Anda di halaman 1dari 28

Defenisi Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR)

Menurut Saputra (2014) bayi Berat Badan Lahir Rendah


(BBLR) ialah berat badan bayi yang lahir kurang dari 2500
gram tanpa memandang masa gestasi atau usia kehamilan.
Berdasarkan Ikatan Dokter Indonesia BBLR yaitu bayi berat
lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi
dengan catatan berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang
dalam satu jam setelah lahir.
Klasifikasi BBLR

1. Bayi yang berat lahirnya kurang dari 2500 gram, disebut


bayi berat badan lahir rendah (BBLR).
2. Bayi berat lahir sangat rendah, kurang dari 1500 gram,
diistilakan sebagai bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR)
3. Bayi berat lahir sangat rendah sekali, kurang dari 1000 gram,
diberikan istilah bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR).
Berdasarkan umur kehamilan atau masa gestasi di bedakan menjadi:
1. Preterm infant atau bayi 9 prematur adalah bayi yang lahir pada umur
kehamilan tidak mencapai 37 minggu
2. Term infant atau bayi cukup bulan (mature atau aterm) adalah bayi yang
lahir pada umur kehamilan 37-42 minggu.
3. Postterm infant atau bayi lebih bulan adalah bayi yang lahir pada umur
kehamilan sesudah 42 minggu.

Berdasarkan pengelompokkan tersebut bayi berat lahir rendah (BBLR) dapat di


kelompokkan menjadi prematuritas murni dan dismaturitas:
1. Prematuritas murni adalah bayi dengan kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat
badannya sesuai untuk masa kehamilan itu atau biasa di sebut dengan neonatus
kurang bulan sesuai masa kehamilan (NKB – SMK ).
2. Dismaturitas adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk kahamilan itu atau biasa di sebut neonatus kurang bulan sesuai
untuk masa kehamilan (NKB – SMK). Berarti bayi mengalami 15 gangguan intra
uteri dan merupakan bayi yang kecil masa kehamilan (KMK).
Etiologi BBLR

1. Faktor ibu

a. Penyakit
1.Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan
antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih.
2. Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual,
hipertensi, HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung.
2. Faktor janin

Faktor janin meliputi: kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi


sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar.
a. Faktor plasenta
Faktor plasenta disebabkan oleh: plasenta previa, solutio plasenta,
sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban pecah dini.
b. Faktor lingkungan
Lingkungan yang berpengaruh antara lain: tempat tinggal di dataran
tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.
Patofisiologi BBLR
1. Keadaan sosial ekonomi
2. Gangguan psikologis selama
kehamilan
3. Risiko paritas
4. Pajanan asap rokok
5. Anemia pada ibu hamil
6. Implantasi plasenta
abnormal
7. Pre-eklamsi ringan
8. Faktor janin berupa hidramnion
atau polihidramnion
Komplikasi BBLR
1. BBLR prematur atau kurang bulan
a. Sindrom gangguan pernafasan ideopatik
b. Pnemonia aspirasi
c. Perdarahan periventrikuler dan perdarahan
intraventrikuler
d. Hipotermia
2. BBLR tidak sesuai usia kehamilan atau dismatur
a. Sindrom aspirasi meconium
b. Hiperbilirubinemia
c. Hipoglikemia, karena cadangan glukosa
rendah
d. Hipotermia
Gambaran Klinik BBLR

Menurut Proverawati (2010), secara umum gambaran klinis dari bayi BBLR adalah sebagai berikut :
1. Berat kurang dari 2500 gram
2. Panjang kurang dari 45 cm
3. Lingkar dada kurang dari 30 cm
4. Lingkar kepala kurang dari 33 cm
5. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
6. Kepala lebih besar
7. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang
8. Otot hipotonik lemah
9. Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea
10. Ekstermitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-lurus
11. Kepala tidak mampu tegak
12. Pernapasan 40 – 50 kali / menit
13. Nadi 100 – 140 kali / menit
Diagnosis BBLR

Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir bayi. Dalam jangka
waktu tertetu dapat diketahui dengan dilakukan:
1. anamnesis,
2. pemeriksaan fisik
3. pemeriksaan penunjang.
Pencegahan

Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/ preventif adalah langkah yang
penting. Hal-hal yang dapat dilakukan :
1.Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun
kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda
2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda
tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat
menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik.
3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat (20-
34 tahun).
4. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan
pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap
pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.
Penatalaksanaan / Penanganan BBLR

Pada bayi KMK (Kecil Masa Kehamilan) umumnya sama dengan perawatan neonatus
umumnya, seperti pengaturan suhu lingkungan, makanan, mencegah infeksi dan lain-lain,
akan tetapi oleh karena bayi ini mempunyai masalah yang sedikit berbeda dengan bayi
lainnya maka harus diperhatikan hal-hal berikut ini :
1. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine serta menemukan
gangguan pertumbuhan misalnya dengan pemeriksaan ultrasonografi. Bila bayi lahir
melakukan pemeriksaan yang lebih lengkap dan kemudian sesuai kelainan yang didapat.
2. Memeriksa kadar gula darah (true glucose) dengan dextrostix atau di laboratorium. Bila
terbukti adanya hipoglikemia harus segera diatasi.
3. Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya. 4. Bayi membutuhkan
banyak kalori dibandingkan dengan bayi SMK (Sesuai Masa Kehamilan).
5. Melakukan tracheal-washing pada bayi yang diduga akan menderita aspirasi meconium.
Protap di Rumah Sakit

Penanganan BBLR di kamar bersalin:


1. Persiapan alat resusitasi : meja resusitasi yang telah dihanga
tkan 15 menit sebelum persalinan, T.piece resuscitator, ETT, Lari
ngoskop, Suction pump, obat-obatan, oksigen, cairan infus, satura
si oksigen, plastic pembungkus bayi.
2. Persiapkan ruangan perawatan intermediate atau ruangan intensi
f (NICU) bila ada.
3. Pada saat bayi lahir, segera lakukan langkah resusitasi pada b
ayi baru lahir, dan penilaian skore APGAR menit 1 dan menit 5 sam
bil melakukan resusitasi sesuai langkah resusitasi pada bayi baru
lahir.
Kewenangan Bidan
Bidan dalam menjalankan prakteknya berlandaskan pada kepmenkes RI Nomor 1
464/MENKES/PER/X/2010 pasal 11 yaitu Pelayanan kebidanan kepada anak meli
puti : pemeriksaan bayi baru lahir, perawatan tali pusat, perawatan bayi,
resusitasi pada bayi baru lahir, pemantauan tumbuh kembang anak, pemberia
n imunisasi dan pemberian penyuluhan.
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana di maksud pad
a ayat (1) berwenang untuk Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termas
uk resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi Vitam
in K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari ), dan pe
rawatan taki pusat. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera
merujuk. Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan. Pemb
erian imunisasi rutin sesuai program pemerintah. Pemantauan tumbuh kemban
g bayi, anak balita dan anak pra sekolah. Pemberian konseling dan penyulu
han. Pemberian surat keterangan lahir. Pemberian surat keterangan kematia
n.
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
BAYI BARU LAHIR 2 HARI
DI PERI RSUD BREBES
Tanggal/waktu : 13 September 2021 Jam 11.30 Wib
A.Data Subjektif
1. Identitas Orangtua
Nama : Ny. Devi Andriyani Nama suami : Tn. Warno
Usia : 26 Tahun Usia : 31 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Blandongan 1/3
Persalinan : Ke-1
Riwayat Penyakit : Tidak Ada
2. Identitas Bayi
Nama Bayi : By. Ny. D
Tanggal Lahir/ Waktu : 12 september 2021/ 12,25 wib
Jenis Kelamin: Laki-Laki
3. Riwayat Persalinan
Tanggal 12/09/2021 jam 12.25 wib bayi lahir hidup spontan,ketuban jernih,apgar score 3,3,5 pasien rujukan dari RS desa Asyif
a dari ibu G1P0A0 Hamil 30 minggu, masuk ke ruangan peri pada tanggal 13/09/2021 jam 11.09 wib.
 
 
B.Data Objektif
1. Keadaan Umum : Lemah Merintih
2. Tanda – Tanda Vital
Jam 11.20 wib
Nadi : 138 x/ menit
Suhu : 36,6C
Respirasi : 35 x/ menit
Jam 16.00 wib
Nadi
Suhu
Respirasi
 
Jam 06.00 wib
Nadi
Suhu
Respirasi

3. Antropometri
Berat Badan : 1290 gram
Panjang Badan : 31 cm
Lingkar Kepala : 27 cm
Lingkar Dada : 25 cm
4. Pemeriksaan fisik
Kepala : Simetris, tidak ada caput succederum, cepal hematoma
Muka : Kebiruan
Mata : Simetris, konjungtiva an anemis, sclera an iterik
Hidung : Simetris, ada pernafasan, tidak ada cuping hidung, terdapat l
endir/cairan
Telinga : Simetris sejajar dengan mata, tidak ada cairan dan terdapa
t lubang telinga
Mulut : Simetris, kebiruan,tidak ada labioskiziz, palatokizis, dan
Labiopalatokezis
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis
Dada : Terdapat retaksi dinding dada ronchi dan wheezing
Abdomen : Perut bayi terasa lemas dan tidak ada infeksi pada tali pusat (seperti
kemerahan, berbau, keluar push)
Kulit : Warna kebiruan
Punggung : Tidak ada kelainan dan tidak spina bifida
Ekstermitas : Simetris, jari jari tangan dan kaki lengkap, tonus otot lemah
Alat Kelamin : Testis belum turun dan terdapat lubang penis, BAK (+) dan terdapat
lubang anus, BAB (+)
5. Pemeriksaan Reflek
- Reflek Moro : Negatif, tidak ada respon apabila di kagetkan
- Reflek Rooting : Negatif, bayi tidak mencari-cari apabila jari di tempelkan atau di
sentuh ke pipi
- Reflek Sucking : Negatif, daya hisap lemah dan terpasang sonde
- Reflek Suwallowing : Negatif, daya nelan bayi lemah
- Reflek Tonicneck : Negatif, bayi tidak dapat menggerak-gerakan tangannya
- Reflek Grapsping : Negatif, saat tangan bayi diberi telunjuk tidak ada respon

C. Analisa
Bayi Ny, Devi andriyani bayi baru lahir 2 hari, spontan dengan NKB SMK lahir spontan dengan BBLSR
D. Penatalaksanaan
1. Menilai keadaan umum bayi, KU lemah, merintih
2. Menjaga kehangatan bayi, bayi sudah dihangatkan di dalam inkubator dengan temperatur 36,0®C
3. Melakukan pemeriksaan fisik, sudah dilakukan TTV ( Nadi 138x/menit, Suhu 36,6®, Respirasi 35x/
menit)
4. Melakukan atur posisi agar ventilasi maksimal pada bayi, sudah dilakukan
5. Beri terapi sesuai advis dr. Sukma, Sp.A
- Pasang O2 Cpap 30 Peep S
- Injeksi Gentamion 8 mg/36 jam
- Injeksi Ceftazidim 80 mg/12 jam
- Injeksi Aminofilin 3 mg/12 jam
- Injeksi Dobutamin 12 mg + Nacl (ket 0,5 a/jam)
- Pasang OGT
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
BAYI BARU LAHIR 3 HARI
DI PERI RSUD BREBES

Tanggal Pengkajian : 14 September 2021

A. Data Subjektif
Bayi Ny. Devi Andriyani

B. Data Objektif
1. Keadaan Umum : Lemah Menangis merintih
2. Tanda – Tanda Vital
- Nadi : 138 x/ menit
- Suhu : 36,4®C
- Respirasi : 35 x/ menit
- Retraksi : ada retraksi
- Spo2 : 99 %
- Gds Stik : 51 mg/dl
- Cpap : FiO2 30 pep 5

C. Analisa
Bayi Ny. Devi Andriyani BBLSR dengan pola nafas tidak efektif
D. Penatalaksanaan
1. Memantau keadaan umum dan tanda-tanda vital pada bayi, sudah dilakukan
2. Menjaga kehangatan bayi, sudah dilakukan dengan temparatur inkubator 35,0 C
3. Melakukan atur posisi agar venitilasi maksimal pada bayi, sudah dilakukan
4. Memberi nutrisi kurang dari kebutuhan, sudah dilakukan dengan pemberian ASI lewat
sonde dengan 10 cc/3 jam
5. Beri terapi sesuai advice dr. Sp.A

Dextros 5% 3 tpm
Ceftazidin 80/12 jam
Dentamizin 8/36 jam
Aminopilin 3 mg/12 jam
Dobutamin 12 mg
Ogt terbuka ASI 5 cc
Aminopusin pedriatrik
Nutrisi parentral


ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
BAYI BARU LAHIR 4 HARI
DI PERI RSUD BREBES

Tanggal Pengkajian : 15 September 2021 jam 11:30 wib

A. Data Subjektif
Bayi Ny. Devi Andriyani sudah BAB dan BAK

B. Data Objektif
1. Keadaan Umum : Lemah, menangis merintih, gerak (+), BAB dan BAK (+),
sesak (-)
2. Tanda – Tanda Vital
- Nadi : 138 x/ menit
- Suhu : 36,4®C
- Respirasi : 51 x/ menit
- Spo2 : 98 %
- Gds Stik : 51
- Cpap : 30/5
C. Analisa
Bayi Ny. Devi Andriyani BBLSR dengan pola nafas tidak efektif

D. Penatalaksanaan
1. Memantau keadaan umum dan tanda-tanda vital pada bayi, sudah dilakukan
2. Menjaga kehangatan bayi, sudah dilakukan dengan temparatur inkubator
3. Melakukan atur posisi agar venitilasi maksimal pada bayi, sudah dilakukan
4. Memberi nutrisi kurang dari kebutuhan, sudah dilakukan dengan pemberian ASI lewat so
nde
dengan 5 cc/3 jam
5. Beri terapi sesuai advice dr. Sp.A

Program ASI 10cc/3 jam dengan sonde


Nutrisi parentral (aminopusin pedriatrik 1 cc/ jam)
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
BAYI BARU LAHIR 5 HARI
DI PERI RSUD BREBES

Tanggal Pengkajian : 16 September 2021 jam16:00 wib

A. Data Subjektif
Bayi Ny. Devi Andriyani

B. Data Objektif
1. Keadaan Umum : Lemah, menangis merintih,
2. Antropometri
BBL : 1280 gram
BBS : 1255 gram
Sonde Asi : 10 cc / 3 jam
CPAP ; -
O2 Nasal kanul : Positif (+)
3. Tanda – Tanda Vital
- Nadi : 130 x/ menit
- Suhu : 36,5®C
- Respirasi : 51 x/ menit
- Spo2 : 98 %
C. Analisa
Bayi Ny. Devi Andriyani BBLSR dengan nutrisi kurang dari kebtuhan tubuh

D. Penatalaksanaan
1. Memantau keadaan umum dan tanda-tanda vital pada bayi, sudah dilakukan
2. Menjaga kehangatan bayi, sudah dilakukan dengan temparatur inkubator
3. Memantau O2 Nasal Kanul, sudah terpasang
4. Memberi nutrisi sesuai kebutuhan, sudah dilakukan dengan pemberian ASI lewat sonde
dengan 10 cc/3 jam
5. Beri terapi sesuai dengan advis dr.Sp.A
a. asi 20 cc/3 jam/sonde
b. program KMC
c.fisioterapi oral
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
BAYI BARU LAHIR 6 HARI
DI PERI RSUD BREBES

Tanggal Pengkajian : 17 September 2021 jam 16:00 wib

A. Data Subjektif
Bayi Ny. Devi Andriyani sudah BAB dan BAK

B. Data Objektif
1. Keadaan Umum : Lemah, menangis merintih,
2. Antropometri
BBL : 1280 gram
BBS : 1255 gram
Sonde Asi : 10 cc / 3 jam
4. Tanda – Tanda Vital
- Nadi : 130 x/ menit
- Suhu : 36,5®C
- Respirasi : 51 x/ menit
- Spo2 : 98 %
- Gds Stik : 48 MMG/DL
C. Analisa
Bayi Ny. Devi Andriyani BBLSR dengan nutrisi kurang dari kebtuhan tubuh

D. Penatalaksanaan
1. Memantau keadaan umum dan tanda-tanda vital pada bayi, sudah dilakukan
2. Menjaga kehangatan bayi, sudah dilakukan dengan temparatur inkubator
3. Memantau O2 Nasal Kanul, sudah terpasang
4. Memberi nutrisi sesuai kebutuhan, sudah dilakukan dengan pemberian ASI lewat sonde
dengan 10 cc/3 jam
5. Beri terapi sesuai dengan advis dr.Sp.A
a. asi 20 cc/3 jam/sonde
b. program KMC
c.fisioterapi oral
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai