• Suatu kesatuan bagian-bagian. • Saling berhubungan, saling ketergantungan. • Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama. • Terjadi dalam suatu lingkungan yang komplek. Filsafat adalah upaya manusia mencari kebijaksanaan hidup dalam membangun peradaban manusia. Pancasila dalam filsafat digunakan sebagai objek dan subjek. Objek untuk dicari landasan filosofi nya dan subjek untuk mengkritisi aliran filsafat yang berkembang. Maka dari itu Pancasila harus menjadi orientasi pelaksanaan sistem politik dan pembangunan nasional. Pancasila sebagai Sistem Filsafat adalah kesatuan dari berbagai unsur yang memiliki fungsi tersendiri, tujuan yang sama, saling keterikatan dan ketergantungan. Pancasila disebut sebagai filsafat karena merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam oleh para founding fathers atau pendiri bangsa Indonesia Pancasila memiliki 3 landasan pijak filosofis yaitu Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis. Ontologis dalam filsafat adalah tentang hakikat yang paling mendalam dan paling umum(mendasar). Epistemologis adalah tentang sifat dasar pengetahuan. Aksiologis adalah tentang penelitian tentang nilai-nilai. Landasan Ontologis Pancasila adalah pemikiran filosofis atas sila-sila Pancasila sebagai dasar filosofis negara Indonesia. Menurut Sephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss, ontology bergadapan dengan sifat makhluk hidup, dimana ada 3 mainstream utama yaitu Determinisme, pragmatisme, dan kompromisme. Pancasila sebagai dasar filosofis negara Indonesia sebagai Ontologis, pada sila ke: 1. Hal kebebasan beragama dan menghormati satu sama lain. 2.Setiap orang memiliki martabat, HAM, keadilan yang sama. 3.Ada perbedaan tapi tetap satu (rasa kebangsaan Indonesia) 4.Sistem demokrasi melalui musyawarah demi tercapainya mufakat untuk menghindari dikotomi mayoritas dan minoritas. 5.Seharusnya, tidak ada kemiskinan dalam negara merdeka (adil secara social) Landasan Epistemologis Pancasila artinya nilai-nilai Pancasila digali dari pengalaman bangsa Indonesia yang kemudian disintesiskan melalui pandangan komprehensif kegidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Berdasarkan Epistemologi (pengetahuan), Filosofi Pancasila pada sila ke: 1.Pengalaman kehidupan beragama bangsa Indonesia. 2.Pengalaman ditindas penjajah selama berabad-abad. 3.Pengalaman terpecah belahnya bangsa atas adu domba Belanda melaluit politik Devide et Impera. 4.Pengalaman budaya turun menurun bangsa Indonesia dalam bermusyawarah mufakat. 5.Pengalaman budaya turun menurun bangsa Indonesia dalam bergotong royong Landasan Aksiologis Pancasila artinya nilai atau kualitas yang terkandung dalam sila-sila Pancasila. Pancasila mengandung spiritualitas, kemanusiaan, solidaritas, musyawarah, dan keadilan. Pancasila merupakan sumber nilai untuk memahami hidup berbangsa dan bernegara secara utuh. Nilai-nilai dari Pancasila berdasarkan filosofinya yaitu sila ke: 1.Kualitas monoteis, spiritual, kekudusan, dan sakral. 2.Martabat, harga diri, kebebasan, dan tanggung jawab. 3.Solidaritas dan kesetiakawanan. 4.Demokrasi, musyawarah, mufakat, dan berjiwa besar. 5.Kepedulian dan gotong royong. Pancasila merupakan dasar filsafat kenegaraan Indonesia sekaligus falsafah hidup bangsa. Pancasila memuat nilai kearifan lokal yang sudah ada di tengah-tengah masyarakat sejak lama. Itulah sebabnya Ir. Soekarno enggan disebut sebagai “pencipta” Pancasila. • "Aku tidak mengatakan bahwa aku menciptakan Pancasila. Apa yang kukerjakan hanyalah menggali jauh ke dalam bumi kami, tradisi- tradisi kami sendiri, dan aku menemukan lima butir mutiara yang indah", ungkap Bung Karno dalam pidato perumusan Pancasila Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang saling berkaitan, bahkan saling berkualifikasi antara satu sila dengan sila lainnya sehingga membentuk suatu struktur yang menyeluruh untuk tujuan tertentu. Pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila yaitu tentang hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dan dengan masyarakat bangsa. Menurut Ruslan Abdul Gani, Pancasila disebut sebagai filsafat karena merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam oleh para founding fathers atau pendiri bangsa Indonesia. Pancasila merupakan sistem filsafat karena memenuhi ciri-ciri berpikir kefilsafatan. Yaitu: Bersifat koheren Berhubungan satu sama lain dan tidak mengandung pernyataan yang saling bertentangan. Meskipun berbeda tetap saling melengkapi dan tiap bagian mempunyai fungsi dan kedudukan tersendiri. Bersifat menyeluruh • Pancasila dapat mewadahi semua kehidupan dan dinamika masyarakat di Indonesia. Bersifat mendasar • Pancasila dirumuskan berdasarkan inti mutlak tata kehidupan manusia untuk menghadapi diri sendiri, sesama manusia, dan Tuhan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Bersifat spekulatif • Pancasila sebagai dasar negara pada mulanya merupakan buah pikir dari tokoh-tokoh kenegaraan, yang kemudian dibuktikan kebenarannya melalui rangkaian diskusi dan dialog panjang dalam sidang BPUPKI dan PPKI. Karakteristik sistem filsafat Pancasila yaitu: 1. Pancasila merupakan kesatuan bagian-bagian yang disusun secara hierarkis. 2. Tiap sila Pancasila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak saling bertentangan. 3. Di antara sila-sila Pancasila ada hubungan yang saling mengikat antara yang satu dengan yang lain, sehingga Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat, dapat digambarkan sebagai berikut: • Sila 1 meliputi, mendasari, dan menjiwai sila 2, 3, 4, dan 5. • Sila 2 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, serta mendasari dan menjiwai sila 3, 4, dan 5. • Sila 3 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, serta mendasari dan menjiwa; sila 4 dan 5. • Sila 4 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, dan 3, serta mendasari dan menjiwai sila 5. • Sila 5 diliputi, didasari, dan dijiwai sila 1, 2, 3, dan 4.