LARANGAN PRAKTEK

MONOPOLI DAN
PERSAINGAN USAHA

UU NOMOR 5 TAHUN 1999

PMH dalam KUHPdt
Pasal 1365 KUPdt :
Tiap perbuatan melanggar hukum yang
membawa kerugian pada orang lain,
mewajibkan orang yang karena
salahnya menerbitkan kerugian itu
mengganti kerugian tersebut.
Pengertian Melanggar Hukum
• Melanggar Peraturan Per UU an
• Melanggar Ketertiban Umum
• Melanggar Kepatutan dan Kesusilaan
 LATAR BELAKANG
• ADANYA KELOMPOK-KELOMPOK PENGUSAHA
YANG MAJU KARENA HAL TIDAK WAJAR, TIDAK
SEHAT DAN TIDAK JUJUR
• SEMANGAT MEMBANGUN SISTEM EKONOMI
PASAR YANG LEBIH EFISIEN, TERBUKA DAN
SEHAT
• DIPERLUKAN SEBUAH ATURAN YANG DAPAT
MENOPANG SISTEM EKONOMI PASAR DAN
BERFUNGSI SEBAGAI ATURAN MAIN BAGI
KEGIATAN BISNIS DI INDONESIA
• ALASAN POLITIS, YAITU DESAKAN IMF
(INTERNATIONAL MONETARY FUNDS) SEBAGAI
PRASYARAT MEMBERIKAN UTANG DAN UNTUK
TERCIPTANYA HUBUNGAN BISNIS YANG
TERTIB DAN DIPERLUKAN DALAM RANGKA
PEMULIHAN KONDISI EKONOMI YANG
TERPURUK
 SUBSTANSI
UU NO. 5/ 1999
1. PERJANJIAN YANG DILARANG
2. KEGIATAN YANG DILARANG
3. POSISI DOMINAN
 PERJANJIAN YANG
DILARANG
PERJANJIAN ADALAH SUATU
PERBUATAN DARI SATU ATAU LEBIH
PELAKU USAHA UNTUK MENGIKATKAN
DIRI TERHADAP SATU ATAU LEBIH
PELAKU USAHA LAIN DENGAN NAMA
APAPUN, BAIK TERTULIS MAUPUN
TIDAK TERTULIS
(PASAL 1 AYAT (7) UU 5/1999)
PERJANJIAN YANG DILARANG
1. OLIGOPOLI (PASAL 4)
2. PENETAPAN HARGA / PRICE FIXING DAN
DISKRIMINASI HARGA / PRICE
DISCRIMINATION (PASAL 5, 6,7 DAN 8)
3. PEMBAGIAN WILAYAH PASAR / MARKET
DIVISION / MARKET SHARING
4. PEMBOIKOTAN / BOYCOTTS (PASAL 10)
5. KARTEL (PASAL 11)
6. TRUST (PASAL 12)
7. OLIGOPSONI (PASAL 13)
8. INTEGRASI VERTIKAL / INTEGRATION
VERTICAL (PASAL 14)
9. PERJANJIAN TERTUTUP / EXCLUSIVE
DEALING (PASAL 15)
 OLIGOPOLI
• ADALAH STRUKTUR PASAR YANG
MEMILIKI SIFAT:
– SEDIKIT PENJUAL DAN BANYAK PEMBELI
– PRODUK HOMOGEN ATAU YANG DIBEDAKAN
– PASAR SULIT DIMASUKI KARENA ADANYA
RINTANGAN
• PASAL 4 (2): 2 ATAU 3 PELAKU USAHA
MELAKUKAN PENGUASAAN PRODUKSI
ATAU PEMASARAN LEBIH DARI 75%
PANGSA PASAR
 PENETAPAN HARGA /
PRICE FIXING
• PENETAPAN HARGA MELIPUTI:
– HORIZONTAL PRICE FIXING: PERJANJIAN
ANTAR SESAMA PELAKU USAHA YANG
SELEVEL (PRODUSEN DENGAN PRODUSEN)
PADA PASAR YANG SAMA
– VERTICAL PRICE FIXING: PERJANJIAN
ANTAR SESAMA PELAKU USAHA YANG
TIDAK SELEVEL (PRODUSEN DENGAN
DISTRIBUTOR ATAU DENGAN RETAILER)
• DISKRIMINASI HARGA: PERJANJIAN
YANG MENGAKIBATKAN PEMBELI LAIN
MEMBELI DENGAN HARGA BERBEDA
PEMBAGIAN WILAYAH PASAR
CIRI-CIRI:
1. BERTUJUAN MENIADAKAN
PERSAINGAN DIANTARA PELAKU
USAHA DALAM HAL DISTRIBUSI
MAUPUN PEMASARAN PRODUK
2. BERTUJUAN MENCIPTAKAN PEMASOK
TUNGGAL DI SUATU WILAYAH ATAU
PASAR TERTENTU, DAN POTENSIAL
MENIMBULKAN MONOPOLI
3. DAPAT DILAKUKAN PELAKU USAHA
SELEVEL ATAU TIDAK
 BOIKOT
SIFAT:
• POTENSIAL MENGHALANGI
PELAKU USAHA LAIN UNTUK
MELAKUKAN USAHA YANG SAMA
ATAU PERJANJIAN YANG
MENCIPTAKAN BARRIER TO ENTRY
• PERJANJIAN YANG MENOLAK
MENJUAL SETIAP PRODUK DARI
PELAKU USAHA LAIN
 KARTEL
• ADALAH PERSEKONGKOLAN ANTARA
SUATU KELOMPOK PEMASOK YANG
BERTUJUAN UNTUK MENCEGAH
PERSAINGAN SESAMA MEREKA SECARA
KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
• JENIS KARTEL PADA PASAL 11
– KARTEL HARGA: MENETAPKAN HARGA
JUAL PRODUK, BAIK YANG BERBEDA
MAUPUN DI BAWAH HARGA PASAR
– KARTEL PRODUKSI: MENETAPKAN JUMLAH
ATAU VOLUME PRODUKSI ATAU DISTRIBUSI
TRUST
• GABUNGAN DARI BEBERAPA
PERUSAHAAN BESAR YANG SALNG
BERJANJI UNTUK TIDAK SALING
BERSAING DENGAN TUJUAN
UNTUK MENGONTROL PRODUKSI
ATAU PEMASARAN DEMI
KELANGSUNGAN HIDUP MASING-
MASING PERUSAHAAN TERSEBUT
OLIGOPSONI
• BENTUK PEMUSATAN PEMBELI, YAITU
BEBERAPA PEMBELI BESAR
BERHADAPAN DENGAN BANYAK
PEMBELI KECIL. DIMANA PEMBELI
BESAR MAMPU MENDAPATKAN
KEUNTUNGAN DARI PARA PEMASOK
ATAU PENJUAL DALAM BENTUK
POTONGAN HARGA DARI PEMBELIAN
DALAM JUMLAH BESAR DAN BENTUK
JANNGKA WAKTU KREDIT YANG
DIPERPANJANG
INTEGRASI VERTIKAL

• PERJANJIAN DENGAN PELAKU

USAHA LAIN YANG BERTUJUAN
MENGUASAI SEJUMLAH PRODUK
YANG TERMASUK DALAM
RANGKAIAN PRODUKSI YANG
MERUPAKAN PROSES LANJUTAN
PERJANJIAN TERTUTUP/
EXCLUSIVE DEALING
• PRAKTEK DIMANA SEORANG
PEMASOK MENGONTRAK
DISTRIBUTOR UNTUK
MEMASARKAN HANYA PRODUK
PEMASOK TERSEBUT TANPA
MEMASARKAN PESAINGNYA
KEGIATAN
YANG
DILARANG
KEGIATAN YANG DILARANG

1. MONOPOLI (PASAL 17)

2. MONOPSONI (PASAL 18)
3. PENGUASAAN PASAR (PASAL 19)
4. PERSEKONGKOLAN (PASAL 22,
23, DAN 24)
5. POSISI DOMINAN
 MONOPOLI
• KEGIATAN PENGUASAAN ATAS
PRODUKSI DAN ATAU PEMASARAN
PRODUK:
– PRODUK TERSEBUT BELUM ADA
SUBSTITUSINYA
– MENGAKIBATKAN PELAKU USAHA LAIN
TIDAK DAPAT MASUK KE DALAM
PERSAINGAN USAHA
– SATU PELAKU USAHA ATAU KELOMPOK
MENGUASAI LEBIH DARI 50% PANGSA
PASAR SATU JENIS PRODUK
 MONOPSONI

• BENTUK PEMUSATAN PEMBELI,

YAITU SUATU SITUASI PASAR
DIMANA PEMBELI TUNGGAL
DIHADAPKAN DENGAN PEMASOK-
PEMASOK KECIL (PELAKU USAHA
MENGUASAI PENERIMAAN
PASOKAN ATAU MENJADI PEMBELI
TUNGGAL 50% PANGSA PASAR
SATU JENIS PRODUK)
 PENGUASAAN PASAR
MARKET POWER ADALAH KEMAMPUAN
SEBUAH PERUSAHAAN UNTUK
MENGENDALIKAN (DALAM BATAS TERTENTU)
HARGA PENAWARAN DAN SYARAT
PENJUALAN PRODUKNYA TANPA SEGERA
MENDAPAT GANGGUAN PERSAINGAN
– MENOLAK ATAU MENGHALANGI PELAKU USAHA
LAIN UNTUK MELAKUKAN KEGIATAN YANG SAMA
– MENGHALANGI KONSUMEN ATAU PELANGGAN
PESAINGNYA UNTUK TIDAK MELAKUKAN
HUBUNGAN DENGAN PELAKU USAHA PESAINGNYA
– MEMBATASI PEREDARAN DAN ATAU PENJUALAN
PRODUK PADA PASAR BERSANGKUTAN
– MELAKUKAN PRAKTEK DISKRIMINASI TERHADAP
PELAKU USAHA TERTENTU
 PERSEKONGKOLAN
• ATAU KONSPIRASI USAHA ADALAH
BENTUK KERJASAMA YANG
DILAKUKAN OLEH PELAKU USAHA
DENGAN PELAKU USAHA LAIN
DENGAN MAKSUD UNTUK
MENGUASAI PASAR
BERSANGKUTAN BAGI
KEPENTINGAN PELAKU USAHA
YANG BERSEKONGKOL
 POSISI DOMINAN
YAITU KONDISI DIMANA PELAKU
USAHA TIDAK MEMPUNYAI PESAING
YANG BERARTI DALAM KAITANNYA
DENGAN PANGSA PASAR YANG
DIKUASAINYA.
JENIS LARANGAN TERKAIT DENGAN
POSISI DOMINAN:
1. PENYALAHGUNAAN POSISI DOMINAN
2. JABATAN RANGKAP
3. PEMILIKAN SAHAM MAYORITAS
4. PENGGABUNGAN, PELEBURAN DAN
PENGAMBILALIHAN
 KOMISI
PENGAWAS
PERSAINGAN
USAHA
(KPPU)
 KPPU
• LEMBAGA YANG DIBENTUK OLEH
DAN BERDASARKAN UU UNTUK
MENGAWASI JALANNYA UU 5/1999
• MERUPAKAN LEMBAGA
INDEPENDEN, LEPAS DARI
PENGARUH DAN KEKUASAAN
PEMERINTAH, SERTA LAINNYA
• BERTANGGUNGJAWAB
LANGSUNG KEPADA PRESIDEN
SELAKU KEPALA NEGARA
 TUGAS KPPU
PASAL 35 UU 5/1999
1. PENILAIAN TERHADAP PERJANJIAN
2. PENILAIAN TERHADAP KEGIATAN USAHA
DAN ATAU TINDAKAN PELAKU USAHA
3. PENILAIAN TERHADAP ADA ATAU TIDAK
ADANYA PENYALAHGUNAAN POSISI
DOMINAN
4. MENGAMBIL TINDAKAN SESUAI DENGAN
WEWENANG, MEMBERIKAN SARAN
TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH
5. MENYUSUN PEDOMAN DAN ATAU
PUBLIKASI YANG BERKAITAN DENGAN UU
5/1999
 WEWENANG KPPU
PASAL 36 UU 5/1999
1. MENERIMA LAPORAN DARI MASYARAKAT DAN ATAU
DARI PELAKU USAHA
2. MELAKUKAN PENELITIAN TENTANG DUGAAN ADANYA
KEGIATAN USAHA YANG DAPAT MENGAKIBATKAN
PRAKTIK MONOPOLI DAN ATAU PERSAINGAN USAHA
TIDAK SEHAT
3. MELAKUKAN PENYELIDIKAN DAN ATAU PEMERIKSAAN
4. MENYIMPULKAN HASIL PENYELIDIKAN DAN ATAU
PEMERIKSAAN
5. MEMANGGIL PELAKU USAHA, SAKSI, SAKSI AHLI, DAN
ORANG YANG MENGETAHUI
6. MEMINTA BANTUAN PENYIDIK UNTUK MENGHADIRKAN
NO. 5
7. MEMINTA KETERANGAN DARI INSTANSI PEMERINTAH
8. MENDAPATKAN, MENELITI DAN ATAU MENILAI SURAT,
DOKUMEN ATAU ALAT BUKTI LAIN
SANKSI
1. SANKSI ADMINISTRATIF (PASAL 47
AYAT (2))
2. SANKSI PIDANA POKOK (PASAL 48)
3. SANKSI PIDANA TAMBAHAN (PASAL
49)