Presentation3 1
Presentation3 1
Bersama ini kami PP IKABI beserta 10 organisasi profesi dalam lingkungan bedah (OPLB), yaitu Pabi,
Paboi, Peraboi, IAUI, HBTKVI, Perbani, IKabdi, Perapi, Perspebsi, Pesbevi dan Majelis KIBI
menyampaikan surat pernyataan kesepakatan tentang clinical privilege dan clinical appointment
dalam pelayanan kasus bedah dengan maksud untuk mencegah konflik kepentingan profesi bedah
dalam pelayanan kesehatan dan mendukung Program Pemerintah C/Q Kementerian Kesehatan RI
mensukseskan program BPJS 2014 dan program MRA 2015 serta program-program yang lain.
⮚ Perkembangan ilmu bedah di Indonesia berjalan begitu cepat, selaras dengan itu terjadi
fragmentasi pelayanan kasus bedah dimana masing-masing disiplin ilmu bedahnya berada
dibawah otoritas organisasi profesi bedah terkait dan saat ini telah mencapai 10 organisasi
profesi dalam lingkungan bedah (OPLB) didalam wadah federasi IKABI.
⮚ Dalam pelayanan kasus bedah, pendekatan holistik seringkali diabaikan dan yang menonjol
adalah fragmentasi tsb. yang mana tidak membawa keuntungan bagi profesi bedah itu sendiri
maupun bagi kesejahteraan rakyat Indonesia, bahkan sering terjadi konflik kepentingan yang
berdampak pada kesehatan dan keselamatan penderita.
SMF ILMU BEDAH
RSU HAJI MEDAN
PROVINSI SUMATERA UTARA
Daftar Kompetensi 10 (sepuluh) OPLB (Clinical Previlege
& Clinical Appointment dalam pelayanan kasus bedah)
⮚ Konflik kepentingan yang sempit dalam pelayanan kasus bedah juga akan merugikan atau
menghambat program pemerintah C/Q Kementerian Kesehatan RI dalam mensukseskan
Program BPJS 2014 dan Program MRA 2015 serta mungkin juga program Kementerian Kesehatan
RI lainnya.
⮚ Hal ini perlu dicegah dan dicari jalan keluar demi menjaga martabat dan kehormatan dokter
Indonesia sesuai sumpah Hippocrates.
⮚ Berdasarkan pemikiran di atas, kami para stakeholder IKABI perlu bekerjasama untuk mencapai
dan mempertahankan mutu pelayanan kesehatan khususnya di bidang pembedahan dalam
kerangka menyediakan fasilitas dan pelayanan kesehatan yang layak dalam upaya
menyejahterakan masyarakat Indonesia sesuai dengan amanat UUD'45 pasal 28 H ayat 1 dan
pasal 34 ayat 3 serta upaya penjagaan mutu pelayanan kedokteran sesuai amanat UU No.29
tahun 2004 tentang praktik kedokteran pasal 4 ayat 1 dan pasal 44 ayat 1.
Berdasarkan hal tsb diatas, Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Indonesia (IKABI) melalui Konker
tanggal 27 oktober 2012 di Jakarta bersama 10 anak organisasi OPLB dan Majelis Kolegium Ilmu
Bedah serta Kolegium Ilmu Bedah yang terkait menyatakan bahwa:
1. Perlu ditegakkan ketertiban dan disiplin dalam menjalankan pelayanan Kesehatan di setiap
tempat pelayanan kesehatan (rumah sakit, klinik, dan poliklinik) berdasarkan kompetensi yang
dipunyai oleh masing-masing Dokter Spesialis Bedah sesuai dengan yang digariskan oleh
organisasi profesi bedah yang terkait beserta Kolegiumnya dalam bentuk clinical privilege
(Kewenangan tindak medik sesuai kompetensi dokter spesialis bedah) yang
dipertimbangkan/diterbitkan oleh komite medik masing-masing Rumah Sakit.
2. Clinical previlege yang dimaksud dipakai sebagai pedoman pelaksanaan clinical appointment
oleh masing - masing Direktur Rumah Sakit diseluruh Indonesia yang sesuai dengan SDM dan
sarana - prasarana yang tersedia untuk kepentingan, keselamatan dan keamanan penderita.
3. Setiap Dokter Spesialis Bedah yang bekerja di suatu RS harus taat dan mendukung penuh dalam
memajukan pelayanan kesehatan di RS yang terkait dengan membuat komitmen berupa
pernyataan kesediaan dan kesanggupan secara tertulis untuk melayani penderita sesuai daftar
penyakit/kasus yang disepakati bersama dengan direktur RS dalam bentuk clinical appointment
dan tidak menyimpang dari daftar kewenangan yang telah dibuat oleh masing-masing anak
organisasi bedah (OPLB) di dalam Federasi IKABI, bisa lebih banyak atau bahkan mungkin lebih
sedikit dari jumlah dan jenis kasus yang ditetapkan oleh OPLB-OPLB.
4. Setiap Direktur RS menilai outcome/kinerja Dokter Spesialis Bedah yang bekerja di dalam RS tsb,
dan mengambil langkah kebijakan sesuai performance yang ditunjukkan dokter yang terkait
(menegur atau bahkan melarang melakukan suatu tindakan medis terlentu apabila terjadi
penyimpangan dari standar pelayanan yang berlaku atau menyebabkan terjadinya kerugian/
kecelakaan penderita).
7. Selain penanganan kasus tumpang tindih, pengaturan clinical privilege oleh Komite Medik dan
clinical appointment oleh Direktur Rumah Sakit juga akan berdampak pada pemerataan jasa
pelavanan medis yang telah ditetapkan berdasarkan pengaturan atau ketentuan BPJS secara
adil dan proporsional
8. Kami mendukung sepenuhnva Program Pemerintah C/O Kemenkes RI antara lain menyukseskan
pelaksanaan BPJS 2014 dan MRA 2015 serta program-program yang lain.
9. Apabila terjadi permusalahan sebagai akibat diterapkannya clinical previlege & clinical
appointment, kami organisasi profesi kedokteran IKABI beserta 10 OPLB bersedia turut
menyelesaikan sesegera mungkin setelah mendapat laporan dari Direktur RS yang terkait, atau
laporan dari pihak lainnya
10. Pernyataan kesepakatan in disertai lampiran datar kompetensi dari 10 OPLB dan diharapkan
dapat mendukung seta mempercepat akselerasi tercapainya masyarakat Indonesia sehat dan
sejahtera serta menjaga mutu pelayanan kesehatan
Yang bertanda tangan dibawah in adalah Ketua PP IKABI dan para Ketua 10 OPLB seta
Ketua Majelis Kolegium Ilmu Bedah Indonesta dan para Ketua 10 Kolegium Ilmu
Bedah Indonesia: