 g/kgBB/hari.
O Fase rehabilitasi (minggu ke 2 – 6)

Pada fase rehabilitasi, diberikan makanan seperti pada fase transisi yaitu F-100, dengan
penambahan makanan untuk anak dengan BB < 7 kg diberikan makanan bayi dan untuk
anak dengan BB > 7 kg diberikan makanan anak. Asupan gizi 150-220 kkal/kgBB/hari
dan protein 4-6 g/kgBB/hari.

O Fase tindak lanjut (minggu ke 7 – 26)

Fase tindak lanjut merupakan fase yang dilakukan di rumah. Setelah anak pulang dari
pusat pemulihan gizi (PPG), anak tetap dikontrol secara berkala. Anak tetap melakukan
kontrol (rawat jalan) pada bulan I satu kali/ minggu, bulan II satu kali/ 2 minggu,
selanjutnya sebulan sekali sampai dengan bulan ke-6.
 
Mencegah dan mengatasi hipoglikemia

O Kadar glukosa sangat rendah <54 mg/dl


O Terapi :
Tanda Tindakan
Sadar (tidak letargi) Berikan 50 ml dekstrosa 10% atau glukosa 10% (1 sendok makan dalam 3,5 sendok makan
air)secara oral atau dengan NGT.

Tidak sadar (letargi) Berikan larutan dekstrosa / glukosa 10% IV (5 ml x berat badan), diikuti dengan 50 ml glukosa 10%
secara NGT.

Renjatan (Shock) Berikan larutan dekstrosa / glukosa 10% secara IV sebanyak 5 ml/kgBB, selanjutnya beri infus
Ringer Laktat dan Glukosa 10% perbandingan 1 : 1 sebanyak 15 ml/kgBB untuk 1 jam.
Mencegah dan mengatasi hipotermia

O Hipotermia apabila suhu aksila < 36,5°C


O Terapi :

< 36,5°C Cara ‘kangaroo’  kontak langsung antara kulit ibu dan kulit
anak
Lampu  diletakan 50 cm dari anak
Mencegah dan mengatasi dehidrasi

O Pada anak dengan gizi buruk, sangat sulit untuk memperkirakan status
dehidrasi dengan gejala klinis saja, maka, pada pasien gizi buruk
diasumsikan memiliki diare.

O Terapi dehidrasi pada gizi buruk :


 ReSoMal 5 ml/kg setiap 30 menit selama 2 jam per oral atau dengan NGT.
 ReSoMal 5-10 ml/kg/jam untuk 4-10 jam berikutnya, diselingi dengan F-75.
 Lanjutkan pemberian F-75.
Memperbaiki gangguan keseimbangan elektrolit

O Anak dengan gizi buruk memiliki kadar natrium yang tinggi.


O Defisiensi kalium dan magnesium juga terdapat pada anak dengan gizi
buruk.

O Terapi ketidakseimbangan elektrolit :


 Kalium ekstra 3-4 mmol/kg/hari
 Magnesium ekstra 0.4-0.6 mmol/kg/hari
 Saat rehidrasi, berikan cairan rendah natrium (contoh: ReSoMal)
 Berikan makanan tanpa garam
Mengobati infeksi
O Pada anak dengan gizi buruk biasanya tanda-tanda infeksi, seperti
demam.Oleh karena itu, anak perlu diberikan antibiotik spektrum luas.
O Pemilihan antibiotik pada anak dengan gizi buruk :
Memperbaiki kekurangan zat gizi mikro

BESI SUMPLEMEN
VITAMIN A MULTIVITAMIN
• <6 bulan diberikan dosis • Tablet besi/folat
50.000 SI (1/2 kapsul biru) 6 – 12 bln = 1 x ¼ tab/hari O Asam folat 1 mg/hari
1 – 5 thn = 1 x ½ tab/hari (berikan 5 mg pada hari
• 6 – 11 bulan diberikan pertama).
dosis 100.000 SI (1 kapsul O Zinc 2 mg/kg/hari.
biru) • Sirup besi
O Copper 0.3 mg/kg/hari.
6 – 12 bln = 1 x 2,5 ml/hari
• O Zat besi 3 mg/kg/hari (zat
1 – 5 tahun diberikan dosis 1 – 5 thn = 1 x 5 ml/hari
200.000 SI (1 kapsul besi diberikan setelah
merah) memasuki fase rehabilitasi).
Memberikan makanan untuk stabilisasi dan transisi

O Pada hari pertama dan kedua (fase stabilisasi), frekuensi makan


setiap 2 jam sekali.

O Pada hari ketiga hingga kelima (fase transisi), frekuensi makan


dikurangi menjadi setiap 3 jam sekali.

O Frekuensi terus dikurangi hingga pada hari keenam dan ketujuh


(fase transisi), frekuensi makan menjadi setiap 4 jam sekali.
Memberikan makanan untuk tumbuh kejar

O Pemberian makanan untuk tumbuh kejar dimulai pada fase


rehabilitasi.

O Target fase rehabilitasi adalah penambahan berat badan > 10


g/kg/hari.
Memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang

O Pada anak dengan gizi buruk, akan terdapat keterlambatan perkembangan


mental dan perilaku, untuk stimulasi tumbuh dan kembang dibutuhkan :
 Kasih sayang
 Lingkungan yang ceria
 Structured play therapy setiap hari selama 15 – 30 menit
 Aktivitas fisik setelah keadaan anak cukup baik
 Keterlibatan ibu / orang tua apabila memungkinkan (seperti comforting,
bermain, memberi makan)
Mempersiapkan untuk tindak lanjut di rumah

O Saat anak memiliki WFL (weight for length) diatas 90% (sama
dengan -1 SD), dapat dikatakan telah sembuh dari gizi buruk.

O Orang tua harus diedukasi mengenai pola makan yang baik dan
stimulasi sensorik yang harus dilanjutkan di rumah.

O Kemudian, anak harus dipantau secara berkala (follow up).


Komplikasi
O Gangguan perkembangan
O Penyakit penyerta
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai