PEMBIMBING:
dr. Rani, Sp.KK., M.Kes., FINDV
Disusun Oleh :
Ruhbaniyah (2018086016480)
Pendahuluan
A. Definisi Ektima
Ektima adalah ulkus superfisial dengan krusta di atasnya disebabkan infeksi
oleh Streptococcus. Pada umumnya mengenai usia anak-anak dengan
predileksi tempat yang mudah terkena trauma, seperti tungkai dan bokong.
Etiologi
01 Streptococcus Beta
Hemolyticus
Atau 02 Staphylococcus aureus
Step 01 Step 03
Patogenesis
1. Anamnesa
Seringkali pasien datang ke dokter dengan keluhan adanya luka dan gatal.
Terjadi dalam waktu yang lama akibat trauma berulang, seperti gigitan
serangga. Riwayat penyakit sebelumnya. Misalnya, Diabetes melitus dapat
menyebabkan penyembuhan luka yang lama.
2. Pemeriksaan fisik
Lokalisasi : ekstremitas bawah, wajah dan ketiak
Efloresensi : awalnya berupa pustul kemudian pecah membentuk ulkus yang
tertutupi krusta tebal.
Diagnosis
3. Pemeriksaan penunjang
biopsi kulit dengan jaringan dalam untuk pewarnaan Gram dan kultur
pemeriksaan histopatologi : didapatkan peradangan dalam yang diinfeksi
kokus. Pada dermis, ujung pembuluh darah melebar dan terdapat sebukan sel
PMN.
Krusta yang berat menutupi permukaan dari ulkus pada ektima
Faktor resiko
2. Topikal
Pengobatan topikal digunakan jika
infeksi terlokalisir, tetapi jika luas
maka digunakan pengobatan
sistemik. Contohnya Neomisin,
Asam fusidat 2%, Mupirosin, dan
Basitrasin
Prognosis dan komplikasi
ᴥEktima sembuh secara perlahan, tetapi biasanya meninggalkan jaringan parut (skar).
Beberapa lesi lambat untuk sembuh, membutuhkan beberapa minggu perawatan antibiotik
untuk resolusi.
ᴥ Ektima juga dapat menetap selama beberapa minggu dan terjadi komplikasi skar. Infeksi
dapat menyebar akibat autoinokulasi, melalui vektor serangga, atau sequelae dari post
streptokokal.
ᴥMenjaga higiene perorangan yang baik dan lingkungan serta dapat membatasi penularan.
Nama : Tn. AA
Tanggal Lahir : 03-06-1990
Umur : 31 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Hamadi
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku : Sulawesi Selatan
Tanggal pemeriksaan: 11-10-2021
Anamnesis
Perjalanan penyakit :
awalnya timbul gelembung kecil berisi nanah seperti bisul, gatal, pasien
menggaruk daerah yang gatal tersebut kemudian dalam beberapa hari bisul itu
pecah dan menimbulkan luka dengan mengeluarkan cairan kuning dan darah
yang mengering disertai rasa gatal dan pasien sempat mengalami demam.
NEXT. . .
TD :90/70 mmHg
N : 70x/menit
Tanda-tanda vital RR : 20x/menit
SB : 36,8◦C
SpO2: 99 %
Pemeriksaan fisik
Paru
ᴥ Pergerakan dada simetris,retraksi (-/-), Ekspansi dada (+) Dextra = Sinistra. Suara napas vesikuler/vesikuler, wheezing
(-/-), rhonki (-/-).
Jantung
ᴥ Thrill (-), BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan fisik
Status Lokalis
ᴥ Lokasi I: regio cruris anterior dextra
terdapat ulkus dangkal dengan krusta
tebal diatasnya
ᴥ Lokasi II: regio cruris anterior dextra
terdapat beberapa vesikulopustul dan
beberapa yang telah pecah dengan
krusta diatasnya.
Diagnosis Kerja :
Ektima
Diagnosis banding :
ᴥ Impetigo Krustosa
ᴥ folikulitis
Penatalaksanaan
Farmakologi
ᴥ Clindamicyn 2x300mg
ᴥ As. Fusidat cr. 2% 2 x 1
ᴥ As. Mefenamat 2x500 mg
ᴥ Nacl 0,9% (untuk membersihkan luka)
Non farmakologi
ᴥ Edukasi pasien untuk menjaga kebersihan diri, rajin membersihkan luka dan
mematuhi pengobatan yang diberikan untuk menyembuhkan luka
Anamnesa Pembahasan
Teori Pasien
manifestasi klinis diawali dengan vesikel atau awalnya timbul gelembung berisi nanah dan gatal
dalam beberapa hari. pasien menggaruk daerah
vesikulopustul yang membesar dan gatal dalam
yang gatal tersebut sehingga menimbulkan
beberapa hari akan pecah menjadi berkrusta
tebal dan lekat. Ketika krusta diangkat terdapat beberapa gelembung-gelembung berisi nanah (pus)
yang baru. Dalam beberapa hari gelembung itu
ulkus dengan bentuk seperti piring superfisial pecah dan menjadi ulkus disertai krusta yang tebal
dengan dasar yang kemerahan dan tepi yang
meninggi. dengan kemerahan disekitar luka dan tepi yang
meninggi
Tatalaksana
Pada kasus Tn.AA diberikan terapi topical dan sistemik, serta anti analgetik
berupa As. Mefenamat 2x 500mg karena pasien mengeluhkan nyeri pada luka.
Terapi sistemik berupa Clindamycin 300 mg sesuai dengan teori terapi sistemik
pada ektima berupa clindamycin 15mg/kgBB/hari Jika penderita telah
mengalami gejala sistemik seperti, demam, dan nyeri. Pemberian Clindamycin
yang merupakan obat yang bekerja dengan cara memperlambat dan
menghentikan perkembangbiakan bakteri (menyebarluaskan bakteri).
Terapi
terapi topikal berupa fusidat acid cr. 2%, dimana As. fusidat 2%
merupakan obat topikal yang digunakan untuk mengobati lesi primer dan
sekunder pada kulit akibat infeksi bakteri Streptococcus.
Namun, terapi yang sangat efektif pada kasus ektima ialah kebersihan
perorangan (personal hygine). Oleh karena itu, pada kasus ini diberikan
edukasi kepada pasien untuk menjaga kebersihan diri, dan untuk
membersihkan luka atau ulkus setiap hari dengan menggunakan cairan Nacl
0,9%, dan juga menggunakan kassa steril.
Kesimpulan
Telah dilaporkan sebuah kasus dengan diagnosis Ektima pada seorang Laki-
laki usia 31 tahun berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Kemudian
pasien diberikan terapi berupa clindamycin 300 mg 2 x 1, as. fucidate cr. 2%
2 x1, dan As. mefenamat 2x500mg, serta di edukasikan kepada pasien
untuk menjaga personal hygine dengan cara membersihkan luka dengan
cairan Nacl 0,9% dan dilanjutkan dengan pemberian terapi topikalnya.
Prognosis pada kasus ini yaitu dubia ad bonam. Ektima sembuh secara
perlahan, tetapi biasanya meninggalkan jaringan parut (skar).
Terima kasih
Any questions?