Anda di halaman 1dari 11

PRINSIP KOMUNIKASI DALAM

KEPERAWATAN PALIATIF
Disusun Oleh:
- Dedi irpan Subangun - Nida Fauziyah
- Deti Purnama - Nur’azijah Anjelita
- Endra Saputra - Nurfitriyah
- Ivena Radella - Rezq Dwi Andini
- Neneng Sri Yani - Yudi Supriyadi

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES MAHARDIKA CIREBON
2021/2022
Palliative Care

Perawatan paliatif adalah pendekatan yang


bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien
(dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam
menghadapi penyakit yang mengancam jiwa,
dengan cara meringankan penderitaan rasa sakit
melalui identifikasi dini, pengkajian yang
sempurna, dan penatalaksanaan nyeri serta masalah
lainnya baik fisik, psikologis, sosial atau spiritual.
(World Health Organization (WHO) 2016).
Pola Dasar Palliative Care menurut WHO

– Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap


kematian sebagai proses yang normal.
– Tidak mempercepat atau menunda kematian.
– Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang
menganggu.
– Menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual.
– Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir
hayatnya.
– Berusaha membantu mengatasi suasana dukacita
pada keluarga.
Elemen dan Prinsip Palliative Care

Elemen dalam perawatan paliatif menurut National Consensus Project dalam


Campbell (2013)
1. Populasi pasien.
2. Perawatan yang berfokus pada pasien dan keluarga
3. Waktu perawatan paliatif.
4. Perawatan komprehensif
5. Tim interdisiplin.
6. Perhatian terhadap berkurangnya penderitaan
7. Kemampuan berkomunikasi
8. Kemampuan merawat pasien yang meninggal dan berduka
9. Perawatan yang berkesinambungan.
10. Akses yang tepat.
11. Hambatan pengaturan
12. Peningkatan kualitas.
Komunikasi Terapeutik

• Komunikasi terapeutik adalah kemampuan


atau keterampilan konselor untuk membantu
klien beradaptasi terhadap stress, mengatasi
gangguan psikologis, serta belajar bagaimana
berhubungan dengan orang lain.
• Komunikasi terapeutik bertujuan untuk
mengembangkan pribadi klien kearah yang
lebih positif atau adaktif
Aplikasi Komunikasi pada Perawatan Paliatif
Komunikasi pada pasien dengan penyakit kronis
Tiap fase yang di alami oleh pasien kritis mempunyai karakteristik yang
berbeda. Sehingga perawat juga memberikan respon yang berbeda pula.
Dalam berkomonikasi perawat juga harus memperhatikan pasien tersebut
berada di fase mana, sehingga mudah bagi perawat dalam menyesuaikan fase
kehilangan yang di alami pasien.

Fase Kehilangan pada pasien penyakit kronis


• Fase Denial ( pengikraran )
• Fase anger ( marah )
• Fase bargening ( tawar menawar )
• Fase depression
• Fase acceptance ( penerimaan )
Komunikasi pada pasien yang tidak sadar
Komunikasi dengan pasien tidak sadar
merupakan suatu komunikasi dengan
menggunakan teknik komunikasi
khusus/teurapetik dikarenakan fungsi sensorik
dan motorik pasien mengalami penurunan
sehingga seringkali stimulus dari luar tidak dapat
diterima klien dan klien tidak dapat merespons
kembali stimulus tersebut.
Fungsi Komunikasi Dengan Pasien Tidak Sadar

1. Mengendalikan Perilaku
2. Perkembangan Motivasi
3. Pengungkapan Emosional
4. Informasi
Cara Berkomunikasi Dengan Pasien Tak
Sadar
• Menjelaskan
Perawat menjelaskan apa yang akan dilakukan.
• Memfokuskan
Perawat memfokuskan informasi yang akan diberikan pada
klien untuk menghilangkan ketidakjelasan dalam
komunikasi.
• Memberikan Informasi
Perawat dapat memberi informasi kepada klien
• Mempertahankan ketenangan
Perawat dapat menujukkan dengan kesabaran dalam
merawat klien.
Prinsip-Prinsip Berkomunikasi Dengan
Pasien Yang Tidak Sadar
• Berhati-hati melakukan pembicaraan verbal di dekat
klien
• Ambil asumsi bahwa klien dapat mendengar
pembicaraan perawat.
• Ucapkan kata-kata sebelum menyentuh klien.
• Upayakan mempertahankan lingkungan setenang
mungkin

Anda mungkin juga menyukai