Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN

KEGAWATDARURATAN
PASIEN DENGAN TRAUMA
MUSCULOSKELETAL
FOKUS GRUP 2
Asep Sapaat Meriati E.m Hutapea
Fitri Astriana Lestari Rhahmadiani Fitri
Laila Dwiastani Tommy Juliandi
Seorang laki-laki berusia 26 tahun diantar ambulans ke
IGD setelah mengalami kecelakaan lalu lintas. Pasien
dilaporkan berkendara dengan kecepatan tinggi di jalan
raya. Pasien kehilangan kendali saat mengendarai
motornya dan menabrak pagar pembatas jalan sebelum
berbelok kembali ke jalan raya, kemudian tertabrak
mobil. Hasil pengkajian ditemukan pasien dalam kondisi
Kasus Pemicu penurunan kesadaran, frekuensi nafas 36x/menit,
frekuensi nadi 132x/menit, nadi teraba lemah, TD
80/50mmHg, pupil isokor 3mm dan reaktif, suhu 36,30C,
tampak deformitas dan penonjolan tulang pada femur
dekstra. Pasien telah terpasang neck collar, dua jalur IV
dan cairan koloid saat tiba di IGD. Pemeriksaan
laboratorium menunjukkan hematokrit 27,4%, ALT
206u/L, AST 256 u/L
Triase

Pengkajian Primer dan Sekunder

Pemeriksaan penunjang
OUTLINE
Kegawatan pada trauma musculoskeletal

Algoritma penatalaksanaan

Diagnosa dan Rencana keperawatan


Dalam mekanisme kecelakaan kendaraan bermotor terdapat beberapa trauma
yang diwaspadai saat perawat melakukan pengkajian serta penanganan medis
diantaranya trauma kepala, tulang belakang, dada, abdomen dan ekstremitas
(ENA, 2013)
American College of Surgeons (2018) menyatakan bahwa klien dengan kondisi
trauma mayor pada dua atau lebih dari dua organ, memerlukan ruang gawat
darurat dengan respon sesegera mungkin

Triase Australian Triage


Scale
Emergency
Servirity Index
Canadian Triage
Scale
Klien termasuk Klien termasuk Klien termasuk
dalam katagori 2 dalam katagori 1 dalam katagori 1
(merah) dengan (merah) dengan (merah) dengan
waktu respon waktu respon 0 waktu respon 0
maksimal 10 menit. menit atau sesegera menit atau
mungkin. sesegera
mungkin.
PRIMER
Airway
Tidak ada suara nafas tambahan dan sumbatan jalan nafas
Resusitasi : Pertahankan jalan nafas paten
Breathing
Takipneu (RR 36x/menit)
Resusitasi : Berikan Oksigen dan atur posisi
Circulation
Takikardi (132x/menit)

Pengkajian Nadi teraba lemah


Akral dingin
CRT> 2detik
Resusitasi : Monitor infus cairan, kolaborasi pemberian produk darah, kontrol perdarahan
Disability
Penurunan kesadaran : Pain (berespon dengan nyeri)
Resusitasi : Identifikasi penyebab penurunan kesadaran
Exposure
Terdapat deformitas dan penonjolan tulang pada femur dextra, hindari hipotermia.
Resusitasi : Melepas pakaian dan cegah kehilangan pedas
SEKUNDER
Full set of vital sign
TD: 80/50mmHg
Nadi : 132x/menit
RR: 36x/menit
S: 36,30C
GCS E2M4V3
Give comfort
Pengkajian Berikan penanganan pada fraktur, atasi perdarahan dan berikan medikamentosa
History and head to toe
Pengkajian SAMPLE tidak dapat dilakukan karena pasien mengalami penurunan
kesadaran. Dilakukan pemeriksaan fisik secara terfokus pada daerah kepala,
dada, abdomen dan ekstremitas (Pain, Pulse, Pallor, Parasthesia, Paralysis dan
Puffines and pressure)
Inspection
Melakukan inspeksi secara menyeluruh seluruh bagian tubuh pasien untuk
melihat adanya jejas lain.
 RADIOLOGI
Rontgen Dada
Rontgen Pelvis
Rontgen Cervical spine
Rontgen Ekstremitas yang fraktur
CT scan terfokus : kepala, dada dan abdomen

Pemeriksaan  LABORATORIUM

penunjang Darah rutin


Kimia darah : Glukosa, ureum, kreatinin, SGOT, SGPT
Profil koagulasi
Golongan darah untuk kebutuhan tranfusi
AGD
Serum laktat
Darah serial : Hb dan Ht
Screening serum dan toksikologi
Mekanisme trauma

Trauma abdomen Fraktur femur

Trauma hepar Perdarahan massif

Kehilangan darah ke Volume darah di sirkulasi


rongga peritonium
Kegawatan berkurang

pada kasus Penurunan curah jantung

Perfusi jaringan tidak adekuat

Syok hipovolemik

Gangguan fungsi organ


Algoritma
Penatalaksanaan
Sumber: Pascoe & Lynch, 2007
Diagnosa keperawatan
Defisit volume cairan berhubungan dengan trauma dan perdarahan massif
Intervensi
Mandiri
 Kaji penurunan kesadaran dan waspadai perburukan
 Monitor TTV
 Auskultasi nadi apikal. Monitor ritme dan detak jantung dengan EKG
Rencana  Kaji kondisi kulit seperti akral dingin, pucat, diaphoresis, CRT yang
lambat, nadi cepat dan lemah 
Keperawatan  Catat output urin dan berat jenisnya. Pasang kateter untuk mengukur
urin sesuai indikasi
Kolaborasi
 Berikan cairan intravena sesuai indikasi (kristaloid, koloid dan darah)
 Monitor hasil Hb dan Ht
 Monitor AGD dan pulse oxymetri
 Berikan oksigen sesuai indikasi
 Siapkan untuk tindakan operatif
 Tanda vital stabil (Sistolik 80-90mmHg)
Kriteria  Nadi teraba kuat
Evaluasi  Akral hangat
 Output urin adekuat
 Abdullah, A. H. A. (2013). Manual triage protocol: lubrication of the engine of care.
Malasia: Hospital Kuala Lumpur.
 American College of Surgeons. (2018). ATLS: advanced trauma life support student course
manual (10th Ed). US: The Committee on Trauma American College of Surgeons.
 Black, J M & Hawks, J H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah : Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan Edisi 8 Buku 3 Edisi Indonesia. Singapore : Elsevier
 Brunner & Suddarth. (2013). Keperawatan Medikal Bedah. (Edisi VIII). Jakarta: EGC
 Chulay, M., (2006) AACN Essentials of Critical Care Nursing. New York: McGraw-Hill
 Department of Health and Ageing of Australia Government. (2009). Emergency triage
Referensi education kit: triage workbook. Australia: Departement of Health and Ageing
 Doenges, M E., Moorhouse, M F & Murr, A C., (2014) Nursing Care Plans: Guidelines for
Individualizing Client Care Across The Life Span.(9 Ed). Philadelphia: F.A. Davis Company
 ENA (2007). Emergency Nursing Core Curriculum (6th Ed). USA : Saunders Elsevier
 ENA (2013). Sheehy’s Manual Of Emergency Care (7th Ed). St. Louis : Elsevier Mosby
 Ms Sharene Pascoe, Ms Joan Lynch 2007, Adult Trauma Clinical Practice Guidelines,
Management of Hypovolaemic Shock in the Trauma Patient, NSW Institute of Trauma
and Injury Management.
 NANDA International. (2018). Nursing Diagnosis, Definitions and Classification 2018- 2020,
(11th Ed). Iowa : Willey-Blackwell

Anda mungkin juga menyukai