Anda di halaman 1dari 34

PENCEGAHAN

SURGICAL SITE INFECTIONS (SSI)


ATAU INFEKSI DAEARAH OPERASI
(IDO)

Oleh
IPCN RSPJ
Sri Yati Maryono, S.Kep.,Ns

Disampaikan pada Pelatihan Perawatan Luka


Bagi Perawat Rumah Sakit Pertamina Jaya
November 2021
Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah selesai proses pembelajaran ini peserta


mampu menjelaskan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Daerah Operasi sesuai standar yang sudah
ditetapkan oleh institusi
Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah proses pembelajaran ini peserta mampu:


 Menjelaskan Pengertian
 Menjelaskan Tujuan
 Menjelaskan Faktor-faktor penyebab
 Menjelaskan Kriteria SSI
 Menjelaskan Pencegahan IDO dengan Bundles SSI
 Kesimpulan
POKOK BAHASAN
 Pendahuluan
 Latar Belakang
 Pengertian
 Tujuan
 Faktor-faktor penyebab
 Kriteria SSI
 Bundles SSI
 Kesimpulan
PENDAHULUAN
 Healthcare Associated Infections (HAIs)
merupakan infeksi yang terjadi selama proses
perawatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
(Fasyankes)
 Salah satu HAIs yang paling sering adalah
Surgical Site Infection (SSI)
 SSI adalah Infeksi daerah operasi yang terjadi
akibat tindakan operasi
 Diperkirakan 60% SSIs dapat dicegah
LATAR BELAKANG
 SSIs lebih kurang 20% dari semua HAIs
Tahun US Italia Austali Kore Asia pasien yang dirawat di Rumah Sakit
NHSN 2014 2.6 % 2.8 5  
a a
 
Tenggara
 
 Di US amasih tercatat SSI 2-4%
2002-2013     2.1      Setiap SSI diperkirakan mendekati
2010-2011       6.1  
WHO 1995-         7.8 7–11 hari merpanjang hari rawat di RS
P er 100 k asu s operasi

2015
 SSI dapat meningkatkan angka kesakitan
dan kematian
 Biaya meningkat
 Produktifitas pasien menurun
 Tuntutan hukum
Rate Infeksi Daerah Operasi (IDO) periode th
2001 -2013 di RSJPDHK
 Perlu dilakukan upaya PPI SSI dengan
4
3
menerapkan Bundle SSI
2
1
0`01 `02 `03 `04 `05 `06 `07 `08 `09 `10 `11 `12 `13

Sumber : Komite PPI RSJPDHK


PENGERTIAN
Surgical Site Infection (SSI) merupakan infeksi yang terjadi
pada tempat atau daerah insisi akibat suatu tindakan
pembedahan yang di dapatkan dalam 30 – 90 hari setelah
operasi, pada luka terbuka dan tertutup, infeksi dapat terjadi
di jaringan insisional superficial, insisional dalam dan
insisional rongga
(July 2013 CDC/NHSN Protocol Clarifications)
Surgical Site Infection (SSI)
adalah infeksi yang terjadi:

SETELAH OPERASI
Pada bagian tubuh dimana
dilakukan Tindakan bedah

Terjadi SSI

30 hari atau 90 hari


Paska tindakan bedah

SOURCE: http://www.cdc.gov/HAI/ssi/ssi.html
30 DAY SURVEILLANCE

CODE OPERATIVE PROCEDURE CODE OPERATIVE PROCEDURE


LAM
Abdominal aortic ancurysm repair Laminectomy Liver
Limb amputation transplant Neck surgery
AAA Appendix surgery Shunt Kidney surgery Ovarian
AMP for dialysis LTP surgery Prostate
APPY Bile duct, liver or pancreatic sugery NECK surgery Rectal surgery
AVSD Carotid endarterectomy Gallbladder NEPH Small bowel surgery
BILI surgery OVRY Spleen surgery Thoracic
CEA PRST
Colon surgery Cesarean surgery
CHOL REC
COLO section Gastric surgery SB Thyroid and/or parathyroid surgery
CESAC Heart transplant SPLE Vaginal hysterectomy
GAST Abdominal hysterectomy THOR Exploratory Laparotomy
HTP Kidney transplant THYR Other NHSN operative procedures not
HYST VHYS included in these categories
KTP XLAP
OTH

SOURCE: http://www.cdc.gov/HAI/ssi/ssi.html
90 DAY SURVEILLANCE

CODE OPERATIVE PROCEDURE


BRST
CARD Breast surgery
CBGB Cardiac surgery
CBGC Coronary artery bypass graft with both chest and donor site incisions
CRAN Coronary artery bypass graft with chest incision only
FUSN FX Craniotomy Spinal
HER fusion
HPRO Open redution of fracture
KPRO Hermiorrhapy
PACE Hip prosthesis
PVBY Knee prosthesis
RFUSN Pacemaker surgery
VSHN Peripheral vascular bypass surgery
Refusion of spine
Ventricular shunt

SOURCE: http://www.cdc.gov/HAI/ssi/ssi.html
FAKTOR RISIKO
Intrinsik
Tidak bisa diubah Ekstrinsik
 Umur  Klasifikasi luka yang lebih tinggi dan
 Radioterapi pembedahan terbuka.
 Infeksi kulit/jaringan lunak  Pertukaran udara/ventilasi yang kurang
memadai.
Bisa diubah  Peningkatan lalu lintas ruang operasi
 Diabetes yang tidak terkontrol  Sterilisasi instrumen/peralatan yang tidak
 Obesitas tepat/tidak memadai.
 Malnutrisi  Infeksi yang sudah ada.
 Kebiasaan merokok  Persiapan kulit yang tidak memada
 Imunosupresi  Pencukuran pra-operasi
 Kadar albumin pra-operasi 1.0 mg/dL,  Pemilihan, pemberian, atau durasi antibiotik
 Lama menjalani rawat inap pra-operasi profilaksis yang tidak tepat.
setidaknya 2 hari
FAKTOR RISIKO
Faktor risiko intra operasi
 Waktu operasi yang lama. Faktor risiko pasca operasi
 Transfusi darah.
 Teknik aseptik dan pembedahan.  Hiperglikemia dan diabetes
 Pemakaian sarung tangan/lengan masih terbilang sangat
 Antiseptik. kritikal selama periode paska-
 Hipoksia. operasi.
 Hipotermia.  Perawatan luka
 Kontrol gula darah yang tidak  Transfusi darah paska operasi.
adekuat.
KLASIFIKASI IDO
PATHOGEN PENYEBAB
SSI
Mikroorganisme 2009 2010 Mikroorganisme terbesar Infeksi Daerah Operasi
Staphylococcus epidermidis 34.2 50 Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus 12.6 - Staphylococcus epidermidis Paling utama
Pseodomonas aeruginosa 11.4 -
MRSA
Spesies Klebsiella 7.2 20
spesies Klebsiella
E,coli 7.1 -
E.coli
MRSA 2.2 -
Lain2 25.3 30
Psedomonas aeruginosa
NHSN 2010-2014
Sumber : Komite PPI RSJPDHK
TUJUAN PENERAPAN
BUNDLE
Untuk mencegah terjadinya Infeksi
Daerah Operasi pada pasien yang
dilakukan tindakan pembedahan
SIAPA YANG MELAKUKAN
BUNDLE
Semua individu yang terlibat dalam proses penyembuhan luka
operasi petugas dokter, perawat, pasien dan keluaraga
Kriteria SSI yang diterapkan National
Healthcare Safety Network (NHSN)
Infeksi Daerah Operasi Superficial - Superficial incisional SSI
Harus memenuhi semua kriteria berikut:
1. Tanggal kejadian infeksi berlangsung dalam 30 hari setelah prosedur operasi (hari ke-1 = tanggal
prosedur)
2. Hanya melibatkan jaringan kulit dan subkutan pada insisi tersebut dan
3. Pasien menunjukkan setidaknya salah satu dari yang berikut ini:
a. Drainase purulen dari insisi superfisial.
b. Organisme yang diidentifikasi dari spesimen yang diperoleh secara aseptik dari insisi superfisial
atau jaringan subkutan.
c. Insisi superfisial yang sengaja dibuka oleh dokter bedah, dokter yang memeriksa, atau Petugas
lain yang ditunjuk dan pengujian berbasis kultur atau nonkultur tidak dilakukan DAN Pasien
memiliki setidaknya salah satu tanda atau gejala berikut ini: nyeri atau nyeri tekan,
pembengkakan lokal; eritema; atau sensasi panas.
d. Diagnosis IDO superfisial oleh dokter bedah atau dokter yang memeriksa atau petugas lain
yang ditunjuk.
Kriteria SSI yang diterapkan National
Healthcare Safety Network (NHSN)
Infeksi Daerah Operasi Dalam- Deep incisional SSI
Harus memenuhi semua kriteria berikut:
1. Tanggal kejadian infeksi berlangsung dalam 30 atau 90 hari setelah prosedur operasi (di mana hari
ke-1 = tanggal prosedur) bergantung pada jenis prosedurnya dan
2. Melibatkan jaringan lunak dalam pada insisi (misalnya lapisan fascia dan otot) dan
3. Pasien menunjukkan setidaknya salah satu dari yang berikut ini:
a. Drainase purulen dari insisi dalam.
b. Insisi dalam yang mengalami dehisensi spontan, atau sengaja dibuka atau diaspirasi oleh dokter
bedah, dokter yang memeriksa, atau petugas lain yang ditunjuk, dan organisme diidentifikasi
melalui metode pengujian mikrobiologi berbasis kultur atau nonkultur yang dilakukan untuk
keperluan diagnosis klinis atau pengobatan DAN pasien menunjukkan setidaknya salah satu dari
tanda atau gejala berikut: demam (>38°C); nyeri atau nyeri tekan lokal. Pengujian berbasis kultur
atau nonkultur yang menunjukkan temuan negatif tidak memenuhi kriteria ini.
c. Adanya abses atau bukti infeksi lainnya pada insisi dalam yang dideteksi pada
pemeriksaan histopatologi atau anatomi kotor, atau uji pencitraan.
Kriteria SSI yang diterapkan National
Healthcare Safety Network (NHSN)
Infeksi Daerah Operasi Organ - Organ/Space SSI
Harus memenuhi semua kriteria berikut:
1. Tanggal kejadian infeksi berlangsung dalam 30 atau 90 hari setelah prosedur operasi NHSN (di mana
hari ke-1 = tanggal prosedur) bergantung pada jenis prosedur dan
2. Infeksi melibatkan bagian tubuh mana pun yang lebih dalam daripada lapisan fascia/otot, yang dibuka
atau dimanipulasi selama prosedur operasi dan
3. Pasien menunjukkan setidaknya salah satu dari yang berikut ini:
a. Drainase purulen dari saluran yang ditempatkan ke dalam organ/rongga.
b. Organisme yang diidentifikasi dari cairan atau jaringan dalam organ/rongga melalui
metode pengujian mikrobiologi berbasis kultur atau nonkultur yang dilakukan untuk
tujuan diagnosis klinis atau pengobatan.
c. Adanya abses atau bukti infeksi lainnya pada organ/rongga yang dideteksi pada
pemeriksaan histopatologi atau anatomi kotor, atau uji pencitraan yang menunjukkan
adanya infeksi dan
4. Memenuhi setidaknya satu kriteria untuk lokasi infeksi organ/rongga spesifik
KATEGORI RISIKO SSI

1. Klasifikasi operasi/jenis operasi

2. Kondisi Pasien Berdasarkan American Society of


Anesthesiologist (ASA Score)

3. T. Time /T Point
1. Klasifikasi operasi/jenis operasi

 Operasi Bersih

 Operasi Bersih Tercemar

 Operasi Tercemar

 Operasi Kotor atau dengan Infeksi


1. Klasifikasi operasi/jenis operasi

1. Operasi Bersih : 2. Operasi Bersih Tercemar :


 Operasi dilakukan pada daerah/ kulit  Operasi membuka traktus
yang pada kondisi pra bedah tidak digestivus, traktus biller, traktus
terdapat peradangan dan tidak urinarius, traktus respiratorius
membuka traktus respiratorius, traktus
sampai dengan orofaring, atau
gastrointestinal, orofaring, traktus
traktus reproduksi kecuali ovarium
urinarius atau traktus biller
 Operasi berencana dengan penutupan  Operasi tanpa pencemaran nyata
kulit primer, dengan atau tanpa (gross spillage), contohnya operasi
pemakaian drain tertutup pada traktus billier, apendiks,
 Kemungkinan infeksi tidak lebih dari 2 vagina a orofaring.
% (Infeksi saat operasi dari  Kemungkinan untuk infeksi 4 – 10
petugas/lingkungan) %
1. Klasifikasi operasi/jenis operasi

4. Operasi Kotor atau dengan Infeksi :


3. Operasi Tercemar :
 Operasi yang dilakukan Perforasi traktus digestivus, traktus
urogenitalis atau traktus respiratorius yang
pada kulit yang terbuka, terinfeksi
Melewati daerah purulen (Inflamasi Bakterial)
tetapi masih dalam waktu
Luka terbuka lebih dari 6 jam setelah kejadian
emas (Golden periode ) , terdapat jaringan luas atau kotor
Dokter yang melakukan operasi menyatakan
 Kemungkinan untuk infeksi
sebagai luka operasi kotor/ terinfeksi
20 % Kemungkinan untuk infeksi 40 %
2. Kondisi Pasien Berdasarkan American Society
of Anesthesiologist (ASA Score)

ASA 1 : Pasien sehat

ASA 2 : Pasien dg gangguan sistemik ringan – sedang


ASA 3 : Pasien dg gangguan sistemik berat
ASA 4 : Pasien dg gangguan sistemik berat yang mengancam kehidupan
ASA 5 : Pasien tdk diharapkan hidup walaupun dioperasi atau tidak.
3. T. Time /T Point
Jenis operasi T Point ( Hours )
Coronary artery bypass graft 5
Bile duct, liver or pancreatic surgery 4
Craniotomy 4
Head and neck surgery 4
Colonic surgery 3
Joint prosthesis surgery 3
Vascular surgery 3
Abdominal or vaginal hysterectomy 2
Ventricular shunt 2 2
Herniorrhaphy 2
Appendectomy 1 1
Limb amputation 1
KATEGORI RISIKO
SSI
Berdasarkan :
 Klasifikasi jenis operasi (kategori operasi)
 Bersih
 Bersih tercemar 00
 Tercemar
 Kotor 11
 Klasifikasi kondisi pasien
 ASA : 1
 ASA : 2 00
 ASA : 3
 ASA : 4 11
 ASA : 5
 Durasi operasi
 Sesuai dgn waktu yg ditentukan nilai } 0
 Lebih dari waktu yg ditentukan nilai } 1
PENCEGAHAN
SSI
Menerapkan Bundles Bundle

Seperangkat intervensi Konsep ilmiah berbasis bukti


sahih ( Evidence Base Practices) terdiri dari 4-6
Fokus kepada faktor Risiko unsur/elemen bila dilaksanakan menyeluruh setiap
yang dapat diubah waktu menghasilkan umpan balik terbaik
The US-IHI ( Institute for Healthcare Improvement ), 2001.

ZERO TOLERANCE ZERO INFECTION It is very difficult


PENERAPAN BUNDLE
SSI
PRE OPERASI
 Hindari pencukuran rambut
 Antibiotika profilaksis
 Gula darah normal
 Temperatur tubuh normal
 Mandi sore dan pagi hari dengan cairan
antiseptik
PENERAPAN BUNDLE
SSI
INTRA OPERASI
 Surgical hand antiseptic
 Sterile instrument
 Antiseptic skin preparation
 Strict PersonilI
 Environment
PENERAPAN BUNDLE
SSI

PASKA OPERASI
Rawat luka teknik steril dengan cairan
NaCl
Luka ditutup 24-48 jam,
kecuali ada rembesan atau infeksi
Berikan nutrisi sesuai kebutuhan
Motivasi dan Penkes
Kebersihan Tangan bedah
KESIMPULAN

 SSIs adalah HAIs paling umum terjadi dan


menimbulkan biaya yang tinggi
 SSI 60 % dapat dicegah
 Dampak SSIs meningkatkan morbidity, mortality,
lama hai rawat dan biaya
 SSIs dapat dicegah dengan kepatuhan terhadap
kebijakan ,pedoman dan standar yang sudah
ditetapkan
TERIMAKASI
H
DAN
TERUS
BAHAGIA

Anda mungkin juga menyukai