Anda di halaman 1dari 15

ASKEP OSTEOMYLITIS

Kelompok 3 20B
Disusun Oleh:
1. Fattakhur Rozak. (222020010056)
2. Upik Ayu Gustina (222020010057)
3. Tusika Pratiwi (222020010058)
4. Dhamayanti Sholihatul F (222020010060)
5. Yunita Afifah (222020010061)
6. Fina Efita Nuraini (222020010062)
7. Sistamilda Elsariana (222020010063)
8. M. Iqbal Chanif (222020010064)
9. Ayu Kusuma Dwi P (222020010065)
10. Naila rohmatul awalina (222020010066)
Pengertian
Osteomielitis adalah infeksi tulang, lebih sulitdi sembuhkan
dari pada infeksi jaringan lunak, karena terbatasnya asupan
darah, respons jaringan terhadap inflamasi , tingginya tekanan
jaringan dan pembentukan involukrum (Pembentukan tulang
baru disekeliling jaringan tulang mati). Doenges, Marilynn E,
Etiologi
Menurut Efendi (2007) :
Osteomylitis dapat disebabkan karena bakteri, virus, jamur dan mikro
organisme lain. Golongan atau jenis patogen yang sering adalah
Staphylococcus aureus menyebabkan 70%-80% infeksi tulang,
Pneumococcus, Thypus bacil, Proteus, Psedomonas, Echercia coli,
Tuberculose bacil, Spirochaeta.
Manifestasi Klinis
Menurut Smeltzer (2002) :
1. Jika infeksi dibawa oleh darah, biasanya awitannya mendadak sering terjadi
dengan manifestasi klinis septikemia (Menggigil, demam tinggi, denyut nadi cepat
dan malaise umum). Setelah infeksi menyebar dari rongga sumsum ke korteks tulang,
akan mengenai periosteum dan jaringan lunak, dengan bagian yang terinfeksi menjadi
nyeri, bengkak dan sangat nyeri tekan. Pasien menggambarkan nyeri konstan
berdenyut yang semakin memberat dengan gerakan dan berhubungan dengan tekanan
pus yang terkumpul.
Lanjutan...
2. Bila osteomielitis terjadi akibat penyebaran dari infeksi di sekitarnya atau
kontaminasi langsung, tidak akan ada gejala septikemia. Daerah infeksi
membengkak, hangat, nyeri dan nyeri tekan.

3. Pasien dengan osteomilitis kronik ditandai dengan pus yang selalu mengalir
keluar dari sinus atau mengalami periode berulang nyeri, inflamasi, pembengkakan
dan pengeluaran pus. Infeksi derajat rendah dapat menjadi pada jaringan parut
akibat kurangnya asupan darah.
Patofisiologi
Staphylococcus aureus merupakan penyebab 70% - 80% infeksi tulang.
Infeksi terjadi dari inflamasi, peningkatan vaskularisasi, dan edema.
Setelah 2 atau 3 hari, trombisis pada pembuluh darah terjadi pada tempat
tersebut, mengakibatkan iskemia dan nefrosis tulang Infeksi kemudian
berkembang ke kavitas medularis dan ke bawah periosteum dan dapat
menyebar ke jaringan lunak atau sendi di sekitarnya.
Penatalaksanaan
Menurut suratin 2008

Umum
1. Daerah yang terkena dimobilisasi untuk mengurangi ketidaknyamanan dan mencegah
terjadinya fraktur
2. Pengobatan suportif dengan pemberian infuse
3. Lakukan redaman salin hangat selama 20 menit untuk meningkatkan aliran darah
4. Pemeriksaan biakan darah
5. Antibiotik spektrum luas yang efektif terhadap gram positif maupun gram negative
diberikan langsung tanpa menunggu hasil biakan darah secara parenteral selama 3-6 Minggu
Lanjutan...
6. Pembedahan dilakukan jika tidak menunjukkan respon terhadap antibiotik, indikasi:
a. Adanya abses
b. Rasa sakit yang hebat
c. Adanya sekuester
d. Bila mencurigakan adanya perubahan kearah keganasan(karsinoma epedermoid)
7. Lakukan irigasi dengan larutan salin fisiologis steril 7-8 hari pada jaringan purulen dan
jaringan nekrotik diangkat.
Pengkajian
a. Identitas Pasien
b. Riwayat keperawatan
 Identifikasi gejala akut : nyeri akut, pembangkakan, eritma, demam atau
keluarnya pus dari sinus disertai nyeri, pembengkakan dan demam.
 Kaji faktor resiko : Lansia, DM, terapi kortikosteroid jangka panjang, cedera,
infeksi dan riwayat bedah ortopedi sebelumnya.
c. Pemeriksaan fisik
Area sekitar tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek bila dipalpasi.
Bisa juga terdapat eritema atau kemerahan dan panas.
Lanjutan....
d. Riwayat psikososial
Pasien seringkali merasa ketakutan, khawatir infeksinya tidak dapat sembuh,
takut diamputasi.

e. Pemeriksaan diagnostik
Hasil laboratorium menunjukan adanya leukositosis dan laju endap darah
meningkat. 50% pasien yang mengalami infeksi hematogen secara dini adanya
osteomielitis maka dilakukan scanning tulang
Diagnosa Keperawatan
Menurut Wilknson (2006)/NANDA :
1. Nyeri yang berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan.
2. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri, tidak nyaman, kerusakan
muskuloskeletal, anjuran imobilitas.
3. Kerusakan integritas jaringan yang berhubungan dengan proses supurasi ditulang, luka
fraktur terbuka, sekunder akibat infeksi inflamasi tulang.
4. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, peningkatan kecepatan metabolik.
5. Defisit pengetahuan tentang pengobatan berhubungan dengan keterbatasan informasi,
interpretasi yang salah terhadap informasi.
Intervensi
 Intervensi diagnosa 1 :
a. Kaji nyeri dengan skala 0-4
b. Atur posisi imobilisasi pada daerah nyeri sendi /nyeri ditulang yang mengalami
infeksi
 Intervensi diagnosa 2 :
a. Kaji derajat mobilitas yang dihasilkan oleh cedera/pengobatan dan perhatikan
persepsi pasien terhadap imobilissi
b. Dorong partisipasi pada aktifitas terapeutik
Lanjutan...
 Intervensi diagnosa 3 :
a. Kaji kerusakan jaringan lunak
b. Lakukan perawatan luka dengan tehnik steril
 Intervensi diagnosa 4 :
a. Pantau tanda tanda vital
b. Pantau terhadap tanda hipertermia maligna
 Intervensi diagnosa 5 :
a. Kaji ulang patologi, pragnosis, dan harapan yang akan datang
b. Ajarkan teknik balutan steril
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai