Anda di halaman 1dari 16

MITIGASI

BENCANA
TSUNAMI
KELOMPOK 1
Anggota Kelompok 1:
1. Arbi Kusuma (P07120119051)
2. Aris Munandar (P07120119052)
3. Elin Paramiswari (P07120119046)
4. Eriksan Wira Putra (P07120119064)
5. Febry Dwi Rahmatillah (P07120119057)
6. Halsabila Alfisyahrin(P07120119059)
7. Heliza Dwi Putri (P07120119060)
8. Ica Santika (P07120119062)
9. Muhammad Budiman (P07120119073)
10. Nadya Ul Husna (P07120119074)
LATAR BELAKANG
• Tercatat beberapa sejarah tsunami yang pernah melanda
Indonesia yaitu tsunami di Laut Banda pada tahun 1674 yang
mengakibatkan lebih dari 2000 korban meninggal dunia.
Erupsi Gunung Krakatau yang akhirnya menyebabkan tsunami
di sekitar Selat Sunda sampai Jawa dan Sumatera pada tahun
1883 dan menyebabkan lebih dari 30.000 orang meninggal
dunia.
• Lalu tsunami terbesar yang menyebabkan sekitar 250.000
orang meninggal dunia yaitu tsunami di Aceh pada tahun 2004.
1. PENGERTIAN
• Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang berarti gelombang ombak
lautan “tsu” berarti lautan, “nami” berarti gelombang ombak.
Tsunami adalah serangkaian gelombang ombak laut raksasa yang
timbul karena adanya pergeseran di dasar laut akibat gempa bumi
(BNPB No.8 Tahun 2011).
• Tsunami adalah gelombang air yang sangat besar yang dibangkitkan
oleh macam-macam gangguan di dasar samudera. Gangguan ini
dapat berupa gempa bumi, pergeseran lempeng atau gunung meletus.
• Tsunami dapat terjadi setempat atau meluas ke wilayah lain. Besar
kecilnya gelombang tsunami dipengaruhi oleh kedalaman air laut.
Makin dalam air laut, kecepatan gelombang tsunami semakin
kencang. Tsunami merupakan rangkaian gelombang.
2. PENYEBAB
• Longsoran Lempeng Bawah Laut (Undersea Landslides)
• Gempa Bumi Bawah Laut (Undersea Earthquake)
• Aktivitas Vulkanik
3. DAMPAK dan KRISIS KESEHATAN
AKIBAT BENCANA TSUNAMI
1. DAMPAK NEGATIF
• Merusak apa saja yang dilaluinya bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan
mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan,
pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
• Banyak tenaga kerja ahli yang menjadi korban sehingga sulit untuk
mencari lagi tenaga ahli yang sesuai dalam bidang pekerjaanya
• Pemerintah akan kewalahan dalam pelaksanaan pembangunan pasca
bencana karna faktor dana yang besar.
• Menambah tingkat kemiskinan apabila ada masyarakat korban bencana
yang kehilangan segalanya.
LANJUTAN…
• 2. DAMPAK TERHADAP KESEHATAN
• Korban massal; bencana yang terjadi dapat mengakibatkan korban
meninggal dunia, patah tulang, luka-luka, trauma dan kecacatan dalam
jumlah besar.
• Pengungsian; pengungsian ini dapat terjadi sebagai akibat dari rusaknya
rumah-rumah mereka atau adanya bahaya yang dapat terjadi jika tetap
berada dilokasi kejadian. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat resiko dari
suatu wilayah atau daerah dimana terjadinya bencana (Depkes RI, 2007).
• Krisis air bersih: gelombang tsunami telah menimbulkan tercampumya
air laut dengan air tawar pada beberapa lokasi. Tsunami juga
menimbulkan masalah kesehatan terkait air bersih, dan timbulnya
gangguan penyakit seperti diare, kolera, dll.
4. MANJEMEN MITIGASI BENCANA
TSUNAMI
• Pencegahan dan Mitigasi
• Kesiapsiagaan
• Tanggap Darurat
• Pemulihan
a. PENCEGAHAN DAN MITIGASI
• Mitigasi tsunami merupakan upaya pendekatan yang perlu segera
dilakukan. Mitigasi bencana adalah segala upaya mengurangi
resiko bencana. Program mitigasi ini dapat dilakukan melalui
pembangunan fisik maupun peningkatan kemampuan menghadapi
bencana.
• Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) diharapkan
dapat memberi sosialisasi kepada wilayah pantai demi
pencegahan bahaya dan peningkatan kesiapsiagaan.
• Mitigasi juga memerlukan infrastruktur. Pada wilayah yang rawan
tsunami perlu dibangun rambu-rambu keselamatan, peta,
perencanaan dan prosedur evakuasi tsunami. Infrastruktur tersebut
penting dapat terlihat jelas oleh warga ataupun pengunjung.
Lanjutan…
• Tindakan pencegahan yang tergolong dalam mitigasi pasif
antara lain adalah:
• Penyusunan peraturan perundang-undangan
• Pembuatan peta rawan bencana dan pemetaan masalah.
• Pembuatan pedoman/standar/prosedur
• Pembuatan brosur/leaflet/poster
• Penelitian / pengkajian karakteristik bencana
• Pengkajian / analisis risiko bencana
• Internalisasi PB dalam muatan lokal pendidikan
• Pembentukan organisasi atau satuan gugus tugas bencana
• Perkuatan unit-unit sosial dalam masyarakat, seperti forum
• Pengarus-utamaan PB dalam perencanaan pembangunan
Lanjutan…
• Sedangkan tindakan pencegahan yang tergolong dalam mitigasi aktif antara lain:
• Pembuatan dan penempatan tanda-tanda peringatan, bahaya, larangan memasuki
daerah rawan bencana dsb.
• Pengawasan terhadap pelaksanaan berbagai peraturan tentang penataan ruang, ijin
mendirikan bangunan (IMB), dan peraturan lain yang berkaitan dengan pencegahan
bencana.
• Pelatihan dasar kebencanaan bagi aparat dan masyarakat.
• Pemindahan penduduk dari daerah yang rawan bencana ke daerah yang lebih aman.
• Penyuluhan dan peningkatan kewaspadaan masyarakat.
• Perencanaan daerah penampungan sementara dan jalur-jalur evakuasi jika terjadi
bencana.
• Pembuatan bangunan struktur yang berfungsi untuk mencegah, mengamankan dan
mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana, seperti: tanggul, dam, penahan
erosi pantai, bangunan tahan gempa dan sejenisnya.
b. KESIAPSIAGAAN
• Kesiapsiagaan dilaksanakan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya
bencana guna menghindari jatuhnya korban jiwa, kerugian harta benda dan
berubahnya tata kehidupan masyarakat. Upaya kesiapsiagaan dilakukan pada
saat bencana mulai teridentifikasi akan terjadi, kegiatan yang dilakukan
antara lain:
• Pengaktifan pos-pos siaga bencana dengan segenap unsur pendukungnya.
• Pelatihan siaga / simulasi / gladi / teknis bagi setiap sektor Penanggulangan bencana
(SAR, sosial, kesehatan, prasarana dan pekerjaan umum).
• Inventarisasi sumber daya pendukung kedaruratan
• Penyiapan dukungan dan mobilisasi sumberdaya/logistik.
• Penyiapan sistem informasi dan komunikasi yang cepat dan terpadu guna mendukung
tugas kebencanaan.
• Penyiapan dan pemasangan instrumen sistem peringatan dini (early warning)
• Penyusunan rencana kontinjensi (contingency plan) Mobilisasi sumber daya (personil
dan prasarana/sarana peralatan).
c. TANGGAP DARURAT
Tahap Tanggap Darurat merupakan tahap penindakan atau pengerahan
pertolongan untuk membantu masyarakat yang tertimpa bencana,
guna menghindari bertambahnya korban jiwa. Penyelenggaraan
penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat meliputi:
• Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan,
kerugian, dan sumber daya;
• Penentuan status keadaan darurat bencana;
• penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana;
• Pemenuhan kebutuhan dasar;
• Perlindungan terhadap kelompok rentan; dan
• Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital.
d. PEMULIHAN
• Tahap pemulihan meliputi tahap rehabilitasi dan rekonstruksi. Upaya yang
dilakukan pada tahap rehabilitasi adalah untuk mengembalikan kondisi daerah
yang terkena bencana yang serba tidak menentu ke kondisi normal yang lebih
baik, agar kehidupan dan penghidupan masyarakat dapat berjalan kembali.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi:
• Perbaikan lingkungan daerah bencana;
• Perbaikan prasarana dan sarana umum;
• Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat;
• Pemulihan sosial psikologis;
• Pelayanan kesehatan;
• Rekonsiliasi dan resolusi konflik;
• Pemulihan sosial, ekonomi, dan budaya;
• Pemulihan keamanan dan ketertiban;
• Pemulihan fungsi pemerintahan; dan
• Pemulihan fungsi pelayanan publik
Lanjutan…
• Sedangkan tahap rekonstruksi merupakan tahap untuk membangun kembali
sarana dan prasarana yang rusak akibat bencana secara lebih baik dan
sempurna. Oleh sebab itu pembangunannya harus dilakukan melalui suatu
perencanaan yang didahului oleh pengkajian dari berbagai ahli dan sektor
terkait.
• Pembangunan kembali prasarana dan sarana;
• Pembangunan kembali sarana sosial masyarakat;
• Pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat
• Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang lebih baik dan
tahan bencana;
• Partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan, dunia usaha dan
masyarakat;
• Peningkatan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya;
• Peningkatan fungsi pelayanan publik; atau
• Peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat.
SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai