Anda di halaman 1dari 49

Pertemuan: 2-3

POKOK BAHASAN II:


PANCASILA DALAM KAJIAN
SEJARAH BANGSA INDONESIA

SULFA
HP 0852 4268 5043
KAPAN PANCASILA ?

FASE-FASE PENCARIAN, PENEMUAN & PENGIMPLEMENTASIAN


NILAI PANCASILA;
1. MASA KERAJAAN SRIWIJAYA, DAN MAJAPAHIT
2. PERJUANGAN KEMERDEKAAN / NEGARA HINDIA BELANDA 350 TH,
DAN
PENDUDUKAN JEPANG 3,5 TAHUN
3. NEGARA REPUBLIK INDONESIA 1945
4. NEGARA RIS 1949
5. NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDO 1950
6. ORDE LAMA 1959-1965
7. ORDE BARU 1966-1998
8. REFORMASI 1999
SUB POKOK BAHASAN
1. Pancasila (Nilai2 Pancasila) Pada Masa Kerajaan Nasional:
Sriwijaya dan Majapahit
2. Pancasila Pada Zaman Penjajahan Belanda
3. Pancasila Pada Zaman Penjajahan Jepang/Pra Kemerdekaan
4. Peranan dan Fungsi Pancasila
5. Pelaksanaan Pancasila pada Masa Awal Kemerdekaan RI
1945-1949
6. Pancasila Pada Masa Negara RIS 1949
7. Pancasila Masa NKRI 1950 /orde lama
8. Pancasila Pada Masa orde Baru
9. Pancasila Pada Masa Reformasi
“Jangan Sekali-
kali Meninggalkan
Sejarah”

- SOEKARNO -
I. Pancasila (Nilai2 Pancasila) Pada
Masa Kerajaan Nasional:
Sriwijaya dan Majapahit
Nilai2 Pancasila Kerajaan Sriwijaya
Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya umat agama
Budha dan Hindu hidup berdampingan secara damai.
Nilai sila kedua, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan
India (Dinasti Harsha). Pengiriman para pemuda untuk belajar
di India. Telah tumbuh nilai-nilai politik luar negeri yang bebas
dan aktif.
Nilai sila ketiga, sebagai Negara maritim, menerapkan konsep
Negara kepulauan, sesuai dengan konsepsi wawasan nusantara.
Nilai sila keempat, memiliki kedaulatan yang sangat luas,
meliputi (Indonesia sekarang) Siam, dan Semenanjung Melayu.
Nilai sila kelima, menjadi pusat pelayanan dan perdagangan,
sehingga kehidupan rakyatnya sangat makmur.
Nilai2 Pancasila Kerjaan Majapahit
Pengamalan Sila 1, terbukti pada waktu agama Hindu dan
Budha hidup berdampingan secara damai
Sila ke 2, yaitu hubungan Raja Hayam Wuruk dengan
kerajaan Tiongkok, Ayoda, Champa, dan Kamboja.
Sila ke 3, keutuhan kerajaan, khususnya Sumpah Palapa.
“saya tidak akan makan buah palapa sebelum nusantara
bersatu”
Sila ke 4, nilai-nilai musyawarah dan mufakat juga telah
dilakukan oleh system pemerintahan kerajaan Majapahit.
Sila ke 5, ditopang dengan kesejahteraan dan kemakmuran
rakyatnya sebagai negara agraris
 Bahkan pada masa Kerajaan Majapahit, istilah Pancasila
dikenali yang terdapat dalam buku Nagarakertagama
karangan Prapanca dan buku Sutasoma karangan Empu
Tantular.
 Dalam buku tersebut istilah Pancasila di samping mempunyai
arti “berbatu sendi yang lima” (dalam bahasa Sansekerta),
juga mempunyai arti “pelaksanaan kesusilaan yang lima”
(Pancasila Krama), yaitu
1. Tidak boleh melakukan kekerasan
2. Tidak boleh mencuri
3. Tidak boleh berjiwa dengki
4. Tidak boleh berbohong
5. Tidak boleh mabuk minuman keras
(Darmodihardjo, 1978: 6).
II. Nilai Pancasila Pada Masa
Penjajahan (Belanda)
• Timbulnya kesadaran bersama “nasionalisme” (kebangkitan nasional
20 Mei 1908) akibat kegagalan melakukan perlawanan sendiri-
sendiri melawan Belanda.
• Satu tonggak sejarah yang merefleksikan dinamika kehidupan
kebangsaan yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila adalah
termanifestasi dalam Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928
yang berbunyi,
1. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang
satu, tanah air Indonesia;
2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu,
bangsa Indonesia;
3. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia.
III. Pancasila Pra Kemerdekaan
(Zaman Penjajahan Jepang)
Dr. Radjiman Wediodiningrat,
selaku Ketua Badan dan Penyelidik Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr.
Usaha Persiapan Kemerdekaan Muhammad Yamin mengusulkan calon
(BPUPK), pada tanggal 29 Mei 1945, rumusan dasar negara Indonesia sebagai
meminta kepada sidang untuk berikut:
mengemukakan dasar (negara) 1) Peri Kebangsaan
Indonesia merdeka. 2) Peri Kemanusiaan
3) Peri Ketuhanan
4) Peri Kerakyatan
Prof. Dr. Soepomo pada tanggal 5) Kesejahteraan Rakyat.
30 Mei 1945 mengemukakan
teori-teori Negara, yaitu: Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 yang
1) Teori negara perseorangan mengusulkan lima dasar negara yang terdiri dari:
(individualis) 1) Nasionalisme (kebangsaan Indonesia)
2) Paham negara kelas 2) Internasionalisme (peri kemanusiaan)
3) Paham negara integralistik. 3) Mufakat (demokrasi)
4) Kesejahteraan sosial
5) Ketuhanan Yang Maha Esa
(Berkebudayaan) (Kaelan, 2000: 37-40)
Rumusan Dasar Negara Soepomo
(31 MEI 1945)
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan Lahir dan Batin
4. Musyawarah
5. Keadilan Rakyat
PIAGAM JAKARTA 22-6-1945
1. Ketoehanan, dengan kewajiban mendjalankan sjariat Islam
bagi pemeloek-pemeloeknja

2. Kemanoesiaan jang adil dan beradab

3. Persatoean Indonesia

4. Kerakjatan jang dipimpin oleh hikmat, kebidjaksanaan dalam


permoesjawaratan/perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seloeroeh Rakjat Indonesia.


PROKLAMASI

Kami bangsa Indoesia dengan ini menyatakan kemerdekaan


Indonesia
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-
lain., diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam
tempoh yang sesingkat-singkatnya.

Jakarta 17-8-1945
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno-Hatta
Isi Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17
Agustus 1945 sesuai dengan semangat
yang tertuang dalam Piagam Jakarta
tanggal 22 Juni 1945.
Piagam Jakarta berisi garis-garis
pemberontakan melawan imperialisme-
kapitalisme dan fasisme serta memuat dasar
pembentukan Negara Republik Indonesia

Disahakan menjadi Preambule


UUD 1945 oleh PPKI pada tanggal
18 Agustus 1945
Pengesahan UUD 1945
Tgl 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan
sidang menyempurnakan dan mengesahkan
UUD 1945..
Memilih Presiden dan Wakil Presiden
Pertama.
Menetapkan berdirinya Komite Nasional
Indonesia Pusat sebagai Badan Musyawarah
Darurat.
IV. Pancasila Masa NEGARA REPUPLIK
INDONESIA 18-8-1945 s/d 27-12-1949

 PENGESAHAN UUD NRI 18 AGUSTUS 1945


 RUMUSAN PANCASILA DASAR NEGARA ALINE IV
PEMBUKAAN UUD 1945;
1. KETUHANAN YANG MAHA ESA
2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
3. PERSATUAN INDONESIA
4. KERAKYATAN YANG DIMPIN OLEH HIKMAD
KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN /
PERWAKILAN
5. KEADILAN SOSIALBAGI SELURUH RAKYAT
INDONESIA
Peranan dan Fungsi Pancasila
1. Pancasila sebagai Dasar Negara
2. Pancasila sebagai Sumber Hukum Dasar Nasional.
3. Pancasila sebagai Pandangan hidup Bangsa
Indonesia
4. sebagai Jiwa dan Kepribadian Bangsa Indonesia
5. sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia
6. Pancasila sebagai Ideologi Negara
7. Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa
1. Pancasila sebagai Dasar Negara
 Pancasila sebagai Dasar Negara atau sering juga
disebut sebagai Dasar Falsafah Negara, hal ini
mengandung pengertian bahwa Pancasila sebagai
dasar mengatur penyelenggaraan pemerintahan. 
 Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara
mempunyai fungsi dan kedudukan sebagai kaidah
Negara yang fundamental atau mendasar, sehingga
sifatnya tetap, kuat dan tidak dapat dirubah oleh
siapapun, termasuk oleh MPR/DPR hasil pemilihan
umum.
2. Pancasila sebagai Sumber Hukum
Dasar Nasional/ sumber segala hukum
 Dalam ilmu hukum istilah sumber hukum berarti
sumber nilai-nilai yang menjadi penyebab timbulnya
aturan hukum.
Jadi dapat diartikan Pancasila sebagai Sumber hukum
dasar nasional, yaitu segala aturan hukum yang
berlaku di negara kita tidak boleh bertentangan dan
harus bersumber pada Pancasila.
3. Pancasila sebagai Pandangan
hidup Bangsa Indonesia.
 Pancasila sebagai Pandangan Hidup bangsa atau
Way of Life mengandung makna;
 semua aktifitas kehidupan bangsa Indonesia
sehari-hari harus sesuai dengan sila-sila dari pada
Pancasila,
karena Pancasila juga merupakan kristalisasi dari
nilai-nilai yang dimiliki dan bersumber dari
kehidupan bangsa Indonesia sendiri.
4. Pancasila sebagai Jiwa dan Kepribadian Bangsa
Indonesia.

Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir


bersamaan adanya Bangsa Indonesia.
Jadi Pancasila lahir dari jiwa
kepribadian bangsa Indonesia yang
terkristalisasi nilai-nilai yang
dimilikinya.
5. Pancasila sebagai Perjanjian
Luhur Bangsa Indonesia.
 Pada saat bangsa Indonesia bangkit untuk hidup
sendiri sebagai bangsa yang merdeka, bangsa
Indonesia telah sepakat untuk menjadikan Pancasila
sebagai Dasar Negara.
Kesepakatan itu terwujud pada tanggal 18 Agustus
1945 dengan disahkannya Pancasila sebagai Dasar
Negara oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) yang mewakili seluruh bangsa Indonesia.
6. Pancasila sbg Ideologi Negara
Pancasila sebagai Ideologi Negara merupakan tujuan
bersama Bangsa Indonesia yang diimplementasikan
dalam Pembangunan Nasional yaitu mewujudkan
masyarakat adil dan makmur yang merata material dan
spiritual berdasarkan Pancasila dalam wadah Negara
Kesatuan RI yang merdeka, berdaulat, bersatu dan
berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan
bangsa yang aman, tentram, tertib dan dinamis serta
dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka,
bersahabat, tertib dan damai.
7. Pancasila sbg Pemersatu Bangsa

Bangsa Indonesia yang pluralis dan wilayah


Nusantara yang terdiri dari berbagai pulau-pulau,
maka sangat tepat apabila Pancasila dijadikan
Pemersatu Bangsa, hal ini dikarenakan Pancasila
mempunyai nilai-nilai umum dan universal sehingga
memungkinkan dapat mengakomodir semua
perikehidupan yang berbhineka dan dapat diterima
oleh semua pihak.
Pelaksanaan Pancasila :
Masa Perjuangan Mempertahankan dan mengisi
Kemerdekaan

Pasca Kemerdekaan 1945 sistem bernegara diatur


berdasarkan pasal dalam aturan peralihamn UUD45
 Pasal I. PPKI mengatur dan menyelenggarakan kepindahan
pemerintahan kepada pemerintahan Indonesia.
 Pasal II. Segala badan Negara dan peraturan yang ada masih
langsung berlaku, selama belum diadakan yang baru menurut
undang-undang dasar itu.
 Pasal III. Untuk pertama kali Presiden dan
Wakil Presiden dipilih oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia.
 Pasal IV. Sebelum MPR dan DPA dibentuk
menurut undang-undang dasar ini, segala
kekuasaannya dijalankan oleh Presiden
dengan bantuan Komite Nasional Pusat.
 Maklumat wakil presiden no.X 1945 KNIP
diberi tugas melaksanakan tugas legislatif.
 Sistem pemerintahan presidentil berubah ke
sistem parlementer
Agresi Militer Belanda

1. Belanda dan menduduki wilayah Republik Indonesia tersebut


dilakukan dengan cara membonceng tentara Sekutu yang
bertugas melucuti tentara Jepang di Indonesia, setelah Jepang
menyatakan kekalahannya dalam Perang Dunia II.
2. Beberapa daerah di mana Belanda mendudukinya diusahakan
terbentuknya Negara-negara kecil yang bersifat kedaerahan
beserta dengan pemerintahannya. Sejak itu wilayah negeri
Republik Indonesia berkembang menjadi 2 pemerintahan, yaitu
sebagai berikut.
V. PANCASILA PADA MASA
Terbentuknya NEGARA RIS 1949 - 1950
Sikap dan usaha Belanda tersebut dimana-
mana mendapat tantangan dan perlawanan
sengit dari bangsa Indonesia.
Berdasarkan kenyataan itu, maka
diusahakan cara lain untuk menghadapi
pemerintahan Republik Indonesia, yaitu
diusahakan terbentuknya Negara Republik
Indonesia hanya akan berstatus sebagai
Negara bagian saja.
Dalam rangka maksud Belanda itu, maka dibentuk
Komite Indonesia Serikat sebagai usaha membentuk
Negara Republik Indonesia Serikat. Belanda telah
berhasil membentuk Negara-negara kecil, yaitu
sebagai berikut.
Negara Indonesia Timur (1946).
Negara Sumatera Timur (1947).
Negara Pasundan (1948).
Negara Sumatera Selatan (1948).
Negara Jawa Timur (1948). (6) Negara Madura (1948).
Rumusan Pancasila Negara RIS
Dalam konstitusi RIS yang berlaku tanggal 29 Desember
1949 sampai dengan 17 Agustus 1950, rumusan Pancasila
adalah:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial
VI. Negara Kesatuan RI (NKRI) UUDS1950-1959
(awal orde lama)

UUDS mulai berlaku tangal 17 Agustus 1950 sampai


tanggal 5 Juli 1959 adalah seperti rumusan yang ada
dalam Konstitusi RIS yaitu :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kedaulatan Rakyat
5. Keadilan Sosial
VII. RUMUSAN PANCASILA (masa orde lama)
SETELAH DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959

1. KETUHANAN YANG MAHA ESA


2. KEMANUSIAAN YANG ADILDAN BERADAB
3. PERSATUAN INDONESIA
4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH
HIKMAD KEBIJAKSANAAN DALAM
PERMUSYAWARATAN PERKWAKILAN
5. KEADILAN SOSIALBAGI SELURUH RAKYAT
INDONESIA
Masa Orde Lama:
Awal dekade 1950-an muncul inisiatif dari
sejumlah tokoh yang hendak melakukan
interpretasi ulang terhadap Pancasila. Masa Orde
Lama;
1.Memandang Pancasila tidak hanya
kompromi politik melainkan sebuah
filsafat sosial atau weltanschauung
bangsa.
2.Pancasila sebagai sebuah kompromi
politik antara golongan nasionalis
netral agama mengenai dasar negara.
Pancasila Era Orde Lama

Presiden Soekarno turun


Terjadi pergolakan tangan dengan sebuah Dekrit
kembali, antara Presiden yang disetujui oleh
Pancasila dalam kabinet tanggal 3 Juli 1959,
Piagam Jakarta atau dan diumumkan secara resmi
oleh presiden pada tanggal 5
yang telah disepakati Juli 1959 pukul 17.00 di
di sidang PPKI depan Istana Merdeka

Konstituante
mengalami kebuntuan
pada bulan juni 1959
Apa kemudian Isi dari DEKRIT
PRESIDEN tersebut?

Dekrit Presiden tersebut berisi:


1. Pembubaran konstituante;
2. Undang-Undang Dasar 1945
kembali berlaku; dan
3. Pembentukan Majelis
Permusyawaratan Rakyat
Sementara
4. Pembentukan DPASementara.
Kemudian Muncul babak baru Pasca
Dekrit Presiden 5 Juli 1959

Ir. Soekarno memberi tafsir Pancasila sebagai satu


kesatuan paham dalam doktrin “Manipol”. Manifesto
politik (manipol) adalah materi pokok dari pidato
Soekarno tanggal 17 Agustus 1959 berjudul
“Penemuan Kembali Revolusi Kita” yang kemudian
ditetapkan oleh Dewan Pertimbangan Agung (DPA)
menjadi Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN).
Ir. Soekarno menghendaki persatuan di antara beragam
golongan dan ideologi termasuk komunis, di bawah satu
payung besar, bernama Pancasila (doktrin Manipol),
sementara golongan antikomunis mengkonsolidasi diri
sebagai kekuatan berpaham Pancasila yang lebih “murni”
dengan menyingkirkan paham komunisme yang tidak ber-
Tuhan (ateisme) (Ali, 2009: 34).

Melatarbelakangi
munculnya Era Orde
Baru
VIII. Pancasila Era Orde Baru
Pada peringatan hari lahir Pancasila, 1 Juni 1967
Presiden Soeharto mengatakan, “Pancasila makin
banyak mengalami ujian zaman dan makin bulat
Soekarno
tekad kita mempertahankan Pancasila”. Selain itu,
dilengserkan oleh
Presiden Soeharto juga mengatakan, “Pancasila sama
MPRs, dan Jend.
sekali bukan sekedar semboyan untuk
Soeharto
dikumandangkan, Pancasila bukan dasar falsafah
kemudian
negara yang sekedar dikeramatkan dalam naskah
memegang kendali
UUD, melainkan Pancasila harus diamalkan
(Setiardja, 1994: 5)

pada tahun 1968 Presiden Soeharto mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 12 tahun 1968
yang menjadi panduan dalam mengucapkan Pancasila sebagai dasar negara, yaitu:
Satu : Ke-Tuhan-an Yang Maha Esa
Dua : Kemanusiaan yang adil dan beradab
Tiga : Persatuan Indonesia
Empat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan
Lima : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Instruksi Presiden tersebut mulai berlaku pada tanggal 13 April 1968.
Pada tanggal 22 Maret 1978 ditetapkan ketetapan (disingkat TAP) MPR
Nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (Ekaprasetya Pancakarsa)

Pada bulan Agustus 1982 Pemerintahan Orde Baru menjalankan “Azas


Tunggal” yaitu pengakuan terhadap Pancasila sebagai Azas Tunggal, bahwa
setiap partai politik harus mengakui posisi Pancasila sebagai pemersatu
bangsa (Pranoto dalam Dodo dan Endah (ed.), 2010)

Pancasila hanya
dijadikan sebagai
legitimasi kekuasaan

Adanya kesadaran dan timbullah gerakan masyarakat yang


dipelopori oleh mahasiswa, cendekiawan dan masyarakat sebagai
gerakan moral politik yang menuntut adanya “reformasi” di segala
bidang politik, ekonomi dan hukum
Pancasila sebagai Asas Tunggal
Dalam pidato kenegaraan didepan DPR-RI tanggal 16 Agustus
1982, Presiden Soeharto mengemukakan gagasannya mengenai
penerapan asas tunggal Pancasila atas partai-partai politik.
Beliau mengharapkan agar pancasila dijadikan dasar filosofis
Negara Indonesia, tiap golongan hendaknya menerima anjuran
filosofis ini dengan catatan bahwa tiap golongan berhak
memperjuangkan aspirasinya masing-masing dalam mengisi
kemerdekaan.
Dengan adanya pidato presiden tersebut ada dorongan
menjadikan pancasila sebagai satu-satunya asas. Hal ini berarti
pencantuman asas lain yang sesuai dengan aspirasi, cirri khas,
dan karakteristik partai politik tidak diperkenalkan lagi.
Pelaksanaan Pancasila
Demokrasi Pancasila
Penyelenggaraan Pemilu setiap 5 tahun
Pembatasan Partai Politik
Orde Baru P4 (Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila) Ekaprasetya
Pancakarsa. Tekad melaksanakan
Pancasila dan UUD1945 secara murni
dan konsekuen.
Pancasila dijadikan sebagai asas tunggal
dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
IX. Pancasila dalam Era Reformasi

Mei 1998, Rezim


Orde Baru
tumbang oleh PHOBIA
reformasi PANCASILA

Lunturnya
Nilai-Nilai
Pancasila
Pancasila menjadi dasar Negara Republik
Indonesia secara normatif, tercantum dalam
ketetapan MPR. Ketetapan MPR Nomor
XVIII/MPR/1998 Pasal 1 menyebutkan bahwa
“Pancasila sebagaimana dimaksud dalam
Pembukaan UUD 1945 adalah dasar negara dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia harus
dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan
bernegara” (MD, 2011).
Pancasila sebagai dasar negara, Pancasila pun menjadi
sumber hukum yang ditetapkan dalam Ketetapan MPR
Nomor III/MPR/2000 Pasal 1 Ayat (3) yang menyebutkan,
“Sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila sebagaimana
yang tertulis dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,
yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu Keadilan sosial bagi seluruh
Rakyat Indonesia, dan batang tubuh Undang-Undang Dasar
1945”.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
menyebutkan dalam penjelasan Pasal 2 bahwa: Penempatan
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara
adalah sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea keempat yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan, dan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
.
Menempatkan Pancasila sebagai dasar
dan ideologi negara serta sekaligus
dasar filosofis negara sehingga setiap
materi muatan Peraturan Perundang-
undangan tidak boleh bertentangan
dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila
Reformasi

Di era reformasi ini ada gejala Pancasila ikut


“terdeskreditkan” sebagai bagian dari pengalaman masa
lalu yang buruk. Sebagai suatu konsepsi politik Pancasila
pernah dipakai sebagai legitimasi ideologis dalam
membenarkan negara Orde Baru dengan segala sepak
terjangnya. Sungguh suatu ironi sampai muncul kesan di
masa lalu bahwa mengkritik pemerintahan Orde Baru
dianggap “anti Pancasila“.
Pancasila kembali dijadikan sebagai legitimasi
kekuasaan, yang hampir tidak jauh berbeda dengan
pelaksanaan pancasila pada rezim-rezim terdahulu.
Seharusnya pancasila ditempatkan sebagai legitimasi
moral dan tingkah laku oleh seluruh komponen bangsa
ini.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai