Gizi Buruk
Gizi buruk terjadi ketika asupan gizi tidak memenuhi kebutuhan fungsi
tubuh normal dan akibatnya menyebabkan perubahan pertumbuhan dan
perkembangan pada anak.
Faktor yang mempengaruhi status gizi
O Diet
O Peranan Penyakit atau Infeksi
O Sosial Ekonomi
O Kepadatan Penduduk
Patofisiologi
Cadangan lemak di dalam
Depot
tubuh
Dipecah asam lemak
gliserol
keton bodies
Zat Sel Energi Mempertahankan
Gizi Tubuh kehidupan
Gangguan biokimia
Malnutrisi
Gangguan fungsi
Kwashiorkor Marasmus
Gangguan anatomi
Penentuan status gizi anak
Status Gizi BB/TB WHO 2006
Obesitas > +3 SD
Normal +2 SD hingga -2 SD
O Kehausan
O Adanya perut kembung, suara usus, dan adanya suara seperti pukulan pada permukaan air
(abdominal splash)
O Pucat yang sangat berat terutama pada telapak tangan, bandingkan dengan telapak tangan ibu.
Klasifikasi tanda bahaya
Variabel Hasil pengukuran Klasifikasi
Denyut nadi dan pernafasan Bila denyut nadi naik ≥ 25/menit Infeksi atau gagal jantung (kemungkinan karena
overhidrasi pada saat pemberian makan atau rehidrasi
Nadi cepat :
terlalu cepat)
- HR > 160 x/menit (< 1 tahun)
Disertai peningkatan
Pernafasan ≥ 5 x/menit
Pernafasan Pernafasan cepat: Pneumonia
Suhu aksiler < 36 ˚C atau teraba dingin Hipotermia (mungkin karena infeksi atau tidak makan
sama sekali atau anak tidak diselimuti)
Tatalaksana anak gizi buruk
Fase dalam penatalaksaan gizi buruk
O Fase stabilisasi (hari 1 – 2)
Pada fase stabilisasi, diberikan makanan formula 75 (F-75) dengan asupan gizi 80-
100 kkal/kgBB/hari dan protein 1-1,5 g/KgBB/hari. ASI tetap diberikan pada anak
yang masih mendapatkan ASI.
Pada fase transisi ada perubahan pemberian makanan dari F-75 menjadi F-100.
Diberikan makanan formula 100 (F-100) dengan asupan gizi 100-150 kkal/kgBB/ hari
dan protein 2-3 g/kgBB/hari.
O Fase rehabilitasi (minggu ke 2 – 6)
Pada fase rehabilitasi, diberikan makanan seperti pada fase transisi yaitu F-100, dengan
penambahan makanan untuk anak dengan BB < 7 kg diberikan makanan bayi dan untuk
anak dengan BB > 7 kg diberikan makanan anak. Asupan gizi 150-220 kkal/kgBB/hari
dan protein 4-6 g/kgBB/hari.
Fase tindak lanjut merupakan fase yang dilakukan di rumah. Setelah anak pulang dari
pusat pemulihan gizi (PPG), anak tetap dikontrol secara berkala. Anak tetap melakukan
kontrol (rawat jalan) pada bulan I satu kali/ minggu, bulan II satu kali/ 2 minggu,
selanjutnya sebulan sekali sampai dengan bulan ke-6.
Mencegah dan mengatasi hipoglikemia
Tidak sadar (letargi) Berikan larutan dekstrosa / glukosa 10% IV (5 ml x berat badan), diikuti dengan 50 ml glukosa 10%
secara NGT.
Renjatan (Shock) Berikan larutan dekstrosa / glukosa 10% secara IV sebanyak 5 ml/kgBB, selanjutnya beri infus
Ringer Laktat dan Glukosa 10% perbandingan 1 : 1 sebanyak 15 ml/kgBB untuk 1 jam.
Mencegah dan mengatasi hipotermia
< 36,5°C Cara ‘kangaroo’ kontak langsung antara kulit ibu dan kulit
anak
Lampu diletakan 50 cm dari anak
Mencegah dan mengatasi dehidrasi
O Pada anak dengan gizi buruk, sangat sulit untuk memperkirakan status
dehidrasi dengan gejala klinis saja, maka, pada pasien gizi buruk
diasumsikan memiliki diare.
BESI SUMPLEMEN
VITAMIN A MULTIVITAMIN
• <6 bulan diberikan dosis • Tablet besi/folat
50.000 SI (1/2 kapsul biru) 6 – 12 bln = 1 x ¼ tab/hari O Asam folat 1 mg/hari
1 – 5 thn = 1 x ½ tab/hari (berikan 5 mg pada hari
• 6 – 11 bulan diberikan pertama).
dosis 100.000 SI (1 kapsul O Zinc 2 mg/kg/hari.
biru) • Sirup besi
O Copper 0.3 mg/kg/hari.
6 – 12 bln = 1 x 2,5 ml/hari
• O Zat besi 3 mg/kg/hari (zat
1 – 5 tahun diberikan dosis 1 – 5 thn = 1 x 5 ml/hari
200.000 SI (1 kapsul besi diberikan setelah
merah) memasuki fase rehabilitasi).
Memberikan makanan untuk stabilisasi dan transisi
O Saat anak memiliki WFL (weight for length) diatas 90% (sama
dengan -1 SD), dapat dikatakan telah sembuh dari gizi buruk.
O Orang tua harus diedukasi mengenai pola makan yang baik dan
stimulasi sensorik yang harus dilanjutkan di rumah.