Anda di halaman 1dari 46

PERAN KEJAKSAAN DALAM MENGAWAL

5 (Lima) ARAHAN PRESIDEN

SEKSI PERDATA DAN TATA USAHA


NEGARA KEJAKSAAN NEGERI GARUT

Oleh : www.kejari-garut.go.id
SUGENG HARIADI, SH.,MH
Kepala Kejaksaan Negeri Garut
Oktober 2020
TIM PENERANGAN HUKUM
KEJAKSAAN NEGERI GARUT

www.kejari-garut.go.id
PUSAT PENERANGAN HUKUM
KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK
INDONESIA

KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

KEJAKSAAN :
Lembaga pemerintah yang melaksanakan
kekuasaan negara di bidang penuntutan dan
kewenangan lain berdasarkan ketentuan
perundang-undangan

Kejaksaan dipimpin oleh Jaksa Agung yang


bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
VISI DAN MISI KEJAKSAAN
VISI :
KEJAKSAAN SEBAGAI LEMBAGA PENEGAK HUKUM
YANG BERSIH, EFEKTIF, EFISIEN, TRANSPARAN,
AKUNTABEL, UNTUK DAPAT MEMBERIKAN
PELAYANAN PRIMA DALAM MEWUJUDKAN
SUPREMASI HUKUM SECARA PROFESIONAL,
PROPORSIONAL, DAN BERMARTABAT YANG
BERLANDASKAN KEADILAN, KEBENARAN, SERTA
NILAI – NILAI KEPUTUSAN.
VISI DAN MISI KEJAKSAAN
MISI :
1. Mengamankan dan mempertahankan Pancasila sebagai falsafah
hidup bangsa terhadap usaha-usaha yang dapat
menggoyahkansendi-sendi kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
2. Mampu mewujudkankepastian hukum, ketertiban hukum,
keadilan,dan kebenaran berdasarkan hukum serta
mengindahkan norma-norma keagamaan, kesopanan, dan
kesusilaan serta wajib menggali nilai-nilai kemanusiaan, hukum
dan keadilan yang hidup dalam masyarakat.
3. Mampu terlibat sepenuhnya dalam proses pembangunan antara
lain turut menciptakan kondisi dan prasarana yang mendukung
dan mengamankan pelaksanaan pembangunan untuk
mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Pancasila.
4. Menjaga dan menegakan kewibawaan pemerintah dan negara.
5. Melindungi kepentingan rakyat melalui penegakan hukum.
PUSAT PENERANGAN HUKUM
KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK
INDONESIA

KEMANDIRIAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

UU Nomor 16 Tahun 2004 tentang


Kejaksaan Republik Indonesia dalam
Penjelasan pada Bagian Umum, yakni:

Menjelaskan kedudukan dan peran


Kejaksaan RI sebagai Lembaga negara
pemerintahan yang melaksanakan
kekuasaan negara di bidang penuntutan
bebas dari pengaruh kekuasaan pihak
manapun, yakni yang dilaksanakan secara
merdeka terlepas dari pengaruh kekuasaan
pemerintah dan pengaruh kekuasaan
lainnya”.
SEKILAS TENTANG KEJAKSAAN RI
KEJAKSAAN adalah lembaga pemerintah yang melaksanakan
kekuasaan negara di bidang penuntutan serta kewenangan lain
berdasarkan undang-undang.
JAKSA adalah pejabat fungsional yang diberi wewenang oleh UU
untuk bertindak sebagai Penuntut Umum & Pelaksana Putusan
Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap serta
WEWENANG LAIN BERDASARKAN UU.

PENUNTUT UMUM adalah Jaksa yang diberi wewenang oleh UU


untuk melakukan Penuntutan & melaksanakan Penetapan Hakim.

PENUNTUTAN adalah tindakan Penuntut Umum untuk


UU RI No. 16 Thn 2004 melimpahkan perkara ke Pengadilan Negeri yang berwenang
Tentang dalam hal & menurut cara yang diatur dalam Hukum Acara
KEJAKSAAN RI Pidana dengan permintaan supaya diperiksa & diputus oleh
Hakim di sidang Pengadilan.

PENUNTUT UMUM JAKSA, tetapi JAKSA PENUNTUT UMUM


PUSAT PENERANGAN HUKUM
KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA

TUGAS DAN WEWENANG KEJAKSAAN RI


BERDASARKAN UU NO 16 TAHUN 2004

Bidang Bidang
Bidang
KETERTIBAN DAN
PIDANA PERDATA KETENTERAMAN UMUM
TUGAS & WEWENANG (Pasal 30 UU 16/2004)
Di bidang PIDANA :
a. Melakukan PENUNTUTAN;
b. Melaksanakan Penetapan Hakim dan Putusan Pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap;
c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan
pidana pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat;
d. Melakukan Penyidikan terhadap Tindak Pidana Tertentu berdasarkan UU;
e. Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan
tambahan sebelum dilimpahkan ke Pengadilan yang dalam pelaksanaannya
dikoordinasikan dengan Penyidik.
Di bidang DATUN :
KEJAKSAAN dengan kuasa khusus dapat bertindak baik di dalam maupun di luar
Pengadilan untuk dan atas nama Negara atau Pemerintah.
Di bidang TRAMTIBUM :
KEJAKSAAN turut menyelenggarakan kegiatan Peningkatan Kesadaran Hukum Masyarakat;
Pengamanan Kebijakan Penegakkan Hukum; Pengawasan Aliran Kepercayaan yang dapat
membahayakan masyarakat dan negara; Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama;
Penelitian dan Pengembangan Hukum serta Statistik Kriminal.
5 (Lima) Arahan Presiden
Republik Indonesia
1. Pembangunan Sumber Daya Manusia
2. Pembangunan Infrastruktur
3. Penyerderhanaan segala bentuk regulasi
4. Penyerdehanaan Birokrasi
5. Transformasi ekonomi
Presiden memimpin rakor PEN dan perubahan pos
APBN 2020 terhadap 5 arahan.
I. Meminta program pemulihan ekonomi dirancang dengan tepat dan dieksekusi
dengan cepat agar laju pertumbuhan ekonomi Negara tidak terkoreksi lebih dalam
II. Program PEN memberikan manfaat nyata, terutama bagi industri sektor padat
karya agar mereka mampu beroprasi, ini penting dan mencegah PHK yang massif
dan mampu mempertahankan daya beli para karyawannya.
III. Presiden meminta pemulihan ekonomi nasional dilakukan dengan konsep berbagi
beban serta profesional. Dalam hal ini artinya pemerintah, BI, OJK, Perbankan dan
pelaku usaha harus siap memikul resiko bergotong royong. Agar pelaku usaha,
korporasi tetap mampu berjalan, PHK massif dapat kita cegah dan situasi
pmbangunan bisa tetap stabil dan roda ekonomi bisa kita jaga
IV. Presiden mengingatkan seluruh program harus dilakukan secara hati-hati,
transparan, akuntabel dan mencegah resiko terjadinya korupsi. Dalam hal ini
presiden meminta Kejaksaan Agung, BPKP dan LKPP sedari awal dilibatkan untuk
melakukan pendampingan.
V. Seluruh Program Pemulihan Ekonomi telah berdampak pada kenaikan belanja
Negara yang pada akhirnya berimplikasi kepada kenaikan devisit APBN
Peraturan terkait:
DASAR HUKUM :
• UU RI No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah

• UU No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

• UU No 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

• UU No 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara


• UU No 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan

Pajak
• UU No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah


• Perpres 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang Dan Jasa

Pemerintah beserta lampiran dan perubahannya


• Inpres No. 1 Tahun 2016 tentang Percepatan

Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional


AMANAT UU
“Kejaksaan juga harus mampu terlibat
sepenuhnya dalam proses pembangunan
antara lain turut menciptakan kondisi dan
prasarana yang mendukung dan
mengamankan pelaksanaan pembangunan
untuk mewujudkan masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila”.
HUBUNGAN KEJAKSAAN DENGAN
INSTANSI PEMERINTAH

 Pasal 34 ayat (2) Undang Undang Nomor 16


Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI:
“Kejaksaan dapat memberikan pertimbangan
dalam bidang hukum kepada instansi
pemerintah lainnya”
Inpres No. 1 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek
Strategis Nasional

Instruksi Keenam : (Instruksi untuk Jaksa


Agung)
1. Mendahulukan proses Administrasi Pemerintahan dalam melakukan
pemeriksaan dan penyelesaian atas laporan penyalahgunaan wewenang
dalam pelaksanaan Proyek Strategis Nasional
2. Meneruskan laporan yang diterima kepada pimpinan
kementerian/lembaga/Pemda untuk dilakukan pemeriksaan oleh Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)
3. Melakukan pemeriksaan atas hasil audit APIP yang beindikasi tindak pidana
5. Tidak mempublikasikan pemeriksaan secara luas kepada masyarakat
sebelum tahapan penyidikan.
6. Menggunakan pendapat/penjelasan/keterangan ahli dari
kementerian/lembaga yang berwenang sebagai tafsir resmi dari peraturan
perundang-undangan terkait.
8. Memberikan pendampingan/pertimbangan hukum yang diperlukan dalam
percepatan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
PERAN KEJAKSAAN

TERHADAP PERMINTAAN PENGAMANAN


PEMBANGUNAN STRATEGIS YANG
DITETAPKAN OLEH PEMERINTAH
PUSAT/DAERAH, DITINDAKLANJUTI OLEH
BIDANG INTELIJEN. SEDANGKAN PERMINTAAN
PENDAMPINGAN HUKUM KEPERDATAAN DAN
PERTIMBANGAN HUKUM DITINDAKLANJUTI
OLEH BIDANG DATUN.
PENGAMANAN PEMBANGUNAN
INTELIJEN PENEGAKAN HUKUM

1. BERDASARKAN PASAL 30 AYAT (3) UU NOMOR 16 TAHUN


2004, TERKAIT KETERTIBAN UMUM KEJAKSAAN TURUT
SERTA DALAM PENINGKATAN KESADARAN HUKUM
MASYARAKAT, PENGAMANAN KEBIJAKAN PENEGAKAN
HUKUM, PENGAWASAN PEREDARAN BARCET DAN
PAKEM.
2. PASAL 5 UU NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG
INTELIJEN NEGARA, TUJUAN INTELIJEN NEGARA
ADALAH MENDETEKSI, MENGINDENTIFIKASI, MENILAI,
MENGANALISIS, MENAFSIRKAN DAN MEMBERIKAN
PERINGATAN DINI UNTUK ANTISIPASI.
3. PASAL 145 AYAT (2) PERJA NOMOR 006/A/JA/2017
TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA KEJAKSAAAN.
4. KEGIATAN INTELIJEN LEBIH DITITIK BERATKAN
SEBAGAI DETEKSI DINI ATAU LEBIH BERSIFAT
PREVENTIF.
INSTRUKSI JAKSA AGUNG
 Penegakan hukum tidak lagi menitik beratkan kepada banyaknya
perkara korupsi yang ditangani namun lebih kepada upaya
menjamin suatu wilayah bebas dari korupsi
 Penegakan hukum guna mendukung investasi baik pusat maupun
daerah,melakukan pendataan dan pengalihan fasilitas
umum,fasilitas sosial maupun aset-aset lainnya milik pemerintah
yangterbengkalai tidak terurus atau dikuasai pihaklain dengan
melibatkan itasi terkait.
 Pemampaatan IT untukmendukung keberhasilan tugas-tugas
kejaksaan
 Pengawasan yang ketat untuk menjaga konsistensi pelaksanaan
Zona Integritas menuju Bebas dari Korupsi (WBK) DAN Wilayah
Birikrasi Bersih Melayani (WBBM)
 Menerapkan sistim Complain and hanling management yang mampu
meningkatkan pelayanan hukum terhadap masyarakat.
PEMAHAMAN UMUM MENGENAI
PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN
 PENGAWASAN : suatu proses untuk menentukan apa
yang telah dihasilkan, mengevaluasi dan
menerapkan tindakan korektif, jika perlu memastikan
sesuai dengan rencana/tolok ukur yang telah
ditetapkan sebelumnya.
 PEMERIKSAAN : serangkaian kegiatan menghimpun
dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti
yang dilaksanakan secara obyektif dan profesional
berdasarkan suatu standar untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban.
PENDMPINGAN HUKUM

Kewenangan Kejaksaan Republik Indonesia


di Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara

UU No.16 / 2004 Pelaksanaannya sebagaimana


Pasal 30 ayat (2) dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2)
UU No. 16 Tahun 2004 pada
“Di bidang Perdata dan pokoknya dikelompokkan dalam
TUN, Kejaksaan dengan 5 kegiatan:
kuasa khusus dapat Penegakan Hukum
bertindak baik di dalam Bantuan Hukum
maupun di luar pengadilan Pertimbangan Hukum
untuk dan atas nama Pelayanan Hukum
negara atau pemerintah Tindakan hukum lain
Penegakan Hukum adalah Tugas dan Fungsi Kejaksaan Bidang DATUN berdasar UU atau
putusan pengadilan dalam memelihara ketertiban umum, kepastian hukum dan
melindungi kepentingan negara dan pemerintah serta hak-hak keperdataan masyarakat
Bantuan Hukum adalah pemberian jasa hukum kepada Instansi Pemerintah / Lembaga
Negara, baik dalam kedudukan sebagai Penggugat / Tergugat dalam perkara DATUN
berdasar Surat Kuasa Khusus.
Pertimbangan Hukum adalah pemberian jasa hukum kepada Instansi Pemerintah /
Lembaga Negara atau BUMN/ BUMD /Pejabat TUN dibidang DATUN, yang disampaikan
melalui proses koordinasi yang sudah ada / media lainnya, diluar proses Peradilan.
Pelayanan Hukum adalah pemberian jasa hukum kepada masy. untuk menyelesaikan
masalah Perdata maupun TUN diluar proses peradilan, berupa konsultasi, pendapat
hukum, saran dan informasi yang dapat diberikan secara lisan ataupun tertulis.
Tindakan hukum lain adalah pemberian jasa hukum dibidang DATUN diluar Penegakan
Hukum, Bantuan Hukum, Pertimbangan Hukum, Pelayanan Hukum,dalam rangka
penyelamatan kekayaan negara dan menegakkan kewibawaan pemerintah.
LINGKUP BIDANG PERDATA DAN
TATA USAHA NEGARA

PENEGAKAN
HUKUM TINDAKAN HUKUM
LAIN

BANTUAN HUKUM
PERTIMBANGAN
HUKUM

PELAYANAN
HUKUM
23

23
PENEGAKAN HUKUM

a. Perkara Tindak Pidana Korupsi yang dihentikan penyidikan dan


atau penuntutannya, karena tidak cukup bukti dan tersangka
meninggal dunia sedangkan secara nyata telah ada Kerugian
Keuangan Negara.
b. Gugatan perdata terhadap terpidana/ahli waris Perkara Tindak
Pidana Korupsi atas harta kekayaannya yang diduga hasil Tindak
Pidana Korupsi dan belum dilakukan perampasan setelah terdapat
putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.
c. Pembatalan perkawinan yang tidak memenuhi persyaratan
hukum.
d. Permohonan pailit suatu Badan Hukum.
e. Permohonan pembatalan pendaftaran Hak Merek.
f. Permohonan pembatalan pendaftaran Hak Paten.
g. Permohonan pembubaran Perseroan Terbatas.
h. Permohonan pembubaran Yayasan
i. Gugatan Pembayaran Uang Pengganti (PUP).
j. Permohonan agar Balai Harta Peninggalan diperintahkan
mengusut harta kekayaan serta kepentingan seseorang yang
meninggalkan tempat tinggalnya, tanpa menunjuk seorang wakil.
k. Permohonan agar seorang ayah / ibu dibebaskan dari
kekuasaannya sebagai orang tua
l. Permohonan pemecatan seorang wali dari anak yang belum
dewasa.
m. Permohonan pengangkatan pengurus pengganti jika pengurus
waris meninggal dunia
BANTUAN HUKUM
DI BIDANG PERDATA

Pemberian Jasa Hukum di Bidang Perdata oleh


JPN kepada Negara atau Pemerintah untuk
bertindak sebagai kuasa hukum berdasarkan Surat
Kuasa Khusus baik secara Non Litigasi maupun
Litigasi di Peradilan Perdata serta Arbitrase sebagai
Penggugat atau Tergugat.
BANTUAN HUKUM NON LITIGASI

• Pada prinsipnya setiap Perkara Perdata diutamakan


untuk diselesaikan di luar Pengadilan.
• Jaksa Pengacara Negara melakukan komunikasi
dengan pihak lawan berperkara baik secara non formal
maupun secara formal dengan mengundang pihak
lawan untuk melakukan negosiasi, bila perlu
mengikutsertakan pihak Pemberi Kuasa.
• Penanganan perkara Non Litigasi dinyatakan selesai dengan
adanya kesepakatan para pihak maupun sepakat untuk tidak
menempuh perdamaian
• Jika kesepakatan tidak dilaksanakan oleh pihak lawan maka
harus ada SKK baru untuk membantu pelaksanaan
kesepakatan tsb
BANTUAN HUKUM DI BIDANG
BANTUAN
TUN HUKUM DI BIDANG TUN

Pemberian Jasa Hukum di Bidang TUN oleh


JPN kepada Negara dan Pemerintah sebagai
Tergugat/Termohon di Peradilan TUN dan
sebagai wakil Pemerintah atau menjadi Pihak
Yang Berkepentingan dalam Perkara Uji Materiil
UU di MK dan sebagai Termohon dalam Perkara
Uji Materiil terhadap Peraturan di Bawah UU di
MA
PRINSIP PEMBERIAN
SURAT KUASA KHUSUS

PRINSIP KESETARAAN DENGAN


PENGECUALIAN PERKARA PERDATA
DAN TUN PENTING

Dalam hal Pemberi Kuasa adalah Pejabat Struktural Eselon IV ke


bawah pada Instansi Pemerintah, Surat Kuasa Khusus dengan Hak
Substitusi diberikan kepada Pejabat Struktural yang setara di Kejaksaan
dengan surat pengantar dari Pimpinan Pemberi Kuasa

Dalam penanganan Pertimbangan Hukum yang melampaui daerah hukum satuan kerja
Kejaksaan Tinggi maupun Kejaksaan Negeri, Jaksa Pengacara Negara melalui pimpinan
satuan kerja wajib memberitahukan secara tertulis kepada Kepala Kejaksaan Tinggi/Kepala
Kejaksaan Negeri setempat
PERTIMBANGAN HUKUM

Jasa Hukum yang diberikan oleh JPN kepada Negara/ Pemerintah,


dalam bentuk Pendapat Hukum (Legal Opinion/ LO), Pendampingan
Hukum (Legal Assistance/LA) di Bidang Perdata dan TUN, dan/atau
Audit Hukum (Legal Audit) di Bidang Perdata

Pemberian Pertimbangan Hukum dilakukan secara tertulis dalam


bentuk korespondensi, yang membicarakan/membahas
permasalahan yang mengandung aspek Hukum Perdata dan TUN,
termasuk dalam proses pembuatan peraturan perundang-undangan
Pusat dan Daerah
PERTIMBANGAN HUKUM

AUDIT
PENDAPAT
HUKUM/
HUKUM/LEGAL
LEGAL AUDIT
OPINION
PENDAMPINGAN
HUKUM/ LEGAL
ASSISTANCE

Pemberian Pertimbangan Hukum harus dilakukan secara


optimal, obyektif dan sebatas yuridis formal.
PENDAPAT HUKUM/LO

PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN PENDAPAT HUKUM:


a) Disusun berdasarkan prinsip-prinsip Yuridis Normatif, yaitu
metode pengkajian terhadap permasalahan yang dimohonkan
berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku
serta sumber hukum lainnya.
b) Disusun secara lugas, jelas dan cermat dengan tata bahasa yang
benar dan sistematis.
c) Diberikan secara jujur, objektif dan faktual.
d) Tidak bersifat mengikat bagi pemohon.
e) JPN tidak melakukan verifikasi terhadap kebenaran materiil
dokumen subjektif dan hanya bertanggung jawab sebatas
Pendapat Hukum yang disusun berdasarkan data dan fakta yang
bersifat subjektif yang diberikan oleh Pemohon.
Jaksa Pengacara Negara wajib melakukan verifikasi terhadap
permasalahan yang diajukan oleh Pemohon guna memastikan bahwa
permasalahan yang diajukan berada dalam ruang lingkup Perdata
dan Tata Usaha Negara serta tidak memiliki implikasi hukum selain
dari permasalahan yang diajukan

Jaksa Pengacara Negara wajib memberikan limitasi terhadap analisa


yang dilakukan, terbatas pada permasalahan yang diajukan
berdasarkan :
(1) Objek permasalahan yang diajukan;
(2) Kurun waktu permasalahan.
Dengan memberikan pernyataan bahwa Jaksa Pengacara Negara
tidak melakukan verifikasi terhadap permasalahan di luar objek
dan kurun waktu yang diajukan
PENDAMPINGAN HUKUM
(LEGAL ASSISTANCE/LA)

1) Dilakukan baik dalam bidang Perdata maupun TUN.


2) JPN bertindak selaku penasehat hukum yang tidak memiliki otorisasi untuk
memutuskan suatu tindakan serta tidak masuk dalam organisasi pekerjaan, dan
dilaksanakan secara Yuridis Normatif, tanpa melakukan analisa secara teknis.
3) JPN tidak dapat dimintakan pertanggungjawaban terhadap tindakan materiel
yang dilakukan Pemohon
4) JPN secara aktif memberikan Pendapat Hukum tertulis baik diminta maupun
tidak diminta oleh Pemohon secara bertahap maupun insidentil berkaitan
dengan permasalahan hukum yang timbul selama proses Pendampingan
Hukum.
5) Dilakukan secara bertahap dari tahap awal hingga akhir suatu kegiatan atau
Pendampingan Hukum dilakukan secara partial terhadap suatu tahapan
kegiatan.
AUDIT HUKUM (LEGAL
AUDIT)
a) Perusahaan
Audit Hukum dilakukan terhadap Badan Hukum
secara keseluruhan.
OBJEK b) Kegiatan
Audit Hukum ini dilakukan terhadap kegiatan
tertentu

a) Memperoleh status hukum atau penjelasan hukum


terhadap dokumen yang diaudit atau diperiksa.
b) Memeriksa legalitas suatu perusahaan.
TUJUAN c) Memeriksa tingkat ketaatan suatu perusahaan dalam
melaksanakan peraturan perundang-undangan.
d) Memberikan penilaian terhadap suatu kegiatan
yang telah dilakukan oleh badan hukum
a) Penandatanganan Perjanjian Jaminan
Kerahasiaan oleh Tim Jaksa Pengacara Negara
(Confidentiality Agreement).
b) Persiapan Permintaan Dokumen Terkait Audit
TAHAPAN Hukum (Legal Audit List)
c) Pemeriksaan dokumen dan peraturan
perundang-undangan terkait

a) Audit Hukum (Legal Audit ) harus dilakukan


secara teliti dan seksama dengan meliputi hal-
hal seperti fisik perusahaan, kelengkapan
dokumen, serta kondisi kegiatan.
PRINSIP
b) Sehubungan dengan proses Audit Hukum
(Legal Audit) yang dibuat terdapat banyak
dokumen penting yang harus diperiksa antara
lain: --------N E X T S L I D E ----------
a) Dasar pendirian perusahaan.
b) Dokumen-dokumen mengenai aset perusahaan.
c) Perjanjian-perjanjian yang dibuat dan
ditandatangani oleh perusahaan dengan pihak
ketiga.
d) Dokumen-dokumen mengenai perijinan dan
persetujuan perusahaan.
e) Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
DOKUMEN permasalahan kepegawaian perusahaan.
f) Dokumen-dokumen mengenai asuransi
perusahaan.
g) Dokumen-dokumen mengenai pajak
perusahaan.
h) Dokumen-dokumen yang berkenaan dengan
terkait atau tidak terkaitnya perusahaan dengan
tuntutan dan/atau sengketa baik didalam
maupun diluar pengadilannya
TINDAKAN HUKUM LAIN

Pemberian Jasa Hukum oleh JPN di luar Penegakan


Hukum, Bantuan Hukum, Pelayanan Hukum dan
Pertimbangan Hukum dalam rangka
menyelamatkan dan memulihkan
Keuangan/Kekayaan Negara serta menegakkan
kewibawaan pemerintah antara lain untuk bertindak
sebagai konsiliator, mediator atau fasilitator dalam
hal terjadi sengketa atau perselisihan antar Negara
atau Pemerintah
FASILITASI

Cara penyelesaian permasalahan yang .


dibantu oleh fasilitator untuk
memfasilitasi para pihak yang mempunyai
permasalahan tanpa terlalu jauh masuk
dalam materi permasalahan, antara lain
dengan memfasilitasi pertemuan antara
para pihak, menyampaikan pertukaran
pandangan para pihak tentang solusi yang
memungkinkan, memfasilitasi negosiasi.
MEDIASI

cara penyelesaian sengketa melalui


proses perundingan (negosiasi) yang
dibantu oleh pihak ke tiga yang
netral (mediator) untuk
mengidentifikasi permasalahan dan
mendorong tercapainya kesepakatan
yang dibuat para pihak sendiri
KONSILIASI

Cara penyelesaian sengketa melalui


proses perundingan (negosiasi) yang
dibantu oleh pihak ketiga yang netral
(konsiliator) untuk mengindentifikasikan
masalah, menciptakan pilihan-pilihan,
memberikan pertimbangan pilihan
penyelesaian serta memberikan
masukan/konsep/proposal perjanjian
penyelesaian sengketa
Tindakan Hukum Lain yang dilakukan baik sebagai Konsiliator,
Mediator maupun Fasilitator, harus didasarkan atas persetujuan
dari kedua belah pihak secara tertulis.

Sebagai Konsiliator, Mediator dan Fasilitator, Jaksa Pengacara


Negara merupakan pihak yang netral (tidak memihak salah satu
Pihak) dan membantu menyelesaikan Sengketa antar Para Pihak

PEMERINTAH/ BUMN NETRAL PEMERINTAH/ BUMN

JP
N
PELAYANAN HUKUM

Pemberian Jasa Hukum oleh JPN secara tertulis maupun lisan kepada
masyarakat, yang meliputi orang perorangan dan badan hukum,
terkait masalah Perdata dan Tata Usaha Negara dalam bentuk
konsultasi, pendapat dan informasi. Terbatas pada permasalahan
Perdata dan Tata Usaha Negara.

JPN tidak dapat memberikan penilaian ataupun pembenaran


terhadap permasalahan yang disampaikan, namun hanya
memberikan petunjuk mengenai hak dan kewajiban
Pemohon dalam permasalahan terkait berdasarkan
hukum acara serta peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
PERORANGAN
OBJEK
BADAN
HUKUM memberikan konsultasi,
pendapat dan informasi
PELA- kepada Pemohon secara
YANAN LISAN lisan yang ditindaklanjuti
dengan laporan dalam
HUKUM bentuk nota dinas kepada
Pimpinan Satuan Kerja.
CARA
Membuat suatu kajian
untuk selanjutnya
Pimpinan Satuan Kerja
TERTULI
memberikan Pelayanan
S Hukum dalam bentuk
surat kepada Pemohon
Pelayanan Hukum
PERKARA PENTING
Permasalahan Hukum Perdata dan TUN Penting
adalah Permasalahan Hukum yang berkaitan
langsung dengan :
- Pelepasan dan Perolehan Hak,
- Penegakan Hukum,
- Pelaksanaan Wewenang dan Tugas yang
Menarik Perhatian Masyarakat,
- Sinkronisasi Peraturan Perundang Undangan,
serta
- Hal-hal yang ditentukan oleh Pimpinan secara
khusus sebagai Permasalahan Hukum Perdata
dan TUN Penting
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai